Professional Documents
Culture Documents
Makalah Farmakoterapi Glaukoma
Makalah Farmakoterapi Glaukoma
Disusun Oleh :
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit glaukoma
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit glaukoma
1
3. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan glaukoma primer sudut terbuka dan
tertutup
4. Untuk mengetahui penyebab penyakit glaukoma
5. Untuk mengetahui dan memahami gejala dan tanda penyakit glaukoma
6. Untuk mengetahui, memahami serta mampu menerapkan strategi terapi penyakit
glaukoma
7. Untuk mengetahui, memahami serta mampu mengaplikasikan algoritma terapi
glaukoma
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Menurut Ilyas (2006), Glaukoma berasal dari kata Yunani “ glaukos” yang berarti
hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.
Glaukoma adalah suatu keadaan tekanan intraokuler/tekanan dalam bola mata relatif cukup
besar untuk menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan menyebabkan kelainan lapang
pandang.
Glaukoma merupakan suatu kumpulan gejala yang mempunyai suatu karakteristik
optik neuropati yang berhubungan dengan hilangnya lapangan pandang. Walaupun kenaikan
tekanan intra okuli adalah salah satu dari faktor risiko primer, ada atau tidaknya faktor ini
tidak merubah definisi penyakit. (Skuta, 2009-2010)
2.2 Klasifikasi
Adapun menurut American of Ophthalmology glaukoma dibagi atas:
2.2.1. Glaukoma Primer
a. Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Penyebabnya secara umum adalah sebagai suatu ketidaknormalan pada matriks
ekstraselular trabekular meshwork dan pada sel trabekular pada daerah jukstakanalikuler,
meskipun juga ada di tempat lain. Sel trabekular dan matriks ekstraselular disekitarnya
diketahui ada pada tempat agak sedikit spesifik. Glaukoma sudut terbuka primer terdapat
kecenderungan familial yang kuat. Gambaran patologi utama berupa proses degeneratif
trabekular meshwork sehingga dapat mengakibatkan penurunan drainase humor aquos yang
menyebabkan peningkatan takanan intraokuler. Pada 99% penderita glaukoma primer sudut
terbuka terdapat hambatan pengeluaran humor aquos pada sistem trabekulum dan kanalis
schlemm.
3
b. Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup didefenisikan sebagai aposisi iris perifer terhadap trabekular
meshwork dan menghasilkan penurunan aliran akuos humor melalui sudut bilik mata.
Mekanisme terjadinya glaukoma sudut tertutup dibagi dalam 2 kategori yaitu :
• Mekanisme yang mendorong iris ke depan dari belakang
• Mekanisme yang menarik iris ke depan dan kontak dengan trabecular meshwork
Blok pupil yang terjadi akibat iris yang condong kearah depan sering menyebabkan glaukoma
sudut tertutup. Aliran akuos humor dari posterior ke anterior akan terhalang. Dengan
diproduksinya akuos humor terus-menerus sementara tekanan bola mata terus naik, maka
akan sekaligus menyebabkan terjadinya pendorongan iris menekan jaringan trabekulum
sehingga sudut bilik mata menjadi sempit (Kansky, 2003)
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi anatomis tanpa
ada kelainan lainnya. Adanya peningkatan tekanan intraokuler karena sumbatan aliran keluar
humor aquos akibat oklusi trabekular meshwork oleh iris perifer.
4
Glaukoma infantil atau kongenital primer ini timbul pada saat lahir atau dalam 1 tahun
kehidupannya. Kondisi ini disebabkan kelainan perkembangan sudut bilik depan yang
menghambat aliran akuos humor. Patofisiologi terjadinya ada dua, yang pertama bahwa
ketidaknormalan membran atau sel pada trabekular meshwork adalah mekanisme patologik
primer, yang kedua adalah anomali segmen luas, termasuk insersi abnormal muskulus siliaris.
(Kansky, 2003)
2.3 Perbedaan
No Sudut-Terbuka Sudut-Tertutup
1. Kronik Akut
2. Riwayat keluarga Tidak diturunkan
3. Tidak timbul gejala Timbul gejala
4. Tidak disadari penderita Disadari penderita
5. Paling umum dijumpai Jarang dijumpai
2.4 Penyebab
Penyebab pasti glaukoma sudut terbuka belum pasti diketahui. Peningkatan TIO
(Tekanan Intra Okuler) pada POAG (Primary Open-Angle Glaucoma) disebabkan karena
peningkatan tahanan aliran pada trabekular meshwork dimana dengan pertambahan usia
terjadi proses degenerasi dan sklerosia/iskemik di trabkuler meshwork. Sedangkan pada
glaukoma sudut tertutup primer (PACG) terjadi karena mekanisme terdorongnya iris ke
belakang menyentuh trabekular meshwork menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior
oleh iris ferifer. (Skuta, 2010-2011)
Glaukoma lebih sering terjadi pada umur di atas 40 tahun. Beberapa faktor resiko
lainnya untuk terjadi glaukoma, antara lain :
- Faktor genetik, riwayat glaukoma dalam keluarga.
- Penyakit hipertensi
- Penyakit diabetes dan penyakit sistemik lainnya.
- Kelainan refraksi berupa miopi dan hipermetropi
- Ras tertentu
5
sebagai pencuri penglihatan. Berbeda pada glaukoma akut sudut tertutup, peningkatan tekanan
TIO berjalan cepat dan memberikan gejala mata merah, nyeri dan gangguan penglihatan.
a. Peningkatan TIO (Tekanan Intra Okuler)
Normal TIO berkisar 10-21 mmHg (rata-rata 16 mmHg). Tingginya TIO menyebabkan
kerusakan saraf optik tergantung beberapa faktor, meliputi tingginya TIO dan apakah
glaukoma dalam tahap awal atau lanjut. Secara umum, TIO dalam rentang 20-30 mmHg
biasanya menyebabkan kerusakan dalam tahunan. TIO yang tinggi 40-50 mmHg dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan yang cepat dan mencetuskan oklusi pembuluh darah
retina
b. Halo sekitar cahaya dan kornea yang keruh
Kornea akan tetap jernih dengan terus berlangsungnya pergantian cairan oleh sel-sel
endotel. Jika tekanan meningkat dengan cepat (glaukoma akut sudut tertutup), kornea
menjadi penuh air, menimbulkan halo di sekitar cahaya.
c. Nyeri.
Nyeri bukan karakteristik dari glaukoma primer sudut terbuka.
d. Penyempitan lapang pandang
Tekanan yang tinggi pada serabut saraf dan iskemia kronis pada saraf optik menimbulkan
kerusakan dari serabut saraf retina yang biasanya menghasilkan kehilangan lapang
pandang (skotoma). Pada glaukoma stadium akhir kehilangan lapang penglihatan terjadi
sangat berat (tunnel vision), meski visus pasien masih 6/6 (gambar 3)
6
Pada dewasa pembesaran yang signifikan tidak begitu tampak. Pada anak-anak dapat
terjadi pembesaran dari mata (buftalmus)
7
- Laser gonioplasti atau iridoplasti perifer
• Prosedur lain untuk menurunkan tekanan intraokuli
- Pemasangan shunt
- Ablasi badan siliar
- Siklodialisis
- Viskokanalostomi
• Untuk glaukoma kongenital
- Goniotomi dan trabekulotomi
8
2.7 Algoritma Terapi
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Glaukoma berasal dari kata Yunani “ glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah suatu
keadaan tekanan intraokuler/tekanan dalam bola mata relatif cukup besar untuk menyebabkan
kerusakan papil saraf optik dan menyebabkan kelainan lapang pandang.
Menurut American of Ophthalmology glaukoma dibagi atas glaukoma sudut terbuka
primer, glaukoma sudut tertutup, glaukoma sekunder, dan glaukoma konginetal. Glaukoma
lebih sering terjadi pada umur di atas 40 tahun. Beberapa faktor resiko lainnya untuk terjadi
glaukoma, antara lain faktor genetik, riwayat glaukoma dalam keluarga, penyakit hipertensi,
penyakit diabetes dan penyakit sistemik lainnya, kelainan refraksi berupa miopi dan
hipermetropi dan ras tertentu.
Pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronik sudut terbuka) dapat
tidak memberikan gejala sampai kerusakan penglihatan yang berat terjadi, sehingga dikatakan
sebagai pencuri penglihatan. Berbeda pada glaukoma akut sudut tertutup, peningkatan tekanan
TIO (Tekanan Intra Okuler) berjalan cepat dan memberikan gejala mata merah, nyeri dan
gangguan penglihatan.
Beberapa obat-obat anti glaukoma meliputi: Prostaglandin analog-hypotensive
lipids, Beta adrenergic antagonist (nonselektif dan selektif), Parasimpatomimetik (miotic)
agents, termasuk cholinergic dan anticholinergic agents., Carbinic anhydrase inhibitor (oral,
topikal), Adrenergic agonists (non selektif dan selektif alpha 2 agonist), Kombinasi obat
Hyperosmotics agents. Sedangkan terapi nonfarmakologi berupa terapi operatif dan laser
seperto Iridektomi dan iridotomi perifer, Bedah drainase glaukoma dengan trabekulektomi,
goniotomi, dan Argon Laser Trabeculoplasty (ALT).
10
DAFTAR PUSTAKA
Blanco AA, Costa VP, Wilson RP. Handbook of Glaucoma. London: Martin Dunitz; 2002.
17-20
Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata Ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006. 205-216
Kanski JJ. Clinical Ophthalmology 3rd Ed. Oxford: Butterworth-Heinemann; 1994. 234-248.
Skuta, et al. American Academy of Ophthalmology. Glaucoma. Basic and Clinical Science
Course. 2010; 4: 52-59
11