You are on page 1of 10

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :90 – 99 ISSN-p: 2338-0950

Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

Keanekaragaman Kumbang Antena Panjang (Coleoptera: Cerambycidae)


pada Beberapa Perkebunan di Polokarto, Jawa Tengah

Diversity of longhorn beetles (Coleoptera: Cerambycidae) on several


plantations in Polokarto, Central Java

Mihwan Sataral1*, Fahri2, Tri Atomowidi3

1
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tompotika, Luwuk 94715, Sulawesi Tengah.
2
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako,
Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94118.
3
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Kampus
Darmaga, Bogor 16680.

ABSTRACT

Longhorn beetles are important insect in ecosystem due to their dependence on food
sources in various species of plants. This study is to determine the diversity of longhorn
beetles in different types of plantations in Polokarto, Central Java. Longhorn beetles were
collected using branches of jackfruit (Artocarpus trap). There were 409 longhorn beetles
collected, and its belonging to 4 tribes, 5 genera and 10 species. The highest abundance i.e.
Sybra alternans (163 individuals) and Pterolophia melanura (96 individuals). The highest
diversity of longhorn beetles was found in mixed plantation (H= 1.846), followed by
sugarcane plantation (H= 1.723) and teak plantation (H= 1.51). Similarity of longhorn beetles
based Bray-Curtis similarity index was highest between mixed plantation and teak plantation
(0.795).

Keywords: Diversity, longhorn beetles, Central Java

ABSTRAK

Kumbang antena panjang merupakan serangga penting dalam ekosistem karena


ketergantungannya pada sumber makanan di berbagai spesies tanaman. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kumbang antena panjang pada berbagai
perkebunan di Polokarto, Jawa Tengah. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
perangkap cabang tumbuhan nangka (Artocarpus trap). Sebanyak 409 individu terkoleksi,
terdiri dari 4 tribe, 5 genus dan 10 spesies. Spesies yang paling melimpah disetiap habitat
adalah Sybra alternans (163 individu), kemudian diikuti oleh Pterolophia melanura (96
individu). Keanekaragaman tertinggi pada habitat kebun campuran (H= 1,846) kemudian
diikuti pada kebun tebu (H= 1,723) dan paling rendah pada kebun jati (H= 1,51). Kesamaan

Coresponding Author: mihwansataral87@gmail.com (phone: +6285240819189)

90
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) : 90 – 99 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

komunitas berdasarkan indeks kesamaan Bray-Curtis, tertinggi antara habitat kebun


campuran – kebun jati (0,795).

Kata Kunci : Keanekaragaman, kumbang antena panjang, Jawa Tengah

LATAR BELAKANG dengan kelompok organisme dan sangat


penting untuk keseimbangan ekosistem
Konversi ekosistem alami dalam
(Nieto & Alexander, 2010). Kumbang
skala global termasuk sistem penggunaan
antena panjang berkembang di pohon-
lahan merupakan salah satu penyebab
pohon yang sehat, namun terdapat beberapa
hilangnya keanekaragaman hayati dan
spesies berkembang pada pohon yang
merupakan ancaman terhadap fungsi
mulai melapuk (Hanks 1999; Raje et al.,
ekosistem dan penggunaan lahan secara
2012). Kumbang dewasa yang bersifat
berkelanjutan (Hoekstra et al., 2005;
hama bertelur di bawah kulit kayu dan
Sahabuddin, 2011). Jones et al. (2003)
larva, hingga akhirnya larva tersebut
melaporkan bahwa penurunan keragaman
membuat lubang besar melalui lapisan kayu
rayap terkait dengan deforestasi dan
sampai ke bagian dalam, hal ini sangat
intensifikasi pertanian di Jambi. Susilo et
mempengaruhi kualitas kayu bahkan dapat
al. (2009) melaporkan terjadi penurunan
menyebabkan kematian pohon, namun
keanekaragaman kumbang akibat sistem
demikian banyak spesies kumbang yang
penggunaan lahan dari hutan menjadi
bermanfaat bagi ekosistem hutan (Raje et
perkebunan karet dan sawit. Selain itu,
al., 2012). Kumpulan spesies kumbang
kegiatan manusia seperti penggunaan
antena panjang dapat bervariasi antara
insektisida di lahan pertanian juga
hutan yang berbeda jenis (Maeto et al.,
mempengaruhi keanekaragaman dan
2002; Ohsawa, 2004), Selain itu,
kelimpahan arthropoda predator yang aktif
kelimpahan kumbang antena panjang juga
di permukaan tanah (Herlinda et al., 2008).
dipengaruhi oleh hutan monokultur
Kumbang merupakan sebagian
(Alekseev, 2007), hal ini terkait dengan
besar dari kelomok serangga yang
banyak jenis tanaman yang tersedia sebagai
memainkan peran penting dalam rantai
inang yang digunakan oleh larva kumbang
trofik (Dagobert et al., 2008). Kumbang
antena panjang ntuk berkembang (Meng et
antena panjang (Coleoptera:
al., 2013). Hutan memiliki kepadatan
Cerambycidae) memainkan peran penting
kumbang yang relatif lebih tinggi
dalam proses dekomposisi dan siklus hara
dibandingkan dengan daerah perkebunan
dalam ekosistem alami, melalui interaksi

Keanekaragaman Kumbang Antena Panjang (Coleoptera: Cerambycidae) pada


Beberapa Perkebunan di Polokarto, Jawa Tengah
(Mihwan Sataral dkk)
91
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) : 90 – 99 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

(Goldsmith et al., 2007; Goldsmith, 2007), masyarakat setempat yakni kebun jati,
oleh karena itu kehadiran kumbang antena kebun tebu dan kebun campuran. Deskripsi
panjang dapat digunakan sebagai salah satu masing-masing lokasi penelitian sebagai
indikator dari suatu kawasan hutan berikut:
(Ohsawa, 2010; Noerdjito, 2011). a. Kebun jati; merupakan tanaman
Wilayah desa Polokarto (kabupaten monokultur dengan luas ± 2 Ha, berada
Sukoharjo) merupakan lahan perkebunan pada ketinggian tempat 186 mdpl dan
karet milik negara, namun terdapat juga terletak di koordinat geografis
perkebunan dengan skala kecil yang 07°38’52.3” - 07°38’54.3” lintang
dikelola oleh masyarakat seperti kebun jati, selatan dan 110°55’23.3” - 110°55’24.3”
kebun tebu dan juga kebun campuran bujur timur. Umur tanaman sekitar 3 – 5
lainnya. Adanya perbedaan sistem tahun, penutupan tajuk yang kurang,
penggunaan lahan di daerah tersebut juga jarang terdapat semak belukar dan
mempengaruhi komunitas serangga banyak terdapat serasah ranting dan
termasuk kumbang antena panjang. Dengan daun yang gugur.
dasar itulah maka penelitian ini dilakukan b. Kebun tebu; merupakan tanaman
dengan tujuan untuk mengetahui musiman dengan luas ± 5 Ha, berada
keanekaragaman kumbang antena panjang pada ketinggian 186 mdpl dan terletak di
pada berbagai perkebunan di Polokarto, koordinat geografis 07°38’40.9” lintang
Jawa Tengah. Informasi yang diperoleh selatan dan 110°55’26.7” bujur timur.
diharapkan memberikan pengetahuan Umur tanaman ± 8 bulan, yang ditanami
mengenai pengaruh sistem penggunaan tumbuhan Gliciridia sp. sebagai
lahan seperti kebun jati, kebun tebu dan pembatas pada tiap-tiap bloknya.
campuran, terhadap struktur komunitas c. Kebun campuran; merupakan tanaman
kumbang antena panjang. polikultur musiman di sekitar
pemukiman, tanpa ada perawatan yang

BAHAN DAN METODE intensif, sehingga banyak terdapat


semak belukar.
Lokasi Penelitian. Penelitian dilakukan di
lahan perkebunan masyarakat yang terletak Pengumpulan Spesimen Kumbang.

di desa Polokarto, kabupaten Sukoharjo, Kumbang antena panjang dikumpulkan

provinsi Jawa Tengah. Penentuan lokasi dengan menggunakan perangkap tumbuhan

penelitian berdasarkan perbedaan nangka atau Artocarpus trap (Nerdjito,

penggunaan lahan yang dikelola oleh 2008), berupa cabang berdaun segar dan

Keanekaragaman Kumbang Antena Panjang (Coleoptera: Cerambycidae) pada


Beberapa Perkebunan di Polokarto, Jawa Tengah
(Mihwan Sataral dkk)
92
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) : 90 – 99 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

diikatkan di pohon ketinggian 1 m – 1,5 m Makihara et al. (2002), Makihara and


dari permukaan tanah. Sebanyak 10 Noedjito (2004), Heffern (2013) dan
perangkap dipasang di masing-masing Bezark (2014).
habitat. Koleksi sampel dilakukan pada hari Analisis Data. Kumbang yang ditemukan
ke 4, 8, 12 dan 16 setelah perangkap dihitung jumlah individu dan spesiesnya.
dipasangkan. Koleksi dilakukan dengan Data kumbang dianalisis, dengan indeks
cara memukul (beating) bagian cabang, keanekaragaman Shannon-Wiener (H’)
dengan penadah kain putih di bawahnya menggunakan program R versi 3.1.3
(Noerdjito, 2009). Kumbang yang dikoleksi (https://www.r-project.org) dan indeks
kemudian dimasukan ke dalam botol kesamaan Bray-Curtis menggunakan
pembunuh yang di dalamnya terdapat kapas program PAST versi 2.17c
yang ditetesi cairan ethyl acetat, setelah itu (http://folk.uio.no/ohammer/past) (Sataral
disimpan ke dalam kertas papilot untuk et al., 2015). Kurva akumulasi spesies
koleksi kering. dikontruksi berdasarkan jumlah individu
Preservasi dan Identifikasi Spesimen yang didapatkan pada masing-masing
Kumbang. waktu koleksi menggunakan program
EstimateS versi 9 dengan tingkat
Proses pinning dilakukan khusus untuk kepercayaan 95% (Sataral, 2015).
kumbang yang ukuran tubuhnya lebih dari
10 mm dengan cara menusukan jarum HASIL DAN PEMBAHASAN
serangga ke bagian elytra sebelah kanan,
Kumbang antena panjang yang
sedangkan kumbang yang berukuran
didapatkan dalam penelitian ini terdiri dari
kurang dari 10 mm ditempelkan pada kertas
4 tribe, 5 genus dan 10 spesies (Tabel 1).
tebal berbentuk segitiga memanjang
Keseluruhan spesies yang didapatkan
(panjang 10 mm, lebar 4 mm). Proses
tersebut yakni Pelargoderus bipunctatus,
lebelling dilakukan dengan mencantumkan
Pterolophia uniformis, Pterolophia melanura,
data lokasi, waktu koleksi dan nama
Pterolophia sp., Ropica honesta, Ropica
kolektor. Spesimen kumbang kemudian
marmorata, Ropica javana, Sybra alternans,
dimasukan ke dalam oven selama 1 minggu
Sybra binotata, dan Coptops sp.
dan freezer selama 1 minggu. Proses
identifikasi dilakukan di Laboratorium
Entomologi, LIPI Cibinong dengan
merujuk pada Cherepanov, (1990),

Keanekaragaman Kumbang Antena Panjang (Coleoptera: Cerambycidae) pada


Beberapa Perkebunan di Polokarto, Jawa Tengah
(Mihwan Sataral dkk)
93
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) : 90 – 99 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

Tebel 1. Spesies kumbang antena panjang proses reproduksi. Strategi reproduksi


yang ditemukan di kebun tebu
kumbang antena panjang memilih inang
(KT), kebun jati (KJ) dan kebun
campuran (KC). yang cocok untuk kehidupan larvanya
Subfamili / Tribe / Spesies KT KJ KC Jumlah
(Hanks, 1999), dengan menggunakan
Lamiinae
Monochamini isyarat penciuman untuk menemukan
Pelargoderus bipunctatus 0 0 2 2
Pteropliini tanaman inang yang cocok (Linsley, 1959;
Pterolophia uniformis 10 5 16 31
Pterolophia melanura 17 40 39 96 Goldsmith et al., 2007). Sejauh ini, belum
Pterolophia sp. 1 0 0 1
Apomecynini banyak laporan mengenai komunitas
Ropica honesta 19 21 24 64 kumbang antena panjang di perkebunan
Ropica marmorata 11 14 19 44
Ropica javana 1 1 2 4 tebu sehingga masih kurang informasi
Sybra alternans 33 84 46 163
Sybra binotata 0 0 3 3 tentang tanaman tebu sebagai inang bagi
Mesosini
Coptops sp. 0 0 1 1 beberapa spesies kumbang antena panjang.
Jumlah individu 92 165 152 409
Pramono et al. (2009) melaporkan
Jumlah spesies 7 6 9 13
Indeks keanekaragaman 1.59 1.29 1.72 Dorysthenes sp. merupakan hama pada

Terdapat beberapa spesies unik yang tanaman tebu, selain itu, Hawkeswood (2011)

hanya terdapat di satu habitat. Spesies yang juga melaporkan bahwa tanaman tebu
(Saccharum officinarum L.) merupakan
hanya ditemukan di kebun campuran yakni
tanaman inang kumbang Pterolophia sp.
S. binotata, P. bipunctatus dan Coptops sp.
Spesies yang paling melimpah atau
sedangkan spesies yang hanya ditemukan
mendominasi disetiap habitat adalah S.
di kebun tebu yaitu Pterolophia sp.
alternans (163 individu), kemudian diikuti
Pelargoderus bipunctatus berukuran paling
oleh P. melanura (96 individu). Tingginya
besar (±25mm) dibandingkan dengan
kelimpahan spesies tersebut diduga karna
spesies lain, sehingga lebih rentan pada
sifatnya polifagus ataupun memiliki lebih
kondisi habitat karena spesies ini
dari satu tumbuhan inang sehingga
membutuhkan tumbuhan yang cocok
ketersediaan sumber daya juga lebih
sebagai inang larvanya. Selain itu,
banyak. Jika ditinjau dari kondisi habitat,
kumbang ini bereproduksi lebih lambat dan
masing-masing habitat terdapat terdapat
membutuhkan sumber daya dan energi
semak-semak sebagai sumber makanannya.
yang lebih banyak. Keberadaan spesies
Kumbang S. alternans sering ditemukan
unik tersebut pada masing-masing habitat
pada semak-semak di daerah dataran
terkait dengan kekhasan dan ketersediaan
rendah, selain juga pada tumbuhan Arachis
sumber daya pada habitat tersebut termasuk
hypogaea, Ocimum sp. Pandanus sp.,
makanan dan juga tanaman inangnya untuk
Gossypium sp), Artocarpus communis,
Keanekaragaman Kumbang Antena Panjang (Coleoptera: Cerambycidae) pada
Beberapa Perkebunan di Polokarto, Jawa Tengah
(Mihwan Sataral dkk)
94
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) : 90 – 99 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

Artocarpus integra, Plumeria sp., Musa habitat lain yang cenderung monokultur,
paradisiaca serta beberapa tumbuhan genus sehingga memungkinkan kehadiran
Euphorbia (Chen et al., 2001). Kumbang P. kumbang antena panjang. Keberadaan
melanura juga memiliki banyak tanaman kumbang antena panjang pada suatu habitat
inang, antara lain Derris robusta, Castilla, sangat dipengaruhi oleh jenis-jenis pohon
Coffea, Hevea, Theobroma, Actinophora, atau tumbuhan (Ohsawa, 2004; 2010),
Artocarpus integra, Butea monosperma, selain itu kelimpahan kumbang antena
Cassia auriculata, Derris eliptica, panjang juga dipengaruhi oleh pohon-
Erythrina lithosperma, Ficus rempelas, pohon dari jenis dan usia yang sama
Piper, Tectona, Canarium, Ceiba, Citrus, (Alekseev, 2007). Meng et al. (2013)
Deguelia, Gravillea robusta, Magnifera melaporkan adanya hubungan positif antara
indica, Acacia mangium, Artocarpus jumlah spesies kumbang antena panjang
anisophyllus, Diptorocarpus tempehes, dengan jumlah jenis tumbuhan dalam suatu
Endospermum diadenum, Macaranga habitat, dimana keragaman jenis tumbuhan
gigantea, Vernonia arborea dan Pinus secara tidak langsung mencerminkan
caribaea (Makihara et al., 2002). ketersediaan berbagai jenis kayu yang mati.
Berdasarkan hasil analisis nilai Kesamaan komunitas kumbang
indeks keanekaragaman (Tabel 1), antena panjang berdasarkan indeks
keanekaragaman jenis berada dalam kesamaan Bray-Curtis, tertinggi (0,795)
kategori sedang, artinya keberadaan antara habitat kebun campuran – kebun jati.
kumbang antena panjang masih didukung (Tabel 2). Berdasarkan dendogram yang
oleh ketersediaan sumber daya pada dibentuk, terdapat dua kelompok komunitas
masing-masing habitat. Keanekaragaman kumbang yaitu kebun jati – kebun
tertinggi pada habitat kebun campuran (H= campuran dan kebun tebu (Gambar 1).
1,846) kemudian diikuti pada kebun tebu Terdapat kemiripan komunitas kumbang
(H= 1,723) dan paling rendah pada kebun antena panjang antara kebun jati – kebun
jati (H= 1,51). Tingginya keanekaragaman campuran (79,5%). Kemiripan komposisi
pada kebun campuran dibandingkan habitat kumbang antena panjang antar kedua
yang lain karena kondisi habitat yang habitat tersebut diduga karena adanya
berbeda dimana kebun campuran kemiripan kondisi habitat.
merupakan habitat yang memiliki
komposisi tumbuhan yang berbeda-beda
(polikultur) dibandingkan dengan dua

Keanekaragaman Kumbang Antena Panjang (Coleoptera: Cerambycidae) pada


Beberapa Perkebunan di Polokarto, Jawa Tengah
(Mihwan Sataral dkk)
95
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) : 90 – 99 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

sampling yang berarti bahwa daftar spesies


Similarity
kumbang yang terdapat di kebun tebu,
0.68

0.72

0.76

0.80

0.84

0.88

0.92

0.96
kebun jati dan kebun campuran belum
lengkap. Sataral (2015) melaporkan bahwa
KJ
belum optimal jumlah spesies kumbang
KC antena panjang yang dikumpulkan pada
lima tipe habitat di hutan pendidikan
KT
gunung walat karena jumlah koleksi dan
Gambar 1. Dendogram kesamaan
jenis perangkap yang digunakan untuk
komunitas kumbang antena
panjang pada berbagai tipe koleksi kumbang antena panjang belum
habitat menggunakan metode
maksimal.
pair group average.

Table 2. Matriks kesamaan komunitas


kumbang antena panjang pada
kebun tebu (KT), kebun jati (KJ)
dan kebun campuran (KC)
berdasarkan metode Bray-Curtis
distance.
Matriks kesamaan komunitas
Habitat
KT KJ KC
KT 1 0.669 0.746
KJ 0.669 1 0.795
KC 0.746 0.795 1
Gambar 2. Kurva akumulasi spesies
kumbang antena panjang pada
Berdasarkan kurva akumulasi spesies keseluruhan habitat setiap
berupa nilai estimasi S observasi (10 koleksi berdasarkan data
observasi dan estimasi
spesies) dan estimasi Jacknife-2, jumlah Jacknife-2
spesies yang dikumpulkan dari semua
UCAPAN TERIMAKASIH
habitat mencapai 76,5% dari keseluruhan
spesies yang ada (13,08 spesies) (Gambar Terimakasih kepada saudari Endang

2). Prasetyawati Wahyuningsih S.Si yang telah

Jumlah spesies yang dikumpulkan membantu mengoleksi sampel di lapangan.

berdasarkan S observation masih kurang Ucapan terimakasih pula kepada para

dibandingkan dengan estimasi Jacknife-2. peneliti dan staf di Laboratorium

Kurva akumulasi jumlah keseluruhan Entomologi, Divisi Zoologi, Pusat

spesies yang dikumpulkan dari tiga habitat Penelitian Biologi LIPI-Cibinong yang

menunjukkan tidak tercapainya asimtot


Keanekaragaman Kumbang Antena Panjang (Coleoptera: Cerambycidae) pada
Beberapa Perkebunan di Polokarto, Jawa Tengah
(Mihwan Sataral dkk)
96
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) : 90 – 99 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

telah membantu proses preservasi dan Plagithmysus) in Koa (Fabaceae:


Acacia koa) plantations and in intact
identifikasi spesimen.
forest, Southwestern Nat, Vol
52(3):356-363.

DAFTAR PUSTAKA Hanks, L.M., 1999, Influence of the larval


host plant on reproductive strategies
Alekseev, V.I., 2007, Longhorn beetles of cerambycid beetles. Annu Rev
(Coleoptera: Cerambycidae) of Entomol, Vol 44:483-505.
Kaliningrad Region, Acta Biol, Vol
7(1): 37-62. Hawkeswood, T.J., 2011, Review of the
biology and host plants of several
Bezark, L.G., 2014, A Photographic species of Pterolophia Newman, 1842
catalog of the cerambycidae of the (Coleoptera: Cerambycidae) from
New World, Version 7 April 2014. Papua New Guinea and the Solomon
[Internet]. Tersedia Islands, J Calodema, Vol 164:1-4
pada:https://apps2.cdfa.ca.gov/public Heffern, D.J., 2013, A Catalog and
Apps/plant/bycidDB/wdefault.asp?w bibliography of longhorned beetles
=o. from Borneo (Coleoptera :
Cerambycidae, Disteniidae and
Chen, H., Ota, A., Fonash, G.E., 2001, Vesperidae ), [bibliography].
Infestation of Sybra alternans Elcetronic Version 2013.1.
(Cerambycidae: Coleoptera) in a
Hawaii banana plantation, Proc Herlinda, S., Waluyo, Estuningsih, S,P.,
Hawaiian Entomol Soc, Vol 35:119- Irsan C., 2008, Perbandingan
122. keanekaragaman spesies dan
kelimpahan arthropoda predator
Cherepanov, A.I., 1990, Cerambycidae of penghuni tanah di sawah lebak yang
Northern Asia Volume 3 Lamiinae. diaplikasi dan tanpa aplikasi
Zolotarenko GS, editor, New Delhi insektisida, J Entomol Indon, Vol
(IN) : Oxonian Press. 5(2):96-107.

Dagobert, K.K., Klimaszewski, J., Hoekstra, J.M., Boucher, T.M., Ricketts,


Mamadou, D., Daouda, A., T.H., Roberts, C., 2005, Confronting
Mamadou, D., 2008, Comparing a biome crisis: global disparities of
beetle abundance and diversity habitat loss and protection, Ecol Lett.
values along a land use gradient in Vol 8:23-29.
tropical Africa (Oumé, Ivory Coast),
J Zool Stud, Vol 47(4): 429-437. Jones, D.T., Susilo, F.X., Bignell, D.E.,
Hardiwinoto, S., Gillison, A.N.,
Goldsmith, S., 2007, Density of longhorned Eggleton, P., 2003, Termite
beetles (Coleoptera: Cerambycidae) assemblage collapse along a land-use
differs at different elevations in intensification gradient in lowland
Hawaiian montane forest, J central Sumatra, Indonesia. Appl
Southwestern Nat, Vol 52(3):364-370 Ecol. 40:380-391.

Goldsmith, S., Gillespie, H., Weatherby, Linsley, E.G., 1959, Ecology of the
C., 2007, Restoration of Hawaiian Cerambycidae. Annu Rev Entomol.
montane wet forest: endemic 4:99–138.
longhorned beetles (Cerambycidae:
Keanekaragaman Kumbang Antena Panjang (Coleoptera: Cerambycidae) pada
Beberapa Perkebunan di Polokarto, Jawa Tengah
(Mihwan Sataral dkk)
97
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) : 90 – 99 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

Maeto, K., Sato, S., Miyata, H., 2002,


Species diversity of longicorn beetles Noerdjito, W.A., 2008, Struktur komunitas
in humid warmtemperate forests: the fauna kumbang antena panjang
impact of forest management (Coleoptera ; Cerambycidae) di
practices on old-growth forest Kawasan Taman Nasional Gunung
species in Southwestern Japan, Ciremai, J Biol Indon, Vol 4(5):371-
Biodiv Conserv, Vol 11:1919-1937. 384.

Makihara, H., Noerdjito, W.A., Sugiharto, Noerdjito, W.A., 2010, Arti Kebun Raya
2002, Longicorn beetles from Bogor bagi kehidupan kumbang
Gunung Halimun National Park, antena panjang (Coleoptera,
West Java, Indonesia from 1997 – Cerambicidae), J Biol Indon, Vol
2002 (Coleoptera, Disteniidae and 6(2): 289-292.
Cerambycidae), Bull of FFPRI, Vol
1(3):189-223. Noerdjito, W.A., 2011, Evaluasi kondisi
hutan berdasarkan keragaman
Makihara, H., Noerdjito, W.A., 2004, kumbang antena panjang Coleoptera
Longicorn beetles of Museum : Cerambycidae) di kawasan Gunung
Zoologicum Bogoriense, Identified by Slamet, Berita Biologi, Vol
Dr. E.F. Gilmour, 1963 (Coleoptera: 10(4):521-531.
Disteniidae and Cerambycidae), Bull
of FFPRI, Vol 3(1):49-98. Ohsawa, M., 2004, Species richness of
cerambycidae in larch plantations
Meng, L.Z., Martin, K., Weigel, A., Yang, and natural broad-leaved forests of
X.D., 2013, Tree diversity mediates the central mountainous region of
the distribution of longhorn beetles Japan, Forest Ecol Manag, Vol 189:
(Coleoptera: Cerambycidae) in a 375-385.
changing tropical landscape
(Southern Yunnan, SW China), PLoS Ohsawa, M., 2010, Beetle families as
ONE, Vol 8(9):1-10. indicators of coleopteran diversity in
forests: a study using malaise traps in
Sataral, M., 2015, Keanekaragaman dan the central mountainous region of
kelimpahan kumbang antena panjang Japan. Insect Conserv. Vol 14:479-
(Coleoptera:Cerambycidae) di Hutan 484.
Pendidikan Gunung Walat, Jawa
Barat. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Pramono, D., Rival, A., Putranto, D.P.,
Bogor 2009, Dorysthenes sp.
(Cerambycidae, Coleoptera), a new
Sataral, M., Atmowidi, T., Noerdjito, W.A., potential pest of sugarcane plantation
2015, Diversity and abundance of in Indonesia : the biology and its
longhorn beetles (Coleoptera: integrated control. Indonesian Sugar
Cerambycidae) in Gunung Walat Research Institute. [internet].
Educational Forest, West Java, Pasuruan (ID) : P3GI. Hlm 1-13;
Indonesia, Journal of Insect [diunduh 2014 Des 28]. Tersedia
Biodiversity, Vol 3(17): 1-12. pada :
http://sugarresearch.org/wpcontent/up
Nieto, A., Alexander, K.N.A., 2010, loads/2009/08/issct-1.pdf
European Red List of Saproxylic
Beetles. Luxembourg (LU: European Raje, K.R., Moniem, H.E.M.A., Farlee, L.,
Union Press. Ferris, V.R., Holland, J.D., 2012,
Keanekaragaman Kumbang Antena Panjang (Coleoptera: Cerambycidae) pada
Beberapa Perkebunan di Polokarto, Jawa Tengah
(Mihwan Sataral dkk)
98
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) : 90 – 99 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

Abundance of pest and benign


Cerambycidae both increase with
decreasing forest productivity, Agri
Forest Entomol. Vol 14:165-169.

Sahabuddin, 2011, Effect of land use


change on ecosystem function of dung
beetles: experimental evidence from
Wallacea Region in Sulawesi,
Indonesia, J Biodiv. Vol 12(3):177-
181.

Susilo, F.X., Indriyati, Hardiwinoto, S.,


2010, Diversity and abundance of
beetle (Coleoptera) functional groups
in a range of land use system in
Jambi, Sumatra, J Biodiv, Vol
10(4):195-200.

Keanekaragaman Kumbang Antena Panjang (Coleoptera: Cerambycidae) pada


Beberapa Perkebunan di Polokarto, Jawa Tengah
(Mihwan Sataral dkk)
99

You might also like