You are on page 1of 24

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada Saya , sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “ FISIOTERAPI OLAHRAGA TENNIS LAPANGAN DENGAN
KASUS CEDERA TENNIS ELBOW“ .

Saya menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunanTuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan Teman-teman, untuk itu dalam
kesempatan ini Saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada Teman-tman yang
telah membantu.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih sangat Jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, demikian Saya telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
diselaesaikan . Dengan rendah hati dan dengan terbuka menerimamasukan, saran dan usul
guna penyempurnaan makalah ini.Akhirnya Saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat .
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga adalah salah satu dari bentuk peningkatan kualitas manusia Indonesia yang
diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi,
serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebangsaan nasional. Dalam
kehidupan modern ini manusia tidak dapat dipisahkan dengan olahraga. Baik untuk arena adu
prestasi ataupun sebagai kebutuhan untuk menjaga hidup tetap sehat.

Olahraga tenis di Indonesia sekarang juga mulai di gemari oleh para masyarakat
khususnya orang – orang yang umurnya memasuki 30 tahunan ke atas.Alasan mereka
memilih olahraga tenis ini karena olahraga ini termasuk olahraga yang mewah di karenakan
peralatannya yang harganya mahal.Namun bagi para remaja olahraga ini masih kurang di
minati di karenakan peralatanya yang harganya mahal dan olahraga tenis ini masih belum
memasyarakat, serta kurangnya lapangan tenis membuat remaja menjadi tidak tertarik dan
lebih memilih olahraga lainnya.
Namun di kota- kota besar olahraga tenis sudah menjamur dan mampu menarik minat
masyarakat sehingga olahraga ini di jadikan sebagai olahraga pilihan baik untuk olahraga
prestasi maupun olahraga rekreasi. Pada umumnya, untuk berlatih olahraga tenis memerlukan
keterampilan yang tinggi sehingga memburtuhkan tahap–tahap tertentu untuk mampu
menguasai semua teknik dassar dalam olahraga tenis lapangan ini. Dan dalam makalah
ini,kelompok kami akan mencoba memberi tips –tips bagaiman berlatih olahraga tenis yang
mudah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud olahraga tennis lapangan?
2. Bagaimana cara permainan dari olahraga tennis lapangan ?
3. Cedera apa saja yang sering terjadi pada olahraga tennis lapangan ?
4. Apa analisis latihan pada olahraga tennis lapangan ?
5. Proses fisioterapi pada cedera yang sering terjadi pada olahraga tennis
lapangan yaitu tennis elbow ?

C. Tujuan

Pembaca mmengerti dan dapat memahami mengenai fisioterapi pada olahraga


tennis lapangan dan cara penanganan pada cedera tennis elbow.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Tenis Lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang dilakukan oleh seorang
atau sepasang pemain yang berhadapan dengan dibatasi oleh jaring. Untuk memainkannya
diperlukan raket dan bola yang terbuat dari karet yang berisi angin dan terbungkus dari bulu
kempa. Selain membutuhkan kekuatan memukul bola, juga keterampilan menempatkan bola
pada sisi yang kosong, agar pihak lawan sulit mengembalikan. Tujuan orang bemain tenis
antara lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak, memelihara
kesehatan tubuh dan untuk mencapai prestasi. Teknik-teknik dasar dalam tenis lapangan,
diantaranya cara memegang raket, posisi sikap siap, servis, pukulan forehand, dan pukulan
backhand. Tetapi dalam makalah kami hanya akan menjelaskan tentang pukulan forehand.
B. CARA BERMAIN
1. Posisi Badan
Selain mengetahui cara memegang raket, hal pertama yang perlu diketahui siswa
dalam pembelajaran tenis lapangan adalah penempatan kaki dan penguasaan berat
badan. Keberhasilan seorang pemain dalam mempersiapkan diri untuk melakukan
pukulan dengan baik dan tepat tergantung dari ketepatan kaki yang benar dengan
keseimbangan yang sempurna.Cara melakukan penempatan kaki dan penguasaan berat
badan adalah sebagai berikut:
 Untuk menuju ke bola yang agak jauh ke samping atau ke depan dari badan, baik ke
arah forehand maupun backhand pergunakan langkah silang.
 Jika bola datang ke sebelah kanan, melangkahlah dengan kaki kiri, sebaliknya jika
bola datang ke sebelah kiri, melangkahlah ke dengan kaki kanan.
 Sebaliknya bila bola datang menuju ke arah badan, maka langkahkan kaki kanan
mundur ke belakang untuk melaksanakan pukulan forehand.
2. Pukulan forehand
Dalam permainan tenis lapangan pukulan ini sangat dominan atau bisa di katakan
pukulan yang sering keluar dalam permainan tenis.
Ada 5 tahap dalam melakukan pukulan forehand.
 Gerakan dimulai dari pergerakan badan menuju arah bola dan kita telah menentukan
tepatnya zona bola akan dipukul. Zona yang baik untuk memukul tenis adalah pada
daerah di depan badan anda, di daerah sekitar bawah perut.
 Kemudian raket anda ayunkan ke belakang bersamaan dengan rotasi bahu tangan
anda yang tidak memegang raket ke depan. Kaki kiri maju ke depan dan badan tegak
lurus terhadap garis baseline atau net untuk melakukan closed stance.
 Ketika bola telah masuk pada zona pukulan yang anda kehendaki, raket anda ayunkan
ke depan menuju titik kontak antara bola dengan raket .
 Raket kontak dengan bola tenis dan usahakan bola harus berada pada sweetspot dari
raket untuk kesempurnaan dari pukulan tersebut.
 Setelah terjadi kontak maka kita melakukan followthrough dengan cara raket tetap
diayunkan hingga melintasi badan kita ke arah kira-kira jam 11.Jadi untuk pemain
pemula saya sarankan mempelajari pukulan forehand dengan gerakan yang sederhana
terlebih dahulu dengan ayunan yang klasik dan memakai grip continental atau eastern.
Apabila anda telah dapat menguasai pukulan ini dengan baik dan dapat memukul bola
melewati net dengan konsisten.

Program Latihan yang baik sebagai latihan dasar pukulan forehand adalah :
 Melakukan gerakan pukulan forehand secara berulang ulang tanpa menggunakan
bola.
 Melakukan pukulan forehand disertai lari dengan jarak 1,5 meter tanpa menggunakan
bola.
 Melakukan pukulan forehand sendiri dengan cara memantulkan bola di depan kita dan
kita melakukan pukulan forehand sesuai dengan petujuk tadi.
 Melakukan latihan memukul forehand menggunakan bola dengan membutuhkan
bantuan orang lain sebagai pengumpan.Dengan teknis sebagai berikut:
a) Jarak antara pemukul dan pengumpan 3-4 meter yang saling berhadapan.
b) Pemukul harus dalam posisi siap.
c) Pengumpan memberikan bola kepada pemukul dengan tepat (tingkat kesulitan
rendah).
d) Pemukul melakukan pukulan forehand dengan benar sesuai dengan saat
melakukan pukulan forehand tanpa bola dan dilakukan secara pelan-pelan dan
berulang-ulang.
e) Setelah pemukul melakukam pukulan forehand dengan benar tingkat kesultan
ditambah dengan cara pengumpan memberikan bola sedikit jauh dari posisi
siap pemukul sehingga pemukul akan berlari mengejar bola terlebih dahulu.
f) Melakukan latihan pukulan forehand dengan bantuan sesorang untuk menjadi
seorang pengumpan dengan voli.
g) Tambah variasi pukulan dengan penempatan bola – bola yang sulit.

C. SEJARAH TENIS

Tenis ternyata merupakan olahraga yang sudah sangat tua. Terekam pada pahatan
yang dibuat sekitar 1500 tahun sebelum masehi di dinding sebuah kuil di mesir yang
menunjukan representasi dari permainan bola tenis dan dimainkan pada saat upacara
keagamaan. Permainan ini kemudian meluas ke seluruh daratan eropa pada abad ke-8.
Pada awal perkembangannya tenis dimainkan dengan memakai tangan atau sebuah
tongkat yang dipukulkan bergantian menggunakan sebuah bola dari kayu yang padat.
Permainan ini kemudian berkembang lagi menjadi permainan bola dengan dipukulkan
melintasi sebuah dinding penghalang. Karena pada saat itu dirasakan bahwa kontrol bola
lebih terasa menggunakan tangan, maka media yang berkembang pada waktu itu adalah
dengan menggunakan sarung tangan kulit yang kemudian berevolusi kembali dengan
menambahkan gagang. Inilah cikal bakal lahirnya sebuah raket tenis. Bola pun berevolusi
dari sebuah bola kayu padat menjadi bola dari kulit yang diisi oleh dedak kulit padi.
Olahraga ini sangat berkembang di Perancis waktu itu. Pada abad 16-18 telah mulai
banyak digandrungi terutama oleh kalangan Raja-raja dan para bangsawan dengan nama ‘Jeu
de Palme’ atau olah raga kepalan tangan. Kata Tenis sendiri dipercaya berasal dari pemain
Perancis yang sering menyebut kata ‘Tenez’ yang artinya “Main!” pada saat akan memulai
permainan dan hingga sekarang kata tersebut dipakai sebagai nama olahraga ini. Tenis
kemudian berkembang hingga dataran Inggris dan juga menyebar ke Spanyol, Itali, Belanda,
Swiss dan Jerman. Namun tenis mengalami kemunduran saat terjadinya revolusi Perancis dan
berkuasanya Napoleon Bonaparte di Eropa.
Pada abad 19 barulah tenis dimunculkan kembali oleh para bangsawan Inggris dengan
membangun fasilitas-fasilitas country club atau lapangan tenis di rumahnya yang besar.
Karena pada waktu itu tenis populer dimainkan di halaman rumput, maka terkenal dengan
sebutan ‘Lawn Tennis’ atau tenis lapangan rumput. Pada masa ini juga mulai muncul bola
dari karet vulkanisir yang pada waktu itu dianggap dapat mengurangi rusaknya rumput di
lapangan tanpa mengurangi elastisitas dari bola itu sendiri.
Sebutan Lawn Tennis berasal dari seorang Inggris bernama Arthur Balfour. Sejak
ditemukannya lawn tennis, orang mulai bereksperimen dengan memainkannya di permukaan
lain seperti clay court (tanah liat) dan hard court (semen). Menggeliatnya permainan tenis
ternyata mampu menggeser permainan Croquet sebagai olahraga musim panas. Puncaknya
terjadi pada tahun 1869 ketika salah satu klub croquet ternama di Inggris, All England
Croquet Club, tidak berhasil menarik banyak peminat dan mencoba untuk memasukan tenis
sebagai olahraga lainnya. Hasilnya klub ini sangat sukses menarik peminat terutama pada
permainan Tenis tersebut hingga pada tahun 1877 mengganti namanya menjadi ‘All Engand
Croquet and Lawn Tennis Club’. Sejarah ini berlanjut ketika lokasi klub yang bertempat di
Wimbledon terjadi kenaikan sewa tanah yang memaksa klub untuk mendapatkan dana lebih
dari biasanya. Oleh karena itu klub mengadakan turnamen tenis pertama di Wimbledon
dengan membentuk sebuah panitia untuk mengadakan pertandingan dan membuat peraturan
yang baku dalam permainan ini. Turnamen tersebut diikuti oleh 20 peserta dengan penonton
sekitar 200 orang dan ini merupakan cikal bakal turnamen Wimbledon yang merupakan salah
satu turnamen grand slam tenis bergengsi di dunia.
Terdapat berbagai jenis permainan yang menggunakan raket yang dimainkan dewasa
ini dan tenis merupakan salah satu permainan yang paling disukai. Menurut beberapa catatan
sejarah, permainan menggunakan bola dan raket sudah dimainkan sejak sebelum Masehi,
yaitu di Mesir dan Yunani. Pada abad ke-11 sejenis permainan yang disebut jeu de paume,
yang menyerupai permainan tenis kini, telah dimainkan untuk pertama kali di sebuah
kawasan di Perancis. Bola yang digunakan dibalut dengan benang berbulu sedangkan
pemukulnya hanyalah tangan. Permainan ini kemudian diperkenalkan ke Italia dan Inggris
pada abad ke-13 dan mendapat sambutan hangat dalam waktu yang singkat. Banyak
peminatnya ternyata di antara rakyat setempat terhadap permainan ini. Sejak itu
perkembangan tenis terus meningkat ke negara-negara Eropa yang lain.
Raket bersenar diperkenalkan pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio da Scalo,
seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua permainan yang
menggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris "Sporting Magazine" menamakan
permainan ini sebagai 'tenis lapangan' (lawn tennis). Dalam buku "Book of Games And
Sports", yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut sebagai "tenis panjang". Tenis pada
mulanya merupakan permainan masyarakat kelas atas. Tenis lapangan rumput yang terkenal
di zaman Ratu Victoria lalu ditiru oleh golongan menengah, yang menjadikannya sebagai
permainan biasa.
Klub tenis pertama yang didirikan adalah Leamington di Perancis oleh J.B. Perera,
Harry Gem, Dr. Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada masa itu,
tenis disebut sebagai pelota atau lawn rackets. Dalam tahun 1874 permainan tenis telah
pertama kali dimainkan di Amerika Serikat oleh Dr. James Dwight dan F.R. Sears. Sementara
itu, All England Croquet Club pun telah didirikan pada tahun 1868. Dua tahun setelah itu
dibukalah kantornya di Jalan Worple, Wimbledon. Pada tahun 1875, klub ini juga bersedia
memperuntukkan sebagian dari lahannya untuk permainan tenis dan badminton. Sehubungan
dengan itu, peraturan permainan tenis lapangan rumput ditulis. Amerika Serikat mendirikan
klub tenis yang pertama di Staten Island. Bermula dari situlah, permainan tenis di Amerika
Serikat berkembang dengan pesat sekali. Dari sana lahir banyak pemain tenis tangguh yang
menguasai percaturan tenis tingkat dunia. Kejuaraan tenis pertama bermula tahun
1877.Lapangan tenis
Lapangan tenis dibagi dua oleh sebuah jaring yang di tengah-tengahnya tingginya
persis 91.4 cm dan di pinggirnya 107 cm. Setiap paruh lapangan permainan dibagi menjadi
tiga segi: sebuah segi belakang dan dua segi depan (untuk service). Lapangan dan beberapa
seginya dipisahkan dengan gatis-garis putih yang merupakan bagian dari lapangan tempat
bermain tenis. Sebuah bola yang dipukul di luar lapangan (meski tidak menyentuh garis)
dikatakan telah keluar dan memberi lawan sebuah nilai.

D. MACAM-MACAM CEDERA PADA OLAHRAGA TENIS


Cedera adalah suatu akibat dari pada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian
daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini
bisa berlangsung dengan cepat atau jangka lama. Dengan kata lain cedera adalah kerusakan
atau luka yang dialami atau diderita oleh seseorang. Sedangkan cedera olahraga adalah
kerusakan yang terjadi pada bagian tubuh saat melakukan olahraga, latihan atau
pertandingan dan setelahnya akibat adanya kekuatan yang berlebih yang menimpa sistem
musculoskeletal atau system tubuh lainnya. Berikut macam-macam cedera olahraga pada
cabang olahraga tenis:
a) Tennis Elbow / Lateral Epycondylitis

Tennis elbow atau lateral epicondylitis adalah cedera paling umum yang terjadi pada
pemain tenis, nama tenis sendiri diindikasikan memang dari nama cabang olahraga
tersebut. Walaupun demikian orang-orang yang tidak mengetahui dan tidak pernah
tenispun juga tak luput terkena cedera ini tetapi jumlahnya tidak seberapa dibandingkan
dengan orang yang mempunyai hobi bermain tenis. Tennis elbow umumnya terjadi pada
tendon dari otot exstensor carpi radialis brevis, yang letaknya dipinggir kira-kira 2cm
dibawah sendi siku atau di epicondylus lateralis tulang humerus. Pada cedera ini jarang
dijumpai adanya peradangan sendi tetapi nyeri yang hebat disebakan adanya peningkatan
dari reseptor nyeri sehingga daerah siku terasa perih atau nyeri. Sendi siku dibentuk oleh
3 tulang yaitu tulang lengan atas (humerus) dan tulang lengan bawah (radius dan ulna).
Pada bagian bawah tulang humerus, terdapat tonjolan tulang di sebelah luar siku, yang
disebut sebagai Epikondilus Lateral. Epikondilus lateral menjadi tempat melekatnya
tendon otot lengan bawah (Extensor Carpi Radialis Brevis) yang berfungsi untuk
menggerakkan lengan bawah ke arah luar atau menstabilkan pergelangan tangan ketika
siku lurus (ekstensi /meluruskan lengan bawah)

b) Medial Epicondilities
Sejenis dengan tennis elbow, cedera ini sering terjadi pada peserta didik club tennis
lapangan disebut juga medial epicondilities atau fore hand tennis elbow yang terkena
disini adalah epicondylus medialis humeri. Pada kasus ini yang mengalami mikro trauma
adalah origo dari otot-otot yang melakukan fleksi lengan bawah.
c) Cedera rotatof cuff tendonitis
Sendi bahu merupakan bagian yang sangat tidak stabil. Dan pada sendi bahu,
terdapat tendon yang mempunyai peran penting, yaitu rotator cuff dan biceps. Shoulder
tendonitis (atau rotator cuff tendonitis) adalah salah satu kondisi paling umum yang
terjadi pada persendian bahu (rotator cuff). Rotator cuff adalah tendon yang mengelilingi
sendi bahu. Sendi bahu dapat bergerak dan mengubah melalui jangkauan yang lebih luas
daripada sendi lainnya di tubuh. Istilah rotator cuff dipergunakan untuk jaringan ikat
fibrosa yang mengelilingi bagian atas tulang humerus. Ini dibentuk dengan bersatunya
tendon-tendon atap bahu. Keempat tendon tersebut adalah musculus supraspinatus,
musculus infraspinatus, musculus teres minor dan musculus subscapularis. Jadi, cedera
rotator cuff adalah suatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena suatu paksaan
atau tekanan fisik maupun kimiawi pada bagian tendon bahu serta penggunaan rotator
cuff yang berlebihan ketika melakukan aktifitas sehingga menyebabkan tendon
berlawanan dengan tulang.

d) Sprain ankle
Cedera ankle dikenal juga sebagai Sprain ankle atau cedera ligament ankle, pada
umumnya sprain ankle ini terjadi karena robeknya sebagian dari ligament atau
keseluruhan dari ligament dan hampir 85% kasus sprain ankle ini mengenai ligament
talofibular anterior (Jowir, 2009:1). Ciri-ciri cedera ankle bila untuk melakukan
gerakan baik perpindahan tempat maupun berdiri ada rasa nyeri dan tidak nyaman.
Adanya Pembesaran disekitar ankle atau pembengkakan. Ada ruangan kosong
didalam sendi ankle. Bila disentuh dan diberikan penekanan sedikit akan
menimbulkan rasa sakit.
e) Strain (Kram Otot)
Strain sering terjadi pada bagian groeing muscle (otot pada kunci paha), hamstring
dan otot Quadrisep. Jenis terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, kontraksi
otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi otot belum siap. Kram biasanya
terjadi pada tennis karena pemai tersebut mulai kelelahan.

E. ANALISIS KONDISI FCABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

Shoulder Girdle:
Hak korset bahu diculik dengan kontraksi isometrik serratus anterior dan pektoralis minor.

korset bahu kiri adalah di rotasi ke atas dengan kontraksi isometrik menengah dan serat
bawah trapezius dan serratus anterior.
Shoulder Joint:
Sendi bahu kanan adalah diagonal adduksi dengan kontraksi isometrik dari pectoralis major,
coracobrachialis, dan seratanterior deltoid.

Waktu sendi bahu diculik dengan kontraksi isometrik dari serat atas pectoralis major, deltoid,
dan supraspinatus.

Elbow Joint:
siku kanan dalam fleksi sedikit dengan kontraksi isometrik dari brachii bisep, brakialis, dan
brakioradialis.

sendi siku kiri adalah dengan perpanjangan dengan kontraksi isometrik dari brachii trisep dan
aconeus.

Hip Joint:
Pinggul yang diculik dengan kontraksi isometrik dari sartorius, gluteus medius, gluteus
minimus, dan tensor latae fasciae.

Knee Joint:
Kanan dan lutut kiri sedikit menekuk dengan kontraksi isometrik dari bisep femoris,
popliteus, semimembranosus, dan semitendinosus.

Akhirnya, pemain bergerak ke posisi siap di belakang baseline dalam rangka untuk
mempersiapkan gambar berikut. raket yang diselenggarakan dari depan dengan kedua tangan,
kaki tersebar selebar bahu, dan lutut sedikit tertekuk. Pemain tampak depan untuk melihat
bola, pengadilan, dan lawan.

Shoulder Girdle:
Girdle bahu kanan dan kiri diculik melalui kontraksi konsentris serratus anterior dan
pektoralis minor.

Shoulder Joint:
Hak dan sendi bahu kiri secara internal diputar dengan kontraksi konsentris m. latisimus
dorsi, teres mayor, utama pektoralis, dan subscapularis.

Elbow Joint:
Sendi siku kanan dan kiri tertekuk dengan kontraksi konsentris biceps brachii, brakialis, dan
brakioradialis.

Coxae Joint:
coxae tertekuk kembali ke posisi netral melalui kontraksi konsentris iliacus, m. psoas mayor
dan minor, rektus femoris, sartorius, pectineus, gluteus minimus, dan tensor latae fasciae.

Coxae pinggul extened kembali ke posisi netral dengan kontraksi konsentris magnus
adduktor, semitendinosus, semimembranosus, bisep femoris, dan maximus gluteus.

Knee Joint:
Kanan dan lutut kiri tertekuk oleh kontraksi konsentris bisep femoris, popliteus,
semimembranosus, dan semitendinosus.
F. SUSUNAN OTOT DAN MACAM-MACAM GERAKAN PADA SERVIS TENIS
LAPANGAN
1. Cara Memegang bola
Tangan kiri melambungkan bola dengan lengan lurus ke depan
 sendi:
o Articulatio Intercarpea
o Articulatio Carpometacarpea II – V
o Articulatio Carpometacarpea I
o Articulatio Metacarpo Phalangea
Sendi ini menghubungkan basisi phalange proximalis dengan ujung distal metacarpal
yang sesuai

o Articulatio Inter Phalangea


Sendi antara dua phalanx yang berdekatan sehingga ada articulation interphalangea
proximalis dan distalis. Geraknya yaitu

o Articulatio Humeri

Merupakan persendian antara cingulum extremitatum superior dan lengan atas atau juga
disebut juga sendi bahu. Sendi ini dibentuk oleh cavitas glenoidalis scapulae dengan caput
humeri

2. Gerakan Melambungkan Bola / Melempar Bola ke atas kepala


Gerakan tangan saat melempar
 sendi:

1. Articulatio sternoclavicularis
2. Articulatio acromiolclavicularis
3. Articulatio humeri
4. Articulatio cubiti
5. Articulatio radiocarpea
6. Articulatio interphalangea

 otot:
1. M. Deltoideus

o. Extrimitas acromialls clavikulae, acromion


i. Tuberositas deltoidea humeri
2. M. Supraspinatus

o. Fossa suprassinata scapulae


i. Tuberculum majus humeri bagian atas
3. M. Infraspinatus

o. Fossa infraspinata scapulae


i. Tuberculum majus humeri bagian tengah
4. M. Teres minor

o. Margo axillaries scapulae


i. Tuberculum majus humeri bagian bawah
5. M. Terres major
o. Margo axillaries dan angulus inferior scapulae
i. Crista tuberculli minoris humeris
6. M. Trisep bracii

o. Caput longung: tuberculum infraglenoidale


Caput mediale: facies posterior humerus
Caput laterale : facies posterior humerus
i. Olecranon
7. M. Extensor indichis

o. Facies dorsalis ulnae


Membrana interosea antrebrachii
i. Aponeurosis dorsalis telunjuk
8. M. Abductor policis brevis

o. Ligamen carpitransversum
Tuberositas ossis navicularis
Tendon m. abductor pollicis longus
i. sisi lateral basis phalang proximal ibu jari
9. M. palmaris brevis

o. appo neurosis palmaris bagian medial


i. jaringan bawah kulit di daerah hipoternal
10. M. flexor digiti V brevis

o. hamulus bravis hamati


Lig. Carpi tranversum
i. bersama dengan m.abductor digiti V
11. M. Opponens policis

O. ligamen carpi transversum


Os. Trapesius
i. sisi lateral os. Metacarpale

 gerakan: rotasi, telapak tangan flexor


 sumbu: sagital
 bidang: frontal
 pengungkit jenis ke 3
3. Gerakan Mengayunkan Raket kebelakang
 sendi:
 Articulatio intervertebralis

 Articulatio lumbalosacralis

 otot:
 M. trapesisus

O = protuberebtia occipitalis externa, linea nuchalis superior, septum nuchae , processus


spinosus vertebrae prominens, processus spinosi semua vertebrae thoracales
I= pars descendens dari bagian cranial septum nuchae pada exstremitas acromialis claviculae,
pars ascendens dari vertebrae thoracales yang berada pada tepi bawah spina scapulae
 M. romboidei mayor dan minor

O = processus spinosus spinosi fertebrae cervicalis VI dan VII (mijor)


Prosessus spinosi vertebrae toracalis I-IV (major)
I= margo verbebralis scapulae mulai dari basis spina scapulae
 M. levator scapulae

O = tubercula posteiores procesus transverse vertebrae cervicalis I-IV


I = angulus medialis scapulae
 M. latisimus dorsi

o. processus spinosis vertebrae toracaless VII-XII


Lamina supervicialis vasciae lumbodorsalis, crista illiaca, costae X-XII
i. insertion crista tuberculi minoris
 gerakan rotasi
 sumbu longitudinal
 bidang transversal
 pengungkit ke 3
 Tahap Gerakan Lanjutan
Sesaat setelah bola dipukul ke depan
 Sendi :
a. Articulatio Coxae
b. Articulatio Genue
 Otot :
F. a. M. Quadricep Femoris
b. M. Rectus femoris
Sumbu : Lateral
Bidang : Sagital
Gerakan : Abduksi
Pengungkit 1
BAB III

PENATALAKSANAAN CEDERA TENNIS ELBOW

1. Cedera Pada Tenis

Cedera olahraga (Sport Injuries) adalah segala macam cedera yang timbul, baik pada
waktu latihan maupun pada waktu berolahraga (pertandingan) ataupun sesudah pertandingan.
Yang biasa kena, yaitu: tulang, otot, tendo, serta ligamentum. Dengan demikian pengetahuan
tentang cedera olahraga berguna untuk mempelajari terjadinya cedera olahraga, mengobati,
menolong, menanggulang (kuratif) serta tindakan preventif (pencegahan) Cedera yang sering
terjadi pada olahraga tenis adalah tennis elbow . Lengan merupakan anggota tubuh yang
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia karena fungsinya sangat kompleks.
Khususnya dalam olahraga tenis lapangan, lengan mempunyai peranan yang sangat penting
bagi seorang atlit tenis. Manusia banyak menggantungkan produktifitasnya pada kemampuan
lengan/tangan sehingga tidak sedikit yang mengalami kelainan pada lengan/ tangannya akibat
penggunaan yang berlebihan (overuse). Salah satu penyakit yang dapat terjadi adalah Tennis
Elbow. Kondisi ini banyak didapatkan di daerah elbow dibandingkan dengan kelainan lainnya
(Suharto, 2000:34).
Umumnya penderita usia 35-55 tahun dengan gejala-gejala nyeri pada sisi luar sendi
siku terutama saat jari-jari tangan memegang atau meremas kuat-kuat disebabkan oleh
gangguan atau cedera otot-otot ekstensor carpi radialis longus dan brevis. Pada olahraga
tenis, nyeri di daerah siku (tennis elbow) jauh lebih sering terjadi daripada nyeri di daerah
bahu (tennis shoulder).

2. Anatomi
Sendi siku dibentuk oleh tiga potong tulang yaitu tulang humerus, ulna dan radius yang saling
berhubungan dalam satu rongga sendi yang bersama-sama. Pada dasarnya di dalam sendi siku
terdapat dua gerakan yakni fleksi/ ekstensi dan rotasi berupa pronasi dan supinasi. Gerakan
fleksi dan ekstensi terjadi antara tulang humerus dan lengan bawah (radius dan ulna), pronasi
dan supinasi terjadi karena radius berputar pada tulang ulna, sementara itu radius juga
berputar pada poros bujurnya sendiri. Sendi radioulnar proksimal dibentuk oleh kepala radius
dan incisura radialis ulna dan merupakan bagian dari sendi siku. Sendi radioulnar distal
terletak dekat pergelangan tangan. . longus yang berfungsi sebagai penggerak utama ekstensi
sendi pergelangan tangan dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf servikal 6 - 7, otot
ekstensor carpi radialis brevis, berfungsi sebagai penggerak utama ekstensi dan abduksi sendi
pergelangan tangan dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf servikal 6 - servikal 7 . Axis
transversal dari permukaan artikulasi deviasi sekitar 10º dari axis longitudinal humeri bagian
medial terbawah yang menyebabkan supinasi pada tangan terjadi deviasi siku sebesar 10-15
derajat pada laki-laki dan 20-30º pada wanita yang dikenal sebagai “carrying angle” (Reyes,
1978) fleksi ekstensi siku, luas pergerakan sebesar 140º dan pronasi supinasi sebesar 90º.
Sendi siku sangat stabil yang diperkuat oleh simpai sendi yaitu ligamentcollateral
medial dan lateral. Ligamentum annulare radii menstabilkan terutama kepala radius. Otot-otot
yang berfungsi pada gerakan sendi siku ialah brachioradialis, biceps brachii, otot triceps
brachii, pronator teres dan supinator. Selain otot di atas, dari siku juga berasal sejumlah otot
yang berfungsi untuk pergelangan tangan seperti otot ekstensor carpi radialis

3. Dinamika Pergerakan
Ulna bergerak pada trochlea humeri dan caput radius pada capitulum humeri mengakibatkan
fleksi dan ekstensi siku. Gerakan fleksi dibatasi oleh jaringan lunak dan sewaktu fleksi
maksimal processus coroid ulna membentur fossa coronoid humerus. Gerakan ekstensi
dibatasi regangan kapsul dan otot-otot anterior dan sewaktu ektensi maksimal ujung
olecranon ulna membentur fossa olecranon humerus Untuk gerakan supinasi lengan bawah,
otot supinator bekerja sendiri bila tak ada tahanan tapi bersama otot bicep untuk gerakan
cepat dan ada tahanan. Untuk gerakan ekstensi pergelangan tangan yang berperan adalah otot
ekstensor carpi radialis brevis dan longus bersama otot ekstensor karpi ulnaris. Otot ekstensor
karpi radialis longus kurang aktif pada gerakan ekstensi pergelangan tangan dibanding otot
ekstensor karpi radialis brevis tetapi lebih aktif saat menggenggam. Kedua otot bekerja
sinergis dengan otot fleksor karpi radialis untuk abduksi pergelangan tangan.
Untuk keadaan ekstensi jari, yang berperan adalah otot ekstensor digitorum dengan
otot lumbricalis, otot interossei dan otot abduktor digiti minimi. Jari ke-2 dan ke-4
mempunyai otot tambahan yaitu otot ekstensor indicis dan digiti minimi.

Dari dinamika pergerakan diatas dapat disimpulkan bahwa:


 Tahanan dorsofleksi pergelangan tangan menimbulkan aktivitas ekstensor carpi
radialis longus dan brevis.
 Tahanan dorsofleksi jari-jari menimbulkan tegangan pada tempat berbeda dari origo
bersama ekstensor.
 Tahanan pronasi dan supinasi tidak hanya mengaktifkan otot rotasi lengan bawah
dimana terjadi sinergis antara otot fleksor dan ekstensor pergelangan tangan.
Menggenggam merupakan aktivitas utama dari otot fleksor menimbulkan kontraksi ekstensor
pergelangan tangan karena fleksor jari harus dilawan ekstensor untuk bekerja efektif, hal
inilah yang menjelaskan timbulnya nyeri pada tennis elbow sewaktu menggenggam .

4. Proses Rehabilitasi
Proses rehabilitasi sudah dapat dimulai segera setelah timbulnya cedera atau operasi
untuk meminimalkan efek yang merugikan saat tidak beraktifitas dan cepat kembali untuk
berlatih dan kompetisi. Rehabilitasi ini meliputi 3 fase:

1. Fase Akut (fase inflamasi) antara 0-24 jam/36 jam

Bertujuan untuk mencegah bertambahnya beratnya cedera yang terjadi dan mengatasi
keradangan. Disini meliputi:
a. Rest : istirahat yang aktif daerah yang sakit dan hindari gerakan yang memicu nyeri
tetapi lanjutkan latihan conditioning dan bagi pemain tennis, hindari pululan atau gerakan
yang menyebabkan nyeri. Dapat juga diberikan Wrist Splint untuk mencegah overuse otot-
otot pergelangan tangan.
b. Icing : terapi es dapat diberikan pada fase ini bisa berupa kompres dengan es atau
disemprot, yang diberikan selama 15-30 menit dan bisa diulang tiap 2-3 sekali.

c. Compression : diberi tekanan pada daerah lateral siku, bila perlu dengan counter
force brace (seperti yang terlihat pada gambar 5 dan 6). Macam counter force brace terbagi
menjadi 2 yaitu: counter force medial elbow brace dan counter force lateral elbow brace

(GAMBAR 5) (GAMBAR 6)

d. Elevation : siku harus diposisikan lebih tinggi dari jantung. Pada tahap no.3 dan no.
4 ini dilakukan untuk memperbaiki venous return dan meminimalkan terjadinya
pembengkakan.

Pada tahap ini perlu juga diberikan:


 Obat penahan nyeri (analgesik) dan obat anti NSAIDs untuk mengurangi inflamasi
dan diperhatikan pula efek camping dari pengobatan ini. Setelah rasa nyeri dan
peradangan berkurang, program bisa dilanjutkan dengan:
 Pemberian modalitas terapi dengan SWD, MWD, ultra sound dan phonophoresis,
ionthophoresis.
 Stimulasi listrik : sangat efektif diberikan pada daerah origo otot extensor karpi
radialis brevis untuk mencegah atropi dan melancarkan peredaran darah.
 Latihan peregangan (stretching) : untuk meningkatkan fleksibilitas dengan latihan
fleksi dan ekstensi pergelangan tangan, latihan fleksi dan ekstensi siku dan supinasi /
pronasi lengan bawah.
2. Fase Subakut (return of strength and endurance) antara 14-21 hari
Pada fase ini nyeri timbul apabila melakukan aktivitas saja dan juga adanya nyeri minimal
pada saat ada tahanan gerakan fleksi maupun ekstensi pergelangan tangan. Disini terapi yang
dianjurkan adalah:
 Rest : mencegah lebih jauh aktivitas yang berulang-ulang untuk terjadinya cedera
kembali.
 Terapi dingin (cold therapy).
 Pengobatan : analgesic dan NSAIDs.
 Terapi modalitas : SWD, Ultrasound diathermy.
 Latihan luas gerak sendi pasif.
Latihan penguatan (strengthening) : diutamakan konsentrik maupun eksentrik.
Pemakaian counter force brace.

3. Fase Kembali ke Aktifitas: setelah 21 hari


Pada fase ini hamper tidak ada nyeri selama melakukan aktivitas sehari-hari, tidak ada
reffered pain dan dapat melakukan latihan luas gerak sendi penuh. Fase ini meliputi:

 Pemulihan kekuatan (recovery strength) dengan melanjutkan latihan strengthening


baik kosentrik dan eksentrik
 Terapi dingin apabila diperlukan setelah aktivitas
 Pemakaian Counter force brace
 Kembali ke aktivitas secara bertahap
Injeksi steroid : diberikan pada nyeri yang menetap lebih dari 4 minggu dan yang
mengganggu program latihan. Injeksi ini diberikan subperiosteal pada origo otot ekstensor
karpi radialis brevis untuk memperpendek rasa nyeri dengan istirahat selama 1-2 minggu
tetapi ini tidak untuk dipakai jangka panjang. Penyuntikan ini dilakukan tiap 3 bulan dan
tidak lebih dari 3x suntikan setahun untuk mencegah terjadinya rupture tendon .
B. Terapi Latihan pada Tennis Elbow

Latihan merupakan bagian yang sangat penting dalam pengobatan tennis elbow.
Latihan ini diciptakan untuk memperkuat otot-otot lengan bawah dan meningkatkan
fleksibilitas disamping juga untuk peregangan (stretching) tetapi latihan ini dapat dilakukan
apabila fase inflamasi akut sudah dilewati, tanpa rasa nyeri selama 2 minggu.

Gambar 7. Bentuk-Bntuk Latihan Untuk Tennis Elbow (Sumber: Nawin, 2006)


C. Tindakan Operasi

Tindakan ini dilakukan apabila keluhan tidak berkurang atau bahkan makin
bertambah nyeri selama 1 tahun dengan perawatan konservatif maupun rehabilitasi. Banyak
ahli merekomendasikan operasi dengan cara memotong robekannya, memperbaiki luka origo
dari otot ekstensor karpi radialis brevis, membuang jaringan granulasinya dan menanam
tulang subkondral untuk menstimulasi saraf dan pembuluh darahnya. Tindakan artroscopy
adalah tindakan yang sering dilakukan apabila memungkinkan yaitu dengan membebaskan
tendon otot ekstensor karpi radialis brevis dan dekortikasi dari epikondilus lateral dan ini
hampir sama dengan prosedur terbuka (open procedure) (Hardiyanto, 1995: 51). Perbaikan
dengan arthroskopi pada epikondilitis lateralis mempunyai beberapa keuntungan daripada
pembedahan secara terbuka dan untuk keberhasilannya dapat dibandingkan. Pasien pasca
operasi dapat memulai latihan aktif ROM antara 24-48 jam dan di follow up tiap 72 jam
dengan memulai latihan fleksi dan ekstensi. Setelah pembengkakan berkurang 2-3 minggu
penderita dapat melakukan ROM pnuh dan memulai latihan penguatan.
D. Pencegahan Dan Pengobatan
Melakukan latihan-latihan pada otot-otot tersebut dengan cara meletakkan tangan dalam
posisi datar diatas meja. Telapak tangan menghadap ke bawah memegang dumbell yang
beratnya 2-2,5 kg sambil mengangkat dumbell ke atas dan ke bawah hanya menggunakan
dorsofleksi Pengobatan tennis elbow kadang-kadang memerlukan waktu lama untuk
penyembuhannya. Selama pengobatan si atlit boleh bermain tenis tetapi tidak boleh terlalu
lelah, sebaiknya memakai balutan khusus untuk lengan, semacam decker.
Penyebab utama kelainan-kelainan pada daerah pergelangan tangan, siku dan bahu ini
ialah karena pengguanaan sendi-sendi tersebut yang berlebihan dalam latihan maupun dalam
pertandingan. Pengguaan sendi-sendi ini dalam jangka waktu lama dan berulang-ulang
disertai dengan gangguan keseimbangan kekuatan dan fleksibilitas otot setempat dan
gangguan-gangguan keseimbangan posisi tubuh yang menyertai pergerakan-pergerakan
dalam sendi-sendi tersebut. Misalnya pada olahraga tenis, besar raket, besar grip raket dan
ketegangan senar dapat mempengaruhi kemungkinan timbulnya tennis elbow. Grip yang
terlalu besar dapat menimbulkan beban tambahan pada persendian (misalnya sendi siku),
sehingga waktu memukul bola dengan raket , sendi siku dapat terkilir (twisting) berulang
kali. Ketegangan senar yang dipakai juga dapat menimbulkan gangguan pada sendi-sendi
tertentu. Pada olahraga tenis, tennis elbow dapat disebabkan karena ketegangan senar yang
lebih dari 60 pon; hal ini dapat diatur supaya ketegangan diturunkan menjadi 50-55 pon
misalnya Memilih grip yang cocok untuk seorang pemain, memerlukan pengetahuan dasar
yang amat penting, tidak saja bagi pemain yang baru mulai belajar akan tetapi juga untuk
pemain yang sudah mahir, sehingga dapat menghindari gangguan pada sendi-sendi, dan
pergantian raket secara berulang-ulang yang tidak perlu.
Cedera yang semula akut dapat menjadi kronis bila terjadi berulang kali. Misalnya tennis
elbow (rasa nyeri pada sendi siku bagian samping) yang nampaknya banyak dialami pemain
dan sering menimpa setelah usia pemain 30 tahun. Biasanya disebabkan antara lain oleh
perubahan raket yang digunakan secara mendadak dan lebih berat. Atau, senar raket yang
terlalu kencang (Bruzi, 2007:1).
Masa depan seorang atlit yang pernah mengalami cedera, bisa menjadi lebih baik juga
bisa menjadi lebih buruk. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat
cederanya, pertolongan pertama yang baik, penanganan yang tepat, dan motivasi dari atlit itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Fox EL and Bower WR. 1983. The Phisiological Basic For Exercise And Sport 5th Ed WBC.
Brown & Bencmark Publisher
Harsono, 1988. Coaching dan Aspek – Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta:
Depdiknas Dikti LPTK.
Hohm, Jindrich; Klavora, Peter. (1987). Tennis Technique, Tactics: Play to Win The Czech
Way, Toronto, Canada: Sport Books Publisher.
Jones dan Angela, 2006. Belajar Tenis Untuk Pemula. Bandung: Pioner Jaya.

Burzi, Francisco. 2007. Wanita: Mencegah Cedera Tenis. Jambi Independent Online Original 10-
12-2007.
Core, 2006. Tennis Elbow, Lateral Epicondylitis. (Online), (http://www.pponline.co.uk/diakses,
16 Februari 2012).
Iskandar, Zakir. 2005. Tinjauan Kepustakaan Rehabilitasi Tennis Elbow. PPDS I Lab/SMF
Rehabilitasi Meik FK Unair / RSU Dr Soetomo Surabaya.

You might also like