Professional Documents
Culture Documents
Materi Pembahasan
Pembubaran
Kewajiban para sekutu atas pinjaman yang dilakukan kepada persekutuan memiliki status
yang sama dengan kewajiban persekutuan kepada kreditur pihak ketiga. Jadi, tidak ada saling
hapus antara kewajiban dengan akun modal sekutu. Yang dimana kewajiban persekutuan ke
sekutu individual ini harus dibayar selama proses terminasi persekutuan.
Dalam proses likuidasi, tiap sekutu yang memiliki akun modal deficit harus melakukan
kontribusi kepada persekutuan untuk menghilangkan deficit modal tersebut. Persekutuan
melakukan distribusi likuidasi dalam bentuk kas, kepada tiap sekutu dengan saldo modal
kredit. Jika seorang sekutu gagal, maka seluruh sekutu harus melakukan kontribusi sesuai
dengan proporsi pembagian kerugian, berupa tambahan jumlah yang diperlukan untuk
membayar kewajiban persekutuan.
Realisasi Aset
Piutang usaha pada umumnya ditagih oleh persekutuan. Kadang kala persekutuan
menawarkan potongan tunai dalam jumlah besar untuk pembayaran piutang tepat waktu yang
penagihannya malah dapat menunda proses terminasi persekutuan. Alternatif yang lain
adalah piutang usaha tersebut dijual kepada perusahaan anjak piutang, yaitu perusahaan yang
mengkhususkan diri dalam pembelian piutang usaha dan dengan segera membayar uang
tunai kepada pihak penjual piutang.
Aset-aset persekutuan, termasuk piutang dari sekutu dan sejumlah kontribusi yang
disyaratkan kepada sekutu untuk menutupi modal defisit, digunakan untuk membayar
kreditur persekutuan. Penting sekali bahwa pinjaman antar sekutu dan persekutuan harus di
dokumentasikan secara lengkap, seperti dalam bentuk wesel bayar, untuk mengindikasikan
dengan jelas bahwa transaksi tersebut pinjaman dan bukan kontribusi modal atau penarikan.
Beban Likuidasi
Proses likuidasi biasanya dimulai dengan menjadwalkan asset dan kewajiban persekutuan
yang diketahui. Proses likuidasi juga melibatkan beberapa beban seperti biaya hukum dan
akuntansi tambahan. Persekutuan juga menanggung biaya penghentian usaha, seperti biaya
iklan khusus dan biaya mencari agen penjual peralatan yang khusus. Beban ini dialokasikan
terhadap akun modal para sekutu dalam rasio distribusi laba dan rugi.
Ilustrasi Likuidasi Sekaligus
Persekutuan ABC
Neraca Saldo
1 Mei 20X5
Kas Rp 10.000.000
Aset Nonkas Rp 90.000.000
Kewajiban Rp 42.000.000
Modal Aldi (40%) Rp 34.000.000
Modal Bayu (40%) Rp 10.000.000
Modal Citra (20%) Rp 14.000.000
Total Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
Kasus 1. Persekutuan Masih Solven dan Tidak Terdapat Defisit dalam Akun Modal Sekutu
PERSEKUTUAN ABC
Laporan Likuidasi dan Realisasi Persekutuan
Likuidasi Sekaligus
Saldo Modal
15 Mei 20X5
1. Kas 80.000.000
Modal, Aldi 4.000.000
Modal, Bayu 4.000.000
Modal, Citra 2.000.000
Aset Nonkas 90.000.000
(Realisasi seluruh aset nonkas Persekutuan ABC dan distribusi kerugian sebesar Rp 10.000.000
dengan menggunakan rasio laba dan rugi)
20 Mei 20X5
2. Kewajiban 42.000.000
Kas 42.000.000
Kas Rp 10.000.000
Aset Nonkas Rp 90.000.000
Kewajiban Rp 42.000.000
Modal Aldi (40%) Rp 34.000.000
Modal Bayu (40%) Rp 10.000.000
Modal Citra (20%) Rp 14.000.000
Total Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
Rencana Distribusi Kas
Pada awal proses likuidasi adalah umum bagi para akuntan untuk menyusun rencana
distribusi kas, yang memberikan gambaran kepada para sekutu mengenai pembayaran kas
bertahap yang akan diterima oleh masing-masing pada saat telah tersedia kas dalam
persekutuan. Rencana distribusi kas merupakan proyeksi pro forma penggunaan kas apabila
telah tersedia uang tunai.
Kemampuan Menanggung Kerugian
Konsep dasar rencana distribusi kas paad awal proses likuidasi adalah kemampuan
menanggung kerugian (loss absorption power-LAP). LAP seorang sekutu yang diartikan
sebagai kerugian maksimum yang dpaat terjadi dalam persekutuan sebelum saldo akun
modal dan pinjaman sekutu dilunasi. Kemampuan menanggung kerugian merupakan fungsi
dari dua elemen yaitu :
𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑎𝑘𝑢𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑡𝑢
𝐿𝐴𝑃 =
𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑔𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑡𝑢