You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata cedera berasal dari bahasa Latin yang berarti "tidak benar". Cedera terjadi akibat
"pajanan akut terhadap agen fisik, misalnya, energi mekanis, panas, listrik, kimia, dan radiasi
pengion yang berinteraksi dengan tubuh pada jumlah ataupun kecepatan yang melebihi ambang
toleransi manusia". pada bab ini membahas tentang Cedera takdisengaja, cedera yang terjadi
tanpa seseorang pun bermaksud menyebabkan bahaya tersebut (misalnya, cedera akibat tabrakan
mobil, jatuh, tenggelam, dan akibat kebakaran), dan cedera disengaja, cedera yang terjadi akibat
perbuatan yang disengaja baik orang lain maupun oleh diri sendiri (misalnya, penyiksaan,
penembakan dan penikaman yang disengaja, dan bunuh diri).
Istilah cedera takdisengaja saat ini telah menggantikan istilah kecelakaan. Selain itu, istilah
keselamatan yang agak rancu kini telah di ganti dengan pencegahan cedera atau pengendalian
cedera. Istilah tersebut mencakup semua tindakan untuk mencegah cedera baik takdisengaja
maupun disengaja atau untuk meminimalkan tingkat kemarahannya.
Ada empat karakteristik cedera tak disengaja : (1) kejadian itu berlangsung tanpa
direncanakan, (2) kejadian ini biasanya di dahului oleh perbuatan atau kondisi yang tidak aman
(bahaya), (3) cedera kerap disertai dengan kerugian ekonomi, dan (4) cedera mengganggu
penyelesaian tugas secara efesien.
Perbuatan tidak aman adalah perilaku Apapun yang dapat meningkatkan probabilitas cedera
takdisengaja. Contoh mengemudikan mobil dalam kondisi mabuk atau menyalakan gergaji kayu
tanpa mengenakan pelindung mata merupakan tindakan yang tidak aman. Kondisi tidak aman
adalah faktod lingkungan apapun (fisik atau sosial) yang meningkatkan probabilitas cedera
takdisengaja. Jalanan yang licin adalah contoh kondisi yang tidak aman. Perbuatan tidak aman
dan kondisi tidak aman merupakan bahaya (hasard). Walau bahaya itu sebenarnya tidak
menyebabkan cedera takdisengaja (orang yang mabuk mungkin dapat tiba di rumah dengan
selamat, walau jalanan yang dilalui licin), bahaya dapat meningkatkan probabilitas cedera
takdisengaja.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Cedera Takdisengaja & Cedera Disengaja?
2. Tipe Apa saja yang termasuk Cedera Takdisengaja maupun Cedera Disengaja?
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Epidemiologi Cedera Takdisengaja & Cedera
Disengaja?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan agar pembaca dapat memahami:
1. Pengertian Cedera Takdisengaja & Cedera Disengaja
2. Tipe Apa saja yang termasuk Cedera Takdisengaja maupun Cedera Disengaja
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Epidemiologi Cedera Takdisengaja & Cedera
Disengaja

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. BEBAN BIAYA CEDERA BAGI MASYARAKAT


Cedera merupakan beban bagi masyarakat baik dalam hal penderitaan manusia maupun kerugian
ekonomi. Cedera merupakan penyebab utama kematian dan disabilitas di dunia. Diperkirakan sekitar 5,8
juta orang di dunia meninggal akibat cedera pada tahun 1988. Ini berarti bahwa hampir 16.000 orang
meninggal setiap harinya akibat cedera. Setiap tahun hampir 150.000 penduduk Amerika meninggal
akibat cedera fatal, menjadikan cedera sebagai penyebab utama kelima untuk kematian yang terjadi di
Amerika Serikat. Khususnya pada tahun 1998, terdapat 146.941 kematian terkaik cedera yang mencakup
sekitar 6,3% dari semua kematian yang terjadi di kalangan penduduk Amerika Serikat. Dari jumlah
kematian tersebut, 94.331 (64,2%) terkait cedera tak disengaja, 30.575 (20,8%) kematian akibat bunuh
diri, dan 17.893 (12,2%) merupakan kematian terkait pembunuhan. Sekitar 4.142 (2,7%) kematian terkait
cedera, tidak dapat dipastikan sengaja atau tidaknya cedera tersebut.

B. CEDERA TAK DISENGAJA


Jika statistik cedera takdisengaja tidak dimasukkan dalam jumlah total sekapun, cedera
takdisengaja tetap menjadi penyebab utama kelima untuk kematian yang terjadi di Amerika Serikat.
Kendaraan bermotor tetap menjadi penyebab utama cedera takdisengaja yang fatal. pada tahun 1998,
kecelakaan kendaraan bermotor mengakibatkan 42.337 kematian atau 28,8% dari jumlah kematian total.
Penyebab utama kedua untuk kematian akibat cedera takdisengaja adalah jatuh. Keracunan menempati
posisi ketiga. Selain itu, sekitar 21 juta cedera yang mengekang juga dilaporkan terjadi dalam tahun yang
sama. Kematian dan cedera itu menyebabkan kerugian ekonomi bagi keluarga dan masyarakat. Dari segi
upah dan produktivitas kerugian diperkirakan mencapai $254,6 milyar, $77,4 milyar dikeluarkan untuk
biaya pengobatan, 77,6 milyar untuk ganti rugi asuransi, dan $40 milyar untuk membayar kerusakan
kendaraan bermotor. Dari sini jelas bahwa cedera takdisengaja merupakan salah satu masalah kesehatan
utama pada masyarakat. Salah satu tujuan khusus Healthy people 2010 adalah menurunkan angka kasus
cedera takdisengaja dari hampir 35,0 per 100.000 menjadi 17,0 per 100.000 penduduk.
1. Tipe Cedera Takdisengaja

ada banyak tipe cedera takdisengaja. Sebagai besar kasusnya terjadi akibat kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh, keracunan, tengelam, tercekik dan luka bakar, dan senjata api.

 Kecelakaan Kendaraan Bermotor

Cedera tak disengaja akibat kecelakaan kendaraan bermotor lebih banyak menyebabkan kematian
dibandingkan tipe cedera lainnya. Pada tahun 1999, diperkirakan terdapat sekitar 6,3 juta laporan
polisi tentang kecelakaan kendaraan bermotor, termasuk hampir 2,1 juta laporan kasus kecelakaan
pengebab cedera. Dari laporan itu diperkirakan terdapat sekitar 3,3 juta orang yang cedera
sementara korban meninggal sebanyak 41.611 jiwa.

 Jatuh

Pengebab utama kedua untuk cedera takdisengaja yang berakibat fatal adalah jatuh, yang
mengakibatkan 17.000 kematian pada tahun 1999. Jatuh merupakan penyebab utama kunjungan
ke ruang gawat darurat akibat cedera pada tahun 1998, yaitu sebanyak 7,7 juta kunjungan. Jatuh
dapat terjadi dari suatu tingkat ketinggian ke tingkat yang lain (misalnya tangga), atau ke tingkat
yang sama. Separuh lebih dari 17.000 atau lebih kematian akibat jatuh setiap tahunnya adalah

2
akibat jatuh yang terjadi di rumah. Jatuh menyebabkan satu pertiga kematian akibat cedera
takdisengaja yang terjadi di rumah.

 Keracunan

Keracunan merupakan penyebab utama ketiga kematian akibat cedera takdisengaja di Amerika
Serikat dan penyebab utama kedua kematian akibat cedera yang dialami di rumah. Pada tahun
1999, keracunan menyebabkan sekitar 10.500 kasus kematian. Kematian akibat keracunan
mencakup kematian akibat obat terlarang, pengobatan, makanan beracun, misalnya, jamur dan
kerang-kerangan, sekaligus kematian akibat racun yang umum dikenal. Empat per lima kasus
kematian tersebut terjadi di rumah.

2. Epidemiologi cedera takdisengaja

Cedera takdisengaja merupakan masalah utama dalam kesehatan masyarakat karena jumlah
kematian dini yang disebabkan oleh kondisi ini di AS cukup besar. Namun kematian hanya sebagian
dari kehidupan menjadi manusia. Ketidaksesuain merupakan aspek lain dari masalah tersebut. Satu
dari enam hari rawat inap dapat dikaitkan dengan cedera takdisengaja. Seperti disebutkan semula,
biaya medis untuk cedera takdisengaja mencapai milyaran dolar per tahun.

 Manusia

Cedera tak disengaja mengakibatkan kematian dan disabilitas yang dapat terjadi pada
semua kelompok usia, jenis kelamin, dan kelompok sosioekonomi.

 Waktu

Selama abad kedua puluh, terdapat penurunan untuk beberapa tipe cedera takdisengaja
dan peningkatan untuk tipe lainnya. Contoh, kematian terkait kendaraan bermotor berkurang dari
53.543 di tahun 1969 menjadi 41.611 di tahun 1999. Penurunan ini tercapai walau pada
kenyataannya orang amerika pada tahun 1999 menempuh jarak 2,5 kali lebih jauh daripada jarak
yang ditempuh tahun 1969. Angka fasilitas per 100 juta mil perjalanan dengan kendaraan
mengalami penurunan 5,0 menjadi 1,5 selama periode 30 tahun. Penurunan angka kematian
terkait kendaraan bermotor di Amerika Serikat merupakan salah satu dari sepuluh prestasi
kesehatan masyarakat yang paling signifikan dalam abad kedua puluh.

 Alkohol dan Obat-obatan lain sebagai Faktor resiko

Hasil pengkajian terhadap faktor-faktor yg turut menyebabkan cedera takdisengaja dan


disengaja memperlihatkan bahwa alkohol mungkin menjadi faktor tunggal yang paling penting.

Seperti yang ditunjukkan dalam kasus kecelakaan kendaraan bermotor yang berakibat
fatal, dengan keterlibatan kosumsi alcohol dalam kecelakaan fatal itu mencapai 38%.
Terdapat penurunan sebesar 33 % dalam presentase fatalitas kendaraan bermotor yang
berkaitan dengan konsumsi akohol dari 57% pada tahun 1982 sampai 38% pada tahun
1999. Selain itu terdapat penurunan dalam presentase kecelakaan lalulintas fatal yang
melibatkan pengemudi mabuk berat, atau pengemudi yang kadar alcohol darahnya (blood
alcohol concentration, BAC) melebihi 0,10% (BAC >0,10%). Persentase itu menurun
tajam dari 24 % ditahun 1989 menjadi 17% ditahun 1999.

3
3. Pencegahan Melalui Epidemiologi

Terkadang sudah menjadi sifat masyarakat untuk menunggu terjadinya suatu


starategi sebelum mau memperbaiki bahaya yang ada atau situasi yang membahayakan.
Kebanyakan peaksanaan kegiatan pencegahan yang berkaitan denga cedera baru
dilakukan setelah terjadinya bencana yang menelan banyak korban.

 Kontributor awal untuk pencegahan dan pengendalian cedera

Upaya penting pertama untuk pencegahan dan pengendalian cedera dimulai


pada awal abad kedua puluh. Tiga contributor paling penting dalam upaya awal
pengendalian cedera adalah Hugh De Haven, John E. Gordon, dan William Haddon;
Hugh DeHaven adalah seorang pilot perang dunia 1, yang setelah selamat dari
kecelakaan pesawat terbang, mulai mendedikasikan kehidupan professionalnya untuk
mengkaji korban akibat jatuh guna mendesaian cara yang dapat mengurangi dampak
tumbukan pada tubuh.contoh saat ini kita memiliki sabuk pengaman siap pakai.

Pada tahun 1949, john E. Gordon mengajukan alat epidemioogi yang


digunakan untuk menganalisis cedera. Karena gagasan Gordon ini, sudah banyak
yang kita pelajari tentang faktor resiko, populasi yang rentan, dan distribusi cedera
dalam populasi.

William Haddon, Jr., adalah seoraang insinyur dan dokter yang kerap
dipandang sebagai bapak penemu riset pencegahan cedera yang modern. Dia tak
pernah meyerah mengadakan pendekatan epidemiologi pada pencegahan cedera dan
bersikeras bahwa hasil kerjanya dapatdigunakan untuk penyusunan kebijakan umum.
Dia merupakan ahli terkenal di bidang keamanan jalan raya pada tahun 1960-an dan
telah mengembangkan tindakan yang efektif untuk menurunkan jumlah kasus cedera
takdisengaja terkait jalan raya.

4. Model cedera takdisengaja

Sampai tahun 1950-an, hanya sedikit kemajuan yang terjadi dalam penurunan
cedera dan kematian takdisengaja. Salah satu alasannya adalah kegagalan dalam
mengidentifikasi agens penyebab yang berkaitan dengan cedera takdisengaja terkait
jalan raya.dalam bab 4 kita telah membahas mode kesehatan masyarakat yang
menjelaskan peyakit menuar dalam kaitannya dengan penjamu, agens, dan
lingkungan membentuk sebuah segitiga. Model serupa untuk cedera takdisengaja
juga telah diajukan. Dalam model ini, agens penyebab cedera adalah energi.

 Kiat pencegahan dan pengendalian berbasis model

Berdasarkan mode epidemiologi yang baru dijelaskan, terdapat empat jenis


tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi jumalah dan
keparahan cedera takdisengaja dan kematian. Empat taktik ini merupakan modifikasi

4
taktik yang diajukan Haddon. Pertama adalah mencegah akumulasi agens penyebab
cedera yaitu energi.

Jenis tindakan kedua adalah mecegah pelepasan energi berlebihan yang tidak
peru atau memodifikasi pelepasannya dalam beberapa cara. Bahan anti api yang tidak
akan terbakar merupakan contoh pencegahan ini.

Taktik ketiga melibatkan penempatan penghalang antara penjamu dan agens.


Insulator yang dipasang disekeliling kawat listrik dan penggunaan pegangan panci
serta pegangan yang tidak menghantarkan panas pada peralatan memasak merupakan
contoh strategi pencegahan ini.

Terakhir terkadang kita harus atau perlu memisahkan penjamu secara


keseluruhan dari sumber energi yang memungkinkan berbahaya. Contohnya
mencakup gerbang yang terkunci dan pagar yang tinggi disekelilingi gardu listrik dan
kolam renang.

5. Pendekatan Masyarakat Terhadap Pencegahan Cedera Takdisengaja

Terdapat 4 strategi umum untuk mencegah cedera takdisengaja-pendidikan,


peraturan, perlindungan otomatis dan tuntutan hukum.

 Pendidikan

Pendidikan pencegahan cedera adalah proses mengubah perilaku kesehatan


seseorang sedemikian rupa sehingga dapat menurunkan mengurangi kasus
cedera takdisengaja. Pendidikan tentunya memiliki tempat dalam program
pencegahan cedera. Namun, pendidikan pencegahan cedera mempunyai
keterbatasan.

 Peraturan

Batas kecepatan nasiona yang lama, 55 mil per jam, merupakan contoh
kekuatan peraturan pemberlakuan dan penegakan hokum untuk mengendalikan
perbuatan manusia sebagai cara untuk mengurangi jumlah dan tingkat keparahan
cedera takdisengaja.

Peraturan tidak selalu efektif dalam menurunkan kasus cedera. Antara


tahun 1976 dan 1980, peraturan Negara bagian yang mengharuskan pengendara
sepeda motor untuk mengenakan helm berhasil dibatalkan di 28 negara bagian.
Strategi pencegahan melalui peraturan memang sulit untuk diterapkan. Gagasan
untuk mengatur perilaku kesehatan mengusik kebebasan individu yang sangat
dihargai masyarakat Amerika.

 Perlindungan otomatis

Jika perubahan teknologi mesin dipadukan dengan upaya pengaturan,


hasil yang menakjubkan terkadang dapat dicapai. Teknik perbaikan atau desain

5
lingkungan untuk mengurangi kasus cedera takdisengaja disebut sebagai
perlindungan otomatis (pasif). Contoh yang baik adalah tutup pengaman anti
anak. Tutup pengaman anti anak pada botol aspirin dan obat lainnya
diperkenakan pada tahun 1972. Sampai tahun 1977, kematian yang disebabkan
ingesti analgesic dan anti-piretik menurun 41 %.

 Tuntutan hukum

Jika metode lain gagal, perubahan perilaku terkadang dapat dicapai


melalui pengadilan. Tuntutan hokum yang diajukan oleh korban cedera atau
keluraga mereka dapat dengan efektif menyingkirkan produk yang berbahaya
dari rak-rak took atau justru mempengaruhi perubahan pada perilaku yang
berbahaya.

C. Cedera Disengaja

Cedera disengaja, akibat lansung tindak kekerasan interpersonal atau terhadap diri
sendiri, merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat menyebar luas di Amerika
Serikat. Lebih dari 50.000 meninggal dan jutaan lainnya mengalami cedera nonfatal akibat
tindak kekerasan interpersonal (antarpribadi).

1. Tipe Cedera Disengaja

Spectrum tindak kekerasan mencakup penyiksaan, penganiayaan, pemerkosaan,


perampokan,bunuh diri, dan pembunuhan. Pada tahun 1998, pembunuhan dan intervensi
hukum menduduki peringkat ketiga belas sebagai penyebab utama kematian di Amerika
Serikat, dengan jumlah sebesar 17.893 kematian. Angka pembunuhan di Amerika Serikat
secara signifikan lebih tinggi dibandingkan Negara industri lainnya.

2. Epidemiologi Cedera Disengaja

Tindak kekerasan interpersonal secara tidak seimbang mempengaruhi orang yang


frustasi maupun kehilangan harapan, orang yang tidak memiliki pekerjaan dan hidup dalam
kemiskinan, dan orang yang harga dirinya rendah. Tindak kekerasan, baik yang ditujukan
pada diri sendiri maupun pada orang lain, lebih banyak dilakukan pada kaum laki-laki.
Senjata api terkadang diibatkan dalam tindak kekerasan sehingga dampak fatalnya semakin
meningkat. Penyalahgunaan obat,terutama alcohol, juga berkontribusi pada jumlah cedera
disengaja.

 Pembunuhan, Penyiksaan dan Perkosaan

Secara keseluruhan, diperkirakan hanya 44% dari semua kasus tindak kekerasan pada
tahun 1999 yang diaporkan ke polisi. Hal ini membuat perolehan statistik yang akurat
tentang kasus perkosaan dan percobaan perkosaan sulit dilakukan. Walau tersangka
biasanya orang yang tidak dikenal, 72 % dari seluruh kasus perkosaan dan penyiksaan
seksual dilakukan oeh seseorang yang diketahui, dikenal, atau memiiki hubungan
kekerabatan dengan korban.

6
 Bunuh diri dan percobaaan bunuh diri

Seperti disebutkan sebelumnya, lebih dari 30.000 kasus bunuh diri dilaporkan setiap
tahunnya di Amerika Serikat; jumlah ini mencapai satu perlima dari semua kematian
terkait cedera di AS. Pada tahun 1999, sejumlah 30.575 kasus kematian yang dilaporkan.
Angka bunuh diri pada pria (18,6 per 100.000) empat kali lebih besardari angka bunuh
diri pada perempuan (4,4 per 100.000).angka bunuh diri dikalangan anak muda (15-24
Tahun) hampir tiga kai lipat antara tahun 1950 dan 1995 tetapi sejak saat itu
menunjukkan penurunan yang perlahan menjadi11,5 per100.000.

 Cedera Senjata Api

Statistic cedera dan kematian terkait cedera akibat senjata api mencakup laporan dari
cedera takdisengaja dan cedera disengaja. Hanya 4 % dari semua kasus cedera fatal
terkait senjata api merupakan tindakan yang takdisengaja. Lebih dari 47% kematian
terkait senjata api akibat pernyiksaan atau intervensi hukum; 48,5% adalah merupakan
tindakan yang disengaja terhadap diri sendiri.

E. KEKERASAN DALAM MASYARAKAT DAN SUMBER DAYA UNTUK


PENCEGAHAN

Siswa kelas enam membawa senjata ke sekolah dan membunuh seorang guru dan tiga
siswa yang lain, seorang pria terbunuh karena terjebak di tengah baku tembak, dan seorang
anak meninggal karena melanggar aturan rumah. Kondisi ini merupakan tanda-tanda
masyarakat kekerasan yang menjadi tempat tinggal orang Amerika telah meningkat.

 Individu Dan Tindak Kekerasan

Kasus tindak kekerasan yang jumlahnya cukup signifikan setiap tahunnya di Amerika
Serikat dilakukan oleh individu yang t idak memiliki keterampilan komunikasi dasar dan
keterampilan penyelesaian masalah. Banyak dari mereka yang tidak tertarik menyelesaikan
suatu argument melalui diskusi ataupun kompromi. Alih-alih mereka justru berniat
“memenangkan” argument mereka, dengan kekuatan fisik jika perlu.

 Tindak kekerasan dan penganiayaan dalam keluarga

Satu dari setiap enam kasus pembunuhan adalah akibat kekerasan dalam
keluarga.tindak kekerasan dalam keluarga mencakup perlakuan keliru (maltreatment) pada
anak, kekerasan pada teman intim, kekerasan antarsaudara kandung, dan kekerasan yang
ditujukan langsung pada anggota keluarga yang lansia. Karena anak merupakan sumber daya
kita yang paling penting, dan karena jika teraniaya dan diabaikan saat masih kecil dapat
meningkatkan resiko seseorang untuk memiliki perilaku kekerasan saat menjadi dewasa,
maka masyarakat harus dapat meningkatkan upaya dalam menangani kasus kekerasan dalam
keluarga.

7
 Tindak Kekerasan di Sekolah

Walau sekolah merupakan tempat paling aman bagi anak untuk memanfaatkan waktu
mereka, tindak kekerasan yang jarang sekalipun dapat meneror orangtua, guru, dan anak itu
sendiri. National Center for Educational Statistics (NCES) mengumpulkan data untuk
menentukan frekuensi, keseriusan, dan insiden tindak kekerasan di sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama. Selama tahun-tahun belakangan ini data lengkapnya berhasil didapatkan
(1996-1997), lebih dari separuh sekolah umum di Amerika Serikat melaporkan sedikitnya
satu kasus kejahatan, dan 1 dari 10 sekolah melaporkan minimal 1 tindak kejahatan yang
serius (pembunuhan, perkosaan atau tipe penyiksaan lainnya, bunuh diri, serangan fisik atau
berkelahi dengan senjata, atau perampokan). Terdapat sekitar 190.000 serangan fisik atau
perkelahian tanpa senjata, sekitar 116.000 kasus pencurian, dan 98.000 laporan pengrusakan.
Selain itu, terdapat 4.000 kasus perkosaan atai tipe seksual lainnya 7.000 perampokan, dan
11.000 kasus serangan fisik atau perkelahian dengan menggunakan senjata. Angka insidensi
kekerasan lebih tinggi pada sekolah menengah atas dan sekolah menenga pertama
dibandingkan pada sekolah dasar dan lebih tinggi pada sekolah yang melaporkan masalah
disiplin yang serius dibandingkat sekolah yang tidak bermasalah. Walau terlihat
mengkhawatirkan, angka itu mewakili adanya penurunan pada tindak kekerasan di sekolah
selama periode 19991-1997. Penurunan kasus perilaku kekerasan di sekolah konsisten
dengan penurunan serupa dalam hal kasus pembunuhan, yang dibahas sebelumnya, dam
penurunan pada tren angka tindak kekerasan nonfatal dan angka kejahatan di sekolah.

 Tindak Kekerasan dalam Masyarakat

Gang anak muda dan tingkat kekerasan gang ikut berkontribusi dalam keseluruhan
tingkat kekerasan yang ada dalam masyarakat dan beban biaya yang sebenarnya pada sumber
di mayarakat. Tindak kekerasan anak muda, termasuk tindakkekerasan gang anak muda,
yang berawal pada tahun 1990, memicu inisiatif pemerintah federal, Negara bagian, dan
pemerintah daerah untuk mengatasi masalah tersebut.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Cedera berasal dari bahasa Latin yang berarti "tidak benar".
2. Cedera takdisengaja adalah cedera yang terjadi tanpa seseorang pun bermaksud
menyebabkan bahaya tersebut (misalnya, cedera akibat tabrakan mobil, jatuh,
tenggelam, dan akibat kebakaran), dan cedera disengaja adalah cedera yang terjadi
akibat perbuatan yang disengaja baik orang lain maupun oleh diri sendiri.
3. Tipe Cedera Takdisengaja diantaranya:
a. Kecelakaan Kendaraan Bermotor
b. Jatuh
c. Keracunan
4. Pencegahan Cedera Takdisengaja dapat dilakukan dengan Kontributor awal untuk
pencegahan dan pengendalian cedera. Dimana upaya penting pertama untuk pencegahan
dan pengendalian cedera dimulai pada awal abad kedua puluh. Tiga contributor paling
penting dalam upaya awal pengendalian cedera adalah Hugh De Haven, John E. Gordon,
dan William Haddon; Hugh DeHaven adalah seorang pilot perang dunia 1, yang setelah
selamat dari kecelakaan pesawat terbang, mulai mendedikasikan kehidupan
professionalnya untuk mengkaji korban akibat jatuh guna mendesaian cara yang dapat
mengurangi dampak tumbukan pada tubuh.contoh saat ini kita memiliki sabuk
pengaman siap pakai.
5. Spectrum tindak kekerasan Cedera disengaja mencakup penyiksaan, penganiayaan,
pemerkosaan, perampokan,bunuh diri, dan pembunuhan.

B. Saran
1. Seseorang seharusnya lebih waspada dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Meskipun
kegiatan yang dilakukan sudah menjadi rutinitas dalam keseharian.
2. Menimbulkan kesadaran pribadi pada setiap individu perasaan bersalah jika ingin
melakukan tindakan cedera disengaja.

9
DAFTAR PUSTAKA

McKenzie, James F. 2006. Kesehatan Masyarakat. Suatu Pengantar Edisi 4. Penerbit EGC,
Jakarta

10

You might also like