You are on page 1of 10

Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal orang, karena dapat dilihat

dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai
penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat mengatur suhu dan terbang. Dengan
kemampuan terbang itu aves mendiami semua habitat. Warna dan suara beberapa
aves merupakan daya tarik mata dan telinga manusia. Banyak diantaranya
mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian merupakan bahan makanan
sumber protein, beberapa diantaranya diternakkan. Kata aves berasal dari kata Latin
dipakai sebagai nama kelas, sedangkan ornis dari kata Yunani dipakai dalam
ornithology berarti ilmu yang mempelajari burung-burung (Jasin, 1992: 113).
Burung merupakan komponen ekosistem yang memiliki peranan penting dalam
mendukung berlangsungnya suatu siklus kehidupan organisme. Keadaan ini dapat
dilihat dari rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan yang membentuk sistem
kehidupannya dengan komponen ekosistem lainnya seperti tumbuhan dan serangga.
Manfaat burung antara lain adalah peran ekologisnya yang secara jelas dapat dilihat
dan dirasakan langsung. Peran tersebut adalah seperti membantu penyerbukan
bunga (burung sesap madu), pemakan hama (burung pemakan serangga atau tikus)
dan penyangga ekosistem (terutama jenis burung pemangsa). Fungsi utama burung
disuatu lingkungan adalah pengontrol serangga sebagai hama. Burung juga
memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan
(daging, telur, sarang), diperdagangkan dan dipelihara oleh masyarakat, bulu burung
yang indah banyak dimanfaatkan oleh perancang model untuk desain pakaian atau
aksesori lainnya (Jurati, 2015: 2)
Adaptasi burung yang paling jelas untuk terbang adalah sayap dan bulunya. Bulu
terbuat dari protein β keratin yang juga ditemukan pada sisik reptil-reptil lain.
Bentuk dan susunan bulu membentuk sayap menjadi atrfoil, permukaan yang
menghasilkan gaya angkat udara. Sayap adalah versi tungkai depan tetrapoda yang
dimodel ulang. Tulang-tulang kebanyakan burung memiliki struktur internal yang
mirip sarang lebah dan terisi dengan udara. Bulu terdiri dari batang pusat yang terisi
udara, tempat tumbuhnya helaian bulu halus (vane). Helaian bulu halus tersusun atas
barbus yang memiliki cabang-cabang kecil disebut barbula. Burung memiliki bulu
kontur dan bulu halus. Bulu kontur adalah bulu yang kaku dan memberikan bentuk
aerodinamis pada sayap dan tubuh (Campbell, 2012: 292).
Pertumbuhan bulu ini memberi permukaan bagi sayap yang luas, ringan, tetapi
kuat. Bulu ini juga memberikan insulasi (penutup hangat) bagi tubuh, sehingga
membuatnya menjadi kecil namun tetap dapat mempertahankan suhu tubuh yang
relatif tinggi dan tetap meskipun di daerah beriklim dingin. Mereka ini adalah
burung pertama. Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara
untuk penerbangan yang efisien, yang paling utama diantara semua ini tentu saja
adalah sayap. Sekarang sayap itu memungkinkan burung terbang jarak jauh untuk
mencari makanan yang cocok dan berlimpah. Adapun burung-burung tak bersayap
di Antartika, Selandia Baru, dan daerah lain yang jarang ada pemangsanya
membuktikan hal ini (Kimball, 1990: 938-939).
Menurut Jasin (1992: I13), bahwa ciri-ciri khusus dari kelas aves ialah sebagai
berikut:
1. Tubuh terbungkus oleh bulu
2. Mempunyai dua pasang anggota (ekstremitas), anggota anterior sepasang
mengalami modifikasi sebagai sayap, sedang sepasang anggota posterior
disesuaikan untuk hinggap dan berenang masing-masing kaki berjari 4 buah
cakar terbungkus oleh kulit yang menanduk dan bersisik
3. Skeleton kecil dan baik, kuat dan penulangannya sempuma, pada mulut terdapat
bagian yang terproyeksi sebagai paruh atau sudu (cocor) yang terbungkus oleh
lapisan zat tanduk. Pada burung yang terdapat pada amsa ini tidak bergigi,
tempurung kepala memiliki sebuah condylus occipitalis dengan lehernya yang
sangat fleksibel. Tulang-tulang pembentuk pelvicus bersenyawa dengan
sejumlah vertebrae, tapi sebelah ventral terbuka dengan tulang strenum
membesar dan biasanya memiliki suatu cuatan sebelah median. Jumlah
vertebrae ekor sedikit dan mengalami pemadatan
4. Cor terdiri atas 4 ruangan yakni dua auricula dan dua ventricular, hanya archus
aorticus kanan yang masih ada, erythrocytnya berinti, berbentuk oval dan convex
5. Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang kompak yang menempel pada costae
dan berhubungan dengan kantung udara (saccus pneumaticus) yang meluas pada
alat-alat bagian dalamnya, memiliki kotak suara atau syirinx pada dasar trachea
6. Tidak memiliki vesica urinaria, zat-zat ekskresi setengah padat, pada hewan
betina biasanya hanya memiliki ovarium kiri dan oviduct kiri
7. Memiliki 12 nervi cranialis
8. Suhu tubuh tetap (homoiothermis).
9. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh, telur memiliki yolk besar terbungkus oleh
cangkok yang keras. Untuk menetas diperlukan pengeraman. Terdapat
segmentasi, Meroblastis, memiliki membran embryonica (amnion, chorion,
yolksace dan allanthois) yang semuanya berkembangan dalam telur. Anak
anaknya yang masih muda dierami, disuapi makanan dan dijaga oleh induknya
(kecuali pada megapoda).
Menurut Brotowidjoyo (1990: 219- 221), kelas aves terbagi dalam begitu
banyak bangsa (ordo) yang dikenal baik karakteristiknya. Berikut ini hanya
dikemukakan karakteristik pada tingkat sub kelas.
1. Sub kelas Archaeorithes (burung bengkarung)
Burung-burung bergigi, telah punah. Hidup dalam periode Jurassik. Metakarpal
terpisah. Tidak ada pigostil. Vertebra kaudal masing-masing dengan bulu-bulu
berpasangan. Contoh: Archaeopterygiformes: Archaeopteryx sp. fosilnya
terdapat di Jerman.
2. Sub kelas Neornithes
Ada yang telah punah, tetapi ada yang termasuk burung modern. Bergigi atau
tidak bergigi. Metakarpal bersatu. Vertebra kaudal tidak ada yang mempunyai
bulu berpasangan. Kebanyakan mempunyai pigostil. Sternum ada yang beruas,
ada pula yang rata. Mulai ada sejak zaman kretaseus.
a). Odontognathae. Contoh: Hesperornis dan Ichthyornis, keduanya telah
punah. Bergigi. Ditemukan di Amerika Serikat.
b). Palaeognathae. Burung berjalan atau sedikit saja terbang. Tulang sternum
tidak berlunas. Semua dengan tulang vomer yang membentuk jembatan pada
tulang langit-langit. Tidak ada gigi, vertebra kaudal bebas, tulang korakoid
dan skapula kecil. Ordo Struthioniformes. Contoh: burung unta (Struthio
camelus, tinggi 2,5 m, berat 150 kg, hidup bergerombol, omnivora, seekor
jantan mempunyai 4 5 betina. Berasal dari Afrika dan Arabia.
c). Impennes. Burung penguin. Sayap (anggota gerak anterior) digunakan untuk
berenang, tidak dapat terbang. Metatarsus bersatu, tetapi tidak sempurna.
Empat buah jari terarah ke muka, jari-jari dengan selaput kulit. Bulu kecil-
kecil menutup seluruh tubuh. Di bawah kulit terdapat lapisan lemak tebal.
Berdiri tegak pada metatarsus. Dapat dengan cepat menyelam. Terdapat 20
jenis dari golongan ini. Ordo Sphenisciformes. Contoh: Aptenodytes forsteri,
penguin raja. Tinggi 1 m lebih. Jenis yang lain kecil.
d). Neognathae. Burung-burung modern, beruas, Metatarsus bersatu. Vomer
kecil dan tidak membentuk jembatan pada langit-langit. Ordo Gaviiformes.
Burung lun. Kaki pendek pada ujung tubuh. Jari-jari penuh dengan membran
kulit. Patella kecil kecil. Terbang cepat melayang-layang, dan menukik
Makan ikan. Contoh: Gavia immer, di belahan bumi utara.

Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang,
truncus (badan) dan cauda (ekor) Sepasang extremitas anterior merupakan ala
(sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas
posterior berupa kaki(Jasin, 1992: 115).
1. Caput
Kepala aves terdapat beberapa organ, yaitu:
a. Lubang hidung atau nares, terletak di paruh bagian atas
b. Sera (cere) adalah pangkal paruh atas yang tidak berbulu, tempat terdapatnya
lubang hidung yang berupa tonjolan kulit
c. Mata yang dikelilingi oleh kulit berbulu halus.
d. Membrana niktitans di sudut mata yang dapat ditarik hingga menutupi mata
e. Lubang telinga atau porus akustikus eksternus, tidak ada daun telinga terletak
dorsokaudal mata dan di dalam ada membrana timpani
f. Paruh (rostrum), terdiri atas bagian bawah dan atas, bahan pembentuknya
berupa tanduk.

Sumber: http://www.generasibiologi.com
Bentuk paruh pada aves menunjukkan jenis makananya. Adapaun ciri-ciri
morfologi paruh pada aves antara lain:
1. Panjang apabila ukurannya lebih panjang dari kepala.
2. Pendek apabila ukurannya lebih pendek dari kepala.
3. Berkait apabila bagian atas lebih panjang serta melengkung menutup
bagian bawah. kadang-kadang dikatakan berkait, bila ujungnya
melengkung.
4. Pipih datar apabila paruh itu lebih mendatar dari pada meninggi.
5. Lurus apabila garis antara bagian atas dan bagian bawah lurus dari
pangkal sampai ujung paruh.
6. Bergerigi apabila tepi paruh bagian atas bergerigi.
7. Berkantung lebar apabila dagu dan tenggorokan melebar membentuk
kantung

http://www.generasibiologi.com/2017/06/ciri-struktur-morfologi-
topografi-aves-burung.html
2. Truncus
Badan berbentuk lonjong ditutupi bulu-bulu yang bermacam-macam.
Morfologi bulu dijelaskan di bawah
3. Ekor (cauda)
Ekor aves memiliki bulu-bulu yang berperan sebagai kemudi. Pengertian
ekor adalah bulu-bulu ekor (Rectriches). Panjang pendeknya rectriches pada
tepi posterior ekor berbeda-beda dan memiliki ciri yang spesifik. Beberapa
ciri ekor pada burung yakni:
1. Panjang apabila ukurannya lebih panjang dari badan.
2. Pendek apabila ukurannya lebih pendek atau sama dengan panjang badan
3. Rata apabila semua bulu sama panjang
4. Bulat apabila bulu tengah jauh lebih panjang, makin ke tepi berangsur
memendek.
5. Runcing apabila bulu tengah jauh lebih panjang dari pada bulu yang lain
berbentuk.
4. Extremitas
Ektremitas atau anggota gerak pada kelas aves terdiri dari:
1. Ekstremitas kranialis atau membrum superior merupakan sayap yang
ditutupi bulu. Ciri-ciri sayap burung antara lain:
a. Panjang: bila ukuran dari bengkokan kedua sampai ke ujung, lebih
panjang dari pada badan.
b. Pendek: bila bagian itu lebih pendek dari pada badan.
c. Bulat: bila primarius bagian tengah merupakan yang paling bulu-bulu
panjang, sisinya berangsur-angsur memendek berpangkal dan ke
ujung sayap.
d. Runcing: bila primarius paling ujung merupakan bulu-bulu yang
panjang
2. Ekstremitas kaudalis atau membrum inferior sebagai kaki, bagian atas
tertutup bulu dan bawah tertutup sisik. berikut adalah ciri-ciri kaki aves:
Ciri-ciri sisik kaki aves yakni:
a. Scutellata adalah apabila sisik tersusun saling menutup.
b. Reticullata adalah bila sisik tidak teratur.
c. Serrata apabila bila sisik pada tepi posterior tersusun berigi.rigi.
d. Boated adalah bila tarsusus tidak bersisik.
Tipe-tipe kaki pada aves:
a. Tipe bertengger, dibedakan atas beberapa macam, misalnya: (a)
passerine: hallux melekat datar dengan jari-jari lain. (b) zygodactyla:
2 jari-jari kedepan, 2 yang lain ke belakang 2.
b. Tipe berjalan: hallux terangkat, sehingga kedudukannya lebih tinggi
dari pada yang lain 3.
c. Tipe berenang: dibedakan atas beberapa macam misalnya (a)
palmata: 3 jari depan dihubungkan oleh selaput jari ke-1 bebas. (b)
totipalmata: keempat jari dihubungkan oleh selaput yang halus.

http://www.generasibiologi.com/2017/06/ciri-struktur-morfologi-topografi-
aves-burung.html
Tubuh Aves hampir seluruh tubuhnya tertutup oleh bulu-bulu. Bulu pada kelas
aves dibedakan atas dua macam:

http://www.generasibiologi.com/2017/06/ciri-struktur-morfologi-topografi-
aves-burung.html
1. Bulu lengkap (plumae), bulu ini tersusun atas: batang bulu dan lembaran bulu.
Susunan batang bulu terdiri atas: calamus dan rachis. Lembaran bulu,
tersusun atas deretan barbae, diantara barbae terdapat barbulae berkait.
2. Bulu tak lengkap dibedakan atas (a). Plumulae, dengan bagian-bagian:
calamus (pendek), barbae (tidak membentuk lembaran bulu), barbulae (tak
berkait). (b) Filoplumae, dengan bagian-bagian: calamus dan rachis (batas tak
jelas), berbae (pada bagian ujung). Pada bulu ini tidak dijumpai adanya
barbulae.
http://www.generasibiologi.com/2017/06/ciri-struktur-morfologi-topografi-
aves-burung.html
Bulu aves berperan membungkus tubuh, menjaga suhu badan dan untuk
terbang. Warna bulu disebabkan oleh adanya substansi kimia dan elemen-
elemen fisik. Warna bulu yang disebabkan oleh adanya substansi kimia yakni
karena adanya pigmen biochrome yang menyerap dan memantulkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu. Warna-warna yang nampak yakni:
merah, jingga, kuning, hitam, kelabu, coklat, hijau. Warna-warna yang
disebabkan oleh adanya elemen-elemen fisik seperti warna putih, biru, dan
gemerlapan. Peranan warna-warna bulu sebagai adaptasi tubuh dengan
lingkungan untuk mengelabuhi predator serta untuk menarik pasangannya.

You might also like