You are on page 1of 11

JURNAL

Dyspepsia Amongst End Stage Renal Disease


Undergoing Hemodialysis: Views From A
Large Tertiary Care Center

Disusun Oleh :
Dea Melinda Sabila 1102013072

Pembimbing :
Mayor CKM (K) dr. Eny Ambarwati Sp.PD. Mars. FINASIM

Kepaniteraan Klinik
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Periode 6 Agustus – 13 Oktober 2018
Rumah Sakit TK. II Moh. Ridwan Meuraksa
Jakarta Timur
Dispepsia Pada Pasien Penyakit Ginjal Stadium Akhir
Yang Menjalani Hemodialisis : Pandangan Dari
Pusat Perawatan Tersier Terbesar

Kata kunci pencarian :

End Stage Renal Disease (ESRD), Hemodialysis, Dyspepsia, Leeds Questionnaire,


Tertiary Care Center

Dipilih jurnal dengan judul asli :

Dyspepsia Amongst End Stage Renal Disease Undergoing Hemodialysis: Views


From A Large Tertiary Care Center

Authors :

Muhammad Ali Khalid, Jawaid Iqbal, Hassan Liaquat Memon, Farina M. Hanif,
Muhammad Osama Tariq Butt, Nasir Hassan Luck, Zain Majid

Dimuat di :

https://doi.org/10.1515/jtim-2018-0013

Diunduh di :

http://www.intern-med.com/10.2478/jtim-2018-0013

Pada tanggal 9 Agustus 2018. Pukul 19:54 WIB


Abstrak

Tujuan :

Gejala gastrointestinal umum pada pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir
(ESRD) di antaranya dispepsia yang sering diamati. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menentukan frekuensi dan asosiasi dispepsia pada pasien ESRD menggunakan
kuesioner.

Metode :

Semua pasien ESRD pada hemodialisis terdaftar dalam penelitian ini. Kuesioner
digunakan untuk menyelidiki pasien untuk penilaian dispepsia. Rata-rata dan standar
deviasi dihitung untuk usia, indeks massa tubuh (BMI), durasi penyakit dan jumlah
sesi hemodialisis. Tes t-test independen dan tes Chi square digunakan untuk analisis
statistik.

Hasil :

Jumlah total pasien adalah 200 pasien, dimana 118 (59,3%) pasien adalah laki-laki.
Usia rata-rata adalah 41,4 tahun. Menurut kuesioner, dispepsia muncul di 62 (63,9%)
pasien. Pasien yang lebih muda (usia 20-40 tahun) lebih sering mengalami gejala
dispepsia (61,5% pasien), nyeri retrosternal (156 pasien, 78,0%), regurgitasi (127
pasien, 63,5%), disfagia (67 pasien, 33,5%), dan mual (142 pasien, 71,0%). Pasien
dengan pola gejala intermiten dalam 179 (89,5%) kasus, sementara gejala
berkelanjutan dalam 6 (3,0%) kasus. Dispepsia dikaitkan dengan tingkat aspartat
aminotransferase (AST)> 25 U / L (P = 0,001), tingkat alanine aminotransferase
(ALT)> 28U / L (P = 0,000) dan tingkat gamma glutamyl transferase (GGT)> 34 U /
L ( P = 0,002). Pada analisis multivariat, urea, kreatinin, gejala disfagia dan
bersendawa menunjukkan hubungan statistik yang signifikan dengan dispepsia.

Kesimpulan :

Dispepsia adalah masalah umum yang mempengaruhi pasien dengan penyakit ginjal
stadium akhir dan berhubungan dengan peningkatan serum AST, ALT dan GGT pada
pasien tersebut.
Kata kunci :

End Stage Renal Disease (ESRD), Hemodialysis, Dyspepsia, Leeds Questionnaire,


Tertiary Care Center
Definisi Operasional

1. End Stage Renal Disease (ESRD) : Kondisi saat ginjal kehilangan kemampuan
untuk melakukan fungsinya.

2. Hemodialysis : Sebuah terapi, yang berasal dari kata haemo yang berarti darah
dan dialisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan
salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal, yang digunakan pada
penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun
kronik.

3. Dyspepsia : Sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau rasa
tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, rasa
penuh atau cepat kenyang, dan sering bersendawa.
METODE

1. Jenis Penelitian : Studi Statistik Analisis

2. Populasi : 200 Pasien hemodialisis tidak atau dengan dispepsia

3. Sampel : 62 pasien hemodialisis dengan dispepsia

4. Jenis data : Kuantitatif

5. Prosedur Penelitian : Studi ini adalah statistik analisis. Penelitian ini


melibatkan semua pasien yang berusia antara 16-55 tahun dari kedua jenis kelamin,
pada hemodialisis yang terdaftar dalam penelitian ini. Studi ini dilakukan di Institut
Sindh Urologi dan Transplantasi (SIUT), Karachi, Pakistan, sebuah pusat perawatan
tersier yang melayani sejumlah besar pasien hemodialisis diseluruh Pakistan.
Penelitian ini menggunakan kuisioner yang telah dirancang, kuesioner awalnya terdiri
dari 9 pertanyaan secara total. Lalu di modifikasi dengan menghilangkan pertanyaan
tentang tingkat keparahan, menilai dan mengubahnya menjadi ada dan tidak adanya
gejala. Yang tidak termasuk dari penelitian ini adalah pasien yang gagal memberikan
informed consent, adanya penyakit atau situasi klinis seperti sepsis, penyakit jantung
atau penyakit kejiwaan yang dapat mencegah pasien untuk menjawab kuesioner,
pasien yang sedang pengobatan inhibitor pompa proton, penderita diabetes , pasien
yang memiliki riwayat operasi perut, pasien yang sudah pernah di endoskopi di masa
lalu karena ulkus lambung, peradangan atau perubahan struktural. Semua pasien
dievaluasi dan diwawancarai oleh para peneliti.
6. Analisis Data: Menggunakan perangkat lunak SPSS (versi 20.0) dan mean dan
standar deviasi dihitung untuk variabel kontinu. Sementara frekuensi dan persentase
dihitung untuk variabel kategori. Dikelompokkannya kategori seperti usia, jenis
kelamin, durasi ESRD, durasi hemodialisis dan BMI . Post stratifikasi, uji chi square
diterapkan. Nilai P <0,05 dianggap signifikan secara statis.
HASIL

Jumlah total pasien adalah 200, di mana 118 (59,3%) adalah laki-laki. Usia
rata-rata adalah 41,4 tahun (kisaran 14–78 tahun). Menurut kuesioner, dispepsia
muncul di 62 (63,9%) pasien. Pasien yang lebih muda (usia 20-40 tahun) memiliki
gejala dispepsia yang lebih sering. Gejala utama yang muncul adalah nyeri
retrosternal (78,0%) diikuti oleh mual (71%) dan regurgitasi (63,5%). Muntah adalah
gejala yang paling umum (21%). BMI rata-rata yang dilaporkan adalah 22,08 ± 3,6 kg
/ m2. Pola gejala intermiten terlihat pada 179 kasus (89,5%), sementara gejala
berkelanjutan tercatat pada 6 kasus (3,0%). Pada analisis univariat, dispepsia
dikaitkan dengan tingkat AST> 25 U / L (P = 0,001), tingkat ALT> 28 U / L (P =
0,000), dan tingkat gamma glutamyl transferase (GGT)> 34 U / L (P = 0,002).
Sementara pada analisis multivariat, urea, kreatinin, menyajikan gejala disfagia dan
sendawa menunjukkan hubungan yang signifikan dengan dispepsia.

Gambar 1: Distribusi gejala pada pasien hemodialisis dengan dyspepsia


DISKUSI

Mulas, sembelit, diare dan dispepsia adalah keluhan gastrointestinal yang


paling umum pada pasien ESRD. Prevalensi dispepsia pada pasien hemodialisis (HD)
bervariasi antara 48% dan 70%, hasil yang terlihat dalam penelitian ini (63,8% dari
populasi mengalami dispepsia). Dalam populasi yang diteliti, delapan keluhan utama
adalah nyeri retrosternal (78,0%), mual (71,0%), regurgitasi (63,5%), nyeri perut
bagian atas (61,5%), bersendawa (47,5%), kembung (47%), disfagia (33,5%) dan
muntah (21%). Beberapa penelitian telah menunjukkan dispepsia pada pasien ESRD
mencakup peningkatan kadar gastrin karena penurunan pasien penyakit ginjal kronis
dan peningkatan kadar amonia sebagai efek kompensasi yang terjadi karena
netralisasi lambung. Peningkatan kadar amonia menghasilkan peradangan dan cedera
mukosa lambung, yang terlihat lebih sering pada pasien ESRD dari pada di populasi
umum. Prevalensi dispepsia tinggi juga bisa disebabkan oleh keadaan hipervolemik
pada pasien ESRD, yang dianggap sebagai modulator. motilitas lambung, sehingga
menyebabkan gastroparesis. Dampak penting lain dari dispepsia adalah terkait dengan
keadaan gizi pasien. Faktor yang paling terkait dengan malnutrisi pada ESRD adalah
anoreksia dan peradangan kronis. Menurut Konferensi Ketiga tentang Nefrologi yang
diadakan di Valencia, Spanyol, pasien HD dyspeptic memiliki asupan kalori dan
protein yang lebih rendah dibandingkan dengan non-dispepsia. Sebuah penelitian
yang dilakukan pada pasien CKD dengan dispepsia menunjukkan bahwa serum
kreatinin yang memburuk berbanding terbalik terkait dengan gejala gastroesophageal
reflux disease (GERD) ini adalah kebalikan dari apa yang terlihat dalam penelitian
ini.
KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi dispepsia tinggi pada pasien
ESRD yang sedang menjalani hemodialisis. Biasanya, pasien yang usia lebih muda
terkena lebih sering terjadi nyeri retrosternal, regurgitasi dan nyeri perut bagian atas.
Tidak ada hubungan signifikan dispepsia yang ditemukan dengan usia, jenis kelamin,
BMI dan durasi gejala.

You might also like