You are on page 1of 2

4

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Plankton Sebagai Bioindikator


Plankton sebagai bioindikator merupakan suatu indikator untuk menduga
kualitas perairan apakah masih jernih atau sudah tak jernih (tercemar). Komunitas
plankton umumnya sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan serta plankton
merupakan biota stenofik (organisme yang toleransi terhadap kondisi fisika-kimia
yang sempit) disamping umurnya yang relative singkat.
Kualitas suatu perairan terutama perairan menggenang dapat ditentukan
berdasarkan fluktuasi populasi plankton yang akan mempengaruhi tingkatan trofik
perairan tersebut. Fluktuasi dari populasi plankton sendiri dipengaruhi terutama
oleh perubahan berbagai faktor lingkungan .salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi populasi plankton adalah ketersediaan nutrisi di suatu perairan.
Unsur nutrisi berupa nitrogen dan fosfor yang terakumulasi dalam suatu perairan
akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi fitoplankton dan proses ini akan
menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang dapat menurunkan kualitas suatu
perairan.
3.2 Analisis Kualitas Perairan
Dalam menganalisis suatu kualitas perairan dapat dilakukan dengan 2
pendekatan yaitu pendekatan analisis statistika multivariable dan pendekatan
pengelolaan pesisir terpadu (ICZM/Integrated Coastal Zone Management).
pendekatan analisis statistika multivariabel yang didasarkan ada Analisis Biplot
dengan program SAS.Hubungan antar variabel kualitas air dari tiap-tiap stasiun
dideterminasikan dengan menggunakan Begitu pula dengan analisis kuantitatif
antara hewan makrobenthos dengan substrat dari tiap-tiap stasiun. pendekatan
pengelolaan pesisir terpadu (ICZM/Integrated Coastal Zone Management) yang
berbasis masyarakat. Peran proyek pesisir ini hanyalah membantu atau sebagai
mediator dalam mengidentifikasi, memelihara keanekaragaman hayati dan
mempromosikan dalam implementasi rencana pengelolaan sumberdaya wilayah
pesisir terpadu. Srategi pendekatan pengelolaan pesisir yang dikembangkan
5

bersama “Stakeholders” tersebut adalah proses partisipatif dalam penilaian


sumberdaya; perencanaan terpadu; peningkatan ekonomi masyarakat pengguna
pesisir; Implementasi pemanfaatan wilayah pesisir/laut yang berbasis masyarakat;
pelatihan pengelolaan wilayah pesisir dan Analisa kebijakan, pemantauan serta
evaluasi .

3.3 Organisme yang Hidup dengan Tingkat Pencemaran


Tingkat Cemaran Makrozoobenthos Indikator
1. Tidak tercemar Trihoptera (Sericzmatidae, Lepidosmatidae,
Glossosomatidae) dan Planaria
2. Tercemar ringan Plecoptera (Perlidae, Peleolidae), Ephemroptera
(Letophlebiidae, Pseudocleoeon, Ecdyonuridae),
Trichopter, Odonanta, Plarycnematidae, Coleoptera.
3. Tercemar sedang Mollusca (Bivalvi), Crustacea (Gammaridae),
Odonanta.
4. Tercemar Hirudinea (Glossiphonidae), Hemiptera.
5. Tercemar agak berat Oligochaeta (Ubificidae), Diptera (Chironomus thumi-
Plumosus), Syrphidae
6. Sangat tercemar Tidak terdapat mikrobenthos, besar kemungkinan
Dijumpai lapisan bakteri yang toleran terhadap limbah
organic (Sphaerotilus) di permukaan.

You might also like