You are on page 1of 3

Komplikasi

1. Penyebaran kanker ke organ lain


2. Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya berbagai organ
3. Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut)
4. Intestinal Obstructions Usus Penghalang

Sel-sel dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur, termasuk rahim, kandung kemih,
usus, lapisan dinding usus (omentum) dan, lebih jarang, ke paru-paru.

Prognosis Kanker Ovarium


Makin dini kanker ovarium terdeteksi dan ditangani, kemungkinan penderita untuk bertahan
hidup pun akan meningkat. Hampir separuh pengidap kanker akan bertahan setidaknya selama
5 tahun setelah terdiagnosa, dan sepertiganya memiliki harapan hidup setidaknya selama 10
tahun. Meski demikian, penderita yang sudah sembuh dari kanker tetap berpotensi untuk
mengalami kekambuhan dalam beberapa tahun.
Apabila terjadi kekambuhan, tingkat keberhasilan pengobatan akan sangat kecil. Maka
penanganan pada kasus seperti ini lebih ditujukan untuk mengurangi keluhan dan
mengendalikan sel-sel kanker agar memasuki masa remisi selama beberapa bulan atau tahun.

Prognosis

Kanker ovarium biasanya memiliki yang buruk prognosis. Ini tidak proporsional mematikan
karena kekurangan apapun deteksi dini jelas atau tes skrining, yang berarti bahwa kebanyakan
kasus tidak terdiagnosis sampai mereka telah mencapai stadium lanjut. Lebih dari 60% dari
perempuan dengan kanker ini memiliki stadium III atau stadium IV kanker, ketika ia telah
menyebar ke luar ovarium. Kanker ovarium gudang sel ke dalam cairan alami dalam rongga
perut. Sel-sel kemudian dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur, termasuk rahim ,
kandung kemih , usus dan lapisan dinding usus omentum pertumbuhan tumor yang membentuk
baru sebelum kanker bahkan dicurigai.
Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70
wanita menderita kanker ovarium.

Kanker indung telur merupakan penyebab kematian ke-5 terbanyak di Amerika Serikat dan
merupakan salah satu dari 7 keganasan tersering di seluruh dunia. Kanker indung telur
memiliki angka kematian yang tinggi, dari 23.100 kasus baru kanker indung telur, sekitar
14.000 atau separuh lebih wanita meninggal karena penyakit ini. Kanker epitel ovarium jarang
didapatkan pada wanita berusia < 40 tahun. Puncaknya terjadi pada wanita usia 60-64 tahun.
Angka kejadian kanker epitel ovarium rendah pada negara berkembang dan Jepang.

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang dilakukan dengan :
a) Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
Pada saat anamnesis pasien akan ditanya (diwawancarai) secara lisan mengenai sakit yang
dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada) yang akan dicatat dalam rekam medik.
b) Pemeriksaan USG untuk dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kristik.
c) Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di mana kadar ALP
yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau kanker yang telah bermetastasis ke
arah hati atau tulang
d) Penanda tumor (tumor marker)Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker
ovarium sering ditemukan peningkatan kadar CA 12
e) X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan gelombang lalu
mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang diperiksa tulang akan memberikan
warna putih, jaringan akan memberikan warna keabuan, sedangkan udara memberikan warna
hitam Pencitraan lain
f) Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah memvisualisasikan tubuh,
termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan metode pengukuran sinyal
elektromagnetik yang secara alamiah dihasilkan oleh tubuh.Position Emission Tomography
(PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan cara memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh.
Sel-sel kanker (yang berkembang lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih
cepat/banyak daripada sel-sel normal.
g) CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk mencitrakan bagian
dalam tubuh.
h) Scanning radioaktif.
i) Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan sonogram
ginekologik) merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan abnormalitas pada bagian
pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang dipantulkan oleh jaringan yang
ditembakkan gelombang suara.
j) Endoskopi
Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh menggunakan alat
fiberoptik.Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya abnormalitas seperti bengkak, sumbatan,
luka/jejas, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Brooker. (2012). Kamus Saku Keperawatan edisi 31. Jakarta: EGC.
Busmar, Boy, 2006, Kanker ovarium dalam Aziz, M. Farid, dkk., Buku Acuan Nasional
Onkologi Ginekologi, Cetakan I. Yayasan Bina Pustaka Sarwono. Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Dasar-dasar Teknik Operasi Ginekologi. Penerbit Buku
Kedokteran ECG. Jakarta
- Rasjidi, Imam, 2007, Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi Berdasarkan Evidence
Base,Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
- Yatim, Faisal, 2008, Penyakit Kandungan, Edisi II. Pustaka Popouler Obor. Jakarta.
- Abeloff, Martin MD, dkk. 2004. Clinical Oncology ,Third Edition. Elsevier Churchill
Livingstone. United States of America.

You might also like