You are on page 1of 9

LAPORAN ORAL MEDICINE

Stomatitis Apthosa Reccurent Minor

Oleh :
NADYA PURWANTY, S.KG
04074821719010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
LAPORAN ORAL MEDICINE
Stomatitis Apthosa Reccurent Minor

A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Antika Samantha
Tempat/tanggal lahir : Palembang / 15 Juli 1993
Suku : Palembang
Jenis kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Budha
Alamat : Jl. Dr M Isa, Palembang
Nomor telepon : 0711-360366 / 085273414243
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Mahasiswi
No. Rekam Medik :
Peserta Asuransi :-

B. ANAMNESA
a. Keluhan Utama
Pasien (Perempuan, 23 tahun) mengeluhkan terdapat sariawan dibibir bawah dekat
sudut mulut sebelah kiri sejak 6 hari yang lalu. Pasien belum pernah menggunakan obat
apapun untuk mengobati sariawan tersebut. Sebelumnya pasien pernah mengalami
sariawan di lidah dan pipi. Dibiarkan sembuh sendiri lebih kurang 10 hari yang timbul
saat pasien menstruasi, stress ataupun tergigit gigi. Saat ini pasien sedang menstruasi.
Sariawan tersebut terasa sakit saat makan dan berbicara.

b. Riwayat Perawatan Gigi


- Penambalan sewarna gigi pada gigi bawah kanan dan kiri belakang 2 tahun yang
lalu
- Membersihkan karang gigi sekitar 1 tahun
- Penambalan sewarna gigi pada gigi depan kedua atas 1 tahun yang lalu
- Penambalan sewarna gigi pada gigi depan atas 1 bulan yang lalu
- Membersihkan karang gigi 3 bulan lalu di praktek dokter gigi

c. Kebiasaan Buruk
Tidak ada

d. Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang mahasiswi salah satu PTN yang tinggal bersama orang tua.

e. Riwayat Penyakit Sistemik


Pasien tidak memiliki penyakit sistemik

C. PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
Kelenjar getah bening submandibula:
 Kanan : tidak teraba dan tidak sakit
 Kiri : tidak teraba dan tidak sakit

D. PEMERIKSAAN INTRAORAL
Debris : Ada, regio a,b,c,d,e,f
Plak : Ada, regio a,b,c,d,e, f
Kalkulus : Ada, regio d, f
Perdarahan papilla
Interdental : Ada, regio d, f
Gingiva : Terdapat edema dan eritema ringan pada marginal gingiva
berwarna kemerahan pada anterior dan posterior rahang bawah
disertai papila interdental yang membulat dan hilangnya stippling,
dan perdarahan ringan saat probing.
Mukosa : Terdapat lesi ulser pada mukosa labial bibir bawah dekat sudut
mulut sebelah kiri, berwarna putih dengan tepi kemerahan,
berbentuk bulat dengan diamater lebih kurang 6 mm, berbatas
jelas, tunggal, dan tidak sakit saat palpasi.
Palatum : Sehat
Lidah : Terdapat lesi makula berukuran < 1 cm pada dorsal lidah
sebelah kanan, berwarna kecoklatan, berbentuk tidak teratur,
berbatas jelas dan tidak sakit saat palpasi
Dasar Mulut : Sehat
Hubungan rahang : Orthognati
Kelainan gigi geligi : Tidak ada kelainan
OHI-S : 1 (baik)

Pemeriksaan Gigi Geligi


 Tambalan resin : Gigi 12 (mesial), 11 (mesial), 21 (mesial), 22 (mesial), 26
komposit (oklusal), 37 (oklusal), 36 (oklusal), 46 (oklusal), 47 (oklusal)

E. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa sementara : Stomatitis Aphtousa Recurrent (SAR) Minor
Diagnosa banding : Traumatic ulcer

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diperlukan dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

G. TINJAUAN PUSTAKA
Stomatitis Apthous Recurrent (SAR) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
ulser yang rekurent dan terbatas pada mukosa mulut dari pasien-pasien yang tidak memiliki
tanda-tanda dari penyakit lainnya. Ulser sendiri merupakan lesi berbentuk seperti kawah
pada kulit atau mukosa yang terbuka, yang menunjukkan disintegrasi jaringan secara
perlahan-lahan disertai nekrosis. Tepi dari ulser mukosa seringkali bulat, tetapi dapat juga
tidak teratur. Ulser dapat berasal dari trauma; stomatitis apthosa; infeksi virus, seperti
herpes simpleks, variola, dan varisela zooster; kanker; atau penyakit granulomatosis.
Etiologi SAR, meliputi :
1. Faktor psikologis dan sosial, seperti stress
2. Genetik
3. Defisiensi nutrisi
4. Faktor predisposisi seperti kebiasaan merokok
5. Faktor hormonal, seperti wanita pada saat menstruasi
6. Imunologi tubuh yang menurun

Pasien RAS ini diklasifikasikan dalam tiga kategori tergantung pada presentasi klinis
dari lesinya, yakni ulser minor, ulser mayor dan ulser herpatiform.
a. Aftosa minor
Mempunyai tendensi untuk muncul pada mukosa bergerak yang terletak di atas
kelenjar saliva minor. Mukosa labial, bukal,dan vestibular sering terkena, seperti
kerongkongan, lidah dan palatum lunak. Ulser jarang terlihat pada mukosa berkeratin,
seperti gingiva dan palatum keras. Ulser dangkal, berwarna abu-kuning, oval, berbatas
jelas dan berukuran < 1cm, tepi eritema yang menonjol mengelilingi pseudomembran
fibrinosis. Ulser yang muncul disepanjang lipatan mukobukal seringkali lebih panjang.
Rasa terbakar adalah gejala pendahuluan yang diikuti nyeri hebat dan berlangsung
selama beberapa hari. Jumlah ulser yang timbul bisa tunggal atau bergerombol, tetapi
biasanya tidak lebih dari lima.
b. Aftosa mayor
Merupakan bentuk stomatitis aftosa berat, yang menghasilkan ulser lebih dalam,
lebih besar ( lebih besar atau sama dengan 1 cm) yang berlangsung lebih lama dan lebih
sering kambuh dibandikan stomatitis aftosa minor. Stomatitis aftosa mayor biasanya
lebih dari satu. Lesi melibatkan palatum lunak, kerongkongan dekat tonsil, mukosa
labial, dan lidah, serta kadang-kadang meluas ke gingiva cekat. Ciri khasnya berupa
ulser berbentuk kawah, asimetris, dan unilateral. Sifat paling mencoloknya adalah
ukurannya yang besar dan bagian tengahnya nekrotik serta cekung. Biasanya
ditemukan tepi yang meradang berwarna merah dan mononjol. Bergantung pada
ukurannya, pengaruh traumatik, dan infejsi sekunder, ulser dapat berlangsung dari
ebberapa minggu hingga bulan. Dikarenakan ulser yang dalam mencapai lapisan
mukosa lamina propia, ulser akan sembuh disertai pembentukan jaringan parut setelah
kambuh berulang kali. Gelaja yang biasa timbul berupa rasa nyeri ektrem dan
limfadenopati.
c. Ulser Herpetiformis
Merupakan varian yang jarang ditemukan pada stomatitis aftosa. Secara klinis,
ulser mirip yang terlihat pada herpes primer ( karena itu disebut herptiformis). Ciri dari
ulser ini adalah adalanya erosi putih-abu-abu yang banyak, dengan ukuran seujung
kepala jarum, yang membesar dan bergabung menjadi ulser. Pada awalnya, ulser
berdiameter 1-2 mm dan timbul berkelompok 10 atau 100 buah. Mukosa didekat ulser
berwarna merah dan terasa sakit. Setiap bagian mukosa mulut dapat terkena ulserasi
herpetiformis, tetapi bagian ujung dan tepi lidah serta mukosa labial adalah yang paling
sering terpengaruh. Ukuran ulserasi yang lebih kecil membedakannya dengan
stomatitis aftosa minor dan bersifat sering rekuren.
Penatalaksanaan stomatitis aftosa minor meliputi eliminasi faktor penyebab,
menggunakan obat topikal selama fase penyembuhan ulser. Ulser biasanya akan sembuh
dalam waktu 10-14 hari jika tidak maka penyebab lain harus dicurigai dan dilakukan
biopsi.

H. DIAGNOSIS
Pasien mengeluhkan terdapat sariawan dibibir bawah dekat sudut mulut sebelah
kiri sejak 6 hari yang lalu. Ketika dilakukan pemeriksaan klinis, ditemukan lesi ulseratif
tunggal pada mukosa labial bibir bawah dekat sudut mulut sebelah kiri, berwarna putih
dengan tepi kemerahan, berbentuk bulat dengan diamater lebih kurang 6 mm, berbatas
jelas, dan tidak sakit saat palpasi. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis tersebut
diagnosis dari lesi ulseratif tersebut adalah stomatitis aftosa rekuren minor.
I. RENCANA PERAWATAN

Fase I (Etiotropik)
 Scalling, kontrol plak dan DHE
 Edukasi untuk beristirahat dan menghindari
faktor pemicu stress, mengonsumsi makanan
bergizi
 Medikasi topikal (Aloclair gel) dengan aturan
pakai 3x sehari dan diaplikasikan pada daerah
ulser

Fase II (bedah)
 Tidak dilakukan

Fase III (Restoratif)


 Tidak dilakukan

Fase IV ( Kontrol berkala)


 Kontrol plak dan DHE (Edukasi,
motivasi,instruksi)
 Kontrol stomatitis apthosa
reccurent minor
J. PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan subjektif, pasien mengeluhkan terdapat sariawan dibibir bawah dekat
sudut mulut sebelah kiri sejak 6 hari yang lalu. Sariawan tersebut terasa sakit saat makan
dan berbicara. Pada pemeriksaan klinis ditemukan lesi ulseratif tunggal pada mukosa labial
bibir bawah dekat sudut mulut sebelah kiri, berwarna putih dengan tepi kemerahan,
berbentuk bulat dengan diamater lebih kurang 6 mm, berbatas jelas, dan tidak sakit saat
palpasi. Berdasarkan pemeriksaan klinis tersebut diagnosis dari lesi ulseratif tersebut
adalah stomatitis aftosa rekuren minor.
Pada kasus ini pasien diberi medikasi berupa Aloclair dalam sediaan tube gel 8 ml yang
mengandung Aloe Vera, Sodium Hyaluronate, Glycyrhettinic Acid, Polyvinylpyrrolidone
(PVP) yang memberikan efek analgesic, antiseptic, antiinflamasi dan wound healing.
Pasien diinstruksikan mengolesan obat tersebut diarea sariawan 3x sehari, menjaga
kebersihan mulutnya dan pasien diminta untuk kontrol setiap satu minggu.
Pada kontrol pertama, hasil pemeriksaan subjektif, pasien tidak mengeluhkan sakit,
sedangkan hasil pemeriksaan objektif lesi ulseratif telah sembuh namun terdapat jaringan
parut diarea bekas sariawan tersebut berwarna kemerahan dan tidak sakit saat palpasi.
Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulutnya. Pada kontrol kedua,
pemeriksaan subjektif, pasien tidak mengeluhkan sakit, dan dari pemeriksaan objektif lesi
masih menyisakan jaringan parut namun sedikit memudar, mukosa masih tampak
kemerahan. Pasien tetap diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulutnya

Gambar 1. Foto awal


Gambar 2. Kontrol I Gambar 3. Kontrol II

K. KESIMPULAN
Berdasarkan amanesa dan pemeriksaan klinis lesi ulseratif tunggal pada mukosa labial
bibir bawah dekat sudut mulut sebelah kiri, berwarna putih dengan tepi kemerahan,
berbentuk bulat dengan diamater lebih kurang 6 mm, berbatas jelas, dan tidak sakit saat
palpasi pada pasien ini didiagnosa sebagai Stomatitis Apthosa Reccurent Minor. Lesi ini
dapat timbul karena faktor psikologis seperti stress, faktor homonal seperti pasien wanita
saat menstruasi, genetik, defisinesi nutrisi, menurunnya imunitas, dan pasien perokok.
Penatalaksaan pasien ini meliputi, pemberian DHE (instruksi untuk menjaga kebersihan
mulut); instruksi pasien untuk beristirahat dan menghindari faktor pemicu stress, serta
mengonsumsi makann bergizi; medikasi topikal (Aloclair gel tube 8 ml yang mengandung
Aloe Vera, Sodium Hyaluronate, Glycyrhettinic Acid, Polyvinylpyrrolidone (PVP) yang
memberikan efek analgesic, antiseptic, antiinflamasi dan wound healing dengan aturan
pakai 3x sehari dan diaplikasikan pada daerah ulser. Hasil perawatan baik dan tidak
ditemukan adanya rekurensi.

You might also like