Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Alkohol dan fenol begitu erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-
hari, sehingga orang awampun kenal akan istilah ini. Alkohol dan fenol adalah
senyawa organic yang cukup populer pada kalangan masyarakat, terutama alcohol.
Selain dari senyawa di atas adapula dieter eter yang di gunakan sebagai pemati rasa
atau anestetik. 2-propanol di gunakan sebagai zat pembunuh kuman. Dalam laporan
ini akan di bahas tentang alcohol dan fenol, dalam bidang farmasi, mengenal dua
senyawa ini sangat penting karena dalam percobaan ini kita bisa dapat membedakan
yang mana alcohol primer, sekunder, dan tersier. Begitupun dengan fenol itu sendiri,
kita juga dapat mempelajari sifat fisika dan kimia dari alcohol dan fenol. Dalam
percobaan ini juga kita dapat mengetahui zat-zat atau senyawa-senyawa apa saja yang
bisa larut dalam alcohol maupun fenol, atau yang bs bereaksi dengan senyawa alcohol
dan fenol. Dalam peracikan obat juga sangat penting untuk mempelajari hal ini, agar
kita bisa mengetahui seberapa banyak kadar alcohol atau fenol dalam obat tersebut.
Contohnya dalam obat antiseptic yang biasanya mengandung alcohol maupun fenol,
namun karakteristik alcohol dan fenol berbeda, walaupun sama-sama bisa di jadikan
bandingkan alcohol. Jadi sangat penting mempelajari senyawa alcohol dan fenol
Mempelajari beberapa sifat kimia dan fisika dari senyawa alcohol dan
fenol.
pereaksi lucas.
menentukan reaksi alcohol dn fenol pada Na2CO3 dan NaHCO3, natrium, dan FeCl3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I TEORI UMUM
Dalam kloroform.
Cahaya matahari.
2. Amyl Alkohol (Ditjen POM, 1979, hal: 641)
Tajam.
dan hablur.
Kegunaan : hemopoitikum
Gliserol.
Berbau merangsang.
Terbakar.
Kelarutan : mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
Mendidih.
Etanol 95%
Kegunaan : Antasidum
2. Masing-masing tabung reaksi 1 di isi o,a ml air, dan tabung reaksi 2 di isi
0,5 ml n-heksana
methanol
3. Tambahkan 3-5 tetes alcohol primer pada tabung 1, 3-5 tetes alcohol
sekunder pada tabung 2, dan 3-5 tetes alcohol tersier pada tabung 3.
masing 1 ml
FeCl3
BAB III
METODE KERJA
III.I.I ALAT
Gelas ukur 5 ml
Gelas kimia
Botol semprot
Pipet skala
Botol reagen
Tabung reaksi
Rak tabung
Lap kasar
Lap halus
III.I.2 BAHAN
Tissue
Kertas label
Fenol
Pereaksi lucas
n- heksana
NaHCO3
PP
HCI O,1 N
CH3COOH
Na2CO3
heksana (2)
3. Ditambahkan 3-5 tetes alkohol primer pada tabung (1), 3-5 tetes alkohol
C. Dikocok dan dibiarkan selama 3-5 menit Beberapa reaksi alkohol dan fenol
masing 1 ml
2. Tabung (1) diisi dengan etanol, tabung (2) dengan butanol dan tabung
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
heksana
berkeruh
berkeruh
tersier
berkeruh
bening bening
bening berkeruh
b. Reaksi dengan natrium
Etanol
Butanol
Fenol
kuning
ungu
BAB V
PEMBAHASAN
fenol juga mengandung gugus hidroksil tetapi gugus fungsinya melekat pada cincin
aromatiknya. Pada percobaan kali ini akan di pelajari beberapa sifat fisika dan kimia
dari alkohol dan fenol selain itu juga akan dibedakan antara alkohol primer, sekunder,
dan tersier. Maka dari itu digunakan beberapa macam pereaksi untuk membuktikan
hal tersebut. Diantaranya alkohol beberapa macam, fenol, pereaksi lukas, air, n-
Pada percobaan kelarutan dalam air dan n-heksena digunakan pereaksi alkohol/fenol
berupa metanol, 2 propanol dan fenol dan dapat diketahui bahwa pada metanol, fenol,
dan 2 propanol memiliki sifat kelarutan dalam air yang sama yaitu larut berwarna
bening, memiliki kelarutan dalam n-heksana yaitu larut tetapi berkeruh dan pada
minyak lemak ketiga pereaksi ini sama-sama tidak larut dan berwarna kuning
berkeruh.
Pada percobaan alkohol primer, sekunder, dan tersier digunakan pereaksi lucas untuk
memebedakan ketiga alkohol tersebut dimana pereaksi lucas ini merupakan campuran
dari 2 Zn dan HCI pekat. Alkohol tersier yang larut dalam air akan bereaksi denga
cepat dengan reagen lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan
berair. Adapun pada alkohol tersier terindikasikan dengan adanya pembentukan fas
cair kedua yang terpisah dari larutan semula di dalam tabung reaksi dengan segera
setelah alkohol bereaksi. Alkohol sekunder berjalan lambat dan setelah pemanasan
akan terbentuk fasa cair lapisan kedua biasanya setelah 10 menit. Alkohol primer dan
Pada alkohol tersier, atom klor biasanya terikat pada atom karbon yang sebelumnya
mengikat gugus –OH. Pada alkohol sekunder, seringkali atom klor ini terikat pada
atom karbon yang mengikat gugus hidroksi. Namun penataan ulang dapat saja terjadi
yang mengakibatkan terikatnya atom klor tidak terjadi pada atom karbon yang
Pada lakohol sekunder memiliki reaksi yang lebih cepat dari alkohol primer,
sedangkan alkohol tersier memiliki reaksi yang lebih cepat dari alkohol sekunder
dimana hasl akhir dari alkohol ini akan membentuka alkil klorida. Pereaksi lucas
khusus digunakan untuk membedakan antara alkohol, primer, sekunder, dan tersier.
Pada reaksi alkohol dan fenol dengan Na2CO3 dan NaHCO3 digunakan amyl alkohol,
fenol dan asam asetat. Pada Na2CO3 amyl alkohol terjadi gelembung , berminyak,
dan berkeruh ini berarti pada amyl akhol melepaskan CO2 sedangkan pada NaHCO3
tidak larut dan berkeruh. Pada fenol dan asam asetat memiliki sifat kelarutan yang
Pada reaksi dengan natrium digunakan zat berupa etanol, butanol, dan fenol yang
akan diuji bagaimana sifat ketika bereaksi dengan logam seperti natrium. Ketika
natrium ditambah dengan fenol tidak terjadi reaksi apapun setelah ditambah dengan
PP maka warna pink hilang. Ketika alkohol bereaksi dengan logam akan membentuk
hidrogen bebas dan alkohoida. Alkohoksida logam yang larut dalam alkoholnya
merupakan basa kuat. Sama halnya dengan natrium hidroksida karena keasaman
alkohol lebih lemah daripada air. Sebaliknya fenol yang memiliki sifat keasaman
daripada air dengan natrium akan membentuk fenoksida yang sifat basanya lebih
lemah. Fenol memilki sifat yang asam dan ketika bereaksi dengan zat yang juga
memiliki sifat yang asam maka fenol akan menjadi netral, fenol hanya membutuhkan
4 tetes untuk berubah warna menjadi bening dan terbukti bahwa fenol lebih asam
daripada alkohol.
Pada reaksi dengan FeCI3 digunakan zat berupa metanol, amyl alkohol dan fenol.
Pada metanol ketika bereaksi dengan FeCI3 larutannya berubah menjadi warna
kuning, pada amyl alkohol ketika bereaksi dengan FeCI3 minyaknya mengendap
sedangkan ketika fenol bereaksi dengan FeCI3 warnanya berubah menjadi ungu.
dalam suatu larutan fenol dalam kloroform, menghasilkan suatu larutan berwarna
dihasilkan dapat bervariasi mulai dari merah sampai ungu. Adapun alkohol tidak
menghasilkan warna apapun pada uji ini. Fenol sebenarnya bisa mereduksi FeCI3
PENUTUP
IV. I KESIMPULAN
1. Alkohol memilki sifat keasaman yang lebih lemah dari pada air
2. Fenol memiliki sifat kelarutan terbatas dalam air dan juga memiliki sifat yang
IV. 2 SARAN
Metode kerja
Bab 4
Hasil pengamatan
4.1 tabel pengamatan
4.2 reaksi
bab 5
pembahasan
bab 6
penutup
6.1 kesimpulan
6.2 saran
6.3 ayat
dapus