You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai akuntan publik, profesionalisme merupakan syarat utama profesi ini.
Karena selain profesi yang bekerja atas kepercayaan masyarakat, kontribusi akuntan
publik terhadap ekonomi sangatlah besar. Peran auditor untuk meningkatkan
kredibilitas dan reputasi perusahaan sangatlah besar. Selain itu beberapa peneliti
seperti Peursem (2005) melihat bahwa auditor memainkan peranan penting dalam
jaringan informasi di suatu perusahaan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gjesdal
(1981) dalam Suta dan Firmanzah (2006) juga mengatakan bahwa peranan utama
auditor adalah menyediakan informasi yang berguna untuk keperluan penyusunan
kontrak yang dilakukan oleh pemilik atau manajer perusahaan. Logika sederhananya
bahwa agar mesin perekonomian suatu negara dapat menyalurkan dana masyarakat
kedalam usaha-usaha produktif yang beroperasi secara efisien, maka perlu disediakan
informasi keuangan yang andal, yang memungkinkan para investor untuk
memutuskan kemana dana mereka akan di investasikan.
Untuk itu dibutuhkan akuntan publik sebagai penilai kewajaran informasi
yang disajikan manajemen. Jadi jelas bahwa begitu besarnya peran akuntan publik
dalam perekonomian, khususnya dalam lingkup perusahaan menuntut profesi ini
untuk selalu profesional serta taat pada etika dan aturan yang berlaku. Beranjak dari
itu, dewasa ini peran auditor telah menjadi pusat kajian dan riset dikalangan
akademisi. Tidak hanya itu, praktisi juga semakin kritis dengan selalu menganalisa
kontribusi apa yang telah diberikan auditor. Hal tersebut sah-sah sajadilakukan
mengingat pentingnya peran auditor. Apalagi auditor bisa dibilang sebagai pihak
kepercayaan masyarakat (investor) dalam memastikan informasi yang andal. Jadi
wajar rasanya jika masyarakat turut mengawasi hasil pekerjaan auditor. Selain itu
beberapa tahun terakhir, terutama sejak runtuhnya beberapa perusahaan raksasa dunia,
profesi akuntan publik banyak mendapat sorotan dan kritikan dari masyarakat.
Akuntan publik menjadi salah satu kandidat penyebab runtuhnya perusahaan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi auditing?
2. Apa saja elemen penting dari definisi auditing?

1
3. Bagaimana jenis-jenis audit?
4. Apa pengertian auditor dan jenis-jenis auditor?
5. Apa pengertian akuntan publik?
6. Bagaimana perizinan akuntan publik?
7. Bagaimana hirarki kantor akuntan publik?
8. Apa saja jasa yang diberikan akuntan publik?
9. Bagaimana standar profesi akuntan publik?
10. Bagaimana kepribadian akuntan publik?
11. Bagaimana kecakapan profesional akuntan publik?
12. Apa saja tanggung jawab akuntan publik?
13. Apa saja elemen pengendalian kualitas kantor akuntan publik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan ciri-ciri umum kegiatan yang membentuk definisi auditing.
2. Mengenal perbedaan antara berbagai jenis audit dan auditor.
3. Mengetahui tentang profesi akuntan public dan cara mendirikan kantor akuntan
publik.
4. Mengetahui berbagai tipe standar profesi akuntan publik.
5. Mengetahui berbagai tanggung jawab dan ke-profesionalan akuntan publik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 AUDITING
2.1.1 Definisi Auditing
Ada beberapa penulis yang memberikan pengertian audit, diantaranya :
 Sukrisno Agoes : “Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan pihak
yang indepenen terhadap laporan kuangan yang telah disusun oleh pihak
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan, beserta catatan-catatan pembukuan
dan bukti- bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
 Pengertian Auditing “Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of
the American Account Association” (Accounting Review, vol.47) memberikan
definisi auditing sebagai : “suatu proses sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi – asersi kegiatan dan peristiwa
ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi – asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil –
hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan”.
 Mulyadi : “Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara penyataan -pernyataan tersebut dengan kreteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
bekepentingan“.

2.1.2 Elemen Penting Dari Definisi Auditing


Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Suatu proses sistematis, berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis,
terstruktur, dan terorganisir.
b. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, berarti memeriksa dasar
asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksan tersebut tanpa memihak dan
berprasangka, baik untuk atau terhadap perorangan (atau entitas) yang membuat
asersi tersebut.

3
c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi, merupakan representasi yang
dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini merupakan subjek pokok
auditing. Asersi meliputi informasi yang dimuat dalam laporan keuangan,
laporan operasi intern, dan surat pemberitahuan pajak (SPT).
d. Derajat kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat diidentifikasi
dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ekspresi kesesuaian ini
dapt berbentu kuantitas, seperti jumlah kekurangan dana kas kecil, atau dapat
juga berbentuk kualitatif, seperti kewajaran (atau keabsahan) laporan keuangan.
e. Kriteria yang telah ditetapkan, adalah standar – standar yang digunakan sebagai
dasar untuk menilai asersi atau pernyataaan. Kriteria dapat berupa peraturan –
peraturan spesifik yang dibuat oleh badan legislative, anggaran atau ukuran
kinerja lainnya yang ditetapkan oleh manajemen, Generaaly Accepted
Accounting Principles (GAAP = prinsp – prinsip yang Akuntansi yang Berlaku
Umum).
f. Penyampaian hasil, diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan
g. Pihak – pihak yang berkepentingan, adalah mereka yang menggunakan (atau
mengandalkan) temuan – temuan auditor. Dalam lingkungan bisnis, mereka
adalah para pemegang saham, manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan
masyarakat luas. Sedangkan definisi menurut Auditing Practices Committee
(APC) dapat disimpulkan menjadi tiga (3) elemen fundamental dalam auditing
yaitu :
1. Seorang auditor harus independen.
2. Auditor bekerja mengumpulkan bukti-bukti untuk mendukung
pendapatnya.
3. Hasil pekerjaan auditor adalah laporan (report).

2.1.3 Jenis – Jenis Audit


Menurut Kell dan Boyton klasifikasi audit berdasarkan tujuannya dibagi
dalam 3 (tiga) kategori :
1) Audit Laporan Keuangan (financial statement accounting) Berkaitan dengan
kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan – laporan entitas
dengan maksud agar dapat memberikan oendapat apakah laporan – laporan
tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,

4
yaitu prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Di tetapkan oleh
Financial Accounting Standards Board (FASB = Badan Standar Akuntansi
Keuangan) serta badan – badan pengatur lainnya. Audit laporan keuangan dari
perusahaan – perusahaan besar sangat diperlukan untuk memfungsikan pasar
sekuritas nasional.Secara signifikan, audit laporan keuangan dapat menurunkan
risiko investor dan kreditor dalam membuat berbagai keputusan investasi dengan
tidak menggunakan informasi yang beermutu rendah.
2) Audit Kepatuhan (compliance audit) Berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
memeriksa bukti – bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau
operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan, atau peraturan
tertentu.kriteria yang ditetapkan dalam audit jenis ini dapat berasal dari berbagai
sumber. Audit kepatuhan juga harus didasarkan pada kriteria yang ditetapkan
kreditor. Aplikasi yang paling luas dari audit kepatuhan berkaitan dengan kriteria
yang didasarkan pada ketentuan pemerintah.
3) Audit Operasional (operational audit) Berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
mengevaluasi bukti – bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi
entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.dalam suatu
perusahaan bisnis, lingkup audit ini dapat meliputi seluruh kegiatan dari :
a. Suatu departemen, cabang, atau divisi.
b. Suatu fungsi yang mungkin merupakan fungsi lintas unit usaha, seperti
pemasaran dan pengolahan data. Audit operasional pada pemerintah
federal dapat dilakukan pada seluruh kegiatan dari suatu lembaga seperti
Federal Emergency Management Agency (FEMA), atau suatu program
tertentu seperti distribusi kupon makanan.Kriteria atau tujuan yang
diguanakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas dapat

 Program Results Audits


Yakni audit yang dilakukan oleh pemerintah. Untuk menentukan
apakah suatu entitas mencapai hasil-hasil yang diinginkan oleh lembaga
legislative, dan apakah entitas tsb telah mempertimbangkan alternatif-
alternatif yang tersedia dengan hasil yang sama tetapi dengan biaya yang lebih
rendah. Ikhtisar Komparatif Jenis – Jenis Jenis audit Sifat asersi Kriteria yang
ditetapkan Sifat laporan auditor.

5
Laporan Keuangan, Data laporan keuangan Prinsip – prinsip akuntansi yang
berlaku umum Pendapat atas kewajaran laporan keuangan :
 Economy dan Efficiency Audits, yakni menyerupai operasional audit
tetapi dilakukan oleh sektor publik atau sektor pemerintahan.
 Financial dan Compliance Audits, yakni audit yang menyerupai audit
laporan keuangan tetapi dapat dilakukan oleh sektor publik serta audit
eksternal.
 Operational Audits, yakni suatu audit yang dirancang untuk menilai
efisiensi dan efektifitas dari prosedurpprosedur operasi manajemen.
Pelaksananya adalah Auditor Internal.
 Klasifikasi Atas Dasar Audit Operasional, Menurut Ricchiute tipe audit
selain financial statements audit meliputi : ditentukan oleh manajemen
atau lembaga yang berwenang. Pada sisis lain, auditor operasional dapat
juga membantu menyusun kriteria yang akan digunakan. Secara khas,
laporan untuk audit operasioanal tidak hanya memuat pengukuran
efisiensi dan efektivitas saja, namun juga memuat rekomendasi untuk
peningkatan kerja.

 Klasifikasi Berdasarkan Pelaksanan Audit.


1. Auditing Eksternal Merupakan kontrol sosial yang memberikan jasa untuk
memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak luar perusahaan dengan
tujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan.
Pelaksana adalah Akuntan Publik yang dibayar oleh manajemen
perusahaan yang diperiksa.
2. Auditing Internal Merupakan kontrol organisasi yang mengukur dan
mengevaluasi efektifitas organisasi dan hasilnya untuk manajemen
organisasi itu sendiri. Auditor internal ini bertanggung jawab terhadap
pengendalian intern perusahaan demi tercapainya efisiensi, efektifitas dan
ekonomis serta ketaatan pada kebijakan yang diambil. Kepatuhan Klaim
atau data berkenaan dengan kepatuhan kepada kebijakan, perundangan,
peraturan, dan sebagainya Kebijakan manajemen, hukum, peraturan, atau
persyaratan lain pihak ketiga Ringakasan temuan atau keyakinan tentang
derajat kepatuhan Operasional Data operasional atatu kinerja Menetapkan
tujuan, misalnya, yang dilakukan oleh manajemen atau pihak yang

6
berwenang Efisiensi dan efektivitas yang diamati, rekomendasi untuk
peningkatan oleh perusahaan. Fungsi auditor internal adalah membantu
manajemen dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan
perusahaan.
3. Auditing Sektor Publik Merupakan kontrol atas organisasi pemerintah
yang memberikan jasanya kepada masyarakat seperti pemerintah pusat
maupun daerah. Auditor ini dibayar oleh pemerintah.

 Jasa yang Dihasilkan oleh Profesi Akuntan Publik

Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi


masyarakat,yang dapat digulongkan ke dalam dua kelompok:

1. Jasa Assurance

Jasa assurance adalah jasa profesional independen


yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa
assurance ini lebih dikenal dengan jasa audit.

2. Jasa Atestasi

Salah satu tipe jasa assurance yang disediakan oleh profesi akuntan
publik adalah jasa atestasi. Atestasi atau (attestation) adalah suatu
pernyataan pendapat atau
pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi
suatu entitas sesuai, dalam suatu hal yang material, dengan kriteria yang
ditetapkan. Jasa astestasi profesi akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut
menjadi 4 jenis :

 Audit

7
 Pemeriksaan (examination)

 Review

 Prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures)

3. Jasa Nonassurance

Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik


yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan,atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa nonassurance yang
dihasilkan olah akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa
konsultasi. Jasa konsultasi diatur dalam Standar Jasa Konsultasi. Jasa
konsultasi dapat meliputi jasa-jasa berikut ini :

a. Konsultasi (consultation)

b. Jasa pemberian saran profesional (advisory service)

c. Jasa Implementasi

d. Jasa Transaksi

e. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainya

f. Jasa produk

2.1.4 Pengertian Auditor dan Jenis-Jenis Auditor


Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam
melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau
organisasi.
 Jenis – Jenis Auditor :

8
1) Auditor Independen (independent auditors) / Akuntan Publik Auditor
indpenden bekerja berdasarkan imbalan. Para pengguna mengandalkan
jasa auditor independen serta menarik manfaat yang bernilai dengan
adanya kenyataan bahwa auditor tidak memihak klien yang sedang diaudit.
Auditor Independen (Akuntan Publik) adalah para praktisi individual atau
anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional
kepada klien. Disamping itu, auditor juga menjual jasa konsultasi pajak,
konsultasi manajemen, penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan
keuangan, serta jasa-jasa lainnya.
2) Auditor Internal (internal auditors) Adalah pegawai dari organisasi yang
diaudit. Auditor jenis ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian
independen, yang dinamakan audit internal, dalam lingkngan organisasi
sebagai suatu bentuk jasa bagi organisasi. Tujuan audit internal adalah
untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan
pertanggungjawaban yang efektif. Lingkup fungsi audit internal meliputi
semua tahap dalam kegiatan organisasi. Para auditor internal terutama
melibatkan diri pada audit kepatuhan dan operasional. Para auditor internal
kebanyakan adalah pemegang sertifikat CIA (Certified Internal Auditors),
yang beberapa diantaranya juga bersertifikat CPA. Asosiasi Internasional
untuk para unuk para auditor internal adalah IIA (Institue of International
Auditors), yang menetapkan kriteria sertifikasi serta mengelola ujian CIA.
Selain itu, IIA juga telah menetapkan standar praktis untuk audit internal
dan sebuah kode etik.
3) Auditor Pemerintah (government auditors) Untuk melaksanakan fungsi
audit bagi kepentingan Kongres, para auditor GAO (General Accounting
Office) bertugas pada lingkup kegiatan audit yang luas, termasuk
melakukan audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit
operasional. Para auditor IRS (Internal Revenue Service) melakukan audit
atas Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan para pembayar pajak untuk
ketaatan pada perundangan pajak yang berlaku. Organisasai nasional untuk
para akuntan di pemerintah A.S. adalah AGA (Association of
Governement Accountants). Sampai saat ini AGA belum mengembangkan
program sertifikasi untuk para akuntan pemerintah,. Namun, beberapa
auditor pemerintah adalah pemegang sertifikat CPA dan atau CIA.

9
2.2 PROFESI AKUNTAN PUBLIK
2.2.1 Pengertian Profesi Akuntan Publik
Profesi berasal dari kata latin profess yang berarti pengakuan atau
pernyataan di muka umum. Menurut Buchori dalam Harefa (1999) konsep
profesi mengandung dua dimensi pengertian. Dimensi pertama berkaitan
dengan sifat kegiatan, di dalam dimensi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu
kegiatan mencari nafkah (occupation) dan kegiatan untuk kesenangan semata-
mata (hobi atau kegemaran).
Dimensi kedua berkaitan dengan tingkat kemahiran, yang dapat dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu kegiatan yang dilakukan dengan tingkat kemahiran yang
sangat tinggi, kemahiran sedang, dan kemahiran rendah atau tidak memiliki
kemahiran sama sekali.

2.2.2 Perizinan Akuntan Publik


Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari
menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia.
Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa
Akuntan Publik. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh
Pemerintah. Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan
berlaku selama 5 tahun (dapat diperpanjang). Akuntan yang
mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan publik harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

1. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh IAPI
atau perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk menyelenggarakan
pendidikan profesi akuntan publik.
2. Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan
(PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.

10
3. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling
sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus)
jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum,
yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.
4. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu
Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.
5. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
7. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih.
8. Menjadi anggota IAPI.
9. Tidak berada dalam pengampuan.
10. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan
Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup
yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.

Ujian Sertifikasi Akuntan Publik Untuk dapat menjalankan profesinya


sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang akuntan harus lulus dalam ujian
profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan kepada
lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA Indonesia" (sebelum tahun 2007
disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP). Sertifikat akan dikeluarkan
oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu persyaratan
utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari Kementerian
Keuangan.

2.2.3 Hirarki Kantor Akuntan Publik


Hirarki staf oraganisasi kantor akuntan publik sbb :
1. Partner (1 orang) Merupakan Top Legal Client Relationship dengan tugas me-
review (menelaah) pekerjaan audit, menandatangani laporan audit, menyetujui
masalah fee dan penagihannya, dan penanggungjawab atas segala hal yang
berkaitan dengan pekerjaan audit.

11
2. Manajer (1-2 orang) Merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien,
mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih rinci
terhadap pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee audit.
3. Akuntan Senior (3-4 orang) Merupakan staf yang bertanggung jawab langsung
terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit,dan me-review pekerjaan
para akuntan yunior yang dibawahinya.
4. Akuntan Yunior (5-6 orang) Merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung
jawab atas pekerjaa lapangan.

2.2.4 Jasa yang Diberikan Akuntan Publik


A. Jasa Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan seseorang yang
independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan,
asersi suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ada 4 (empat) jenis jasa
atetasi yang diberikan oleh kantor akuntan publik Audit Contoh :
1) Audit atas laporan keuangan untuk memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan.
2) Pemeriksaan (Examination) Contoh : pemeriksaan proyeksi bisnis atau
laporan keuangan prospektif, dan pemeriksaan kesesuaian pengendalian
internal perusahaan dengan kriteria yang ditetapkan pemerintah.
3) Penelaahan (Review) Dilakukan dengan wawancara dengan manajemen
dan analisis komparatif informasi keuangan suatu perusahaan.
4) Prosedur yang disepakati bersama (Agreed-Upon Procedures) Contoh :
auditor dan klien sepakat bahwa prosedur tertentu akan dilakukan atas
elemen tertentu laporan keuangan misalnya akun atau rekening kas dan
surat berharga.

B. Jasa Nonatestasi Jasa ini diberikan oleh Kantor Akuntan Publik meliputi :
1) Jasa Akuntansi melalui aktifitas pencatatan, penjurnalan, posting, jurnal
penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan klien serta perancangan
sistem akuntansi klien
2) Jasa Perpajakan Meliputi pengisian surat laporan pajak, perencanaan pajak
dan juga penasihat dalam masalah perpajakan dan melakukan pembelaan
bila perusahaan yang menerima jasa sedang mengalami permasalahan
dengan Kantor Pajak.

12
3) Jasa Konsultasi Manajemen Fungsi pemberian konsultasi dengan
memberikan saran dan bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan
penggunaan kemampuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan
perusahaan klien.

2.2.5 Standar Profesi Akuntan Publik


Sesuai Standar Profesional Akuntan Publik / SPAP (IAI, 2001) ada 6 (enam)
tipe yaitu :
1) Standar Auditing. Merupakan panduan audit atas laporan keuangan
historis. Standar ini terdiri 10 standar yang dirinci dalam bentuk PSA
(Pernyataan Standar Auditing) yaitu : Interpretasi Pernyataan Standar
Auditing (IPSA) yang merupakan intrepretasi resmi yang dikeluarkan oleh
Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan PSA.
2) Standar Atestasi Memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan
dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan
keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan
keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan dan prosedur yang
disepakati). Yang termasuk didalam pernyataan standar atestasi adalah
IPSAT ( Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi).

3) Standar Jasa Akuntansi dan Review. Memberikan rerangka untuk fungsi


nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan
review. Yang termasuk didalam jasa akuntansi dan review adalah IPSAR
(Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi dan Review).
4) Standar Jasa Konsultasi Memberikan panduan bagi praktisi yang
memberikan jasa konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik.
Jasa ini hanya menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi.
5) Standar Pengendalian Mutu Memberikan panduan bagi kantor akuntan
publik didalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan
oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Kompartemen
Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia.

13
6) Aturan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.

2.2.6 Kepribadian Akuntan Publik


Kepribadian akuntan disini diartikan sebagai kepribadian yang independen dan
obyektif. Independen diartikan sebagai sikap yang bebas dan tidak tergantung kepada
pihak lain. Sedangkan sikap yang obyektif diartikan sebagai sikap yang tidak
memihak dalam mempertimbangkan fakta dan terlepas dari kepentingan pribadi.
Indenpendensi akuntan publik mempunyai tiga aspek yaitu :
1. Independen dalam diri akuntan yang berupa kejujuran dalam melakukan
pemeriksaan fakta yang ditemukan. Sikap ini disebut independen in fact
2. Independen dalam penampilan atau independen in appearance.
Independen ini dipandang dari sudut pandang pihak lain yang mengetahui
informasi yang bersangkutan dengan diri akuntan.
3. Independen dipandang dari sudut keahlian Misalnya akuntan yang tidak
mengetahui tentang computer jika memeriksa laporan keuangan yang
diolah dengan computer dikatakan tidak independen.

Hal ini disebabkan akuntan tidak mempertimbangkan dengan obyektif


informasi keuangan yang dihasilkan computer. Independen merupakan hal yang unik
dalam profesi akuntan, karena akuntan dituntut independen dari pengaruh klien
sedangkan dilain sisi akuntan dituntut memenuhi keinginan klien karena klienlah yang
membayar honorarioum.

2.2.7 Kecakapan Professional Akuntan Publik


Hal – hal yang diatur pada bagian ini adalah :
a. Kewajiban akuntan publik untuk menjelaskan kepada staf dan ahli yang
bekerja padanya tentang keterikatannya dengan kode etik akuntan
Indonesia.
b. Akuntan publik tidak boleh menerima pekerjaan kecuali ia atau kantornya
mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan kompetensi
professional.
c. Melarang akuntan publik mengaitkan namanya dengan prediksi untuk
mencegah timbulnya kesan bahwa ia menjamin terwujudnya prediksi.

14
2.2.8 Tanggung Jawab Akuntan Publik
Tanggung jawab lain Terdapat tiga perilaku lain yang dipandang tidak etis
dalam profesi akuntan publik:
a. Mengiklankan diri atau mengijinkan pihak lain mengiklankan nama atau
jasa yang dijualnya
b. Membayar imbalan untuk memperoleh pekerjaan
c. Menawarkan jasa secara tertulis kepada calon klien

Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi Tanggung jawab kepada rekan


seprofesi ini mengatur dua hal yaitu :
a. Akuntan public wajib menjaga hubungan baik dengan akuntan lain apabila
klien memutuskan menggunakan akuntan lain.
b. Jika orang atau badan yang sedang diperiksa suatu kantor akutnan
meminta saran atau pendapat dari akuntan public lain , akuntan public ini
harus berkonsultasi dulu dengan kantor akuntan yang sedang
memeriksanya.

Tanggung Jawab Akuntan Publik Terhadap Kliennya Disini mengatur tentang


dua hal yaitu :
a. Mengatur mengenai penjagaan kerahasiaan informasi yang diperoleh
akuntan selama penugasan professional. Informasi yang diperoleh tidak
boleh diungkapkan kepada pihak ketiga kecuali : - Atas izin dari klien -
Dikehendaki oleh hukum atau Negara
b. Mengatur mengenai honorarium untuk jasa yang diserahkan. Akuntan
tidak boleh menerima honorarium berdasarkan atas manfaat yang akan
diterima klien.

Pelanggaran kode etik yang diadukan secara tertulis akan ditindak oleh dewan
kehormatan yang dibentuk Ikatan Akuntan Indonesia. Dewan kehormatan akan
menjatuhkan sanksi kepada anggota IAI yang melanggar kode etik. Sanksi tersebut
dapat berupa peringatan tertulis, teguran tertulis, pemberhentian sementara atau
pemberhentian.

2.2.9 Empat Elemen Pengendalian Kualitas Kantor Akuntan Publik

15
1. Independensi, Integritas, dan Objektivitas Persyaratan : Semua personalia yang
terlibat dalam penugasan harus memelihara independensi baik secara nyata
mauoun secara penampilan, melaksanakan sekuruh tanggung jawab
profesionalnya dengan segenap integritas, serta memelihara objektivitas dalam
melaksanakan tanggung jawab professional mereka. Contoh Prosedur : Setiap
tahun, setiap rekan dan karyawan harus mengisi formulir “kuosioner
independensi” yang berkaitan dengan hal seperti kepemilikan saham serta
keanggotaan pada dewan direksi.

2. Manajemen Sumber Daya Manusia Persyaratan : Dalam perusahaan akuntan


publik kebijakan dan prosedur harus disusun supaya dapat memberikan tingkat
keandalan tertentu bahwa : Semua karyawan baru memiliki kualifikasi sehingga
mampu melaksanakan tugasnya secara kompeten. Pekerjaan dibebankan pada
mereka yang telah mendapatkan pelatihan teknis yang cukup serta memiliki
kecakapan. Semua karyawan harus berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan
profesi berkelanjutan serta aktifita pengembangan profesi sehingga membuat
mereka mampu melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka.
Karywan yang terpilih untuk dipromosikan adalah mereka yang memiliki
kualifikasi yang diperlukan supaya menjadi bertanggung jawab dalam penugasan
berikutnya. Contoh Prosedur : Setiap professional harus dievaluasi pada setiap
kali penugasan dengan pengisian formulir evaluasi penugasan individual.

3. Penerimaan Serta Kelanggengan Klien Persyaratan : Kebijakan dan prosedur


harus disusun agar dapat menentukan apakah akan menerima klien baru atau
meneruskan bekerjasama dengan klien yang telah ada. Kebijakan dan prosedur ini
harus mamp meminimalkan resiko yang berkaitan dengan klien yang memiliki
tingkat integritas manajemen yang rendah. Perusahaan akuntan public hanya boleh
melaksanakan penugasan yang dapat dilakukan dengan kompetensi professional.
Contoh Prosedur : Formulir evaluasi klien, yang memuat masalah-masalah seputar
komentar auditor terdahulu dan evaluasi manajemen, harus dipersiapkan untuk
setiap kliaen baru sebelum perushahaan akuntanpublik memutuskan menerima
klien tersebut.

16
4. Kinerja Atas Penugasan Persyaratan : Kebijakan dan prosedur harus hadir
terutama ntuk memastikan bahwa penugasan yang dilaksanakan oleh auditor telah
memenuh standar kualitas perusahaan akuntan public. Contoh Prosedur : Direktur
akuntansi dan auditing perusahaan akuntan public dapat diajak berkonsultasi serta
harus telah memberikan persetujuannya pada semua penugasan sebelum
penugasan itu dianggap selesai. 5. Pemantauan Persyaratan : Harus terdapat
kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa keempat elemen penendalian
kualitas lainnya diterapkan secara efektif. Contoh Prosedur : Rekan yang bertugas
mengendalikan kualitas harus menguji prosedur pengendalian kualitas minimal
setahun sekali untuk memastikan bahwa perusahaan akuntan public masih
mematuhi prosedur itu.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Auditing menawarkan berbagai beragam peluang karir dalam akuntan
publik, industri dan pemerintahan. Masyarakat luas mengakui kelebihan
pengetahuan dan keterampilan auditor yang telah menjadikan profesi auditor
demikian tanggap pada permintaan yang kuat atas beragam jasa atestasi lain
dan jasa non asestasi. Peluang profesional yang memiliki keterampilan
auditing dan atestasi meningkat secara pesat dengan adanya teknologi
informasi yang berdampak sangat luas terhadap sistem laporan keuangan.
Secara khusus, Proyek Visi CPA menjadi penting dalam pembahasan
tentang nilai-nilai inti dan kompetensi yang akan menunjang profesi
auditor serta CPA dan lainnya dimasa depan. Profesi modern dipengaruhi
oleh sejumlah profesional dan organisasi- organisasi pengatur yang berasal

17
dari sektor swasta maupun publik yang menaruh perhatian pada mutu
kerja profesional. Bagaimanapun, dalam melakukan pemeriksaan seorang
akuntan harus selalu berpedoman pada tiga hal yakni : norma pemeriksaan
akuntan, prinsip akuntansi Indonesia, kode etik profesi. Norma
pemeriksaan akuntan merupakan tolak ukur mutu pekerjaan akuntan

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya ada
beberapa saran yang kami rangkum, yakni saran bagi kantor akuntan publik : -
Kantor akuntan publik diharapkan dapat lebih baik dalam pengangkatan
auditor jika menggunakan auditor junior harus terlebih dahulu diberi pelatihan
yang memadai sehingga ia mampu melaksanakan tugasnya secara kompeten.

DAFTAR PUSTAKA

Docslide._bab-2-profesi-akuntan-publik.docx
PROFESI-AKUNTAN-PUBLIK.docx

18
19

You might also like