You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan
mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan
diselenggarakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( Public Health Service ) yang sebaik
– baiknya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan harus sesuai
dengan kebutuhan ( Health Needs ) dari masyarakat.
Namun dalam praktek sehari – hari ternyata tidaklah mudah untuk menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal. Masalah pokok
yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan yang ada dalam
masyarakat karena pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam sehingga
mengakibatkan kebutuhan kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan
kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan yang ada di
masyarakat.
Penyaringan atau screening adalah upaya mendeteksi/mencari penderita dengan
penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala
yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang
kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang diatas mengnai bagaimanakah cara
menyimpulkan hasil intervensi teurapetik dalam screening epidemologi ?

C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah agar menambah wawasan mahasiwa
mengenai bagaimanakah cara menyimpulkan hasil intervensi teurapetik dalam screening
epidemologi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Menyimpulkan Hasil Intervesi Teurapetik Dalam Screenng Epidemologi


Untuk menilai hasil screening dibutuhkan kriteria tertentu seperti berikut :
1. Validasi
Validasi adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan individu
yang benar-benar sakit terhadap yang sehat.validasi mempunyai dua komponen :
a. Sensitivitas
Sensivitas mengacu pada peluang bahwa seorang individu yang sakit akan
diklasifikasikan sebagai sakit.
b. Spesifisitas
Spesifisitas mengacu pada peluang bahwa seorang individu yang sehat akan
diklasifikasikan sebagai sehat. Secara ideal, hasil test untuk screening harus
100% sensitif dan 100% spesifik, tetapi dalam praktik hal ini tidak pernah ada
dan biasanya sensitivitas berbanding terbalik dengan spesivisitas. Bila hasil tes
mempunyai sensivitas yang tinggi, maka akan diikuti spesivitas yang rendah, dan
sebaliknya.
Sensitivitas dan spesifisitas merupakan komponen ukuran dalam validitas,
selain itu terdapat pula ukuran-ukuran lain dalam validitas yaitu :
a. True positive, yang menunjuk pada banyaknya kasus yang benar-benar
menderita penyakit dengan hasil tes positif pula.
b. False positive, yang menunjukkan pada banyaknya kasus yang sebenarnya
tidak sakit tetapi test menunjukkan hasil yang positif.
c. True negative, menunjukkan pada banyaknya kasus yang tidak sakit dengan
hasil test yang negatif pula.
d. False negative, yang menunjuk pada banyaknya kasus yang sebenarnya
menderita penyakit tetapi hasil test negatif.

2
Perbandingan hasil alat ukur dengan status penyakit
Penduduk
Hasil uji Dengan penyakit Tanpa penyakit
Mempunyai penyakit dan alat Tidak mempunyai penyakit
Positif uji positif = True Positif = TP tapi alat uji positif
Mempunyai penyakit, tapi alat Tidak mempunyai penyakit
uji negatif = False negative = dan alat uji negatif = True
Negatif FN negatif= TN
Sensitivitas=TP/TP+FN Spesifitasnya TN/TN+FP

Distribusi penyakit berdasarkan status kesehatan

Keadaan penderita
Hasil screening
Sakit Tidak sakit
Positif A B
Negatif C D
Keterangan :
a = positif benar
b = positif palsu
c = negatif palsu
d = negatif benar

Perhitungan validitas suatu uji screening


Status penyakit
Ada Tidak ada Total
Positif A B A+B
Uji skreening
Negatif C D C+D
Jumlah A+C B+D A+B+C+D

Rumus :
Sensitifitas = A / (A + C )
Spesifisitas = D / (B + D )

3
Penilaian hasil screening dengan menghitung sensitivitas dan spesifisitas
mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut :
a) Tidak semua hasil pemeriksaan dapat dinyatakan dengan tegas “ya” atau “tidak”
b) Perhitungan ini tidak sesuai dengan kenyataan karena perhitungan sensitivitas
dan spesifisitas setelah penyakit di diagnosis, sedangkan tujuan screening adalah
mendeteksi penyakit yang belum tampak dan bukan untuk menguji kemampuan
alat tes yang digunakan.

2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan suatu tes memberikan hasil yang sama /
konsisten bila tes diterapkan lebih dari satu kali pada sasaran yang sama dan kondisi
yang sama.
a) Ada 2 faktor yang mempengaruhi :
1) Variasi cara screening : stabilitas alat, fluktuasi keadaan (demam)
2) Kesalahan / perbedaan pengamat: pengamat beda / pengamat sama dengan
hasil yang beda.
b) Upaya meningkatkan reliabilitas :
1) Pembakuan /standarisasi cara screening
2) Peningkatan ketrampilan pengamat
3) Pengamatan yang cermat pada setiap nilai pengamatan
4) Menggunakan dua atau lebih pengamatan untuk setiap pengamatan
5) Memperbesar klasifikasi kategori yang ada, terutama bila kondisi penyakit
juga bervariasi / bertingkat.

3. Derajat screening (yield)


Yield adalah kemungkinan menjaring mereka yang sakit tanpa gejala melalui
screening, sehingga dapat ditegakkan diagnosis pasti serta pengobatan dini.

B. Contoh Penyimpulan Hasil Intervesi Teurapetik Dalam Screenng Epidemologi


Pada tabel di bawah ini di tunjukan 100 orang yang menderita penyakit, 80 orang
didefinisikan positif menderita sakit oleh alat uji dan 20 orang dinyatakan negatif
menderita sakit oleh alat uji,dari data ini dapat dihitung bahwa sensitivitas nya adalah
80/100.100% =80%

4
Dari 900 orang yang tidak mengalami sakit, alat uji mengidentifikasi 800 orang
negatif menderita sakit. Jadi spesifikasinya adalah 800/900.100% = 89%
Konsep sensitivitas dan spesifikasinya
Apa yang sebenarnya terjadi
Hasil skrining Penyakit - Penyakit + Total
Positif 80 100 180
Negatif 20 800 820
Total 100 900 1000

Didefinisikan menderita sakit oleh alat uji dari data inidapat di hitung sensitivitanya
adalah 80/100.100%= 80%. Dari 900 orang yang tidak menderita sakit, alat uji
mengidentifikasi 80 orang negatif menderita sakit. Jadi sensitifitas adalah 800/900.100%
= 89%.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Skrining bertujuan untuk medeteksi penyakit sedini mungkin sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan, dan kematian, serta meningkatkan kulaitas hidup.
2. Validitas dalam skrining adalah kemampuan dari suatu alat untuk membedakan
antara orang yang sakit dan orang yang tidak sakit.
3. Sedangkan reabilitas dalam skrining merupakan ukuran konsistensi berdasarkan
orang dan waktu

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran
bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

You might also like