Professional Documents
Culture Documents
Bab II Skripsi
Bab II Skripsi
KAJIAN PUSTAKA
1.Pengertian Bahasa
Bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan bahwa bahasa
adalah fungsi kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan, ilmu yang mengkaji
bahasa ini disebut sebagai linguistik.
Menetapkan perbedaan utama antara bahasa manusia satu dan yang lainnya sering
amat sukar. Chomsky (1986) membuktikan bahwa sebagian dialek Jerman hampir
serupa dengan bahasa Belanda dan tidaklah terlalu berbeda sehingga tidak mudah
dikenali sebagai bahasa lain, khususnya Jerman.
Ada beberapa bahasa artifisial (buatan) yang dikenal, salah satunya adalah bahasa
Esperanto. Bahasa ini diciptakan oleh L. L. Zamenhof di mana bahasa ini merupakan
paduan dari berbagai unsur bahasa, khususnya bahasa-bahasa Roman yang
dicampurkan dengan unsur-unsur bahasa Slavia dan bahasa-bahasa Eropa lainnya,
serta digunakan untuk mempermudah pembelajaran bahasa karena kesederhanaan tata
bahasanya.
Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi antar sesamanya sejak
masyarakat atau bangsa. Pemahaman bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal pokok
manasuka (arbitrer). Oleh karena itu, bahasa sangat terkait dengan budaya dan sosial
sosial, dikontruksi, dan direkonstruksi dalam kondisi sosial tertentu dari pada tertata
menurut hukum yang diatur secara ilmiah dan universal. Oleh karena itu, bahasa
dalam suatu masa tertentu mewadahi apa yang terjadi di dalam masyarakat. Sehingga,
bahasa dapat disebut sebagai cermin zamannya.Sumarsono dan Paini Partana dalam
Sosiolinguistik (2006, hal) menyatakan bahwa bahasa sebagai produk sosial atau
produk budaya. Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan manusia. Sebagai
produk sosial atau budaya, bahasa berfungsi sebagai wadah aspirasi sosial, kegiatan
Keraf (1980:3) yang menyatakan bahwa bahasa apabila ditinjau dari dasar dan
motif pertumbuhannya, bahasa berfungsi sebagai (1) alat untuk menyatakan ekspresi
diri, (2) alat komunikasi, (3) alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, dan
penuturnya. Ungkapan pikiran dan perasaan manusia dipengaruhi oleh dua hal yaitu
oleh keadaan pikiran dan perasaan itu sendiri. Ekspresi bahasa lisan dapat dilihat dari
mimik, lagu/intonasi, tekanan, dan lain-lain. Ekspresi bahasa tulis dapat dilihat
dengan diksi, pemakaian tanda baca, dan gaya bahasa. Ekspresi diri dari pembicaraan
semua yang dirasakan, dipikirkan, dan diketahui seseorang kepada orang lain. Bahasa
juga memungkinkan manusia dapat bekerja sama dengan orang lain dalam
masyarakat. Hal tersebut berkaitan erat bahwa hakikat manusia sebagai makhluk
Sebagai alat komunikasi, bahasa mempunyai fungsi sosial dan fungsi kultural.
Bahasa sebagai fungsi sosial adalah sebagai alat perhubungan antar anggota
budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal ini meliputi segala aspek
kehidupan manusia yang tidak terlepas dari peranan kehidupan manusia yang tidak
terlepas dari peranan bahasa sebagai alat untuk memperlancar proses sosial manusia.
satu peran tersebut adalah untuk memperlancar proses sosial manusia. Hal ini sejalan
dengan pendapat Nababan (1984:38) bahwa bahasa adalah bagian dari kebudayaan
kenal sekarang.
Bahasa dapat pula berperan sebagai alat integrasi sosial sekaligus alat adaptasi
sosial, hal ini mengingat bahwa bangsa Indonesia memiliki bahasa yang majemuk.
tersebut. Di sinilah fungsi bahasa sangat diperlukan sebagai alat integrasi sosial.
Bahasa disebut sebagai alat adaptasi sosial apabila seseorang berada di suatu tempat
yang memiliki perbedaan adat, tata krama, dan aturan-aturan dari tempatnya berasal.
Proses adaptasi ini akan berjalan baik apabila terdapat sebuah alat yang membuat satu
sama lainnya mengerti, alat tersebut disebut bahasa. Dari uraian ini dapat kita tarik
kesimpulan bahwa bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia.
sama, dan menjalin kontak sosial di dalam masyarakat. Dalam melakukan hal
tersebut, manusia membutuhkan sebuah alat komunikasi yang berupa bahasa. Bahasa
individu-individu dalam kelompok ini sebagai identitas diri dalam kelompok tersebut.
Setiap individu adalah anggota dari kelompok sosial tertentu yang tunduk pada
seperangkat aturan yang disepakati dalam kelompok tersebut. Salah satu aturan yang
kebutuhan penutur yang memilih bahasa yang digunakan agar sesuai dengan situasi
konteks sosialnya. Oleh karena itu, variasi bahasa timbul bukan karena kaidah-kaidah
mengelompokkan apakah dua bahasa merupakan dialek atau subdialek atau hanya
sekedar dua variasi saja, dapat ditentukan dengan mencari kesamaan kosakatanya.
Jika persamaannya hanya 20 % atau kurang, maka keduanya adalah dua bahasa.
Tetapi kalau bisa mencapai 40%-60%, maka keduanya dua dialek; dan kalau
mencapai 90% misalnya, jelas keduanya hanyalah dua variasi dari sebuah bahasa.
Dalam variasi bahasa setidaknya terdapat tiga hal, yaitu pola-pola bahasa yang
sama, pola-pola bahasa yang dapat dianalis secara deskriptif, dan pola-pola yang
tempat di sini adalah keadaan tempat lingkungan yang secara fisik dibatasi oleh
dialek, yaitu bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda namun masih dipahami oleh
Variasi bahasa dilihat dari segi waktu secara diakronis (historis) disebut juga
sebagai dialek temporal. Dialek tersebut adalah dialek yang berlaku pada kurun
waktu tertentu. Perbedaan waktu itu pulalah yang menyebabkan perbedaan makna
untuk kata-kata tertentu. Hal ini disebabkan oleh karena bahasa mengikuti
pemakai di sini adalah orang atau penutur bahasa yang bersangkutan. Variasi bahasa
dilihat dari segi penutur oleh Pateda (1987: 52) dibagi menjadi tujuh, yaitu glosolalia
(ujaran yang dituturkan ketika orang kesurupan), idiolek (berkaitan dengan aksen,
intonasi, dsb), kelamin, monolingual (penutur bahasa yang memakai satu bahsa saja),
rol (peranan yang dimainkan oleh seorang pembicara dalam interaksi sosial), status
Variasi bahasa dilihat dari segi situasi akan memunculkan bahasa dalam
situasi resmi dan bahasa yang dipakai dalam tidak resmi. Dalam bahasa resmi, bahasa
yang digunakan adalah bahasa standar. Kesetandaran ini disebabkan oleh situasi
Bahasa menurut statusnya meliputi status bahasa itu sendiri. Hal ini berarti
bahwa bagaimanakah fungsi bahasa itu serta peranan apa yang disandang oleh
bahasa. Sebuah bahasa, bahasa Indonesia, dapat memiliki berbagai macam status
apakah ia sebagai bahasa ibu, bahasa nasional, bahasa resmi, bahasa pemersatu, atau
bahasa negara.
hubungan pelaku, dan medium pembicaraan. Jadi ragam bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaianya, yang timbul menurut situasi dan fungsi yang memungkinkan
atau cara pengungkapan dapat berupa sarana atau cara pemakaian bahasa, misalnya
bahasa lisan dan bahasa tulis. Sehingga, masing-masing ragam bahasa memiliki ciri-
ciri tertentu, sehingga ragam yang satu berbeda dengan ragam yang lain.
pemakaian. Hal ini sebagai indikasi bahwa kebutuhan manusia terhadap sarana
perbedaan ragam bahasa. Dengan penguasaan ragam bahasa, penutur bahasa dapat
ada sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, penguasaan ragam bahasa
termasuk bahasa gaul remaja menjadi tuntutan bagi setiap penutur, mengingat
mereka ciptakan agar orang-orang di luar komunitas tidak mengerti. Dengan begitu,
mereka tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi untuk membicarakan hal negatif yang
akan maupun yang telah mereka lakukan (Laman Wilkipedia Indonesia, 2005).
tempat umum. Lambat laun, bahasa tersebut menjadi bahasa yang akrab di
sandi terebut.
berbagai tempat, lama-lama orang awam pun mengerti maksud bahasa tersebut.
Akhirnya mereka yang bukan preman pun ikut-ikutan menggunakan bahasa ini dalam
obrolan sehari-hari sehingga bahasa prokem tidak lagi menjadi bahasa rahasia.
menyatakan bahwa bahasa prokem atau bahasa okem sebenarnya sudah ada sejak
1970-an. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi
obrolan dalam komunitas tertentu. Oleh karena sering digunakan di luar
Lebih lanjut, dalam artikel tersebut juga disebutkan bahwa pada tahun 1970-
an, kaum waria juga menciptakan bahasa rahasia mereka. Pada perkembangannya,
para waria atau banci lebih rajin berkreasi menciptakan istilah-istilah baru yang
Kosakata bahasa gaul yang berkembang belakangan ini sering tidak beraturan
dan cenderung tidak terumuskan. Bahkan kita tidak dapat mempredeksi bahasa
Pada mulanya pembentukan bahasa slang, prokem, cant, argot, jargon dan
colloquial di dunia ini adalah berawal dari sebuah komunitas atau kelompok sosial
tertentu yang berada di kelas atau golongan bawah (Alwasilah, 2006:29). Lambat
laun oleh masyarakat akhirnya bahasa tersebut digunakan untuk komunikasi sehari-
hari.
bahasa yang sulit dimengerti oleh kelompok atau golongan sosial lainnya. Alasan
esensialnya adalah sebagai identitas sosial dan merahasiakan sesuatu dengan maksud
sejak tahun 1970an. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul itu digunakan untuk
merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Tapi karena intensitas pemakaian
Hal ini sejalan dengan laman Wilimedia Ensiklopedi Indonesia (2006), yang
menyatakan bahwa bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia
sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an.
Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasa para bajingan atau anak jalanan
disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Lebih lanjut dalam
Pikiran Rakyat, tercatat bahwa bahasa gaul pada awalnya merupakan bahasa yang
banyak digunakan oleh kalangan sosial tertentu di Jakarta, kemudian secara perlahan
Dalam sebuah milis (2006) disebutkan bahwa bahasa gaul memiliki sejarah
sebelum penggunaannya popular seperti sekarang ini. Sebagai bahan teori, berikut
Ucapan ini terkenal di tahun 1980-an, tepatnya November 1985. pertama kali
yang mengucapkan kata tersebut adalah seorang pelawak bernama Diran. Selanjutnya
dijadikan bahan lelucon oleh Euis Darliah dan popular hingga saat ini.
2) Memble dan Kece
Dalam milis tersebut dinyatakan bahwa kata memble dan kece merupakan
kata-kata ciptaan khas Jaja Mihardja. Pada tahun 1986, muncul sebuah film berjudul
Memble tapi Kece yang diperankan oleh Jaja Mihardja ditemani oleh Dorce
Gamalama.
3) Booo....
Kata ini popular pada pertengahan awal 1990-an. Penutur pertama kata
Boo…adalah grup GSP yang beranggotakan Hennyta Tarigan dan Rina Gunawan.
lingkungan pergaulan kalangan artis. Salah seorang artis bernama Titi DJ kemudian
4) Nek...
Setelah kata Boo... popular, tak lama kemudian muncul kata-kata Nek... yang
ucapkan oleh Budi Hartadi seorang remaja di kawasan kebayoran yang tinggal
bersama neneknya. Oleh karena itu, lelaki yang latah tersebut sering mengucapkan
kata Nek...
5) Jayus
Di akhir dekade 90-an dan di awal abad 21, ucapan jayus sangat popular. Kata
ini dapat berarti sebagai ‘lawakan yang tidak lucu’, atau ‘tingkah laku yang disengaca
untuk menarik perhatian, tetapi justru membosankan’. Kelompomk yang pertama kali
mengucapkan kata ini adalah kelompok anak SMU yang bergaul di kitaran Kemang.
Asal mula kata ini dari Herman Setiabudhi. Dirinya dipanggil oleh teman-
temannya Jayus. Hal ini karena ayahnya bernama Jayus Kelana, seorang pelukis di
kawasan Blok M. Herman atau Jayus selalu melakukan hal-hal yang aneh-aneh
Salah satu temannya bernama Sonny Hassan atau Oni Acan sering memberi
komentar jayus kepada Herman. Ucapan Oni Acan inilah yang kemudian diikuti
6. Jaim
Ucapan jaim ini di populerkan oleh Bapak Drs. Sutoko Purwosasmito, seorang
pejabat di sebuah departemen, yang selalu mengucapkan kepada anak buahnya untuk
itu
7. Gitu Loh...(GL)
Kata GL pertama kali diucapin oleh Gina Natasha seorang remaja SMP di
seorang pekerja event organizer. Sedangkan Ronny punya teman kantor bernama
Siska Utami. Suatu hari Siska bertandang ke rumah Ronny. Ketika dia bertemu Gina,
Siska bertanya dimana kakaknya, lantas Gina ngejawab di kamar, Gitu Loh. Esoknya
si Siska di kantor ikut-ikutan latah dia ngucapin kata Gitu Loh...di tiap akhir
pembicaraan.
2.4 Ciri- ciri Bahasa Gaul
Ragam bahasa ABG memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-
kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan
diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih
Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi
cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia
banyak variasi dan perbedaan dari bahasa gaul bergantung pada kota tempat
seseorang tinggal, utamanya dipengaruhi oleh bahasa daerah yang berbeda dari etnis-
etnis yang menjadi penduduk mayoritas dalam kota tersebut. Sebagai contoh, di
dinyatakan bahwa jargon adalah bahasa khas, teknis, idiom tertentu, selanga dan lain
sebagainya yaitu “specialized language, technical language, slang, cant, idiom, argot,
double Dutch”.
McArthur (1996) istilah jargon ini muncul pada abad ke-14 yang merupakan istilah
Jargon ini juga terdapat dalam istilah Bahasa Perancis yaitu “jargoun”,
“gargon” dan “gergon”. Kemungkinan makna asalnya yaitu bunyi “echo” dan
merupakan istilah umum yang seringkali mengacu kepada bahasa asing pedalaman
yang bermacam-macam. Hal itu dapat ditemukan dalam ucapan yang dirasakan
sebagai merepet atau ucapan-ucapan kosong (mumbo jumbo), slang, bahasa pidgin
Namun demikian, istilah ini juga sering dihubungkaitkan dengan ilmu tertentu
bahasanya dinilai penuh dengan istilah maupun kalimat yang tidak seperti bahasa
umumnya sehingga sulit dipahami oleh orang kebanyakan. Namun bagi anggota
kelompok professional tersebut, penggunaan istilah itu sangat akrab dan mencapai
jargon dapat menggungkapkan teknis dan gaya yang menjadi ciri khas dalam
kelompok tersebut.
Jargon ini antara lain berfungsi sebagai “Bahasa yang Mudah” dan
berikut:
bahasa yang efisien dan efektif. Bagi kelompok paramedis, istilah pemindahan organ
tubuh seperti kandung kemih, empedu (saluran kencing) melalui operasi disebut
bahwa bahasa ini digunakan selama operasi sebagai alat komunikasi dan informasi
tertentu yang merujuk kepada tumbuhan ataupun tanaman tertentu seperti padi
dihasilkan melalui proses yang panjang sehingga sampai kepada defenisi yang pas
yang artinya sama dengan kehilangan atau kerusakan barang karena pencurian
seperti: “Dynamic random access memory”, “Read only memory” dan lain
sebagainya. Dalam dunia komunikasi pilot yang menerbangkan pesawat udara juga
dengan menggunakan istilah tertentu atau jargon sesuai dengan profesi penerbangan
sipil.
kalimat berikut ini yang penulis kutip dari nota diplomatik dari Kementerian Hal
Ehwal Luar Negeri Negara Brunei Darussalam nomor: JPK 801/05 tanggal 18
Oktober 2005 kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bandar Seri Begawan
berikut ini:
Oktober 2005 untuk mendapatkan kebebasan diplomatik bagi kapal Tentara Nasional
Indonesia (TNI AL) Jenis Landing Ship Tank Modified (LSTM) unit kenderaan
merujuk kepada pengertian yang termuat dalam Konvensi Wina Tahun 1961
bahwa bagi kalangan diplomatik diberikan keistimewaan dan perlakuan khusus ketika
berada di negara akreditasi. Bagi kalangan anggota dilomatik tertentu yang membawa
pembayaran tax (pajak) dan tidak dilakukan pemeriksaan barang sebagaimana proses
Begitu pula istilah “Landing Ship Tank Modified (LSTM)” dan kenderaan
layak berada dalam kelompok tersebut sehingga dapat diterima karena kemampuan
istilah jargon tersebut sering pula mengalami penyalahgunaan oleh kalangan tertentu
2.7. Argot
dinyatakan bahwa argot tersebut adalah “jargon, slang, idiom, cant, dialect, parlance,
McArthur (1996) istilah argot ini berasal dari Bahasa Perancis “argot” yaitu serikat
kerja pengemis, bahasa yang khas untuk golongan kriminal atau bahasa slang. Ini
artinya argot adalah sejenis bahasa slang kelompok sosial yang terbatas dan seringkali
identitas diri yang membedakannya dengan kelompok lain.Salah satu contoh adalah
tulisan Colin Smith dalam majalah ‘’Observer” keluaran tangal 26 May 1985 menulis
“They bimble, yomp or tab across the peat and couth a shirt in readiness for a
bahwa istilah “bop” tersebut memiliki pengertian makna yaitu: meninju, membunuh,
pukul, music jazz, perkelahian antar remaja. Berdasarkan konteks dalam cerita di atas
maka pengertian “bop” adalah kebiasaan perkelahian antara tentara Inggris dengan
Contoh penggunaan argot lainnya dapat dilihat dalam tulisan James Kirkup
berjudul “Erotica and Exotica” yang dimuat dalam “Sunday Times” keluaran tanggal
oleh masyarakat luas melainkan suatu tempat yang biasa digunakan oleh kelompok
homoseksual untuk bercinta. Begitu pula pengertian istilah “tea-room” bukan pula
bermakna ruangan untuk minum teh sebagaimana penyediaan ruangan khusus untuk
ganja.
dapat pula dijumpai dalam istilah berbahasa Indonesia.Dalam sebuah berita pada
majalah “Gatra” keluaran tanggal 10 Januari 2007 memuat berita mengenai kegiatan
kelompok pemalsu obat di Jakarta. Para anggota sindikat pemalsu obat termasuk para
penjual obat menggunakan istilah “lokal” dan “luar” untuk menyebut jenis obat-
melakukan transaksi di “pasar gelap” Jakarta seperti di Pasar Pramuka dan Rawa
Bening. Apabila pembeli meminta obat berlabel “Ponstan” yaitu obat sakit kepala
atau “Deonil” yaitu obat untuk penyakit dibetes, anggota sindikat yang bertindak
sebagai penjaga toko akan menanyakan “Mau obat lokal atau obat luar?”. Yang
dimaksud dengan istilah “lokal” adalah obat yang diimpor resmi atau dibuat di
Indonesia, sebaliknya yang disebut sebagai “luar” adalah obat impor seludupan tanpa
surat-surat sah. Menurut World Health Organisation (WHO), obat lokal bisa
bercampur dengan obat palsu yang banyak beredar di masyarakat dengan kualitas
Dalam sebuah berita pada majalah “Gatra” keluaran tanggal 10 Januari 2007
berpamitan dengan Halimah. Di kamar hotel bertarif Rp 350 ribu semalam tersebut,
entah apa yang mereka perbuat. Tahu-tahu dua hari berselang petang harinya, Fery
membopong Alda dalam keadaan terkulai dan dikamarnya ditemukan pula “sarung”.
dalam urine ditemukan adanya Amfetamin dan Metamfetamin yaitu limbah yang
berasal dari ekstasi atau shabu-shabu dan heroin. Yang ditemukan di tubuh Alda
rumusnya MDM yang merupakan rumus ekstasi. Oleh tubuh, MDMA ini diolah
menyewa kamar hotel yang digunakan oleh pasangan anak muda untuk bercinta.
Sementara istilah “sarung” merujuk kepada “kondom” yaitu alat kontrasepsi yang
dipakai untuk mencegah kehamilan akibat hubungan seksual. Istilah “obat cinta” pula
bermakna obat-obatan yang seringkali digunakan anak muda pasangan yang dapat
Bahasa jargon dan argot menunjukkan fenomena bahasa yang faktual dan
empiris yang menunjukkan bahawa bahasa itu bukanlah berada dalam ruang yang
Manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan
yang memiliki ciri-ciri yang unik yang menyebabkannya berbeda dengan bahasa
lainnya.
berhubung kait dengan bidang sain sosial seperti Antropologi seperti sistem kerabat
(Antropologi) bisa juga melibatkan geografi dan sosiologi serta psychologi sosial”.
utama yaitu ciri-ciri bahasa dan fungsi bahasa. Fungsi bahasa. dimaksud adalah
fungsi sosial (regulatory) yaitu untuk membentuk arahan dan fungsi interpersonal
yaitu menjaga hubungan baik serta fungsi imajinatif yaitu untuk meneroka alam
fantasi serta fungsi emosi seperti untuk mengungkapkan suasana hati seperti marah,
penggunaan bahasa sebagai alat pergaulan tertentu yang dikenal dengan variasi