Nabi Elia lived in Israel during the rule of King Ahab, who had led Israel into deep spiritual decline by worshipping the pagan god Baal. God sent Elijah to call the nation to repentance and remind them to only worship the Lord. Elijah boldly challenged King Ahab and the prophets of Baal to a contest on Mount Carmel to determine who was the true God. When Baal failed to respond and Elijah's God sent fire from heaven, the people acknowledged the Lord as the one true God.
Nabi Elia lived in Israel during the rule of King Ahab, who had led Israel into deep spiritual decline by worshipping the pagan god Baal. God sent Elijah to call the nation to repentance and remind them to only worship the Lord. Elijah boldly challenged King Ahab and the prophets of Baal to a contest on Mount Carmel to determine who was the true God. When Baal failed to respond and Elijah's God sent fire from heaven, the people acknowledged the Lord as the one true God.
Nabi Elia lived in Israel during the rule of King Ahab, who had led Israel into deep spiritual decline by worshipping the pagan god Baal. God sent Elijah to call the nation to repentance and remind them to only worship the Lord. Elijah boldly challenged King Ahab and the prophets of Baal to a contest on Mount Carmel to determine who was the true God. When Baal failed to respond and Elijah's God sent fire from heaven, the people acknowledged the Lord as the one true God.
Elia atau dalam bahasa Ibrani: אליהוEliyahu, artinya "Yahweh adalah Allah"; bahasa Inggris: Elijah atau Elias) adalah seorang nabi di Kerajaan Israel Utara pada zaman pemerintahan raja Ahab, Ahazia dan Yoram pada sekitar abad ke-9 SM, menurut Kitab Raja-raja dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama Alkitab Kristen. Elia juga dicatat dalam Perjanjian Baru dan Al Quran. Ia dihormati baik dalam agama Yahudi, Kristen dan Islam. Ia berasal dari Tisbe, Gilead.(1 Raja-raja 17:1) Kisah Perjalanan Hidup Nabi Elia Raja Ahab, telah membawa Israel kepada kemerosotan kerohanian lebih buruk dari semua raja yang pernah ada sebelumnya. Ahab telah menikahi Izebel putrid Raja Ethbal dari Sidon seorang imam besar dari dewa Baal. Raja Ahad sudah menyembah Baal dan telah mendirikan mezbah bagi Baal di Samaria (I Raja-Raja 16:31,32). Dengan demikian ia membangkitkan amarah Tuhan lebih daripada semua raja Israel. Bukan itu saja, Isebel istrinya juga telah mendirikan banyak sekali mezbah bagi penyembahan berhala di seluruh Israel sehingga mempengaruhi bangsa itu agar menyembah kepada Baal. Tidak ada kejahatan yang dilakukan oleh raja-raja Israel seperti yang diperbuat Raja Ahab yang didorong oleh istrinya Izebel. Dengan demikian bangsa itu telah melakukan dosa penyembahan berhala sama seperti apa yang diperbuat oleh orang Amori yang sudah dimusnakan Tuhan di hadapan Israel. (I Raja- Raja 21:25). Tuhan dalam kemurahan-Nya tidak membiarkan bangsa itu mengalami kehancuran dan kebinasaan, sehingga Ia mengutus seorang nabi-Nya yang paling kuat dan berkuasa mengembalikan hati bangsa itu kepada Tuhan Khalik semesta alam. Nabi Elia melihat kemerosotan bangsa itu terus semakin dalam menimbulkan sakit hati dan kemarahan dalam hatinya. Ia sadar bila bangsa itu tidak juga berubah maka hukuman yang dasyat akan segera menimpa mereka oleh karna amarah dari Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari perhambaan di Mesir oleh kuasa yang dasyat dan besar. Sementara bangsa itu menyembah kepada Baal nabi memulai teguran dan panggilan kepada pertobatan supaya hanya memilih satu saja yang disembah yaitu Tuhan atau Baal. (I Raja- Raja 18:21). “Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN (Yahweh) itu Tuhan, ikutilah Dia dan kalau Baal, ikutilah dia.” Umat yang bercabang hati, tidak benar-benar mengikuti Tuhan. Mereka menyembah Tuhan sementara mereka juga menyembah kepada Baal. .Kehidupan manusia pada waktu itu adalah dengan pertanian dan peternakan. Orang yang mempunyai tanah yang luas dengan pertanian dan perkebunan adalah orang-orang besar, orang kaya dan yang berpengaruh. Juga peternakan dengan ribuan kambing, domba, sapi dan unta adalah merupakan ukuran kekayaan dan kebesaran pada zaman Israel itu. Dan untuk memperoleh harta dan kekayaan dan kehormatan maka pertanian dan peternakan, tanah yang luas dan subur menjadi ukurannya. Dan tanah yang luas itu sangat membutuhkan hujan dan embun. Dan kepercayaan Israel telah diselimuti oleh kepercayaan bangsa-bangsa sekitar bahwa dewa Baal dan Asyera adalah cewa yang berkuasa menurunkan hujan dan embun untuk kesuburan dan kemakmuran bangsa-bangsa. Israel terlibat dalam penyembahan dewa Baal dan Asyera karna pengaruh Raja Ahab dan istrinya Izebel sendiri.