You are on page 1of 3

Omeprazole : Omeprazole merupakan obat dari golongan penghambat pompa proton.

PPP adalah pro drug yang akan aktif pada keadaan asam. pro drug akan berdifusi kedalam sel
parietal dan akan berakumulasi pada kanalikuli sekretoar. disini akan diaktivasi oleh tetrasiklik
sulfenamid sehingga obat tidak dapat berdifusi kembali keluar dari membran kanalikuli. zat yang
aktif tersebut akan membentuk ikatan kovalen dengan sistein pada H+ K+ ATPase dan
menginaktivasi secara irreversible terhadap pompa.

PPP akan menghambat sekresi asam lambung 24 jam hingga 48 jam. Ikatan ini menyebabkan
penghambatan enzim tersebut dan terjadi penghentian produksi asam lambung 80-95%.
omeprazole akan diabsorpsi di usus halus kemudian di metabolisme di hepar. untuk mencapai 70%
pompa proton yang di inhibisi memerlukan 2-5 hari dosis PPP.

dosis pemberian omeprazole dapat berupa oral maupun parenteral. untuk pemberian oral dapat
berupa 1. enteric coated capsule( omeprazole, esomeprazole, lansoprazole) 2. enteric coated
granules ( lansoprazole) 3. enteric coated tablets ( pantoprazole, rabeprazole, omeprazole) 4.
powder yang dicampur dengan sodium bicarbonate (omeprazole) kemudian dapat juga diberikan
secara intraven berupa omeprazole, lansoprazole, pantoprazole dna esomeprazole
jika diberikan oral maka obat diminum 30 menit sebelum makan.
Yang perlu diperhatikan adalah efek samping dari PPI berupa mual, nyeri perut, konstipasi,
flatulence dan diare. TIdak ditemukan interaksi obat dengan obat-obatan lain yang digunakan
pasien saat ini.

PPP mempromosikan penyembuhan ulkus gaster dan duodenal serta GERD termasuk esrofagitis
erosive.

Sukralfat : Pemberian sukralfat sudah tepat, sukralfat merupakan mukoprotektor terhadap HCl
dan Pepsin yang memerlukan suasana asam untuk aktif. Senyawa aluminium sukrosa sulfat ini
membentuk polimer mirip lem dalam suasana asam dan terikat pada jaringan nekrotik tukak secara
selektif. Sukralfat diindikasikan untuk mengobati tukak lambung. Disebutkan bahwa derajat
kekambuhan ulkus lebih rendah dengan pemberian sukralfat. Yang perlu diperhatikan efek
samping yang sering dari penggunaan sukralfat adalah konstipasi. Tidak ditemukan interaksi obat
antara sukralfat dengan obat yang digunakan pasien.

sucralfate merupakan agen sulfated polysaccharides yang dapat menghambat proses hidrolisis
mukosa protein akibat pepsin. sukralfat terdiri dari octasulfat sukrosa yang telah ditambahkan
aluminium hidroksida,

Pada kondisi asam yaitu pH <4, sukralfat akan berikatan membentuk polimer kental dan lengket
yang menempel pada sel epitel dan daerah ulkus selama 6 jam setelah single dose. sukralfat juga
memiliki efek mukoprotektif berupa stimulasi produksi prostaglandin dan epidermal growth
factor.selain itu sucralfate juga berikatan dengan bile.

penggunaan sukralfat sebagai terapi pada penyakit akibat peptic sudah berkurang. namun,
penggunaan sukralfat disebutkan memiliki keuntungan dalam menurunkan angka terjadinya
komplikasi berupa pneumonia nosokomial. sukralfat diminum saat perut kosong yaitu 1 jam
sebelum makan dengan dosis 4 x 1 gram
Asam Traneksamat : asam traneksamat merupakan obat hemostatic yang bekerja sebagai
penghambat bersaing dari activator plasminogen dan penghambat plasmin. Obat ini dapat
diberikan secara oral maupun injeksi dan diekskresikan melalui urin. Obat ini diindikasikan untuk
perdarahan yang disebabkan akibat proses fibrinolysis yang ebrat. Hingga saat ini pemberian asam
traneksamat belum dimasukan kedalam guideline perdarahan saluran cerna atas namun dalam
jurnal disebutkan penggunaan asam traneksamat dapat digunakan pada kasus perdarahan yang
hebat dan memiliki keluaran yang lebih baik dibandingkan pasien yang tidak mendapat asam
traneksamat. Asam traneksamat menurunkan resiko transfuse dan intervensi operasi pada pasien
dengan perdarahan saluran cerna atas. Tidak didapatkan adanya interaksi antara asam traneksamat
dengan obat yang digunakan oleh pasien.

Vit K : vit K merupakan suatu kofaktor enzim mikrosom hati yang penting untuk mengaktivasi
precursor faktor pembekuan darah. Dengan pemberian vit K dapat meningkatkan biosintesis
protrombin, faktor VII, faktor IX, dan faktor X yang yang berlangsung di hati. Pemberian vit K
diindikasikan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vit. K. pada pasien ini
pemberian VIt K tidak diindikasikan mengingat pada pasien tidak ditemukan adanya gangguan
absorpsi, maupun penggunaan obat yang dapat menurunkan vit K seperti anti koagulan.
Disebutkan defisiensi vit K jarang terjadi akibat asupan nutrisi yang kurang.

You might also like