You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULAN
Hemoroid adalah pelebaran atau varises satu segmen atau lebih dari
venavena
hemoroidalis. Hemoroid dibagi dalam dua jenis, yaitu hemoroid interna dan
hemoroid eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena
hemoroidalis superior
dan media. Sedangkan hemoroid eksterna merupakan varises vena
hemoroidalis
inferior. Sesuai istilah yang digunakan, maka hemoroid interna timbul di
sebelah
dalam otot sfingter ani dan hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot
sfingter ani.
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran
balik vena
hemoroidalis.
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar
35%
penduduk, baik pria maupun wanita yang biasanya berusia lebih dari 25
tahun.
Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan
perasaan
yang sangat tidak nyaman. Gejala yang dirasakan, yaitu rasa gatal,
terbakar,
pendarahan, dan terasa sakit. Penyakit ini biasanya hanya memerlukan
perawatan
ringan dan perubahan gaya hidup.

BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 dentitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny.S / Perempuan / 55 tahun
b. Pekerjaan : IRT
c. Alamat : RT 03 Simp.4 sipin
2.2 Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
a. Status Perkawinan : Menikah
b. Jumlah anak/saudara : 3
c. Status ekonomi keluarga
Mampu : +
kurang mampu : -
Kondisi Rumah : Rumah terbuat dari semen (permanen) dengan
ukuran 6x15 m2. Didalam rumah tersebut terdapat ruang tamu dengan 4
buah jendela
dengan masing-masing berukuran 60x80 cm2, 3 buah ventilasi dengan
satu buah
ventilasi diatas pintu masuk menuju rumah, masing-masing berukuran
30x30cm
Terdapat 3 buah kamar tidur dengan kamarnya berukuran antara 4x3m2,
kamar
tersebut tidak memiliki jendela dan ventilasi udara. Wc menggunakan wc
jongkok.
Dan air dari PDAM
d. Kondisi Lingkungan Keluarga: baik

2.5 Keluhan Utama :


Terdapat benjolan yang keluar dari anus yang semakin membesar sejak ±
5 hari
yang lalu.
2.6 Riwayat Penyakit Sekarang : (autoanamnesa)
Pasien datang dengan keluhan keluar benjolan dari anus saat buang air
besar
sejak ± 5 hari sebelum berobat kepuskesmas. Benjolan dirasakan lebih
besar daripada
biasanya, benjolan tersebut tidak dapat dimasukan kembali kedalam anus,
perih, gatal, dan pasien mengeluh tidak bisa duduk karena adanya
benjolan.
buang air besar biasanya di sertai dengan darah segar, menetes saat
feses keluar,
darah tidak bercampur dengan feses.
± 1 tahun yang lalu pasien mengeluhkan adanya benjolan kecil yang keluar
pada saat buang air besar dan masih dapat dimasukan. Pasien tidak
pernah
mengontrol keluhannya ke fasilitas kesehatan ataupun mengkonsumsi obat
untuk
mengobati keluhanya dikarenakan merasa tidak mampu.
Pasien jarang mengkonsumsi makanan yang berserat seperti sayuran dan
buah
buahan. Pasien suka mengkonsumsi makanan pedas, dan minum kurang
dari 8
perhari dan pada saat buang air besar suka mengejan keras sampai
berkeringat bahkan
sampai merasa pusing.

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum
Keadaan sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Suhu : 36,3°C
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 155 cm
1. Pemeriksaan Organ
a. Kepala Bentuk : Normocephal
Simetri : Simetris
b. Mata Exopthalmus/enophtal: (-)
Kelopak : Normal
Conjungtiva : Anemis (-)
Sklera : Ikterik (-)
Kornea : Normal
Pupil : Bulat, isokor, reflex cahaya
Lensa : Normal, keruh (-)
Gerakan bola mata : Baik
Hidung Tak ada kelainan
Lidah : Putih kotor, ulkus (-)
f. Leher KGB : Tak ada pembengkakan
Kel.tiroid : Tak ada pembesaran
JVP : 5 - 2 cmH2O
g. Pulmo
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Statis & dinamis:
simetris
Statis & dinamis simetris
Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Perkusi Sonor
Batas paru-hepar :ICS
VI kanan
Sonor
Auskultasi Wheezing (-), rhonki (-) Wheezing (-), rhonki
h. Jantung
Inspeksi Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula
Perkusi Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : linea sternalis kanan
Kiri : ICS VI 2 jari bergeser ke lateral dari linea
midclavicula kiri
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal
j. Ekstremitas Atas : Edema (-), akral hangat, lihat status lokalis
Ekstremitas bawah : Edema (-), akral hangat, lihat status lokalis

2.7 Status Lokalis


Inspeksi dan palpasi : Perianal terlihat tonjolan massa prolaps dari anus,
terdapat bagian yang hiperemis, padat kenyal, nyeri saat d sentuh, ukuran
4x6 cm, ekskoriasi (-), luka (-), tanda radang (-), darah (-)
Rectal Toucher : Tidak dilakukan

2.9 Diagnosis
Hemoroid Interna Grade IV
2.10 Diagnosis Banding
Hematoma Perianal
Fisura Anal
2.11 Manajemen
a. Promotif :
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini sulit sembuh dengan
hanya pengobatan konservatif
Menjelaskan komplikasi terburuk dari penyakit ini bila tidak dilakukan
pengobatan secara cepat, tepat, dan adekuat.
b. Preventif :
Koreksi konstipasi dengan meningkatkan konsumsi serat (25-30 gram
sehari), dan menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan
konstipasi.
Meningkatkan konsumsi cairan (6-8 gelas sehari)
Menghindari mengejan saat buang air besar, dan segera ke kamar mandi
saat merasa akan buang air besar, jangan ditahan karena akan
memperkeras feses.

Rendam duduk dengan air hangat yang bersih dapat dilakukan rutin
dua kali sehari selama 10 menit pagi dan sore selama 1 – 2 minggu,
karena air hangat dapat merelaksasi sfingter dan spasme.
Makan makanan yang berserat (25-30 gram sehari), dan menghindari
obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi.
Mengkonsumsi cairan (6-8 gelas sehari)
Medikamentosa
Anti Hemoroid supp 1x1
Vit C 3x1
B comp 2x1
Ciprofloxacin 500 mg 2x1
Pasien dirujuk ke RSUD Raden Mattaher Kota Jambi
Anjuran Operasi Hemoroidektomi
d. Disability elimination
Pasien dianjurkan untuk dilakukan tindakan operasi, namun karena
pasien
menolak karena masalah keuangan, karena itu pasien disarankan untuk
mengurus kartu jaminan kesehatan masyarakat sehingga dapat dilakukan
tindakan operasi dan juga biaya operasi dapat ditanggung
pemerintah.

TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidales yang
tidak
merupakan keadaan patologis, hanya apabila menimbulkan keluhan atau
penyulit
diperlukan tindakan.
Hemoroid adalah dilatasi varikosus vena dari plexus hemorrhoidal inferior
dan
superior .
Hemoroid dibedakan menjadi dua, interna dan eksterna. Hemoroid interna
adalah pleksus vena hemoroidales superior diatas garis mukokutan dan
ditutupi oleh
mukosa. Sering terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan, kanan
belakang,
dan kiri lateral, sedangkan hemoroid yang lebih kecil terdapat diantara
ketiga letak
primer tersebut. Hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan
pleksus
hemoroid inferior yang terdapat di bagian distal garis mukokutan di dalam
jaringan
dibawah epitel anus .
1.1 Epidemiologi
Sekitar 75% orang mengalami penyakit hemoroid setidaknya sekali seumur
hidupnya, hemoroid banyak terjadi pada dewasa berusia 45 – 60 tahun,
dan juga
sering terjadi pada wanita hamil .
1.2 Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab pasti timbulnya hemoroid masih belum pasti, hanya saja ada

4. Pekerjaan : orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus


mengangkat
barang berat mempunyai predisposisi untuk hemoroid.
5. Mekanis : semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan
intra
abdomen, misalnya penderita hipertrofi prostat, konstipasi menahun dan
sering mengejan pada waktu defekasi.
6. Endokrin : pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus
oleh
karena ada sekresi hormone relaksin.
7. Fisiologi : bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada
penderita sirosis hepatis.
1.3 Klasifikasi
Diagnosa hemorrhoid dapat ditegakkan salah satunya dengan anoskopi.
Anoskopi adalah pemeriksaan pada anus dan rektum dengan
menggunakan sebuah
spekulum. Pemeriksaan ini dapat menentukan letak dari hemorrhoid
tersebut. Secara
anoskopi, berdasarkan letaknya hemorrhoid terbagi atas :
a. Hemorrhoid eksterna
Merupakan pelebaran dan penonjolan vena hemorrhoidalis inferior
timbul di sebelah luar musculus sphincter ani.
b. Hemorrhoid interna
Merupakan pelebaran dan penonjolan vena hemorrhoidalis superior
media yang timbul di sebelah proksimal dari musculus sphincter ani.
Kedua jenis hemorrhoid ini sangat sering dijumpai

Hemoroid interna dikelompokkan ke dalam 4 derajat, yakni:


a. Derajat I : bila terjadi pembesaran hemorrhoid yang tidak prolaps ke luar
kanalis analis yang hanya dapat dilihat dengan anorektoskop.
b. Derajat II : pembesaran hemorrhoid yang prolaps dan menghilang atau
dapat
masuk kembali ke dalam anus secara spontan.
c. Derajat III : pembesaran hemorrhoid yang prolaps dimana harus dibantu
dengan dorongan jari untuk memasukkannya kembali ke dalam anus.
d. Derajat IV : prolaps hemorrhoid yang yang permanen. Prolaps ini rentan
dan
cenderung mengalami trombosis dan infark.
1.4 Gejala Klinis
selama atau setelah defekasi. Gejala yang muncul pada hemoroid interna
dapat berupa:
Perdarahan
Merupakan gejala yang paling sering muncul dan biasanya merupakan
awal dari penyakit ini. Perdarahan berupa darah segar dan biasanya
tampak setelah defekasi apalagi jika fesesnya keras. Selanjutnya
perdarahan dapat berlangsung lebih hebat, hal ini disebabkan karena
prolaps bantalan pembuluh darah dan mengalami kongesti oleh sphincter
ani.
Prolaps
Dapat dilihat adanya tonjolan keluar dari anus. Tonjolan ini dapat masuk
kembali secara spontan ataupun harus dimasukan kembali oleh tangan.
Nyeri dan rasa tidak nyaman
Nyeri biasanya ditimbulkan oleh komplikasi yang terjadi (seperti fisura,
abses dll) hemoroid interna sendiri biasanya sedikit saja yang
menimbulkan nyeri. Kondisi ini dapat pula terjadi karena terjepitnya
tonjolan hemoroid yang terjepit oleh sphincter ani (strangulasi).
Keluarnya Sekret
Walaupun tidak selalu disertai keluarnya darah, sekret yang menjadi
lembab sehingga rawan untuk terjadinya infeksi ditimbulkan akan
menganggu kenyamanan penderita dan menjadikan suasana di daerah
anus.
1.5 Patogenesis

1.6 Diagnosis Banding


Diagnosa banding untuk hemoroid dapat bermacam, tabel dibawah ini
akan
membaginya berdasarkan gejala klinis yang dapat muncul.
Jenis Penyakit Nyeri Perdarahan Massa Lainnya
Fisura Anal + + - Terdapat skin tag
umbai kulit (radang
Kronik dengan
bendungan limfe dan
fibrosis pada kulit)
Karsinoma
Anal
- + + Pembengkakan
sekitar
Abses
Anorektal
+ - - Demam, leukositosis,
penderita tidak
duduk di sisi bokong
Hematom
Perianal
Ulseratif
+ + + Sering terjadi
orang yang
mengangkat barang
berat, leukositosis.
Prolaps Polip
Kolorektal
- + + Adanya gejala mual,
muntah,dan konstipasi
yang parah (jika
ukurannya besar)
1. Anamnesa
Pada anamnesa biasanya didapatkan pasien mengeluhkan adanya darah
segar
pada saat buang air besar, darah yang keluar bisa menetes dan bisa juga
keluar te
menerus dan tidak bercampur dengan feses. Selain itu pasien juga akan
mengeluhkan
adanya gatal-gatal pada daerah anus. Serta keluhan adanya massa pada
anus dan
membuatnya merasa tidak nyaman, biasanya pada hemoroid interna
derajat II dan
hemoroid eksterna. Pasien juga akan mengeluhkan nyeri pada hemoroid
interna
derajat IV dan hemoroid eksterna.
Perdarahan yang disertai nyeri mengindikasikan hemoroid eksterna yang
sudah mengalami trombosis. Biasanya hemoroid interna mulai
menimbulkan gejala
setelah terjadi prolapsus, sehingga mengakibatkan perdarahan, ulserasi,
atau
trombosis. Hemoroid eksterna juga bisa terjadi tanpa gejala atau dapat
ditandai
dengan nyeri akut, rasa tak nyaman, atau perdarahan akibat ulserasi dan
thrombosis.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya pembengkakan vena
yang
mengindikasikan hemoroid eksterna atau hemoroid interna yang sudah
mengalami
prolaps, biasanya jika berupa prolapsnya hemoroid interna akan terlihat
adanya
mukus yang keluar saat pasien disuruh untuk mengedan. Jika pasien
mengeluhkan
perdarahan kemungkinan bisa menyebabkan anemia sekunder yang dapat
dilihat dari
konjungtiva palpebra pasien yang sedikit anemis, tapi hal ini mungkin
terjadi. Daerah
perianal juga diinspeksi untuk melihat ada atau tidaknya fisura, fistula, polip
tumor. Pada rectal toucher juga dinilai ukuran, perdarahan dan tingkat
keparahan

anoskopi serta sigmoideskopi. Anoskopi dilakukan untuk menilai mukosa


rektal dan
mengevaluasi tingkat pembesaran hemoroid. Hasil anoskopi hemoroid
interna yang
tidak mengalami prolaps biasanya terlihat gambaran vascular yang
menonjol keluar,
dan apabila pasien diminta mengejan akan terlihat gambaran yang lebih
jelas.
Sedangkan dengan menggunakan sigmoideskopi dapat mengevaluasi
kondisi lain
sebagai diagnose banding untuk perdarahan rektal dan rasa tak nyaman
seperti pada
fisura anal dan fistula, colitis, polip rectal, dan kanker.
1.8 Penatalaksanaan
1. Terapi Non Farmakologi
Dapat diberikan pada semua kasus hemoroid terutama hemoroid interna
derajat 1, disebut juga terapi konservatif, diantaranya adalah :
Koreksi konstipasi dengan meningkatkan konsumsi serat (25-30 gram
sehari),
dan menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi.
Meningkatkan konsumsi cairan (6-8 gelas sehari)
Menghindari mengejan saat buang air besar, dan segera ke kamar mandi
saat
merasa akan buang air besar, jangan ditahan karena akan memperkeras
feses.
Rendam duduk dengan air hangat yang bersih dapat dilakukan rutin dua
kali
sehari selama 10 menit pagi dan sore selama 1 – 2 minggu, karena air
hangat
dapat merelaksasi sfingter dan spasme.
Tirah baring untuk membantu mempercepat berkurangnya
pembengkakan.

Suplemen flavonoid, membantu mengurangi tonus vena dan


mengurangi hiperpermeabilitas serta efek antiinflamasi (Acheson dan
Schirfield, 2008)
3. Terapi Pembedahan
Hemorrhoid Institute of South Texas (HIST) menetapkan indikasi
tatalaksana
pembedahan hemoroid antara lain :
Hemoroid interna derajat II berulang
Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala
Mukosa rektum menonjol keluar anus
Hemoroid interna derajat I dan II dengan p enyakit penyerta seperti fisura
Kegagalan penatalaksanaan konservatif
Permintaan pasien
Adapun jenis pembedahan yang sering dilakukan yaitu :
Skleroterapi
Teknik ini dilakukan dengan menginjeksikan 5 % fenol dalam minyak nabati
yang tujuannya untuk merangsang. Lokasi injeksi adalah submukosa
hemoroid. Efek
dari injeksi adalah edema, reaksi inflamasi dengan proliferasi fibroblast dan
thrombosis intravascular. Reaksi ini akan menyebabkan fibrosis pada
submukosa
hemoroid sehingga akan mencegah atau mengurangi prolapsus jaringan
hemoroid.
Terapi ini disertai anjuran makanan tinggi serat dapat efektif untuk
hemoroid interna

fiksasi jaringan ikat ke dinding rektum. Komplikasi nya dapat terjadi


perdarahan
setelah 7-10 hari dan nyeri.
Bedah beku
Teknik bedah beku dilakukan dengan pendinginan hemoroid pada suhu
yang
sangat rendah. Teknik ini tidak dipakai secara luas karena mukosa yg
nekrosis sukar
ditentukan luasnya. Teknik ini lebih cocok untuk terapi paliatif pada
karsinoma
rektum yang inoperable.
Hemoroidektomi
Teknik dipakai untuk hemoroid derajat III atau IV dengan keluhan
menahun,
juga untuk penderita denga perdarahan berulang dan anemia yang tidak
sembuh
dengan terapi lain yang lebih sederhana. Prinsipnya adalah eksisi hanya
dilakukan
pada jaringan yang benar-benar berlebihan, dan pa da anoderm serta kulit
yang normal
dengan tidak mengganggu sfingter anus. Selama pembedahan sfingter
anus biasanya
dilatasi dan hemoroid diangkat dengan klem atau diligasi dan kemudian
dieksisi.
Tindak bedah lain
Infrared thermocoagulation
Bipolar diathermy
Laser haemorrhoidectomy
Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation
Cryotherapy
o Stappled hemorrhoidopexy

You might also like