You are on page 1of 20

TUGAS SISTEM PROTEKSI

”SISTEM PROTEKSI GENERATOR”

Disusun Oleh :

SYAIFUL AMIN NIM : 1652005

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK LISTRIK D III

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah “SISTEM PROTEKSI GENERATOR”. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat
di dunia.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan


dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca untuk makalah ini menjadi lebih baik.

Malang,24 Oktober 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Listrik sangat berguna baik dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga


ataupun kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari tahun ke tahun semakin
meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Maka dibangunlah
pembangkit-pembangkit energi listrik sehingga terpenuhi kebutuhan listrik
dalam negeri. Tentu saja pembangkit listrik mempunyai peran yang sangat besar
pada semua sektor kehidupan masyarakat sehingga keberadaannya menjadi sangat
penting. Adanya gangguan pada suatu sistem pembangkit dapat mengganggu
operasi dari sistem pembangkit tersebut yang dapat membahayakan bagian-
bagian penting didalamnya karena dapat mengakibatkan kerusakan dan
penurunan umur pembangkit.

Dalam suatu generator pada pusat pembangkit tentu dilengakapi dengan alat
proteksi supaya bisa terhindar dari gangguan yang tidak diinginkan, supaya beban
yang diterima pada sisi konsumen bisa sampai dengan baik maka perlu pada
generator dipasang alat alat pengaman atau alat proteksi seperti FUSE, RELAY,
MCCB dan banyak lagi alat pengaman pada sistem generator. Mengingat akan
fatalnya akibat dari apabila terjadi gangguan pada generator ,tentu untuk
pemasangan alat alat proteksi perlu diperhitungkan secara detil dan sangat teliti.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Generator

Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi
energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll. Energi listrik
yang dihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik AC (listrik bolak-balik)
maupun DC (listrik searah). Hal tersebut tegantung dari konstruksi generator yang
dipakai oleh pembangkit tenaga listrik.
Generator menggunakan prinsip percobaannya faraday yaitu memutar magnet
dalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam kumparan
maka terjadi perubahan fluks gaya magnet (perubahan arah penyebaran medan
magnet) di dalam kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan
sehingga menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang
menimbulkan gerak gaya listrik). syarat utama harus ada perubahan fluks
magnetik, jika tidak maka tidak akan timbul listrik. cara mengubah fluks
magnetik adalah menggerakkan magnet dalam kumparan atau sebaliknya dengan
energi dari sumber lain, seperti angin dan air yang memutar baling-baling turbin
untuk menggerakkan magnet tersebut. jika suatu konduktor digerakkan
memotong medan magnet akan timbul beda tegangan di ujung-ujung konduktor
tersebut.
Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik (AC) dan
generator arus searah (DC). Generator arus bolak-balik sering disebut juga dengan
alternator. Alat ini terdiri atas magnet dengan kutub berbentuk cekung dan
kumparan kawat yang dililitkan pada suatu armatur dan dapat berputar dalam
suatu medan magnet. Armatur berupa kumparan persegi dengan lilitan mengitari
sebuah inti besi lunak. Generator arus searah sering disebut juga dengan dinamo.
Alat ini terdiri atas magnet dan kumparan kawat yang dililitkan pada suatu
armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet. Perbedaannya dengan
generator AC adalah pada bagian komponen yang berhubungan dengan ujung
kumparan yang berputar. Dinamo menggunakan sebuah cincin belah atau disebut
sebagai komutator, sedangkan generator AC menggunakan dua buah slip ring.

Tujuan dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :


 Mengurangi kerusakan peralatan yang terganggu ,maupun
peralatan yang dilewati oleh arus gangguan.
 Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan
secepat mungkin.
 Mencegah meluasnya gangguan.
Adapun fungsi dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :
 Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal pada
bagian sistem yang diamankan
 Melepas bagian sistem yang terganggu , sehingga bagian
sistem yang lainnya masih dapat terus beroperasi .
Dalam aplikasinya, sistem proteksi terdiri dari beberapa peralatan pendukung.
Berikut ini adalah skema secara umum dari sistem proteksi beserta peralatan
pendukung yang digunakan.

 Relai pengaman sebagai elemen perasa / pengukur untuk mendeteksi


gangguan.
 Pemutus tenaga (pmt ) sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga
untuk melepas bagian sistem yang terganggu.
 Trafo arus dan atau trafo tegangan mengubah besarnya arus dan atau
tegangan dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder [ relai ].
 Batere / aki sebagai sumber tenaga untuk mentripkan pmt dan catu
daya untuk relai statik dan relai bantu.
 Wiring untuk menghubungkan komponen komponen proteksi
sehingga menjadi satu sistem.
BAB III

PROTEKSI GENERATOR

Berikut adalah gangguan pada generator dan cara memproteksinya:


1. Hubung Singkat (short-circuit) pada lilitan stator.
Gangguan pada lilitan stator dapat diklasifikasikan sebagai gangguan hubung
singkat fasa ke fasa, hubung singkat fasa dengan tanah, hubung singkat antara
lilitan dengan lilitan pada fasa yang sama dan rangkaian terbuka. Kegagalan
isolasi lilitan dapat disebabkan oleh tegangan lebih, menurunnya ketahanan
dielektrik, atau kombinasi keduanya. Tegangan lebih dapat disebabkan oleh
switching transient, petir, atau gabungan kecepatan lebih dengan beban hilang
yang mendadak. Menurunnya ketahanan dielektrik dapat disebabkan oleh
penuaan, panas pada isolasi, pengumpulan kotoran, korona, kelembaban,
pemeliharaan yang salah, adanya benda asing yang masuk kedalam isolasi
misalnya seperti kipas (fan) yang patah dan menghantam lilitan atau air sistem
pendingin stator bocor. Jika kerusakan isolasi lilitan dapat dicegah sebelum
laminasi rusak, maka perbaikan masih dapat dilakukan dengan mengganti
kumparan yang rusak, akan tetapi jika laminasi pada inti besi yang rusak,
perbaikan yang dilakukan sudah tidak efisien lagi. Oleh sebab itu sedapat
mungkin gangguan harus dihilangkan sebelum timbul kebakaran yang biasanya
dapat merusak laminasi inti. Untuk mendapatkan pengaman yang baik maka
dianjurkan agar menggunakan rele diferensial generator.

a. Hubung singkat fasa ke fasa.


Untuk mengamankan masing-masing lilitan fasa generator dapat
menggunakan rele arus lebih yang dihubung diferensial. Rele diferensial arus ini
dapat menggunakan rele arus lebih yang sederhana atau yang dilengkapi dengan
pelambatan waktu, atau dapat juga menggunakan rele diferensial persentase
dengan restrain yang linier atau yang dapat berubah. Untuk mendapatkan rele
diferensial dengan kepekaan yang maksimum, maka trafo arus yang digunakan
pada masing-masing ujung harus benar-benar sama. Meskipun hal ini sudah
dilakukan, pengamanan diferensial yang menggunakan rele arus lebih masih
mempunyai keterbatasan terhadap kesalahan kerja yang disebabkan arus
gangguan luar yang sangat besar.

b. Hubung Singkat Fasa dengan Fasa.


Generator-generator tegangan tinggi biasanya dihubung bintang dengan titik
netralnya dapat ditanahkan secara langsung atau melalui impedansi atau sama
sekali tidak ditanahkan. Penggunaan impedansi pada suatu sistem pentanahan
dimaksudkan untuk membatasi arus hubung singkat ketanah agar tidak lebih besar
dari arus hubung singkat tiga fasa. Umumnya lilitan generator diharapkan tidak
tahan terhadap arus lebih yang lebih besar dari arus hubung singkat tiga fasa.
Tingkat daya guna rele diferensial terhadap arus gangguan tanah tergantung
terhadap besar arus gangguan tanah yang timbul. Bila sistem yang ditanahkan
dengan impedansi rendah, biasanya arus gangguan tanah yang terjadi besar dan
diharapkan rele dapat bekerja dengan baik kecuali jika terjadi gangguan pada
sebagian kecil lilitan yang dekat dengan titik netral. Demikian sebaliknya jika
generator ditanahkan dengan impedansi tinggi maka arus gangguan tanah yang
terjadi cukup kecil dan biasanya rele diharapkan tidak bekerja. Untuk
mengamankan gangguan ini maka digunakan rele lain. Penggunaan rele
diferensial pada sistem yang ditanahkan dengan tahanan tinggi menyebabkan
kepekaan rele terhadap gangguan tanah sangat rendah.

c. Hubung Singkat Antar Lilitan Pada Fasa Yang Sama.


Walaupun rele diferensial dapat menditeksi gangguan hubung singkat antar
fasa hampir pada semua lilitan generator tetapi rele ini tidak dapat menditeksi
gangguan hubung singkat antar lilitan pada fasa yang sama. Bermacam-macam
skema pengaman telah dibuat namun umumnya tidak praktis dan terbatas pada
konstruksi generator itu sendiri. Untuk generator yang mempunyai lilitan tunggal
(single layer) hubung singkat antar lilitan pada fasa yang sama tidak akan terjadi
tanpa mengikut sertakan gangguan hubung tanah. Umumnya pengaman gangguan
ini jarang sekali digunakan dalam praktek.
d. Rangkaian Terbuka Pada Lilitan.
Kejadian rangkaian terbuka pada generator modern adalah hal yang sulit
terjadi karena bentuk fisik penghantar dan pelindung khusus yang ada pada
konstruksinya cukup kuat dan biasanya tidak diterapkan rele pengaman yang
khusus untuk menditeksi rangkaian terbuka.

2. Beban lebih (overload).


Kenaikan suhu disebabkan oleh karena pembebanan lebih pada generator yang
terlalu lama, ventilasi yang kurang sempurna atau karena banyak kotoran yang
menempel pada isolasi lilitan stator sehingga menghambat pelepasan lilitan
stator.Aliran minyak pelumas yang kurang baik juga bisa menyebabkan suhu yang
tinggi. Untuk mengamankan generator terhadap masalah suhu yang
tinggi,biasanya dipakai sebuah relai arus lebih tunda waktu atau dipakai relay
suhu yang pada tahap pertama membunyikan alarm dan pada tahap berikutnya
mentrip PMT generator.

3. Panas Lebih (overheating)


Panas lebih pada rotor dapat terjadi karena adanya arus lebih pada rotor yang
disebabkan oleh gangguan pada sistem ventilasi, single phasing atau operasi arus
yang tidak seimbang pada stator. Selain dari itu panas pada rotor dapat disebabkan
oleh arus medan lebih sebagai akibat dari gangguan pada rheostat dan gangguan
pada pengaturan tegangan. Sehubungan dengan hal tersebut ada pendapat yang
mengatakan bahwa rangkaian medan penguat agar dilengkapi dengan pengaman
arus lebih. Meskipun kenaikan temperatur yang cukup kecil dapat diditeksi pada
keluaran udara dari media pendingin tetapi ini tidak menjamin sumber panas
berasal dari gangguan pada rotor mungkin saja dari bagian yang lain. Terlepasnya
salah satu fasa atau arus stator yang tidak seimbang dapat menimbulkan panas
setempat yaitu pada permukaan kutub rotor selain itu juga akan timbul vibrasi
yang dapat merusak pondasi mesin atau mesin itu sendiri. Pengaman keadaan
tidak seimbang biasanya tidak dipasang di rotor tetapi pada feeder generator.
Untuk mencegah arus sirkulasi yang melalui bearing yang dapat menyebabkan
kerusakan pada bearing yang diakibatkan oleh arus tersebut maka dipasang suatu
bahan isolasi antara lempengan pelat dan bantalan main outboard mesin. Apabila
isolasi ini rusak atau terjadi hubung singkat antara keduanya maka bearing akan
mengalami cacat yang disebabkan oleh muatan listrik statis. Keadaan ini dapat
diditeksi dengan menggunakan rele arus lebih yang salah satu terminalnya
dihubung pada dudukan bearing dan yang sebuah lagi dihubungkan ke poros
generator dengan menggunakan kontak sikat berisolasi. Lapisan minyak pada
bearing dapat mencegah kumparan kerja rele hubung singkat.

4. Tegangan Lebih (overvoltage) dan Kecepatan Lebih.


Tegangan lebih yang dibangkitkan generator terutama disebabkan oleh putaran
lebih akibat pelepasan beban yang mendadak. Governor pada generator mengatur
kecepatan putaran agar putarannya tetap normal. Namun, rentang waktu yang
diperlukan cukup lama sehingga pada saat itu terjadi tegangan lebih yang sangat
membahayakan piranti-piranti kelistrikan lainnya. Tegangan lebih ini akan
merusakkan isolasi kumparan generator akibat panas yang berlebihan. (Over
Voltage Relay) Pengaman tegangan lebih dianjurkan untuk diterapkan pada
generator yang digerakkan oleh tenaga air di mana permasalahan utamanya adalah
terjadinya kecepatan lebih (over speed) sebagai akibat terlepasnya beban besar
secara mendadak. Tegangan lebih dapat juga disebabkan oleh kerusakan pada
pengatur tegangan otomatis (AVR). Rele tegangan lebih dapat dipasang dengan
menyisipkan tahanan pada penguat atau pada rangkaian medan generator untuk
mengoperasikan alarm atau menghentikan operasi mesin yang sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.
Penggerak mula generator dapat mengalami kecepatan lebih (overspeed)
dalam keadaan kerja yang tidak normal, untuk itu maka generator harus
dilengkapi dengan pengaman kecepatan lebih. Alat ini dapat digabungkan dengan
sistem governor penggerak mula atau dapat juga menggunakan sentrifugal device.
Jika peralatan pengaman kecepatan lebih mekanis tidak dipasang maka rele
frekwensi harus digunakan. Pada generator turbin kapasitas besar mempunyai
pengaman kecepatan lebih yang dapat mentripkan throtle valve jika kecepatan
normal terlampaui sekitar 10%. Sedangkan penggerak mula tenaga air kecepatan
lebihnya dapat mencapai sekitar 220% dari kecepatan normalnya.

5. Kehilangan Medan Penguat (loss of field)


Bilamana generator yang sedang dibebani medan penguatnya hilang maka
kopling magnit antara rotor dan stator menjadi lemah dan putaran rotor akan
mendahului medan magnit stator, sistem kehilangan sinkronisasi. Bila keadaan ini
dibiarkan berlangsung dapat membahayakan operasi generator dan sistem.
Generator akan bekerja sebagai generator induksi, di mana akan timbul arus
sirkulasi yang sangat besar pada permukaan rotor, khususnya pada bagian ujung
dan ini dapat menimbulkan panas yang berbahaya pada daerah setempat dan pada
ujung lengkungan irisan alur metal. Tegangan induksi atau arus induksi akan
timbul pada lilitan medan yang tergantung pada apakah lilitan itu terhubung
singkat sempurna atau terbuka. Arus sirkulasi ini akan menimbulkan panas dan
dapat merusak rotor.
Untuk kehilangan medan penguat yang sempurna pada generator besar yang
tidak dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis dapat menyebabkan
penurunan tegangan sampai batas yang serius yang dicapai tidak lebih dari 10
sampai 15 detik. Dan apabila generator tersebut mewakili sebagian besar
pembangkitan daya tegangan rendah yang serius dapat dicapai dalam waktu
kurang dari satu detik.
Pengaman kehilangan medan telah dikembangkan untuk dapat melindungi
generator terhadap kehilangan medan sebagian atau seluruhnya. Untuk
menghindari kesalahan pemutusan akibat adanya surja sesaat maka perlu
menerapkan penunda waktu yang mungkin ada pada rele itu sendiri atau dengan
memasang rele penunda waktu bantu. Jika pengaman kehilangan medan
dimaksudkan sebagai pengaman utama sistem dan generator, rele tegangan kurang
dapat diterapkan pada skema untuk mengendalikan pemutusan, tetapi tidak mudah
menentukan nilai penyetelan rele yang mampu menjaga sistem dan generator
terhadap kerusakan. Pengaman kehilangan medan penguat dapat diterapkan
apabila salah satu atau lebih keadaan berikut ini terpenuhi.
 Jika generator tidak dilengkapi dengan pengatur tegangan otomatis.
 Salah satu generator yang dioperasikan paralel lebih besar dari lainnya.
 Generator mempunyai hubungan listrik yang mudah sekali terlepas.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah pengaruh kehilangan medan
pada saat pemutus tenaga generator tertutup yaitu dengan memasang sistem
interlock. Dengan menggunakan interlock setiap pemutusan medan penguat akan
diikuti dengan pemutusan pemutus tenaga generator pada saat pengoperasian.

6. Daya balik (motoring).


Generator yang digerakkan oleh turbin uap apabila uapnya hilang, maka
generator bekerja sebagai motor induksi dimana mesin seharusnya mensuplai
tenaga. Dalam keadaan seperti ini generator menerima suplai tenaga listrik dari
sistem. Untuk mencegah kerusakan akibat gangguan ini maka generator harus
dilengkapi dengan rele daya arah yang peka. Fungsi dari rele ini diatur sedemikian
rupa misalnya dapat memberikan isyarat peringatan dini atau memberikan isyarat
pada rangkaian pemutus tenaga untuk melepaskan generator terhadap sistem.
Untuk generator yang digerakkan oleh mesin diesel juga dapat menerapkan rele
ini.

7. Out of step.
Suatu generator yang dioperasikan dapat mengalami out of step yang
merupakan permasalahan pokok yang dapat menyebabkan kerusakan poros
kopling atau pasangan stator. Dari gangguan gangguan dan proteksi generator
diatas ada juga gangguan generator dari luar. Generator umumnya dihubungkan
ke rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang dihubungkan ke rel. Gangguan
kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya dari rel. Instalasi penghubung
generator dengan rel umumnya jarang mengalami gangguan. Karena rel dan
saluran yang keluar dari rel sudah mempunyai proteksi sendiri, maka proteksi
generator terhadap gangguan luar cukup dengan relay arus lebih dengan time
delay yang relatif lama dan dengan voltage restrain.
 Arus Hubung Singkat Generator turun sebagai fungsi waktu.
 Hal ini disebabkan oleh membesarnya arus stator yang melemahkan
medan magnit kutub (rotor) sehingga ggl dan tegangan jepit Generator
turun.
 Untuk menjamin kerjanya Relay sehubungan dengan menurunnya arus
hubung singkat Generator, diperlukan Voltage Restrain Coil.
 Mengingat karakteristik hubung singkat Generator yang demikian,
pada Generator besar dipakai juga Relay Impedansi.
Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem
hanya memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti yang disebutkan
di atas harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam
menentukan dapat mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik.
a. Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin
timbul.
b. Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu dengan yang lainnya
c. Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan
pemeliharaan peralatan pengamannya.
d. Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang
memadai
Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan kelangsungan
pengoperasian dapat berjalan dengan lancar.

1.MACAM-MACAM GANGGUAN PADA GENERATOR DAN


AKIBATNYA

Macam-macam gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


a. Gangguan listrik/electrical fault
Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian
listrik dari generator.
Gangguan-gangguan tersebut antara lain :
1. Hubung singkat 3 phasa
Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul
akibat terjadinya hubungan singkat 3 phasa/ 3 phase fault. Gangguan ini akan
menimbulkan loncatan bunga api dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan
belitan dengan resiko terjadinya kebakaran, jika isolasi tidak terbuat dari bahan
yang anti api /nonflammable.

2. Hubung singkat 2 phasa


Gangguan hubung singkat 2 phasa/unbalance fault lebih berbahaya dibanding
gangguan hubung singkat 3 phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi
kerusakan pada belitan akan timbul pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan
lain yang timbul adalah pada poros/shaft dan kopling turbin akibat adanya momen
puntir yang besar.

3. Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah/stator ground fault


Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih
dapat diperbaiki dengan menyambung taping atau mengganti sebagian konduktor,
tetapi kerusakan laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1 phasa ke tanah
yang menimbulkan bunga api dan merusak isolasi dan inti besi adalah kerusakan
serius yang perbaikannya dilakukan secara total. Gangguan jenis ini meskipun
kecil harus segera diproteksi.

4. Rotor hubung tanah/field ground


Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded
system). Bila salah satu sisi terhubung ke tanah belum menjadikan masalah.
Tetapi apabila sisi lainnya terhubung ke tanah, sementara sisi sebelumnya tidak
terselesaikan maka akan terjadi kehilangan arus pada sebagian belitan yang
terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan fluksi yang
menimbulkan vibrasi yang berlebihan serta kerusakan fatal pada rotor.

5. Kehilangan medan penguat/Loss of excitation


Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi
sebagai generator induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot
wedges, akibat arus induksi yang bersirkulasi pada rotor. Kehilangan medan
penguat dapat dimungkinkan oleh :
a) Jatuhnya/trip saklar penguat (41AC)
b) Hubung singkat pada belitan penguat
c) Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat
d) Kerusakan pada sistem AVR

6. Tegangan lebih/Over voltage


Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat
berakibat tembusnya (breakdown) design insulasi yang akhirnya akan
menimbulkan hubungan singkat antara belitan. Tegangan lebih dapat
dimungkinkan oleh mesin putaran lebih/overspeed atau kerusakan pada pengatur
tegangan otomatis/AVR.

b. Gangguan mekanis/panas (mechanical/thermal fault)


Jenis-jenis gangguan mekanik/panas antara lain :
1.Generator berfungsi sebagai motor (motoring)
Motoring adalah peristiwa berubah fungsi generator menjadi motor akibat daya
balik (reverse power).
Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukkan dari penggerak utama
(prime mover). Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada
penggerak utama itu sendiri. Pada turbin uap, peristiwa motoring akan
mengakibatkan pemanasan lebih pada sudu-sudunya, kavitasi pada sudu-sudu
turbin air, dan ketidakstabilan pada sudu turbin gas.

2. Pemanasan lebih setempat


Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :
· Kerusakan laminasi
· Kendornya bagian-bagian tertentu di dalam generator seperti : pasak-pasak
stator (stator wedges).

3. Kesalahan paralel
Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak
terpenuhi dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling
generator, dan penggerak utamanya karena terjadinya momen puntir.
Kemungkinan kerusakan lain yang timbul, kerusakan PMT dan kerusakan pada
kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.

4. Gangguan pendingin stator


Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara,
hidrogen, atau air) akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu
belitan melampaui batas ratingnya akan berakibat kerusakan belitan.

c. Gangguan sistem (system fault)


Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang/terjadi pada
sistem. Gangguan-gangguan sistem yang terjadi umumnya adalah :

1. Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)


Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat
ketidakstabilan pada turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat
dimungkinkan oleh tripnya unit-unit pembangkit atau penghantar (transmisi).

2. Lepas sinkron (Loss of synhcron)


Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung
singkat dan peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem.
Apabila peristiwa ini cukup lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan
generator, generator akan kehilangan kondisi paralel. Keadaan ini akan
menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekuensi operasi yang
keluar dari seharusnya sehingga akan menyebabkan terjadinya stress pada belitan
generator, gaya puntir yang berfluktuasi serta resonansi yang akan merusak turbin
generator. Pada kondisi ini generator harus dilepas dari sistem.

3 Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current)


Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem/adanya gangguan 1 phasa dan 2
phasa pada sistem yang menyebabkan beban generator tidak seimbang yang akan
menimbulkan arus urutan negatif. Arus urutan negatif yang melebihi batas, akan
mengiduksikan arus medan yang berfrekuensi rangkap yang arahnya berlawanan
dengan putaran rotor akan menyebabkan adanya pemanasan lebih dan kerusakan
pada bagian-bagian konstruksi rotor.

2.MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI GENERATOR DAN


FUNGSINYA :

No Nama Relai Fungsi Relai


1 Relai jarak (distance Untuk mendeteksi gangguan 2 phasa/ 3 phasa di
relay) muka generator sampai batas jangkauannya
2 Relai periksa sinkron Pengaman bantu generator untuk mendeteksi
(synchron check relay) persyaratan sinkronisasi atau parallel
3 Relai tegangan kurang Untuk mendeteksi turunnya tegangan sampai di
(undervoltage relay) bawah harga yang diijinkan
4 Relai daya balik Untuk mendeteksi daya balik sehingga mencegah
(reverse power relay) generator bekerja sebagai motor
5 Relai kehilangan Untuk mendeteksi kehilangan arus penguat pada
medan penguat (loss of rotor
excita-tion relay)
6 Relai phasa urutan Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang
negatif (negative phase disebabkan oleh beban tidak seimbang dari batas-
sequence relay) batas yang diijinkan
7 Relai arus lebih Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi
seketika (instantaneous batas yang ditentukan dalam waktu seketika
over cur-rent relay)
8 Relai arus lebih Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi
dengan waktu tunda batas dalam waktu yang ditentukan
(time over current
relay)
9 Relai penguat lebih Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator
(over excitation relay)
10 Relai tegangan lebih1. Bila terpasang di titik netral generator atau trafo
(over voltage relay) tegangan yang dihubungkan segitiga, untuk
mendeteksi gangguan stator hubung tanah
2. Bila terpasang pada terminal generator : untuk
mendeteksi tegangan lebih
11 Relai keseimbangan Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo
te-gangan (voltage tegangan ke pengatur tegangan otomatis (AVR)
balance relay) dan ke relay
12 Relai waktu Untuk memperlambat/mempercepat waktu
13 Relai stator gangguan Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada
tanah(stator ground stator
fault relay)
14 Relai kehilangan Untuk mendeteksi kondisi asinkron pada
sinkroni-sasi (out of generator yang sudah paralel dengan system
step relay)
15 Relai pengunci (lock Untuk menerima signal trip dari relai-relai
out relay) proteksi dan kemudian meneruskan signal trip ke
PMT, alarm, dan peralatan lain serta penguncinya
16 Relai frekuensi Untuk mendeteksi besaran frekuensi rendah/lebih
(frequen-cy relay) di luar harga yang ditentukan
17 Relai differensial Untuk mendeteksi gangguan hubung singkat pada
(diffe- rential relay) daerah yang diamankan
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

 Proteksi generator juga harus mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin


penggeraknya, karena generator digerakkan oleh mesin penggerak mula.
 Sebagai sumber energi listrik dalam suatu sistem tenaga, generator
memiliki peran yang penting, sehingga tripnya PMT/CB generator sangat
tidak dikehendaki karena sangat mengganggu sistem, terutama generator
yang berdaya besar.
 PMT/CB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus aman bagi
generator, walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan untuk
menjaga keandalan dari kerja generator, maka dilengkapilah generator
dengan peralatan-peralatan proteksi.

B. SARAN

 Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-


peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem) maka penting
memproteksi peralatan peralatan tersebut dengan memilih jenis rele yang
sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin timbul.
 Kestabilan sistem dipengaruhi oleh gangguan kecil seperti perubahan
beban yang dinamis atau gangguan besar seperti hubung singkat.
Berkaitan dengan itu perlu adanya lanjutan untuk meninjau kembali sistem
proteksi yang baik yang dapat menagamankan sistem dari gangguan
gangguan pada jaringan.
DAFTAR PUSTAKA

 http://dunia-listrik.blogspot.com
 http://elektrojiwaku.blogspot.com
 http://id.wikipedia.org
 Sarimun, Wahudi(2011).Buku Saku Pelayanan Teknik edisi kedua. Bekasi.
Penerbit: Garamond

You might also like