Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan: Well Testing Merupakan Suatu Cara Untuk Mengetahui Performa Reservoir
Bab I Pendahuluan: Well Testing Merupakan Suatu Cara Untuk Mengetahui Performa Reservoir
PENDAHULUAN
1
2
Radius investigasi, yaitu suatu rentang jarak radial dari lubang sumur yang
dapat terinvestigasi selama tes. Hasil analisa tes mewakili propertis rata-rata
dari reservoir dalam radius tersebut.
Anomali reservoir, yang terdeteksi dalam radius investigasi termasuk barrier
(skin) dan kontak fluida. Perubahan permeabilitas atau reservoir berlapis sering
terrefleksi dari sifat tekanan yang diamati selama tes berlangsung. Informasi ini
ketika dihubungkan dengan data lainnya sering dapat membantu dalam
menjelaskan tipe anomali yang ada secara jelas.
Deplesi reservoir, yaitu kondisi penurunan tekanan reservoir karena
pengurasan fluida reservoir. Biasanya penurunan tekanan ini terjadi secara
perlahan dan jauh diujung batas reservoir sehingga berada diluar jangkauan alat
perekam tekanan.
Heterogenitas reservoir, adanya variasi porositas dan permeabilitas dalam satu
reservoir dapat menyebabkan karakteristik aliran yang sangat kontras. λ
(lambda) adalah parameter aliran interporosity, mensifatkan kemampuan dari
matrix untuk mengalir kedalam retakan. Ω (omega) adalah rasio storativitas
yang secara umum berhubungan dengan prosentase ketersediaan minyak
didalam retakan. Κ (kappa) adalah kekontrasan permebilitas antar lapisan.
BAB II
EI FUNCTION
4
5
1 ∂ ∂P Φ Ct ∂
r ∂r
(r ∂r
)= 0.000264λt ∂t
.......................................................... (2-3)
𝑞.𝜇.𝐵
QD = 0.00708 𝐾ℎ(𝑃𝑖−𝑃𝑤𝑓) .................................................................... (2-9)
5.615𝐶𝑔
CD = 2𝜋.∅.𝐶𝑡.ℎ.𝑟 2 𝑤 ............................................................................. (2-10)
2.3.2. Perhitungan
a. Langkah Pertama menggunakan syarat Ei Function :
3.79 × 105 𝐶𝑡 𝑟𝑤 2 948 𝐶𝑡 𝑟𝑒 2
<𝑡 <
𝐾 𝐾
Maka,
3.79×105 (0.204)(0.704 𝑐𝑝)( 0.000015 Psi−1 )(0.5 ft)2
= < 5 ℎ𝑜𝑢𝑟𝑠 <
0.104 md
948 (0.204) ( 0.704 𝑐𝑝 )( 0.000015 Psi−1 )( 3000 ft)2
0.104 𝑚𝑑
11
= 3000 𝑝𝑠𝑖
𝑆𝑇𝐵 𝑅𝐵
(20 ) (0.704 𝑐𝑝)(1.404 )
+ 70.6 𝐷 𝑆𝑇𝐵 ln (1.78 (0.0039273))
( 0.104 𝑚𝑑 )( 150 𝑓𝑡 )
= 3000 𝑝𝑠𝑖 − 444.011
𝑷 = 𝟐, 𝟓𝟓𝟓. 𝟗𝟖𝟗 𝒑𝒔𝒊
Untuk harga x pada radius = 10 ft
−948 𝐶𝑡 𝑟 2 −948 (0.204)(0.704 𝑐𝑝)( 0.000015 Psi−1 ) ( 10 ft)2
=
𝑘𝑡 ( 0.104 𝑚𝑑 )( 5 ℎ𝑜𝑢𝑟𝑠 )
𝒙 = −𝟎. 𝟐𝟎𝟕 𝟎. 𝟐𝟎𝟕
Disimpulkan bahwa 0.02 < x < 10.9 Ei (−x) lihat pada tabel
Dalam kondisi tersebut untuk menentukan x, maka kita harus
interpolasi terlebih dahulu :
0.21
0.207
0.20
12
0.183 x 0.233
2.4. Pembahasan
Dari data hasil perhitungan di atas didapatkan tekanan pada radius 1
ft yaitu 𝟎. 𝟎𝟎𝟑𝟗𝟐𝟕𝟑 Psi, radius 10 ft yaitu 2,895.238 Psi dan radius 100 ft
sama dengan Pi sendiri yaitu 3000 Psi. Penggunaan Ei Function hanya
dapat dilakukan pada infinite acting reservoir dimana tekanan di reservoir
dianggap sama. Semakin besar radius percobaan, maka tekanan yang
didapatkan mendekati tekanan awal. Semakin dekat radius percobaan
(missal 1 ft) maka lubang bor akan mengalami kehilangan tekanan.
Kondisi di dekat lubang bor akan sangat mempengaruhi kelakuan aliran.
Perubahan tekanan dan radius pengurasan yang menerus seiring dengan
waktu.
2.5. Kesimpulan
1. Nilai P = R2 adalah 2555.989
2. Semakin kecil radius pengurasan percobaan maka semakin berkurang
tekanan percobaan dari tekanan awal
3. Semakin besar radius pengurasan percobaan maka semakin dekat
tekanan percobaan dengan tekanan awal
14
BAB III
DIETZ SHAPE FACTOR
Dimana :
Pins : Tekanan awal reservoir, psi
Pwf : Tekanan alir sumur, psi
q : Laju alir, bbl/day
µ : Viskositas, cp
B : Faktor volume formasi, RB/STB
k : Permeabilitas, md
h : Ketebalan formasi, ft
15
Secara teoritis aliran steady state terjadi pada harga t yang sangat
besar (sumur telah diproduksikan sangat lama) pada suatu sistem reservoir
dengan kondisi batas luar reservoir berupa tekanan konstan dan laju
produksi dilubang sumur konstan (constant production rate).
Periode transient, Pseudosteady state dan steady state tersebut diatas
dapat diobservasi melalui plot.
Tabel 3.1. Tabel Shape Factors for Various Single-Well Drainage Areas
17
Jadi, dengan adanya tabulasi dari Dietz ini, maka dapat ditentukan
waktu yang dibutuhkan oleh sumur yang diproduksikan untuk mencapai
kondisi tertentu berdasarkan bentuk geometri reservoirnya dan letak
sumurnya. Adapun perhitungan waktu (t) sumur untuk mencapai kondisi
tertentu adalah sebagai berikut
𝛷 µ 𝐶𝑡 𝐴 𝑡𝐷𝐴
𝑡= .………………………………………………… (3-2)
0.000264 𝑘
18
Keterangan :
tDA Infinite Acting Reservoir = 0.03
tDA ketelitian 1% = 0.25
tDA PSS Exact = 0.7
CA = 12.985
3.3.2. Perhitungan
a. Menentukan t dalam infinite acting reservoir dengan tDA = 0.03
menggunakan persamaan (3-3).
(0.204) (1.04 cp) (0.00001 𝑃𝑠𝑖 −1 ) (17.42×106 𝑓𝑡 2 ) (0.03)
𝑡=
0.000264 (100.04 𝑚𝑑)
t = 41.981 hours
0.00708 𝑘ℎ
𝐽=
1 10.06 × 𝐴 3
𝜇 𝐵𝑜 [ 2 ln( 𝐶 ) −
𝐴 ×𝑟𝑤 2 4+𝑆]
0.00708 (100.04 𝑚𝑑)(10 𝑓𝑡)
𝐽=
𝐵𝐵𝐿 1 10.06 × (17.42 𝑥 106 𝑓𝑡 2 ) 3
(1.04 𝑐𝑝) (1.504 ) [ ln( )−4+3]
𝑆𝑇𝐵 2 (12.985)(0.30 𝑓𝑡)2
7.083
=
𝐵𝐵𝐿
(1.04 𝑐𝑝) (1.504 ) (11.663)
𝑆𝑇𝐵
𝑱 = 𝟎. 𝟑𝟖𝟖𝟐
Sedangkan,
q = J (𝑃̅- Pwf)
= 0.3882 ( 500 psia )
q = 194,131 STB/Day
3.4. Pembahasan
Dari data yang didapatkan di atas, serta perhitungan yang telah
dilakukan dan menentukan waktu (dalam jam) dari Infinite Acting
Reservoir, Pseudo Steady State (Ketelitian ± 1 %), Pseudo Steady State
Exact, dan PI (J) dan laju produksi stabil (q) di bawah P-Pwf = 500 psia.,
didapatkan bahwa waktu pada Infinite Acting Reservoir selama 41.981
hours, kemudian Pseudo Steady State dengan ketelitian ± 1 % didapatkan
384.843 hours, Pseudo Steady State selama 979.562 hours, J sebesar
𝟎. 𝟑𝟖𝟖𝟐, sehingga Laju produksi stabil (q) dibawah P-Pwf sebesar 500
psia yaitu sebesar 194,131 STB/day.
21
3.5. Kesimpulan
1. Mendapatkan nilai Pi (J) = 𝟎. 𝟑𝟖𝟖𝟐
2. Laju produksi stabil (q) dapat diketahui setelah mendapatkan hasil
dari Productivity Index (J).
3. Setelah melakukan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui
bentuk reservoir dengan tepat dan benar.
BAB IV
PRESSURE BUILD-UP TESTING
22
23
4.3.2. Perhitungan
dt, Pws,
(tp+dt)/dt
Jam psi
0 3538.627
0.01 3547.811 16401
0.0186 3555.552 8818.2043
0.0291 3564.654 5636.7388
0.0496 3581.853 3307.4516
0.0707 3598.713 2320.6605
0.082 3607.355 2001
0.1009 3621.213 1626.3717
0.1357 3645.29 1209.5483
0.1937 3681.137 847.67011
0.2764 3724.555 594.34298
0.361 3761.139 455.29363
0.4713 3799.697 348.97369
0.5974 3833.473 275.52293
0.78 3869.224 211.25641
1.1132 3908.672 148.32303
1.4535 3930.481 113.8311
1.7886 3942.82 92.691826
2.5525 3957.012 65.250735
3.3328 3963.639 50.207873
4.8993 3970.802 34.47417
7.8719 3977.73 21.833598
10.2784 3981.07 16.955791
12.6481 3983.433 13.966374
15.5641 3985.566 11.537069
17.0114 3986.425 10.640594
20.9334 3988.282 8.83437
28.1549 3990.609 6.8249186
33.6344 3991.826 5.8759603
48 3993.833 4.4166667
S = 9.763
h. Menghitung harga dari ΔPskin dengan menggunakan persamaan :
∆P skin = 0.87 × 𝑆(𝑚)
= 0.87 × 9.7633(35.64402 𝑝𝑠𝑖/𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒)
= 302.7634 psi
i. Menghitung J ideal menggunakan persamaan :
𝑞
J ideal =
𝑃∗−𝑃𝑤𝑓−∆𝑃𝑠𝑘𝑖𝑛
200
=
4021.8−3538.6−302.7634
= 1.108588
j. Menghitung J nyata menggunakan persamaan :
𝑞
J nyata =
𝑃∗−𝑃𝑤𝑓
200
=
4021.8−3538.6
= 0.41393
k. Menghitung harga FE menggunakan persamaan :
𝐽𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
FE =
𝐽𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
0.41393
=
1.108588
= 0.373385 %
l. Menghitung harga ri menggunakan persamaan :
0.0015 𝑘 𝑡𝑝
ri = √
∅.𝜇.𝐶𝑡
= 𝟒𝟏𝟐. 𝟎𝟗𝟑ft
28
4100
3991.826 4000
3942.82
3900
3800
3700
y = -15.48ln(x) + 4021.8
R² = 0.941
3600
3500
10000 1000 100 10 1
4.5. Kesimpulan
1. Permeabilitas di dapatkan 33.4381 md
2. Apabila skin berharga positif berarti ada kerusakan (damage) dan
berharga negatif berarti menunjukkan adanya perbaikan (stimulated).
3. Adanya hambatan aliran yang terjadi pada formasi produktif akibat
adanya skin efek , biasanya direjemahkan kepada besarnya
penurunan tekanan.
29
BAB V
PRESSURE DRAW DOWN TESTING
30
31
Keterangan :
𝑃𝐷 = Pressure Dimensionless
𝑡𝐷 = Time Dimensionless
32
Setelah tD/rD2 > 100 dan setelah efek wellbore storage menghilang :
162,6𝑄𝜇𝐵 𝑘
𝑃𝑤𝑓 = 𝑃𝑖 − [𝑙𝑜𝑔(𝑡) + 𝑙𝑜𝑔 ( ) − 3,2275 + 0,87. 𝑆] …...... (5-2)
𝑘ℎ ∅𝜇𝐶𝑡𝑟𝑤 2
Keterangan :
Pwf = Tekanan dasar sumur, psi
Pi = Tekanan awal, psi
Q = Laju alir produksi, bbl/d
𝜇 = Viscositas oil, cp
𝐵 = Faktor volume formasi oil, RB/STB
𝑘 = Permeabilitas, md
ℎ = Tebal formasi, ft
∅ = Porositas
𝐶𝑡 = Compressibilitas total, Psi-1
𝑟𝑤 = jari-jari sumur, ft
𝑠 = factor skin
Dari persamaan diatas terlihat bahwa plot antara Pwf vs Log (t)
merupakan garus lurus dengan kemiringan :
162,6𝑄𝜇𝐵
𝑚= .. ............................................................................ (5-3)
𝑘ℎ
Keterangan :
m = slope (kemiringan), psi/cycle
Q = Laju (produksi) sebelum sumur ditutup, bbl/d
𝜇 = Viskositas, cp
B = Faktor Volume Formasi Minyak, RB/STB
k = permeabilitas, md
h = Ketebalan Formasi Produktif, ft
Keterangan :
S = Faktor Skin
Pwf = Tekanan Alir Dasar Sumur, Psi
P1hr = Tekanan Selama 1 jam
m = slope (kemiringan), psi/cycle
k = permeabilitas, md
μ = Viskositas, cp
∅ = Porositas,
ct = Kompresibilitas total, 1/psi
rw = Jari-jari Sumur, ft
Keterangan :
t = time, hour
Ct = Compressibilitas total, Psi-1
k = Permeabilitas, md
h = tebal formasi, ft
s = factor skin
𝜇 = Viscositas oil, cp
34
Keterangan :
Ct = Compressibilitas total, Psi-1
Q = Laju alir produksi, bbl/d
B = Faktor Volume Formasi Minyak, RB/STB
∆𝑡 = Perbedaan waktu, hour
∆𝑃 = Perbedaan tekanan, Psi
Keterangan :
k = Permeabilitas, md
Q = Laju alir produksi, bbl/d
𝜇 = Viscositas,cp
𝐵 = Faktor Volume Formasi Minyak, RB/STB
𝑚 = Nilai Slope, Psi/cycle
ℎ = Tebal formasi produktif, ft
Keterangan :
k = Permeabilitas, md
Q = Laju alir produksi, bbl/d
𝜇 = Viscositas,cp
𝐵 = Faktor Volume Formasi Minyak, RB/STB
𝑏 = titik potong terrhadap sumbu tegak
ℎ = Tebal formasi produktif, ft
𝑄𝜇𝐵
𝑏 = 118,6. .. ......................................................................... (5-9)
𝑘ℎ
Keterangan :
k = Permeabilitas, md
Q = Laju alir produksi, bbl/d
𝜇 = Viscositas,cp
𝐵 = Faktor Volume Formasi Minyak, RB/STB
𝑏 = titik potong terrhadap sumbu tegak
ℎ = Tebal formasi produktif, ft
Keterangan :
𝛽 = Slope
𝜇 = Viscositas, cp
𝑘 = Permeabilitas,md
∅ = Porositas
36
𝑄𝐵
𝑉𝑝 = 0,1115 𝛽.𝑏.𝐶𝑡 .. ................................................................. (5-11)
Keterangan :
Q = Laju alir produksi, bbl/d
𝐵 = Faktor Volume Formasi Minyak, RB/STB
𝑏 = titik potong terrhadap sumbu tegak
𝛽 = Slope
𝐶𝑡 = Compresibilitas total, Psi-1
Keterangan :
S = Faktor Skin
𝑃 = TekananIterassi, psi
𝑃 = Tekanan awal, psi
𝑟𝑒 = Jari-jari pengurasan, ft
𝑟𝑤 = Jari-jari sumur,ft
𝑏.𝑆
𝑃(𝑠𝑘𝑖𝑛) = 0,84 .. ....................................................................... (5-13)
Keterangan :
P (skin) = Tekanan Skin
b = titik potong terrhadap sumbu tegak
S = Faktor Skin
Keterangan :
37
Re = Jari-jari pengurasan
Vp = Volume Pori, res/bbl
𝜋 = Constanta
ℎ = Tebal formasi produktif, ft
𝑄 = Laju alir produksi, bbl/d
Keterangan :
𝛽𝐿 = Slope Pesudo Steady State
𝑄 = Laju alir produksi, bbl/d
𝜋 = Constanta (3,14)
∅ = Porositas
𝐶𝑡 = Compresibilitas total, Psi-1
𝑟𝑒 = Jari-jari pengurasan, ft
Keterangan :
Vp = Volume pori-pori yang berisi fluida
Q = Laju Alir Produksi, bbl/day
B = Volume Faktor Formasi Minyak, RB/STB
Ct = Kompresibilitas Total
𝛽𝐿 = Slope Pesudo Steady State
38
Keterangan :
𝑃𝐷 (𝑡𝐷 ) = Tekanan pada periode semi steady state
𝑡𝐷𝐴 = Waktu pada periode semi steady state
𝐴 = Luas area,ft2
𝑟𝑒 = Jari-jari pengurasan, ft
𝐶𝐴 = Constanta Dietz Shape
Keterangan :
𝑃𝑖𝑛𝑡 = Tekanan Intake, psi
𝑃𝑖 = Tekanan Inisial, psi
𝑄 = Laju alir produksi, bbl/d
𝜇 = Viskositas
𝐵 = Volume Faktor Formasi Minyak, RB/STB
39
𝑘 = Permeabilitas, mD
ℎ = Ketebalan Formasi Produktif, ft
𝐴 = Luas area,ft2
𝑟𝑒 = Jari-jari Pengurasan,ft
𝐶𝑎 = Constanta Dietz Shape
𝑆 = Factor skin
m* dan P int didapat dari plot Pwf vs t yaitu m* adalah kemiringan
dan P int didapat dengan mengekstrapolasikan garis liniernya ke
t = 0. Selanjtnya bentuk reservoir diperkirakan dari :
𝑚 𝑃1 𝑗𝑎𝑚 −𝑃𝑖𝑛𝑡
𝐶𝐴 = 5,456 𝑚∗ . 𝐸𝑥𝑝 [2,303. ] .. ............................... (5-20)
𝑚
Keterangan :
𝐶𝑎 = Constanta Dietz Shape
𝑚 = Slope Transient
𝑚∗ = Slope Pseudo Steady State
𝑃1 𝑗𝑎𝑚 = Tekanan Selama 1 jam
𝑃 𝑖𝑛𝑡 = Pressure Intake, psi
Keterangan :
(𝑡𝐷𝐴 )𝑃𝑆𝑆 = Waktu pada semy steady state
𝑚 = Slope Transient
𝑚∗ = Slope Pseudo Steady State
t Pwf ΔP
jam psi psi
0 4412 188
0.12 3812 788
1.94 3699 901
2.79 3653 947
4.01 3616 984
4.82 3607 993
5.78 3600 1000
6.94 3593 1007
8.32 3586 1014
14.4 3573 1027
17.3 3567 1033
20.7 3561 1039
24.9 3555 1045
29.8 3549 1051
35.8 3544 1056
43 3537 1063
51.5 3532 1068
61.8 3526 1074
74.2 3521 1079
89.1 3515 1085
107 3509 1091
128 3503 1097
154 3497 1103
185 3490 1110
222 3481 1119
41
4600
4400
4200
t vs Pwf
4000 transient
Log. (transient)
3800 Linear (transient)
1) Step 1
x =1 − − 40.57 × 𝑙𝑛(1) + 3671 = 3671
x = 10 − − 40.57 × 𝑙𝑛(10) + 3671 = 3577.754
m = x1 – x10 = 3671 – 3577.754
= 93.255 psi/cycle
2) Step 2
𝑞𝑜.𝜇𝑜.𝐵𝑜
k = 162.6
𝑚.ℎ
(200 𝑏𝑏𝑙/𝑑𝑎𝑦)(1.5 𝑐𝑝)(1.2 𝑅𝐵/𝑆𝑇𝐵)
= 162.6 (93.255)(6.09756098𝑓𝑡)
42
= 102.94 mD
3) Step 3
𝑃𝑖−𝑃1ℎ𝑟 𝑘
S = 1.151 [ ] − log (∅.𝜇.𝐶𝑡.𝑟𝑤2) + 3.2275
𝑚
4600−3671 102.94 𝑚𝑑
= 1.151 [93.255 𝑝𝑠𝑖/𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒] − log ((0.204)(1.5 𝑐𝑝)(0.0000082)(0.5)2 ) +
3.2275
= 5.755
1000
3525
3526
3521
100 3515
3509
3503
3497
10
3490
3481
3472
1 3460
0 10 20 30 40 50
2) Step 2
tPSS = 𝑡 @ 𝑃𝑆𝑆𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑡 @𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
= 460 jam – 51.5 jam
= 408.5 hours
3) Step 3
948.∅.𝜇.𝐶𝑡.𝑟𝑤 2
t PSS =
𝑘
(43.18)(67.981)
re =√
948 (0.204)(1.5)(0.0000082)
= 1110.878 ft
44
4) Step 5
𝑃𝑖−𝑃 𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒
S = 0.84 [ ] − ln [𝑟𝑤] + 0.75
𝑏
4600−3490 1110.878
= 0.84 [ ] − ln [ ] + 0.75
103 0.5
= 0.596374
5) Step 6
𝑞.𝐵
Vp = 0.1115 𝛽.𝑏.𝐶𝑡
(200)(1.2)
= 0.1115 (0.026454)(103)(0.0000082)
= 1175463 res/bbl
c. Periode PSS
4600
4400
4200 t vs Pwf
PSS
4000
Log. (PSS)
1) Step 1
y = 𝑚𝑥 + 𝐶
= −0.242𝑥 + 3537.5
Maka m * = 0.242 psi/hr
45
2) Step 2
𝑞.𝐵
Vp = 0.0418 𝛽𝐿.𝐶𝑡 , dimana βL = m pada kondisi PSS
(200)(1.2)
= 0.0418 (0.242)(0.0000082)
= 1175463 res/bbl
3) Step 3
𝑚 𝑃1ℎ𝑟−𝑃 𝑖𝑛𝑡
CA = 5.546 𝑚∗ × exp (2.303 )
𝑚
93.255 3671−3490
= 5.546 × exp (2.303 )
0.242 −93.255
= 151.6
4) Step 4
𝑚∗
(tDA) PSS = 0.1833(𝑡 𝑝𝑠𝑠) 𝑚
0.242
= 0.1833(385.8) × (93.255)
= 0.19431
5.4. Pembahasan
Periode Transient
Dengan memperhatikan semilog pada grafik 5.1. didapatkan
equation berdasarkan pengamatan y= -40.57 ln (x) + 3671.6. Dari
persamaan tersebut didapatkan nilai m sebesar 93.255 psi/cycle serta
data P1jam sebesar 3671 psi. Untuk permebalitas didapatkan sebesar
102.94 mD. Nilai skin didapatkan sebsesar 5.755 yang menandakan
bahwa formasi tersebut damage.
5.5. Kesimpulan
1. Terdapat tiga rejim aliran yaitu periode transient, periode late
transient, dan PSS (preudo steady state) pada percobaan Drawdown
testing.
2. Selain itu juga dari percobaan Drawdown testing didapatkan nilai
permeabilitas dan skin serat volume pori yang terisi fluida dari
masing-masing fase periode aliran.
3. Pada percobaan Drawdown testing kita dapat mengetahui waktu
dimulainya aliran transient, late transient dan PSS (preudo steady
state).
BAB VI
PEMBAHASAN UMUM
Analisis uji sumur minyak adalah cabang dari teknik reservoir. Informasi
yang diperoleh dari aliran dan tes tekanan transient pada kondisi in situ reservoir
sangat penting untuk menentukan kapasitas produksi dari reservoir. Analisis
tekanan transien juga menghasilkan perkiraan tekanan reservoir rata-rata. Seorang
reservoir engineer harus memiliki informasi yang cukup tentang kondisi dan
karakteristik reservoir, baik untuk menganalisis kinerja reservoir yang memadai
dan untuk meramalkan produksi masa depan dalam berbagai macam
pengoperasian. Production engineer juga harus mengetahui kondisi sumur
produksi dan sumur injeksi untuk menghasilkan kinerja terbaik dari reservoir.
Perolehan data dan program analisis dari sebuah uji sumur minyak yang
efisien membutuhkan perencanaan, pelaksanaan, rancangan dan evaluasi yang
matang serta upaya tim yang terkoordinasi dengan baik melalui pendekatan
terintegrasi. Pengukuran analisa core dari sampel yang dipilih oleh para geologist
menyediakan data sebagai identifikasi awal dari jenis batuan reservoir. Hasil uji
sumur menggunakan berbagai teknik yang masuk akal bila dibandingkan dengan
data geologi dan data core. Studi dari uji sumur ini membantu dalam mengenali
flow barrier, rekahan, dan berbagai macam permeabilitas. History matching dari
produksi sebelumnya dan pressure performance terdiri dari penyesuaian
parameter reservoir sampai contoh stimulasi.
Konfigurasi lubang bor menembus formasi serta geometri dan karakteristik
reservoirnya menyebabkan pola aliran fluida yang terjadi berbeda-beda. Pola
aliran radial paling lazim digunakan untuk menggambarkan aliran fluida di media
berpori. Ada lima solusi persamaan differensial yang snagat berguna didalam
analisa transient tekanan atau well testing yaitu solusi untuk reservoir yang tidak
terbatas ( line source solution ), solusi untuk reservoir yang terbatas, solusi untuk
keadaan pseudo steady state, solusi untuk reservoir dengan tekana tetap pada
48
49
terjadi pada reservoir-reservoir yang baru tetapi jarang dapat dipenuhi pada
reservoir-reservoir yang telah lama atau tua. Kemudian yang kedua, laju
produksi disaat drawdown harus dipertahankan tetap selama pengujian. Laju
aliran dianggap tetap dan penurunan tekanan dasar sumur dimonitor secara
kontinyu. Pada pengujian ini segala data komplesi harus diketahui agar efek dan
lamanya "well bore storage" dapat diperkirakan.
Dari data hasil perhitungan di atas didapatkan tekanan pada radius 1 ft yaitu
𝟎. 𝟎𝟎𝟑𝟗𝟐𝟕𝟑 Psi, radius 10 ft yaitu 2,895.238 Psi dan radius 100 ft sama dengan
Pi sendiri yaitu 3000 Psi. Penggunaan Ei Function hanya dapat dilakukan pada
infinite acting reservoir dimana tekanan di reservoir dianggap sama. Semakin
besar radius percobaan, maka tekanan yang didapatkan mendekati tekanan awal.
Semakin dekat radius percobaan (missal 1 ft) maka lubang bor akan mengalami
kehilangan tekanan. Kondisi di dekat lubang bor akan sangat mempengaruhi
kelakuan aliran. Perubahan tekanan dan radius pengurasan yang menerus seiring
dengan waktu.
Dari data yang didapatkan di atas, serta perhitungan yang telah dilakukan
dan menentukan waktu (dalam jam) dari Infinite Acting Reservoir, Pseudo Steady
State (Ketelitian ± 1 %), Pseudo Steady State Exact, dan PI (J) dan laju produksi
stabil (q) di bawah P-Pwf = 500 psia., didapatkan bahwa waktu pada Infinite
Acting Reservoir selama 41.981 hours, kemudian Pseudo Steady State dengan
ketelitian ± 1 % didapatkan 384.843 hours, Pseudo Steady State selama 979.562
hours, J sebesar 𝟎. 𝟑𝟖𝟖𝟐, sehingga Laju produksi stabil (q) dibawah P-Pwf
sebesar 500 psia yaitu sebesar 194,131 STB/day.
Dengan memperhatikan grafik Semilog PBU (tp+dt)/dt VS Pws dapat di
tentukan nilai, dengan mengambil nilai yang dilewati oleh slope selama 1 cycle.
Dari nilai m serta data yang tercantum di tabel, dapat ditentukan nilai
permeabilitas, nilai P1jam, nilai factor skin, produktifitas formasi, flow efficiency,
dan radius of investigasi. Untuk permeabilitas, didapatkan nilai 𝟑𝟑. 𝟒𝟑𝟖𝟏 mili
Darcy, nilai permeabilitas formasi tersebut cukup. Namun dilihat dari produksi,
hal ini menandakan formasi tersebut memiliki gangguan nilai skin yang sangat
besar, yaitu 9.763.
51
Periode Transient
Dengan memperhatikan semilog pada grafik 5.1. didapatkan equation
berdasarkan pengamatan y= -40.57 ln (x) + 3671.6. Dari persamaan
tersebut didapatkan nilai m sebesar 93.255 psi/cycle serta data P1jam
sebesar 3671 psi. Untuk permebalitas didapatkan sebesar 102.94 mD.
Nilai skin didapatkan sebsesar 5.755 yang menandakan bahwa formasi
tersebut damage.
dibutuhkan nilai m*, p1hours, dan P intake yang didapatkan dari grafik
dengan nilai masing-masing m (slop transient) sebesar 0.242, P1hr sebesar
3671 psi dan p intake sebesar 3490 psi. Nilai (TDA) PSS didapatkan
sebesar 0,19431.
BAB VII
KESIMPULAN UMUM
53
54
12. Adanya hambatan aliran yang terjadi pada formasi produktif akibat adanya
skin efek , biasanya direjemahkan kepada besarnya penurunan tekanan.
13. Apabila S berharga positif berarti ada kerusakan (damaged) yang pada
umumnya dikarenakan adanya filtrat lumpur pemboran yang meresap
kedalam formasi atau endapan lumpur (mud cake) disekeliling lubang bor
pada formasi produktif yang diamati. S yang negative menunjukkan adanya
perbaikan (stimulated), biasanya setelah dilakukan pengasaman (acidizing)
atau suatu perekahan hidarulik (hydraulic fracturing).
14. Untuk reservoir bersifat infinite acting, tekanan reservoir rata-rata ini adalah
p* = pi = pave yang dapat diperkirakan dengan menginterpolasi segemen
garis lurus pada horner plot sampai ke harga ( tp+∆p ) / ∆t = 1. Tetapi pada
reservoir yang terbatas, hal diatas tidak dapat dilakukan mengingat bahwa
pengaruh dari batas reservoir, maka tekana pada umumnya akan jatuh
berada dibawah garis lurus horner.
15. Dengan nilai skin tersebut, diperoleh nilai ∆P skin. Nilai ini digunakan untuk
mencari harga dari produktivitas formasi ideal (PI), Pada tahap berikutnya
diperoleh harga PI.nyata. Kemudian diperoleh harga flow efficiency, Pada
tahap akhir perhitungan dapat diketahui harga radius investigasi.
16. Dari percobaan Drawdown testing kita dapat mengetahui waktu dimulainya
aliran transient, late transient dan PSS (preudo steady state).
17. Terdapat tiga rejim aliran yaitu periode transient, periode late transient, dan
PSS (preudo steady state) pada percobaan Drawdown testing.
18. Selain itu juga dari percobaan Drawdown testing didapatkan nilai
permeabilitas dan skin serat volume pori yang terisi fluida dari masing-
masing fase periode aliran.
19. Bentuk geometri reservoir untuk pressure drawdown periode late transient
didapat dari hasil tDA PSS dari table.
55
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdassa, Doddy, Dr. 2005. Transien Well Tests. In-house traning Jakarta
LAMPIRAN