Professional Documents
Culture Documents
Isi
Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi
batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya
yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu
yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi
serta menjelaskan proses pembentukannya.
Geopark atau taman bumi merupakan suatu sistem pengembangan kawasan
secara bertahap dan berkelanjutan, yang menggabungkan tiga keragaman alam yaitu
keragaman geologi (geodiversity), keragaman hayati (biodiversity), dan keragaman
budaya (cultural diversity). Geopark Merangin disusun oleh berbagai macam batuan
dari batuan sedimen, batuan beku, batuan volkanik (gunung api) hingga endapan
aluvium.
Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan di suatu wilayah pada umumnya
merupakan batuan-batuan yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya yang
bekerja pada batuan tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan
maupun patahan/sesar. Batuan-batuan yang berada di Geopark Merangin pada
umumnya mengalami perubahan bentuk dan ukuran akibat dari gaya yang bekerja
pada bumi (deformasi) dan membentuk struktur geologi seperti kekar (fracture),
sesar (fault), lipatan (fold), dan sebagainya.
Guna mendukung teori yang didapatkan di kampus, mahasiswa perlu dibekali
wawasan mengenai praktek kerja secara nyata sesuai dengan ilmu-ilmu yang
diperoleh di perkuliahan, dengan melihat secara langsung singkapan-singkapan
batuan yang terdapat dilapangan serta melihat akibat dari gaya-gaya yang bekerja
pada bumi yang membentuk rekahan, sesar, ataupun lipatan. Selain itu, berdasarkan
ilmu yang didapatkan di perkuliahan dilakukan pengukuran untuk menentukan
penamaan sesar sehingga membantu mahasiswa dalam memahami ilmu yang
diperoleh di perkuliahan.
1
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
2
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
3
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
4
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
dan Formasi Peneta (KJp) berumur Jura Akhir – Kapur Awal, yang tersusun oleh
runtunan batuan sedimen klastika halus-kasar dan sisipan batugamping, umumnya
termalihkan derajat rendah.
Runtunan batuan sedimen Pratersier tersebut telah mengalami proses ubahan dan
pemalihan tingkat rendah. Meskipun demikian, struktur sedimen masih terlihat jelas;
dan juga kandungan fosil fauna dan flora yang dapat dipakai sebagai penentu umur.
Lingkungan pengendapannya berkisar dari lingkungan darat sampai laut dangkal.
Selanjutnya batuan berumur Tersier yang tersingkap adalah Formasi Muaraenim
berumur Mio-Pliosen (Tmpm) hadir secara setempat, dan Formasi Kasai QTk)
berumur Plio-Plistosen yang penyebarannya cukup luas.
5
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
cm, berlapis baik, terdapat juga kepingan kayu tekersikkan dan Stigmaria, tebal
lapisan tuf ini berkisar dari 0.5 – 1.5 m. Komponen yang berukuran 0.5 – 20 cm
dominan terdiri atas batuan gunungapi (basal dan trakhit), serpih, batupasir halus,
dan granit, setempat berselingan dengan tuf bersusunan dasit, tebal runtunan 0.15 –
10 m.
Batugamping, jenis wackestone, kelabu gelap kehitaman, sebagai sisipan dalam
serpih, setempat dolomitan, termalihkan lemah, terlipat kuat, berselingan dengan tuf
basa. Fosil yang terkandung adalah Fusulina, Fusulinella, Bellerophon,
Pseudoschwagerina meranginensis Thompson, Schwagerina rutschi Thompson, dan
Bivalvia. Selain itu, ditemukan pula fosil ganggang, ganggang-pseudo, foraminifera
kecil, fusulinoid yang menunjukkan umur Asselian (Perem Awal). Dapat
disimpulkan bahwa umur kumpulan fosil tersebut berkisar dari Sakmarian –
Artinskian (awal Perem – akhir Perem Awal).
Formasi Mengkarang ini secara keseluruhan diduga terendapkan di lingkungan
darat – laut dangkal, berlumpur, dalam kondisi rezim rendah, berdekatan dengan
suatu busur kepulauan bergunung api. Sebarannya terletak di Sungai Mengkarang,
Karing, Merangin, Ketiduran, dan Titi Meranti.
2. Formasi Kasai
Formasi Kasai tersusun oleh tuf dan tuf berbatuapung (pumis); dengan sisipan
batupasir, batulempung, dan batulanau, yang umumnya tufan; setempat ditemukan
konglomerat, breksi tuf, serta sisipan lignit dan gambut; kayu tekersikkan sangat
umum, dan oksida besi pada bagian bawah formasi.
Tuf umumnya bersusunan asam (riolitan) dan seringkali terkaolinkan serta
mengandung pumis berukuran antara 0.5 – 5 cm; umumnya berasosiasi dengan fosil
kayu tekersikkan berdiameter sampai 1 meteran.
Batupasir, tufan, mengandung lensa-lensa konglomerat, setempat struktur
silang-siur mangkok. Batulempung dan batulanau, tufan, tebal sekitar 3 m,
strukturperarian sejajar. Konglomerat anekabahan, komponennya dikuasai oleh
pumis, sedikit obsidian, andesit, basal, kuarsa, dan batuan tekersikkan.Lignit dan
gambut, tersisip di antara batulempung dan batupasir.
Satuan berlapis baik – pejal, struktur silang-siur pada batuan berbutir kasar
sangat umum. Lingkungan pengendapan darat, bahan yang terendapkan adalah hasil
6
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
kikisan dan erosi dari Geantiklin Barisan. Formasi ini dapat mencapai ketebalan 450
m, dan umurnya adalah Plio-Plistosen. Singkapannya cukup luas dikawasan sebelah
barat dan utara Sungai Merangin, sebelah timur Sungai Mengkarang, serta wilayah
antara Sungai Merangin dan Mengkarang.
3. Granit Tantan
Batuan ini terdiri atas granit, granodiorit, dan aplit. Granit biotit-horenblenda,
terubah; sebagian plagioklas terubah menjadi klorit dan epidot; hipidiomorfis –
subporfiritik; fenokris K-Na sebagian terkloritkan dan terkaolinkan; sebagian
plagioklas, ortoklas, dan kuarsa membentuk tekstur granofir.
Granodiorit biotit-horenblenda, terubah, sebagian horenblenda terubah menjadi
biotit dan klorit; serisit berupa ubahan dari plagioklas dan ortoklas, sedangkan kaolin
berasal dari ortoklas; mengandung senolit-kuarsa. Aplit, aplogranit biotit, terubah,
epidot ubahan dari mineral mafik. Tonalit (kuarsa), terubah, piroksen dan
horenblenda sebagian terubah menjadi epidot, klorit, dan serisit.
Satuan batuan umumnya tergerus dan tersesarkan, serta terlapuk kuat;
menerobos Formasi Mengkarang dan Telukwang, dan bersentuhan tektonik dengan
Formasi Peneta. Umur mutlak satuan batuan adalah 171,50 + 1,30 jtl. Dan 200 +
10,0 jtl. Atau Trias Akhir – Jura Awal. Singkapannya terdapat di kiri dan kanan
Sungai Merangin sekitar Dusun Airbatu.
7
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
8
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
BAB III
METODOLOGI
III.2 Peralatan
1. Alat Tulis
2. Lembar Kerja
3. Kompas Geologi
4. Stereonet
5. Pensil warna
6. Clipboard
7. Kamera
8. GPS
9. Kertas Kalkir
10. Jangka
11. Busur
9
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
10
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
BAB IV
METODE DAN HASIL ANALISIS
11
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
12
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
13
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
14
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
15
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
16
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
Shear 2
Metode statistik dua parameter merupakan suatu metode yang diterapkan untuk
mendapatkan kisaran harga rata-rata atau harga maksimum dari sejumlah data acak
dengan menggunakan data pengukuran strike dan dip. Diagram kontur dibuat dengan
menggunakan data strike dan dip dari 20 data kekar berpasangan yang dicantumkan
17
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
18
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
19
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
20
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
21
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
Berdasarkan dip dari bidang sesar dan dip dari net slip yang terbentuk dalam
proyeksi stereografis analisa kekar, dilakukan klasifikasi untuk penamaan sesar
sesuai dengan Klasifikasi Rickard (1972) sehingga didapatkan nama sesar yang
terdapat di Muara Sungai Karing adalah Right Normal Slip Fault dimana merupakan
sesar turun yang bergerak relatif ke arah kanan.
22
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
BAB V
PEMBAHASAN
23
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
24
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
25
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
26
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
mengalami pergeseran karena ibarat poros, σ3 terletak pada azimuth N 348o E/64o
yang kemudian bergeser menjadi σ3’ dengan azimuth N 27o E/75o.
27
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
BAB VI
KESIMPULAN
1. Metode statistik satu parameter berupa diagram kipas menghasilkan dua arah
umum yaitu primer (N 33o E) dan sekunder (N 303o E), dan diagram roset
menghasilkan dua arah umum yaitu primer (N 33o E) dan sekunder (N 213o E).
2. Metode statistik dua parameter berupa diagram kontur menghasilkan dua arah
umum yaitu N 37o E/71o dan N 121o E/80o.
3. Analisa Kekar menghasilkan kedudukan dari gaya-gaya yang bekerja pada
struktur yang diukur yaitu σ1, σ2, dan σ3 yang kemudian dilakukan analisa
longsoran yang menghasilkan kemungkinan terjadinya longsor baji ke arah σ2
yaitu gaya yang intermediate.
4. Analisa sesar menghasilkan kedudukan dari gaya-gaya yang bekerja pada
struktur yang diukur baik sebelum mengalami pergeseran maupun setelah
mengalami pergeseran yaitu σ1, σ1’, σ2σ2’, σ3, dan σ3’. Kemudian net slip dan
dip bidang sesar menghasilkan penamaan sesar Right Normal Slip Fault.
28
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. Modul Praktikum Petrologi. 2013. Yogyakarta : Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Tim Penyusun. 2016. Pengatar Geologi; Modul Ekskursi Geologi. Jambi:
Universitas Jambi
Zulfikar. 2014. Penyelidikan Lanjutan Bahan Galian Industri di Daerah Kecamatan
Tabir dan Sekitarnya, Merangin. http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php
?option=com_content&view=article&id=288&Itemid=325. Di akses pada 17
April 2017 Pukul 23.12 WIB
29
Laporan Ekskursi Geologi Struktur Geopark Merangin
30