You are on page 1of 7

Perkembangan Kemandirian

PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (USIA 4-6 TAHUN) DI TAMAN KANAK-
KANAK ASSALAM SURABAYA

Kusuma Dwi Putra dan Miftakhul Jannah


Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
e-mail : elbannacorps@yahoo.co.id

Miftakhul Jannah
Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
email:miftaaja.yahoo.com

Abstrak
The purpose of this research are to get whole outlook and description about independence development of early
age children (4-6th) in Assalam Kindergarten Surabaya, to object the rate of independence development of early
age children (4-6th) in Assalam Kindergarten Surabaya. This research were using qualitative approach. The
data was collected with interview, observation and documentation method. Data analysis were using thematic
analysis, data presentation and verification by qualitative design. This research was set in Assalam Kindergarten
Surabaya. The results of this research shown that independence development at 1st Respondent and 2nd
Respondent was good. But at 3rd Respondent, independence development was shown not good enough in results.

Keywords: Development, Independence, Early Age Childern, Kindergarten, Assalam.

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan deskripsi mengenai perkembangan
kemandirian anak usia dini (4-6 tahun) di Taman Kanak-Kanak Assalam Surabaya, untuk mengetahui laju
perkembangan anak usia dini (4-6 tahun) di Taman Kanak-Kanak Assalam Surabaya. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, observasi dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis tematik, penyajian data dan pengambilan kesimpulan
(verifikasi) secara kualitatif. Setting penelitian di TK ASSALAM Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ditemukan bahwa perkembangan kemandirian yang baik pada responden I (satu) dan responden II
(dua). Namun pada responden III (tiga) perkembangan kemandiriannya kurang baik.

Kata Kunci: Perkembangan, Kemandirian, Anak Usia Dini, Taman Kanak-Kanak, Assalam.

serta kesabaran. Kecerdasan intelektual anak sudah 80%


PENDAHULUAN berkembang sampai anak usia 8 tahun. ( Santoso, 2007)
Mengingat kemandirian akan banyak memberikan Biechler dan Snowman (dalam Padmonodewo,
dampak yang positif bagi perkembangan individu, maka 2000) yang dimaksudkan anak usia dini adalah mereka
sebaiknya kemandirian diajarkan pada anak sedini yang berusia antara 4-6 tahun. Mereka biasanya
mungkin sesuai kemampuannya. Seperti telah diakui mengikuti program dini dan kindergarten. Sedangkan di
segala sesuatu yang dapat diusahakan sejak anak usia dini Indonesia, umumnya mereka mengikuti program tempat
dapat dihayati dan akan semakin berkembang menuju penitipan anak ( 3 bulan – 5 tahun ) dan Kelompok
kesempurnaan. Anak usia dini menurut undang-undang Bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-
ialah anak sejak lahir sampai usia enam tahun sedangkan Kanak.
anak usia TK adalah usia 4-6 tahun. Pendidikan anak usia
dini mengacu pada pendidikan yang diberikan kepada Keberadaan Pendidikan Anak usia dini (PAUD)
anak usia 0 – 6 tahun atau sampai dengan usia 8 tahun. terus menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.
Sebenarnya, sejak anak masih ada dalam kandungan, Perkembangan yang demikian itu perlu terus dicermati
pendidikan secara tidak langsung sudah diberikan oleh dna dibina agar jelas arahnya. Masyarakat perlu
ibunya antara lain berwujud pembiasaan, kedisiplinan, dikenalkan dengan program-program PAUD yang ada
kebersihan, keteraturan, kesehatan dan gizi, ketenangan
Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013

serta penyelenggaraan PAUD baik oleh Pemerintah perhatian orangtua dan orang dewasa lainnya terhadap
maupun Badan Swasta atau LSM. Undang-Undang anak semakin berkurang
Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 menggariskan b. Kemandirian kognitif, yakni suatu kemampuan
bahwa PAUD diselenggarakan dengan berbagai bentuk untuk membuat keputusan-keputusan secara bebas
dan program. Beberapa program PAUD saat ini yang ada dan menindaklanjutinya. Kemandirian kognitif
di masyarakat, antara lain Taman Kanak-Kanak (TK), yaitu mandiri dalam bertindak dan bebas untuk
Raudhatul Athfal (RA), Taman Bermain, Taman bertindak sendiri tanpa terlalu bergantung pada
Penitipan Anak (TPA), Taman Baca anak-anak, Bina bimbingan orang lain. Kemandirian bertindak
Keluarga dan balita, Pusat pengembangan anak dimulai sejak usia anak dan berkembang dengan
pengungsi, dan pendidikan ibu dengan anak usia dini. sangat tajam sepanjang usianya.
Menurut Steinberg (dalam Desmita, 2011) kata c. Kemandirian nilai, yakni kebebasan untuk
mandiri dari dua istilah yang pengertiannya sering memaknai seperangkat benar – salah, baik –
disejajarkan silih berganti, yaitu “autonomy” dan buruk apa yang berguna dan sia-sia bagi dirinya
”independence”, karena perbedaan sangat tipis dari kedua sendiri. Diantara ketiga komponen kemandirian,
istilah tersebut. Independence dalam arti kebebasan, kemandirian nilai merupakan proses yang paling
secara umum menunjuk pada kemampuan individu kompleks, tidak jelas bagaimana proses
melakukan sendiri aktivitas hidup, tanpa berlangsung dan pencapaiannya terjadi melalui
menggantungkan orang lain. proses internalisasi yang pada lazimnya tidak
Menurut Erikson (dalam Desmita, 2011) disadari, dan umumnya berkembang paling akhir
menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan dan paling sulit dicapai secara sempurna
diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan disbanding kedua tipe kamandirian lainnya.
dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu Kemandirian nilai semakin berkembang setelah
merupakan perkembangan kearah individualitas yang sebagian besar cita – cita pendidikan, rencana
mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya pekerjaan, pernikahan dan identitas diri tercapai.
ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, Beberapa ahli mengakui keluarga dan
kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung lingkungan sekolah sebagai sumber utama bagi
jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan- perkembangan kemandirian nilai. Ciri
keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa kepribadian mandiri dalam Faktor-faktor yang
ada pengaruh dari orang lain. Kemandirian merupakan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak
suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relative usia dini terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut
bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan : (Soetjiningsih, 1995 & Mu’tadin 2002)
orang lain. Berdasarkan otonomi tersebut peserta didik a. Faktor Internal adalah faktor yang ada dari
diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap diri anak itu sendiri yang meliputi:
dirinya sendiri. 1) Emosi
Sesuai pandangan-pandangan diatas dapat dipahami Faktor ini ditunjukan dengan kemampuan
bahwa secara spesifik, masalah kemandirian menuntut mengontrol emosi dan tidak tergantungnya
suatu kesiapan individu, baik kesiapan fisik maupun kebutuhan emosi dari orang tua.
emosional untuk mengatur, mengurus dan melakukan 2) Intelektual
aktivias atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak Faktor ini ditunjukan dengan kemampuan untuk
menggantungkan diri pada orang lain. mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
Menurut Steinberg (dalam Desmita, 2011) b. Faktor Eksternal adalah hal–hal yang datang atau
membedakan kemandirian atas tiga bentuk, yaitu : ada dari luar diri anak itu sendiri meliputi :
a. Kemandirian emosi, yakni aspek kemandirian yang 1) Lingkungan
berhubungan perubahan kedekatan atau keterikatan 2) Karekteristik sosial
hubungan emosional individu, terutama sekali dengan 3) Stimulus
orang tua atau orang dewasa lainnya yang banyak 4) Pola Asuh
melakukan interaksi dengannya. Contoh kemandirian 5) Cinta Dan Kasih Sayang
emosi diantaranya yaitu hubungan antara anak dengan 6) Kualitas Interaksi Anak dan Orang Tua
orangtua berubah dengan sangat cepat, lebih-lebih 7) Pendidikan Orang Tua
setelah anak memasuki masa remaja seiring dengan
semakin mandirinya anak dalam mengurus diri sendiri Kondisi diatas menunjukkan bahwa kemandirian
pada pertengahan masa kanak – kanak, maka anak usia dini memang menjadi alasan bagi para orang
tua dan pendidik untuk mempertimbangkan proses
Perkembangan Kemandirian

pendidikan anak pada usia prasekolah. Kenyataannya saat pengambilan sampel sumber data dengan
ini masih banyak anak usia prasekolah yang belum pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap
memiliki kemandirian dalam melakukan kegiatan di paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga
sekolah. Begitu pula yang terjadi di Taman Kanak-Kanak mempermudah peneliti menjelajahi obyek atau situasi
Assalam, dimana masih ada siswa yang meminta yang sedang diteliti, yang menjadi kepedulian dalam
ditemani didalam kelas saat aktivitas belajar dan bermain pengambilan sampel penelitian kualitatif adalah
dikelas, lalu masih ada juga yang menyerahkan tugas dari tuntasnya pemerolehan informasi dengan keragaman
guru kepada orang tuanya saat belajar dan bermain variasi yang ada, bukan pada banyak sampel sumber
dikelas. Masih ditemukannya siswa yang masih sangat data.
tergantung pada orang tua adalah seringnya ia menangis Menurut Moleong (2010) mengemukakan bahwa
ketika ditinggal sebentar saja oleh ibunya. Untuk penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak
mendapat bantuan dari orang disekelilingnya, anak sering didasarkan pada perhitungan statistik. adapun yang
kali cengeng. Kecengengan ini bahkan bisa terbawa menjadi responden dalam penelitian ini adalah anak usia
hingga masa akhir masa prasekolah dan menjadikan dini (4-6 tahun) di TK Assalam. Penanggung jawab
anak-anak ini rewel, merengek serta sering melontarkan (Ketua Yayasan TK Assalam) mengijinkan responden
protes bila menemui hal-hal yang tidak sesuai dengan yang dipilih untuk diteliti.
keinginannya. Selain responden, significant other juga diperlukan
untuk mengecek kembali data-data yang diperoleh dari
A. Kerangka Berfikir responden. Significant other adalah orang yang berada
dari lingkungan yang sama dengan responden sehingga
PAUD
mengetahui kehidupan sehari-hari responden penelitian.
(Pendidikan Anak Usia Dini)
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan significant
other yaitu pendidik (guru) TK Assalam dan keluarga
responden yang terlibat dalam penelitian untuk
responden.
Nonformal Informal Formal Adapun beberapa tahapan penelitian yang digunakan
(KB dan (Keluarga (TK dan RA)
dan Les dalam penelitian ini adalah:
TPA)
Privat) 1. Tahapan persiapan, meliputi:
a. Penyusunan proposal penelitian, merupakan
awal kegiatan penelitian dan awal gambaran
Anak Usia
dari kegiatan penelitian yang dilakukan.
Faktor Internal : (4, 5, 6 th)
b. Menentukan lokasi penelitian, dalam
1. Emosi
2. Intelektual penelitian ditetapkan lokasi penelitian yaitu
Taman Kanak-Kanak nAssalam Kecamatan
Kenjeran Surabaya yang merupakan
Perkembangan lembaga pendidikan khusus untuk anak-
Kemandirian anak prasekolah.
Faktor Eksternal :
1. Lingkungan c. Mengurus surat permohonan ijin penelitian
2. Sosial dari akademik yang telah ditandatangani
3. Stimulasi oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
4. Pola Asuh Mandiri
5. Cinta Dan
Universitas Negeri Surabaya dan
Kasih Sayang selanjutnya diserahkan kepada pihak Taman
6. Interaksi Kanak-kanak Assalam dan keluarga subjek
Orang tua dan yang menjadi respondenMelakukan survey
anak Tidak
7. Pendidikan Mandiri dan menilai keadaan lapangan diantaranya
orang tua yaitu keseharian responden pada saat di
Taman Kanak-Kanak Assalam dan dirumah.
d. Menentukan subjek yang menjadi
responden di dalam penelitian.
METODE e. Menentukan informan (kepala sekolah, guru
Pada penelitian ini, metode pengambilan dan orang tua siswa) untuk menggali data
responden dilakukan berdasarkan kriteria tertentu yang terkait di dalam penelitian.
(purposive), purposive sampling adalah teknik
Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013

f. Menyiapkan semua perlengkapan yang dan mampu melakukannya sendiri tanpa bantuan orang
diperlukan di dalam penelitian yaitu berupa lain. Pada responden 1 (AT), meskipun anaknya pendiam
lembar kwesioner dengan metode dan pemalu namun kondisi emosionalnya sangat bagus
wawancara dan observasi. (kemandirian emosi) sehingga AT bersikap baik dan
2. Tahap pelaksanaan tidak manja walaupun dalam diri anak kadang keluar sifat
a. Membuat jadwal rencana kegiatan manjanya, yang sebenarnya responden mau ditinggal
penelitian ibunya waktu dikelas namun ibunya khawatir nanti
Penyusunan jadwal rencana kegiatan terjadi apa-apa terhadap anaknya dan dari pada dirumah
penelitian ini disesuaikan dengan kegiatan tidak ada kegiatan maka ibunya menemani disekolah,
subjek dan significant other, agar tidak namun untuk kegiatan disekolah maupun dirumah
mengganggu yang bersangkutan. responden lebih banyak melakukan sendiri aktivitasnya
b. Pengumpulan data meskipun ada terdapat bantuan oleh orang tuanya, dalam
Kegiatan pengumpulan data yang kegiatan belajar mengajar responden masih agak telat
dilakukan di dalam penelitian ini, yaitu dalam merespon stimulasi dari guru namun sejauh ini
sebagai berikut : responden paham apa yang dimaksud (kemandirian
1) Melakukan wawancara dengan pihak- kognitif), dari sini responden tahu akan kegiatan yang
pihak yang terkait di dalam proses positif dan tidak selalu bergantung pada orang lain seperti
penelitian. berdoa sebelum tidur, dapat berinteraksi dengan baik
2) Melakukan observasi pada subjek yang dengan teman-temannya dan guru, salim kepada guru
menjadi responden di Taman Kanak- (kemandirian nilai).
Kanak Assalam Kecamatan Kenjeran Pada responden 2 (NA) saat sekolah di Taman
Surabaya. Kanak-kanak Assalam pada usia 5 tahun, ada suatu
3) Menganalisis hasil wawancara dan perubahan dalam dirinya dan dapat dirasakan oleh orang
observasi yang telah dilakukan baik tuanya dan pemngasuhnya. Responden adalah anak yang
kepada subjek penelitian yang ceria, periang dan senang ketika belajar disekolah
bertindak sebagai responden maupun (kemandirian emosi) sehingga responden aktif pada saat
pihak-pihak yang terkait di dalam kegiatan belajar mengajar (kemandirian kognitif), atas
penelitian. tindakan dan prilakunya sehingga responden sangat
4) Menerapkan analisis data yang tepat mudah berinteraksi dan bergaul bersama teman-temannya
untuk menganalisis hasil pengumpulan beserta guru disekolah dan responden selalu
data yang telah dilakukan peneliti mengaplikasikan suatu pembiasaan apa yang telah
selama penelitian berlangsung. dipelajari disekolah dan stimulasi dari orang tua maupun
3. Tahapan penyusunan laporan hasil penelitian. pengasuhnya.
4. Penyimpulan hasil laporan hasil penelitian Namun sebaliknya, yang terjadi pada responden 3
(MWPAP), ada sebersit kecemasan dan kekhawatiran
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam orang tua terhadap responden karena perkembangan
penelitian ini berupa wawancara, observasi dan dokumen. kemandiriannya masih sangat kurang dan tidak seperti
Analisis data bertujuan untuk menyusun data dalam cara teman-temannya yang seusia responden. Menjadi pribadi
yang bermakna. Teknik analisis data yang digunakan yang pendiam, cengeng dan selalu merengek ketika
pada penelitian ini adalah analisis tematik dengan setiap kali bangun tidur (kemandirian emosi), akibatnya
melakukan koding hasil transkrip wawancara yang telah responden menjadi pribadi yang murang percaya diri,
di verbatim. kurang nya konsentrasi dalam pelajaran dan selalu
bergantung pada orang lain ketika dia mengalami
HASIL DAN PEMBAHASAN kesulitan (kemandirian kognitif), akibatnya responden
Pada kasus ini, sebelum mereka masuk sekolah belum paham akan makna memahami dan mengahrgai
Taman Kanak-Kanak, tentu saja ada ketidakcocokan atau orang lain seperti salim kepada guru yang masih ditemani
inkongruen antar kemandiriannya, terlebih mereka ibunya
mereka masih butuh banyak bantuan dan dampingan dari (kemandirian nilai).
orang tuanya namun seiring berjalannya waktu ketika Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan,
mereka memasuki tahap sekolah di Taman kanak-kanak ditemukan bahwa perkembangan kemandirian yang
perkembangan kemandiriannya sudah mulai nampak nampak pada responden 1 (satu) dan responden 2 (dua).
pada usia 4 tahun atau lebih tepatnya duduk dikelas A Namun pada responden 3 (tiga) perkembangan
setidaknya dia sudah tau dan mengerti tugas-tugasnya kemandiriannya kurang baik.
Perkembangan Kemandirian

b. Faktor intelektual yang ditunjukkan dengan


Perkembangan kemandirian anak usia 4 tahun di kemampuan untuk mengatasi masalah yang
Taman Kanak-Kanak Assalam Surabaya sebagian besar dihadapi anak.
belum sepenuhnya memiliki kemandirian. Kebanyakan 2. Faktor eksternal yaitu faktor yang datang atau ada
mereka masih memiliki ketergantungan pada orang tua dari luar anak itu sendiri yang meliputi lingkungan,
atau yang mengantar serta menunggui di sekolah. karakteristik sosial, stimulasi, pola asuh yang
Perkembangan kemandirian anak usia 5 tahun di Taman dipengaruhi oleh komunikasi yang dibangun dalam
Kanak-Kanak Assalam Surabaya sangat keluarga, kualitas informasi anak dan orang tua
menggembirakan. Sesuai dengan perkembangan anak dan yang dipengaruhi pendidikan orangtua dan status
seiring dengan bertambahnya umur, anak-anak yang pekerjaan
bersekolah di Taman Kanak-Kanak Assalam Surabaya a. Lingkungan merupakan faktor yang menentukan
secara keseluruhan telah memiliki sikap mandiri Hal tercapai atau tidaknya kemandirian anak usia
tersebut juga terjadi pada diri anak yang berusia 6 tahun, prasekolah. Pada usia ini anak membutuhkan
dan pada usia itu anak semakin menunjukkan sikap kebebasan untuk bergerak kesana kemari dan
kemandiriannya bahkan banyak anak yang bersekolah mempelajari lingkungan.
sudah tidak diantar dan ditunggui lagi bahkan mereka b. Karakteristik sosial dapat mempengaruhi
berangkat ke sekolah dengan naik sepeda. kemandirian anak, misalnya tingkat
kemandirian anak dari keluarga miskin
Tumbuh kembang merupakan proses kontinyu sejak berbeda dengan anak-anak dari keluarga kaya.
dari konsepsi sampai maturasi atau dewasa yang c. Stimulus. Anak yang mendapat stimulus yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan terarah dan teratur akan lebih cepat mandiri
(Soetijiningsih, 1995). Perkembangan adalah perubahan dibandingkan dengan anak yang kurang
dan perluasan secara bertahap perkembangan tahap mendapat stimulasi.
kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih d. Pola asuh, anak dapat mandiri dengan diberi
tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang kesempatan, dukungan dan peran orangtua
melalui pertumbuhan maturasi serta pembelajaran. Pola sebagai pengasuh.
tumbuh kembang bersifat jelas dapat diprediksi, e. Cinta dan kasih sayang kepada anak hendaknya
kontinyu, teratur, dan progresif, pola atau kecendrungan diberikan sewajarnya karena jika diberikan
ini juga bersifat universal dan mendasar bagi semua berlebihan, anak menjadi kurang mandiri. Hal
individu, namun unik dalam hal cara dan waktu ini dapat diatasi bila interaksi dua arah antara
pencapaiannnya. orangtua dan anak berjalan lancar dan baik.
Laju pertumbuhan anak merupakan tingkatan f. Kualitas informasi anak dan orangtua yang
atau perkembangan kepribadian anak serta perilaku dan dipengaruhi pendidikan orangtua, dengan
sifat anak. Hal tersebut dapat dilihat atau diketahui pendidikan yang baik, informasi dapat
melalui emosi juga perilaku anak dari mulai masuk diberikan pada anak karena orangtua dapat
sekolah hingga proses penelitian ini dilaksanakan. Hasil menerima informasi dari luar terutama cara
penelitian yang telah dilakukan yaitu melalu penggalian meningkatkan kemandirian anak.
data melalui wawancara dengan guru dan orang tua siswa g. Status pekerjaan ibu, apabila ibu bekerja di luar
serta didukung dengan hasil pengamatan yang peneliti rumah untuk mencari nafkah maka ibu tidak
lakukan, bahwa laju perkembangan anak secara emosi, bisa memantau kemandirian anak sesuai
kemampuan berinteraksi, kemandirian dan nilai sikap perkembangan usianya.
serta perilaku mengalami perkembangan yang cukup
bagus. PENUTUP
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
kemandirian anak prasekolah menurut Soejtiningsih Taman Kanak-Kanak Assalam dapat disimpulkan bahwa
(1995) terbagi menjadi dua faktor, yaitu: Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan
1. Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam dapat dikatakan bahwa anak berumur 4 tahun belum
diri anak itu sendiri yang meliputi emosi dan sepenuhnya memiliki kemandirian. Pada 5 dan 6 tahun
intelektual. yang bersekolah di Taman Kanak-Kanak Assalam
a. Faktor emosi yang ditunjukkan dengan Surabaya sudah termasuk dalam kategori baik termasuk
kemampuan mengontrol emosi dan tidak berinterksi dengan guru pada saat kegiatan di kelas.
terganggunya kebutuhan emosi anak. Anak-anak sudah dapat merespon dengan baik apa yang
disampaikan oleh guru, serta memberikan umpan balik
Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013

sehingga pelaksanaan kegiatan di kelas dapat berjalan Muchsinati, N. 2007. Hubungan Urutan Kelahiran
dengan baik dan anak tidak merasa cepat bosan. Dalam Keluarga Dengan Kemandirian Anak
Laju pertumbuhan anak merupakan tingkatan usia Dini Di TK Madinah Malang. Didownload
tanggal 23 Maret 2012.
atau perkembangan kepribadian anak serta perilaku dan
sifat anak. Hal tersebut dapat dilihat atau diketahui Moleong, L. J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.
melalui emosi juga perilaku anak dari mulai masuk Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
sekolah hingga proses penelitian ini dilaksanakan. Hasil
penelitian yang telah dilakukan yaitu melalu penggalian Munawaron, Siti 2011 Hubungan Antara Pola
data melalui wawancara dengan guru dan orang tua siswa Pendidikan Keluarga dengan Kemandirian Anak
serta didukung dengan hasil pengamatan yang peneliti Kelompok B Taman Kanak-anak MTA
Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
lakukan, bahwa laju perkembangan anak secara emosi,
2010/2011. Universitas Muhammadiyah
kemampuan berinteraksi, kemandirian dan nilai sikap Surakarta. Didownload tanggal 25 Maret 2012.
serta perilaku mengalami perkembangan yang cukup
bagus. Mu'tadin, Zainun. Kemandirian Sebagai Kebutuhan
Berdasar pada hasil pengamatan dan informasi Psikologi Remaja. On-
yang didapatkan dari sumber data, bahwa anak yang line:www.e.psikologi.com, Akses: 07 Maret
bersekolah di Taman Kanak-Kanak Assalam Surabaya 2012.
menunjukkan adanya laju pertumbuhan anak yang baik. Nurhayati, Eti. 2011. Psikologi Pendidikan Inovatif.
Yoyakarta:Pustaka Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. Asrori, M. (2006). Psikologi Remaja. Cet. Ketiga. Papalia. E. Diane, dkk. 2009. Human Development.
Jakarta: Bumi Aksara Jakarta. Salemba Humanika.

Ariyanti, Fitri dkk. 2007. Diary Tumbuh Kembang Anak Patmonodewo, S. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah.
usia 0-6 tahun. Bandung: Read Publishing Jakarta : PT. Rineka Cipta.
House.
Poerwandari, K. 2001. Pendekatan Kualitatif untuk
Astuti, Iin Puji. 2002. Perbedaan Kemandirian antara Penelitian Perilaku Manusia. Lembaga
Siswa yang Berasal dari Keluarga Lengkap dan Pengembangan Sarana Pengukuran dan
Siswa dari Keluarga Tidak Lengkap. Skripsi, Pendidikan Psikologi (LPSP3). Jakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Psikologi UI.
Malang.
Rahayu, L. T dan Ardani, T. A. 2004. Observasi dan
Conger, dkk. 1997. Perkembangan dan Kepribadian Wawancara. Malang: Bayu Media Publishing.
Anak. Jakarta : Arcan.
R. Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman
Coughlin. 2000. Children Resources Internasional inc. Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Santoso, S. 2007. Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta :
Pembelajaran Bidang Pengembangan Universitas Terbuka
Pembiasaan di Taman Kanak-kanak. Direktorat
Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Santrock, John.W, 1995. Life Span Development. Jakarta
Dasar, Jakarta : Depdiknas. : Penerbit Erlangga.

Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Psikologi Remaja.
Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Jakarta: Rajawali Press.

Hurlock, Elizabeth B. 1995. Psikologi Perkembangan. Putu Sudayasa (2010:1). 5 Pesan Dasar Cara Hidup
Jakarta : Erlangga. Sehat Di Lingkungan Sekolah -Diakses dari
http://www.Puskesmas Keliling .com/Blogging.mht. pada
Hartley, Elizabeth & Brewer. 2005. Raising Happy Kids. tanggal 16 februari 2012.
Terjemahan oleh Imam
Khoiri. Jogjakarta: Inspirasi Buku Utama. Sarwono, Sarlito Wirawan 2009. Pengantar Psikologi
Umum. Jakarta: Rajawali Peress.
Hildayani, R.dkk. 2009. Psikologi Perkembangan Anak.
Jakarta : Universitas Terbuka. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.
1995
Perkembangan Kemandirian

Wahyuni, E. 2001. Cara Praktis Mengasuh dan


Membimbing Anak Agar Menjadi Cerdas dan Bahagia.
Bandung. Pionir Jaya.

Yin, R. K. 2009. Studi Kasus; Desain dan Metode.


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Yus, A. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak


Taman Kanak-Kanak. Jakarta : kencana.s

You might also like