Professional Documents
Culture Documents
Abstract:
The design of Waste Managament Center in Surakarta with Ecological Architecture approach
is based on three considerations. First, waste problems in Indonesia need more solutions than
just bin the waste, but the waste needs to be disposed properly. Second, Surakarta’s landfills is
already overloaded because of the increase of waste produced. Third, there is the urge to
applied ecological architecture to create a harmonious atmosphere between human and
environment. This Waste Management Center designed to accomodate waste processing
activity and with another supportive activities as a public facility. The method to design is
problem solving by reviewing ecological theories and applied it to the architectural
component (space, site, mass and facade, structure and utility). Ecological architecture
approach is applied to create a holistic design that enrich the quality of the environment and
the lives of those who use them. Also, it is applied to create a harmonous atmosphere that
could change society’s paradigm that waste management facility is not a disgusting dirty place
but it is a clean, comfortable and eco-friendly living place to visit that leads to stimulate the
visitor to not just bin the waste but dispose the waste properly.
Surakarta masih belum memiliki fasilitas yang pengelolaan sampah dibuat sebaik mungkin
dapat menampung kegiatan pengelolaan dengan memakai citra arsitektur sebagai
sampah secara menyeluruh. Hal ini menjadi fasilitas pengelolaan sampah yang bersih,
peluang untuk perlunya membuat sebuah tidak bau, dan dapat menarik perhatian
fasilitas yang dapat menampung berbagai masyarakat.
kegiatan pengelolaan sampah secara lebih Pusat Pengelolaan Sampah yang direncanakan
sistematis, menyeluruh dan bertujuan untuk mewadahi kegiatan utama
berkesinambungan yang meliputi kegiatan- mengolah sampah agar sampah tidak
kegiatan berbasis 3R. mengotori lingkungan alam dan dapat
menciptakan hubungan manusia yang selaras
120 dengan lingkungannya dengan cara yang tidak
100.3
100 91.6 88 88.6 92.4 96.2 merusak alam. Oleh karena itu, perlu sebuah
pendekatan arsitektur yang dapat menjadi
80
2010 2011 2012 2013 2014 2015
patokan agar bangunan, sistem, dan kegiatan
yang dilakukan di fasilitas tersebut dapat
Volume sampah yang masuk ke TPA berkesinambungan dengan alam, tanpa
Putri Cempo (ton) merusaknya.
484
Triana Puji Rahayu, Sri Yuliani, Tri Joko Daryanto, Pusat Pengelolaan Sampah di Surakarta …
komonen perancangan arsitektur yang terdiri kegiatan pengelolaan sampah. Fasilitas ini
dari : memiliki 3 fungsi, yaitu: fungsi industrial
Penentuan pengguna dan kegiatan untuk mengolah sampah, fungsi educational
Pengolahan tapak & cultural untuk mengenalkan pengelolaan
Bentuk dan tata massa bangunan sampah yang baik serta fungsi publik. Berikut
Utilitas bangunan akan diuraikan hasil dan pembahasan hasil
Operasional bangunan perancangan Pusat Pengelolaan Sampah
Pemilihan material dengan Pendekatan Arsitektur Ekologis.
485
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 483-490
Aplikasi pendekatan arsitektur ekologis pada b. Prinsip kedua adalah Penggunaan energi
perancangan Pusat Pengelolaan Sampah di alternatif. Penggunaan energi alternatif
Surakarta diuraikan dalam 6 prinsip desain. dilakukan untuk efisiensi sumber daya
a. Prinsip pertama adalah pemanfaatan alam agar dapat digunakan secara luas dan
potensi iklim. Pemanfaatan potensi iklim efektif sehingga mempunyai cadangan
dalam bangunan merupakan pendekatan energi untuk keberlanjutan pembangunan
desain bioclimatic dengan tujuan desain (Sri Yuliani, 2014). Pada Pusat
passive and low energy system dengan Pengelolaan Sampah yang direncanakan,
memperhatikan faktor kenyamanan pengolahan sampah akan menghasilkan
pengguna (Yeang, 2002). Desain pasif energi listrik yang sebagian digunakan
dilakukan dengan cara melakukan untuk menjalankan operasional bangunan
pengolahan konfigurasi bangunan pada ini sendiri dan sebagian lagi dapat dijual ke
tapak agar dapat merespon iklim. PLN untuk dibagikan kepada masyrakat
Pengolahan konfigurasi ini yaitu berupa: luas. Sumber energi alternatif lainnya
Pengaturan orientasi utama agar sesuai adalah penggunaan solar panel yang
dengan iklim setempat. Bangunan diletakkan pada bagian bangunan yang
sedapat mungkin mengikuti orbit mendapat cahaya matahari sepanjang hari.
matahari, yaitu dengan meletakkan c. Prinsip ketiga adalah penyediaan ruang
ruang-ruang lebih banyak pada bagian terbuka hijau. Ruang terbuka hijau dapat
yang tidak terkena sinar matahari berupa adanya kawasan yang digunakan
langsung yaitu utara-selatan (lihat sebagai area penghijauan untuk paru-paru
gambar 4); kawasan (Frick, 2006). Penataan taman
atau landscape didalam tapak dilakukan
sebagai usaha untuk menambah
penghijauan.
Pengolahan tata massa bangunan agar Pengolahan taman mulai dari rancangan
dapat menciptakan alur angin sehingga pola vegetasi dan elemen pendukungnya
dapat memanfaatkan penghawaan alami dengan mempertimbangkan posisi, letak
dan mengurangi adanya penghawaan dan karakteristiknya (lihat gambar 6).
buatan, hal ini juga dapat menghemat Kriteria RTH untuk Pusat Pengelolaan
energi yang dipakai untuk operasional Sampah yang direncanakan yaitu 30% dari
bangunan (lihat gambar 4); total luas lahan.
Pengolahan tata massa bangunan agar
dapat merespon matahari dan
memanfaatkan sinarnya untuk
pencahayaan alami (lihat gambar 4);
Pengolahan ketinggian bangunan agar
tercipta self-shading. Self-shading
tercipta pada peletakan massa bangunan
yang lebih tinggi (massa waste-to-
energy ±20m) pada bagian barat Gambar 6. Penyediaan RTH pada rancangan
sebagai shading.
486
Triana Puji Rahayu, Sri Yuliani, Tri Joko Daryanto, Pusat Pengelolaan Sampah di Surakarta …
487
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 483-490
488
Triana Puji Rahayu, Sri Yuliani, Tri Joko Daryanto, Pusat Pengelolaan Sampah di Surakarta …
489
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 483-490
Penerapan Arsitektur Ekologis pada dari fasilitas yang dirancang agar tidak
Rancangan mengganggu lingkungan sekitar.
Pada perancangan Pusat Pengelolaan Sampah
di Surakarta pendekatan arsitektur ekologis REFERENSI
ini, prinsip-prinsip yang diterapkan adalah
sebagai berikut: Frick, H., & Mulyani, T. H. (2006). Arsitektur
a. Memanfaatkan potensi iklim dengan Ekologis. Seri Arsitektur Ekologis 2.
menggunakan bangunan secara pasif; Yogyakarta: Kanisius.
b. Menggunakan energi alternatif dengan Kompas. (2016). Indonesia Penghasil Sampah
sumber dari kegiatan pengolahan sampah Plastik Kedua Terbesar di Dunia? LIPI
menjadi energi (Waste-to-energy) serta Akan Buktikan - Kompas.com.
penggunaan solar panel; Retrieved December 31, 2016, from
c. Menyediakan ruang terbuka hijau (±30% http://sains.kompas.com/read/2016/08/0
dari luas lahan)sebagai paru-paru kawasan 2/15373691/indonesia.penghasil.sampah
juga sebagai menunjang tema ekologis .plastik.kedua.terbesar.di.dunia.lipi.akan.
yang dekat dengan alam; buktikan
d. Menerapkan Prinsip 3R dalam pemilihan Sudrajat, H. R. (2006). Mengelola Sampah
material bangunan, yaitu menggunakan Kota. Jakarta: Penabar Swadaya.
container bekas sebagai ruang cafetaria, Tribun jateng. (2015). TPA Putri Cempo Solo
menggunakan bahan bekas lain untuk Sudah Overload. Retrieved November
elemen estetis dan sarana edukasi 30, 2016, from
pengunjung: ban bekas sebagai pot bunga, http://jateng.tribunnews.com/2015/05/25
kayu bekas sebagai panel dinding, bambu /hasta-akui-tpa-putri-cempo-solo-sudah-
overload
bekas sebagai elemen pelengkap eksterior;
e. Menerapkan prinsip drainase berkelanjutan UU RI No.18 Tentang Pengelolaan Sampah.
untuk utilitas bangunan yaitu dengan (2008). UU RI No.18 Tentang
konservasi air; Pengelolaan Sampah. Republik
f. Memberdayakan masyarakat sekitar yang Indonesia, 1–46.
telah berprofesi pada bidang persampahan Yeang, K. (2002). The Ecological Basis for
sebagai pekerja pada fasilitas ini. Architectural Design. New York:
McGraw-Hill Inc.
Bentuk dan Tampilan Bangunan Yuliani, S. (2014). Metoda Perancangan
Bentuk dan tampilan bangunan menampilkan Arsitektur Ekologi. Surakarta: UNS
suasana ekologis yang dieroleh dengan Press.
memperbanyak vegetasi dan elemen alam (air, Zeiher, L. (1998). The Ecology of
cahaya matahari langsung, udara) serta Architecture. New York: Whitney
menggunakan warrna-warna alam yaitu hijau, Library of Design.
coklat, dan kuning.
Sistem Struktur Bangunan
Sistem struktur diterapkan sesuai fungsi
masing-masing massa bangunan.
Sistem Utilitas Bangunan
Sistem utilitas meliputi sistem air bersih
menggunakan sistem tangki atap, sistem air
kotor dengan mengalirkan air buangan pada
instalasi pengolahan yang berada di basement,
sistem instalasi listrik dengan menggunakan
sumber energi PLN dan sumber energi
terbarukan dari hasil pengolahan sampah
menjadi energi dan solar panel, serta
menginsulasi polusi-polusi yang ditimbulkan
490