You are on page 1of 4

POSTER

TERATOMA OVARIUM

ABSTRAK

Teratoma ovarium merupakan tumor sel germinal yang berasal dari sel-sel germinal
yolk sac fetus. Tumor ini dapat ditemukan pada gonad dan ekstragonad. Frekuensi
teratoma ovarium sekitar 25%, sesudah teratoma sakrokoksigeal 40%. Menurut
klasifikasi WHO teratoma ovarium dibagi atas tiga kelompok: teratoma imatur,
matur, dan monodermal. Di antara ketiga jenis teratoma ovarium ini, kista dermoid
mempunyai insiden tertinggi (26%- 44%) dari semua tumor ovarium; dan 85%
penderita berusia antara 20-56 tahun. Jenis lain sangat jarang ditemukan. Aspek
klinikopatologik teratoma tergolong unik karena secara patogenesis teratoma
berkembang dari sel-sel germinal totipotensial. Bila sel-sel germinal berdiferensiasi
sepanjang garis embrionik, maka tumor biasanya terdiri atas tiga komponen, yaitu
ektoderm, endoderm, dan mesoderm, dengan morfologi yang berbeda-beda. Teratoma
monodermal (struma ovarium dan tumor karsinoid) terdiri dari satu komponen
jaringan saja.

PENDAHULUAN

Teratoma ovarium menempati 15% sampai 20% dari tumor sel germ ovarium.
Teratoma ovarium mempunyai predileksi timbul pada dua dekade pertama dari hidup
seorang wanita, keadaan menjadi lebih buruk, karena semakin muda usia penderita,
makin besar kemungkinan keganasan. Secara klinis teratoma ovarium ditandai oleh
adanya massa pada ovarium, disertai nyeri, distensi abdomen atau emesis. Diagnosis
yang lebih tepat dan bersegera akan sangat bermanfaat bagi pasien.

METODE

- Pemeriksaan Imunohistokimia
Imunohistokimia adalah proses untuk mengidentifikasi protein spesifik pada
jaringan atau sel dengan menggunakan antibodi. Ikatan antara antibodi dengan protein
specifik diidentifikasi dengan marker yang dilekatkan pada antibodi. Marker dapat
berupa senyawa berwarna, zat berfluoresensi, logam berat, label radioaktif atau
enzim.
Ada dua metode untuk mengidentifikasi antigen dalam jaringan dengan
imunohistokimia yaitu metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung
(indirect method).
a. Metode langsung (direct method) merupakan pengecatan yang hanya melibatkan
satu jenis antibodi yaitu antibodi yang terlabel. Misalnya antiserum terkonjugasi
fluorescein isothiocyanate (FITC) atau rhodamin.
b.Metode tidak langsung (indirect method) menggunakan dua macam antibodi yaitu
antibodi primer (tidak berlabel) dan antibodi sekunder (berlabel). Antibodi primer
berfungsi untuk mengenali antigen yang diidentifikasi pada jaringan (first layer)
sedangkan antibodi sekunder akan berikatan dengan antibodi primer (second layer)
sehingga antibodi sekunder disebut dengan anti antibodi primer. Pelabelan antibodi
sekunder diikuti dengan penambahan subtrat kromogen yang merupakan suatu gugus
fungsi senyawa kimiawi yang dapat membentuk senyawa berwarna bila bereaksi
dengan senyawa tertentu. Penggunaan senyawa kromogen fluorescent dye seperti
FITC, rhodamin dan Texas-red disebut metode imunofluorescence sedangkan
penggunaan kromogen enzim seperti peroksidase, alkali phosfatase atau glukosa
oksidasedisebut metode immunoenzyme (CCRC, 2009)

- Pemeriksaan Imaging
- Ultrasonografi

Ultrasonografi merupakan pemeriksaan pencitraan yang umumnya digunakan untuk


memeriksa organ pelvic genital. Peran utama dalam US adalah untuk mengkonfirmasi
adanya massa atau menentukan asal dari organ. (determine its organ of origin).
Dengan penilaian echogenicity dari massa ovarium, diagnosis banding jadi lebih
sedikit.

- CT scan

CT memiliki tingkat sensitivitas yang sangat baik (93-98%) karena dapat mendeteksi
lemak dalam mendiagnosis matur cystic teratoma. Ketika US tidak dapat
mendiagnosis, pemeriksaan teratoma dengan CT sangat membantu karena dapat
memperlihatkan lemak dan kalsifikasi halus, dalam menggambarkan massa. Adanya
lemak dalam tumor ovarian merupakan tanda spesifik untuk teratoma cystic ovarian.

- Pemeriksaan Patologi Anatomi

HASIL:

Wanita Caucasian umur 31 tahun tidak ada riwayat penyakit, berkonsultasi tentang
infertilitas primer. Tes hormonal tampak ada penurunan ovarian reserve. Pemeriksaan
ultrasound pada hari ketiga siklus terlihat 4 folikel antral di kedua ovarium, tanpa ada
lesi kistik yang mencurigakan. Hysterosalpingografi dan tes sperma baik-baik saja.
US pelvis pada hari ke 11 terlihat sebesar 23 mm kista anechoic di ovarium kiri. Di
hari ke 13, kista nya membesar menjadi 45 mm, dan tervaskularisasi dengan baik
ddengan bentuk heterogen. Di hari ke 15 kista nya jadi berukuran 82x63x62 mm
dengan mixed echogenecity. Pada pemeriksaan patologi, didapatkan teratoma
ovarium imatur dengan grade 2 neuroectodermal. Terdapat beberapa area terdiri dari
sel saraf imatur dan jaringan glia yang sangat banyak. Immunohistokimia menemukan
ada S100 protein, synaptophysin dan anti-Glial Fibrillary Acidic Protein antibodi
yang menandakan sel saraf imatur dan jaringan glia. Sitologi peritoneal negatif.

DISKUSI

Menurut klasifikasi WHO teratoma dibagi atas 3 kelompok:


- Imatur
-Matur
- Solid
- Cystic
- Dermoid Kistik (mature cyst teratoma)
- Dermoid cyst with malignant transform
- Monodermal and highly specialized
- Struma ovarii
- Carcinoid
- Struma ovarii and carcinoid
- Others ( malignan neuroectodermal and ependymoma)

Teratoma imatur: tumor yang tersusun dari campuran jaringan embrional dan matur
yang berasal dari ketiga lapisan germinal. setiap jaringan dapat ditemukan, namun
paling sering adalah komponen neuroepitelial serta jaringan mesodermal. Gambaran
makroskopiknya berupa seperti daging berwarna abu-abu sampai merah muda, sering
dengan fokus nekrosis dan hemoragik. Gambaran mikroskopik yang biasanya
menonjol adalah jaringan neuroektodermal: tubulus-tubulus dan daerah kecil mirip
glioblastoma atau neuroblastoma.

Teratoma matur: Hampir semua tumor berbentuk kistik (kista dermoid, matur cystic
teratoma). Kelompok teratoma ini menunjukkan diferensiasi akhir sel punca
multipotensial dari garis sel germinal menjadi jaringan matur pada orang dewasa,
kadang-kadang dengan suatu karakter organoid.

Untuk kasus ini, ini merupakan kasus teratoma imatur dengan perkembangan yang
cepat selama stimulasi ovarium. Teratoma imatur biasanya berasal dari transformasi
malgina teratoma matur. Jumlah atau banyaknya jaringan neuroectodermal imatur
membagi klasifikasi teratoma imatur menjadi 3 tingkatan/grade. Teratoma biasanya
didiagnosis di pasien muda yang memiliki probabilitas rendah dalam menggunakan
treatment fertilitas.

Manifestasi Klinis

Gejala klinik ditandai oleh massa di perut atau panggul yang dapat dipalpasi, distensi
perut, dan sering disertai nyeri. Jarang- jarang bermanifes dengan gejala acute
abdomen disebabkan karena torsi atau ruptur tumor.

Tatalaksana

Dilakukan laparotomi atau laparoskopi dengan kemoterapi setelah operasi.

KESIMPULAN

Teratoma matur dan imatur dapat terdiri dari berbagai jenis komponen jaringan yang
berasal dari ke tiga lapisan germinal yaitu ekstoderm, endoderm dan mesoderm,
dengan gejala klinis berupa adanya massa diperut dan dapat menyebabkan infertilitas.
Dengan demikian setiap teratoma dapat memberi gambaran morfologi berbeda-beda
dengan banyak varian, sehingga ahli bedah dan ahli patologi perlu mengambil sampel
yang luas dan tepat untuk menegakkan diagnosis maupun menentukan gradasi dari
tumor.
GAMBAR dari JURNAL IFUL
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3234201/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4950130/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5359144/

Gambar 1. A. Immature Teratoma during ovarian stimulation. A: Macroscopic


aspect: large irregular cyst with prominent solid component. The cystic areas are
filled with fatty sebaceous material. No extra cystic vegetations. B: Pathological
findings: Immature teratoma with nerve tissue of the embryonic type composed of
glial tissue and neuro-ectodermal rosettes of 'primitive neural-tube' type (arrows).
Inset: Pluritissued mature teratoma sector with cartilaginous tissue.

You might also like