Professional Documents
Culture Documents
P-Treatment
1. Penentuan Problem Pasien
Masalah utama : kejang-kejang, akibat sebelumnya terkena paku terjadi kekakuan pada
mulut dan sulit bernafas
3. Pemilihan Terapi
Terapi Farmakologis
Fenobarbital
Dosis obat harus sedemikian rendah sehingga tidak menyebabkan depresi pernafasan. Jika
ada pasien terpasang ventilator, dosis yang lebih tinggi diperlukan untuk mendapatkan efek
sedasi yang diinginkan. ( Sudoyo, Aru. W 2006.blog-indonesia 2009)
Dosis dewasa: 1 mg/kg i.m tiap 4-6 jam, tidak melebihi 400 mg/hari
Dosis pediatrik: 5 mg/kg i.v/i.m dosis terbagi 3 atau 4 hari.
Kontraindikasi: hipersensitivitas, gangguan fungsi hati, penyakit paru-paru berat, dan
nefritis.
Interaksi: dapat menurunkan kloramfenikol, digitoksin, kortikosteroid, karbamazepin,
teofilin, verapamil, metronidazol dan antikoagulan.
Kehamilan: kriterian D-tidak aman pada kehamilan.
Perhatian: pada terapi jangka panjang, monitor fungsi hati, ginjal dan sistem hematopoitik;
hati-hati pada demam, diabetes melitus, anemia berat, karena efek samping dapat terjadi;
hati-hati pada miyastenia gravis dan miksedema.
Baklofen.
Baklofen intratekhal, relaksan otot kerja sentral telah dipergunakan secara eksperimental
untuk melepaskan pasien dari ventilator dan untuk menghentikan infus diazepam. Keseluruhan
dosis baklofen diberikan sebagai bolus injeksi. Dosis dapat diulang setelah 12 jam atau lebih
apabila spasme paroksismal kembali terjadi. (Sudoyo, Aru. W 2006.blog-indonesia 2009)
Dosis dewasa: < 55 tahun: 100 mcg IT, > 55 tahun : 800 mcg IT
Dosis pediatrik: < 16 tahun : 500 mcg IT, > 16 tahun: seperti dosis dewasa
Kontraindikasi: hipersensitifitas
Interaksi: C-keamanan penggunaannya pada wanita hamil belum dikuetahui.
Perhatian: hati-hati pada psien dengan disrefleksia otonomik.
Penisilin G
Berperan dengan mengganggua pembentukan polipeptida dinding otot selama multiplikasi
aktif, menghasilkan aktivitas bakterisidal terhadap mikriorganisme yang rentan. Diperlukan
terapi selama 10-14 hari. Dosis besar penisislin i.v dapat menyebabkan anemia hemolititk dan
neurotoksisitas. ( Sudoyo, Aru. W 2006.blog-indonesia 2009)
Dosis dewasa: 10-24 juta unit/hari i.v terbagi dalam 4 dosis
Dosis pediatrik: 100.000-250.000 U/kg/hari i.v/i.m dosis terbagi 4 kali/hari
Kontraindikasi: hipersensitivitas.
Kehamilan: kriteria B-nya biasanya aman, tapi dipergunakan apabila manfaatnya
melebihi resiko yang mungkin terjadi.
Perhatian: hati-hati pada gangguan fungsi ginjal.
Metronidazol.
Metronidazol aktif melawan bakteri anaerob dan protozoa.dapat diabsorbsi ke dalam
sel dan senyawa termetabolisme sebagaian yang terbentuk mengikat DNA dan
menghambat sintesis protein, yang menyebabkan kematian sel. Direkomendasikan terapi
selama 10-14 hari. Beberapa ahli merekomendasikan metronidazol sebagai antibiotik pada
terapi tetanus karena penisilin G juga merupakan agonis GABA yang dapat memperkuat
efek toksin. ( Sudoyo, Aru. W 2006.blog-indonesia 2009)
Dosis dewasa: 500 mg per oral tiap 6 jam atau 1 gr i.v tiap 12 jam, tidak lebih dari 4
gr/hari.
Dosis pediatrik: 15-30 mg/kgBB/hari i.v terbagi tiap 8-12 jam, tidak lebih darri 2
gr/hari.
Kontraindikasi: hipersensitivitas, trimester pertama kehamilan.
Kehamilan: kriteria B-biasanya aman, tapi dipergunakan apabila manfaatnya
melebihi resiko yang mungkin terjadi.
Perhatian: penyesuaian dosis pada penytakit hati, pemantauan kejang dan neuropati
perifer.
4. Pemberian terapi
Farmakologis
5. Komunikasi Terapi
Informasi Penyakit
Tetanus merupakan penyakit akut yang ditandai oleh kekakuan otot dan spasme akibat
luka yang terkontaminasi Clostridium tetani.
Tetanus dapat dicegah dengan penanganan luka yang baik dan imunisasi.
Informasi terapi