Professional Documents
Culture Documents
MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN DASAR
Di Susun Oleh:
AKADEMI KESEHATAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI RIAU
2015/2016
. Page 1
Keperawatan Dasar 2015
Kata Pengantar
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Puji serta syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang elah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga modul praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia I ini dapat tersusun. Modul praktikum ini berisi konsep dan panduan
praktikum untuk aplikasi mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia yang diperuntukkan
bagi mahasiswa program studi D III.
Penulis
. Page 2
Keperawatan Dasar 2015
dapat mengikuti praktikum karena sakit, atau alasan lain, diwajibkan untuk
mengirimkan surat keterangan yang syah dan harus diserahkan dalam 1 minggu.
Page 3
Keperawatan Dasar 2015
IDENTITAS MAHASISWA
NAMA : .……………………………...........
NIM : .……………………………………
SEMESTER : .……………………………………
KELAS : ..……………………………............
. Page 4
Keperawatan Dasar 2015
BAB I
PENDAHULUAN
. Page 5
Keperawatan Dasar 2015
D. Strategi Perkuliahan
Pendekatan perkuliahan ini adalah pendekatan Student Center Learning.
Dimana Mahasiswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode
yang digunakan lebih banyak menggunakan metode ISS (Interactive skill station)
dan Problem base learning. Interactive skill station diharapkan mahasiswa belajar
mencari materi secara mandiri menggunakan berbagai sumber kepustakaan
seperti internet, expert dan lainlain, yang nantinya akan didiskusikan dalam
kelompok yang telah ditentukan. Sedangkan untuk beberapa pertemuan dosen
akan memberikan kuliah singkat diawal untuk memberikan kerangka pikir dalam
diskusi. Untuk materi-materi yang memerlukan keterampilan, metode yang yang
akan dilakukan adalah simulasi dan demonstrasi di laboratorium
E. Bahan Bacaan
Buku/Bacaan Wajib (BW)
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta. EGC
Buku/bacaan anjuran (BA)
PERSONAL HIGYENE
gunting kuku secara sistematis dan setiap langkah dilakukan secara tepat.
B. Dasar Teori
I. Memandikan pasien
Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan
pada pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau memerlukan
bantuan, dengan cara membersihkan pasien dengan air dan sabun.
Tujuan :
a. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
b. Memberikan rasa nyaman
c. Merangsang peredaran darah
d. Sebagai pengobatan
e. Mencagah infeksi kulit
f. Mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan.
Dilakukan pada:
Pada pasien baru, terutama bila kotor sekali dan keadaan
umumnya memungkinkan.
Pada pasien yang dirawat, sekurang-kurangnya dua kali
sehari dengan kondisinya.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala
meliputi sebagai berikut:
Pola kebersihan diri klien normal
Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang
sehat Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
Memandikan pasien
. Page 9
Keperawatan Dasar 2015
1. Baskom mandi 2 buah yang berisikan air dingin dan air hangat
2. Pakaian pengganti
3. Kain penutup
4. Handuk dan waslap
5. Tempat untuk pakaian kotor
6. Skrin (sampiran)
7. Sabun
Mengeramasi pasien
1. Handuk 2 buah
2. Talang
3. Kain pel
4. Baskom berisi air hangat
5. Gayung
6. Shampoo dalam tempatnya
7. Sisir
8. Kain kassa dan kapas
9. Ember kosong
10. Sarung tangan bersih
11. Celemek untuk
petugas Oral Higyene
1. Tissue
2. Gelas kumur berisi air matang hangat
3. Sikat gigi dan pastanya
4. Sarung tangan bersih
5. Bengkok
6. Perlak dan alasnya/handuk
kecil Menggunting Kuku
1. Pengalas atau perlak
2. Gunting kuku
. Page 10
Keperawatan Dasar 2015
3. Handuk
4. Bengkok berisi lisol 5%
5. Baskom berisi air hangat (37-40ºc)
6. Sabun
7. Sikat kuku
8. Sarung tangan bersih
9. Kapas
D. Petunjuk Umum
4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau
kurang dimengerti
E. Keselamatan Kerja
mudah dijangkau
. Page 11
Keperawatan Dasar 2015
F. Langkah Kerja
memperkenalkan diri
3 Informed consent:
Menjelaskan tujuan tindakan yang
. Page 12
Keperawatan Dasar 2015
dilakukan
sampiran
. Page 13
Keperawatan Dasar 2015
8 Membasuh Muka
Membentangkan perlak kecil dan
handuk kecil di bawah kepala
Menawarkan pasien
menggunakan sabun atau tidak
Membersihkan muka, telinga
dengan waslap lembab lali di
keringkan
Menggulung perlak dan handuk
9 Membasuh Lengan
Menurunkan selimut mandi
kebagian perut klien
Memasang handuk besar diatas
dada klien secara melintang dan
kedua tangan klien diletakkan
diatas handuk
Membasahi tangan klien dengan
waslap air bersih, disabun,
kemudian dibilas dengan air
hangat (lakukan mulai dari
ekstremitas terjauh klien)
. Page 14
Keperawatan Dasar 2015
11 Membasuh Punggung
Memiringkan pasien kearah
perawat
Membentangkan handuk di
12 Membasuh Kaki
Mengeluarkan kaki pasien dari
selimut mandi dengan benar
Membentangkan handuk dibawah
. Page 16
Keperawatan Dasar 2015
. Page 17
Keperawatan Dasar 2015
17 Mencuci tangan
. Page 18
Keperawatan Dasar 2015
MENGKERAMASI PASIEN
dingin (hangat)
. Page 19
Keperawatan Dasar 2015
. Page 20
Keperawatan Dasar 2015
. Page 22
Keperawatan Dasar 2015
19 Menyisir rambut
. Page 23
Keperawatan Dasar 2015
22 Membereskan alat
23 Mengevaluasi hasil tindakan :
. Page 24
Keperawatan Dasar 2015
tanda tangan
ORAL HIGYENE
. Page 25
Keperawatan Dasar 2015
yang dilakukan
. Page 26
Keperawatan Dasar 2015
. Page 27
Keperawatan Dasar 2015
9 Menyiapkan bengkok
. Page 28
Keperawatan Dasar 2015
13 Mengulangi membantu
pasien menyikat gigi bagian
depan, samping dan dalam
15 Mengeringkan bibir
menggunakan tissue
. Page 29
Keperawatan Dasar 2015
17 Membereskan alat
. Page 30
Keperawatan Dasar 2015
21 Mendokumentasikan kegiatan
yang telah dilakukan
Key Point :
Catat waktu, tindakan yang
dilakukan, tanda tangan
. Page 31
Keperawatan Dasar 2015
MENGGUNTING KUKU
No Langkah Pengerjaan dan key point Ilustrasi gambar
1 Menyiapkan alat dan bahan
. Page 32
Keperawatan Dasar 2015
. Page 33
Keperawatan Dasar 2015
. Page 34
Keperawatan Dasar 2015
15 Membereskan alat
. Page 35
Keperawatan Dasar 2015
tanda tangan
G. Evaluasi Praktikum
prosedur
. Page 36
Keperawatan Dasar 2015
. Page 37
Keperawatan Dasar 2015
B. Dasar Teori
tempat tidur adalah sama. Baik untuk yang tinggal ditempat tidur, maupun
yang akan merawatnya, kwalitas tempat tidur menjadi sangat penting. Suatu
1. Individu harus dengan mudah masuk dan keluar. Baik dengan bantuan
maupun sendiri.
2. Keamanan harus terjamin, meskipun dengan beberapa alat bantu.
3. Pasien atau penghuni harus dengan mudah dapat dirawat (terutama tinggi
tempat kerja penting disini).
4. Diatas tempat tidur harus dapat dietkkan beberapa alat bantu.
5. Tempat tidur, kasur dan bantal harus dapat dibersihkan dengan baik.
Sebuah tempat tidur disamping memenuhi syarat-syarat diatas sebaiknya
juga harus dapat disetel dalam berbagai posisi dan berada diatas roda-
roda. Kain yang dipakai untuk tempat tidur adalah kebanyakan katun atau
kain imitasi katun.
D. Petunjuk Umum
4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau
kurang dimengerti
E. Keselamatan Kerja
2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah
dijangkau
F. Langkah Kerja
. Page 39
Keperawatan Dasar 2015
. Page 40
Keperawatan Dasar 2015
. Page 42
Keperawatan Dasar 2015
G. Evaluasi Praktikum
. Page 43
Keperawatan Dasar 2015
PENCEGAHAN INFEKSI
b. Dasar Teori
Syarat-syarat :
Enak dipakai.
Tidak mengganggu kerja.
Memberikan perlindungan efektif sesuai dengan jenis bahaya di
tempat kerja.
Kelemahan APD :
1. Kemampuan perlindungan yang kurang sempurna:
a. Tidak tepat
b. Salah cara penggunaan
c. Kualitas APD
2. Sering APD tidak dipakai karena kurang nyaman.
. Page 44
Keperawatan Dasar 2015
3. Mengganggu penampilan
. Page 45
Keperawatan Dasar 2015
2 Masker
3 Topi
. Page 46
Keperawatan Dasar 2015
4 Barack Short
. Page 47
Keperawatan Dasar 2015
6 Sepatu
. Page 48
Keperawatan Dasar 2015
MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun
secara bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat
dan ringkas kemudian dibilas dibawah aliran air.
Setelah bermain
Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Mencuci Tangan
2. Sabun
3. Alat pengering
d. Petunjuk Umum
. Page 49
Keperawatan Dasar 2015
4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau
kurang dimengerti
e. Keselamatan Kerja
2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah
dijangkau
f. Langkah Kerja
Mencuci tangan
. Page 50
Keperawatan Dasar 2015
. Page 51
Keperawatan Dasar 2015
. Page 52
Keperawatan Dasar 2015
. Page 53
Keperawatan Dasar 2015
g. Evaluasi Praktikum
PEMBERIAN OKSIGEN
kebutuhan
B. DASAR TEORI
Pengertian
Indikasi
. Page 54
Keperawatan Dasar 2015
6. Trauma paru
Paru-paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera
akan mengalami gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi
7. Metabolisme yang meningkat : luka bakar
. Page 55
Keperawatan Dasar 2015
Pada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat
8. Post operasi
Setelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari
obat bius akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga
sel tidak mendapat asupan oksigen yang cukup.
D. PETUNJUK UMUM
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan
3. Ikuti petunjuk yang terdapat dalam modul praktikum
4. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti atau
dipahami
E. KESELAMATAN KERJA
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan
2. Susun dan letakan peralatan atu bahan pada tempat yang mudah dijangkau
. Page 56
Keperawatan Dasar 2015
F. LANGKAH KERJA
. Page 57
Keperawatan Dasar 2015
. Page 58
Keperawatan Dasar 2015
8 Membereskan peralatan
sesuai dengan prinsip PI
G. EVALUASI PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
2. Mahasiswa mampu melakukan therapi oksigen dengan menggunakan
nasal kanul
. Page 59
Keperawatan Dasar 2015
LANGKAH KERJA
Therapi oksigen menggunakan masker
. Page 60
Keperawatan Dasar 2015
. Page 61
Keperawatan Dasar 2015
. Page 62
Keperawatan Dasar 2015
Evaluasi praktikum
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
2. Mahasiswa mampu melakukan therapi oksigen dengan menggunakan masker
. Page 63
Keperawatan Dasar 2015
POSTURAL DRAINASE
B. DASAR TEORI
Pengertian
Postural darinase (PD) merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari
paru dengan mempergunakan gaya berat dan sekret itu sendiri. Postural
Drainase (PD) dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam
saluran nafas tetapi mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi
ateletaksis.Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak postural
drainase lebih efektif bila disertai dengan perkusi dan vibrasi dada.
. Page 64
Keperawatan Dasar 2015
Kontraindikasi
Tension pneumotoraks
Hemoptisis
D. PETUNJUK UMUM
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan
Ikuti petunjuk yang terdapat dalam modul praktikum
E. KESELAMATAN KERJA
Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan
Susun dan letakan peralatan atu bahan pada tempat yang mudah
dijangkau
Pakailah bahan, peralatan dan perlengkapan sesuai dengan
F. LANGKAH KERJA
. Page 66
Keperawatan Dasar 2015
5 Atur posisi :
Semi-fowler bersandar ke
kanan, ke kiri lalu kedepan
apabila daerah yang akan di
drainase pada lobus atas
bronkus apikal
Tegak dengan sudut 45°
. Page 67
Keperawatan Dasar 2015
membungkuk ke depan
pada bantal dengan 45° ke
kiri dan ke kanan apabila
daerah yang akn di drainase
bronkus posterior
berbaring dengan bantal
dibawah lutut apabila yang
akan di drainase bronkus
anterior
Posisi Trendelenburg dengan
sudut 30° atau dnegan
manaikkan kaki tempat tidur
35-40cm, sedikit miring ke
kiri apabila yang akan di
drainase pada lobus tengah
(bronkus lateral dan medial)
Posis Trendelenburg dengan
sudut 30° atas dengan
menaikkan kaki tempat tidur
35-40cm, sedikit miring ke
kanan apabila daerah yang
akan di drainase bronkus
superior dan inferior
Condong dengan bantal
dibawah panggul, apabila
drainase yang akan di
drainase bronkus apikal
Posis Trendelenburg dengan
sudut 45° atau dengan
. Page 68
Keperawatan Dasar 2015
. Page 69
Keperawatan Dasar 2015
Vibrasi
Suction
. Page 70
Keperawatan Dasar 2015
10 Dokumentasikan kecepatan
aliran oksigen, rute pemberian,
dan respon klien pada catatan
perkembangan pasien
G. EVALUASI PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
. Page 71
Keperawatan Dasar 2015
Eversi Pembalikan bagian tubuh menjauh dari garis tengah Telapak kaki
Dorsifleksi Fleksi dari telapak kaki dan jari-jarinya ke atas Telapak kaki
Plantar fleksi Penekukan telapak kaki dan jari-jarinya ke bawah Telapak kaki.
Leher
Menyentuh dagu ke sternum
Ekstensi leher dengan dagu mengarah ke
atas Menekuk leher secara lateral
Rotasi leher dengan telinga mengarah ke
dada Fleksi 70° – 90°
Hiperekstensi 55°
Penekukan lateral 35°
Rotasi 70° ke kiri dan ke kanan.
Tulang Belakang Menekuk ke depan pada
pinggang Menekuk ke belakang
Menekuk ke tiap sisi Fleksi
75° Ekstensi 30°
Penekukan lateral 35°
. Page 74
Keperawatan Dasar 2015
Fleksi 180°
Ekstensi 60°
Siku Ekstensi lengan bawah ke batas terjauh
normal Fleksi lengan bawah ke arah bisep
Hiperekstensi lengan di luar batas
normalnya Supinasi lengan bawah
Pronasi lengan bawah Ekstensi
150° Fleksi 150°
Hiperekstensi 0o –
10° Supinasi 90°
Pronasi 90°
Pergelangan
. Page 76
Keperawatan Dasar 2015
Oposisi – setiap jari mampu menyentu ibu jari Fleksi 80°- 100° (bervariasi
tergantung pada sendinya)
Ekstensi 0° – 45°
Abduksi antara jari-jari 20°
Abduksi (jari-jari bersentuhan)
Meliputi abduksi, rotasi dan fleksi.
Panggul Naikkan tungkai dengan lutut
lurus Naikkan tungkai dengan lutut fleksi
Berbaring tengkurap, ekstensikan tungkai lurus ke belakang
Konsep fisiologis.
1. Bioritme manusia:
bioritme manusia adalah, siklus fungsi tubuh alami, yang tidak diaktifkan
oleh perubahan lingkungan, tetapi bersipat endogen, timbul dari dalam
tubuh manusia sendiri dan sinkron dengan lingkungan manusia seperti :
a. gravitasi
b. cahaya.
c. Kegelapan.
d. Rangsangan elektromagnetik.
a. kerja.
b. Rekreasi.
c. Istirahat.
d. Makan dsb.
. Page 79
Keperawatan Dasar 2015
2. Kapasitas fungsional.
Kottke (2006) mengemukakan konsep kapasitas fungsional, potensial
maksimal fisiologis dan cadangan potensial untuk memahami dampak
negatif pada klien dengan imobilitas.
Kapasitas fungsional :
mengerahkan tenaganya.
Cadangan potensial :
setelah latihan
exercise
Keterangan :
A: kapasitas fungsional
B : cadangan potensial
Tingkat permulaan
. Page 81
Keperawatan Dasar 2015
Sakit/cedera
Setelah istirahat
Keterangan :
A : kapasitas fungsional
B : cadangan potensial
A. PENGERTIAN
2. ketidakmampuan :
a. primer.
b. Sekunder.
3. tingkat energi seseorang : setiap orang tingkat energinya berbeda.
4. umur : semakin bertambah usia maka aktifitas yang dilakukan akam
mengalami kemunduran/terbatas.
Respon fsiologi terhadap immobilisasi.
Sistem muskuloskeletal
Perubahab respiratorius
a. Penurunan kapasitas vital.
. Page 83
Keperawatan Dasar 2015
Perubahan muskuloskeletal
a. penurunan kekuatan otot.
b. Penurunan masa otot.
c. Atrofi.
d. Koordinasi yang memburuk.
e. Osteoporosis.
f. Ankilosis dan fibrosis pada persendian.
Masalah psikososial
a. depresi.
b. Perubahan siklus bangun – tidur.
c. Penurunan kemampuan penanganan masalah
Perubahan metabolisme jaringan
sel menurun
. Page 84
Keperawatan Dasar 2015
meningkat
Atrofi jaringan dan metabolisme protein
a. Immobilitas → proses anabolik menurun
Exercise
Pengkajian
Pengukuran antrophometri.
a. tinggi badan dan berat badan.
b. Lingkar lengan.
c. Tebal otot.
sistem pernapasan.
sistem kardiovaskuler
sistem muskuloskeletal.
a. tonus otot.
b. Pengurangan masa otot
c. Kontraktur.
d. Osteoporosis.
. Page 86
Keperawatan Dasar 2015
C yang tidak bermielin diperifer dan mengadakan banyak kontak sinaptic diotak,
Komponen ini yang bertangung jawab terhadap perilaku untuk menghindar dari
Aspek lain dari respon trauma akut adalah pengaruhnya pada organ target
utama meliputi sistem kardiovaskuler, paru – paru dan sistem syaraf pusat,
hubungan antara kerusakan fungsi organ target dengan meningktanya
morbidity pasca bedah telah diteliti.
. Page 87
Keperawatan Dasar 2015
disalurkan secara lambat oleh serat C yang tidak bermielin menghasilkan nyeri terus
– menerus, lama, sensasi panas, dingin, zat–zat kimia dan mekanis. Tidak seperti
banyak nociceptor yang lain yang menjadi kurang responsive terhadap pengulangan
pengulangan rangsangan. Serat nyeri dari perifer masuk ke spinal cord melalui akar
saraf dorsal naik dan turun melalui traktus “ Lissauer’s “ dan berakhir dimasa kelabu
tanduk dorsal.dari tanduk dorsal rangsangan bergerak dari serat saraf pendek ke serat
. Page 89
Keperawatan Dasar 2015
Teori nyeri
1. Teori specificity :
Teori yang mengatakan bahwa ujung saraf spesifik berkorelasi dengan sensasi
yang spesifik : seperti sentuhan, hangat, dingin, dan nyeri. Sensasi nyeri
. Page 90
Keperawatan Dasar 2015
aktifitas serat saraf afferent yang berdiameter besar atau kecil yang dapat,
PENGKAJIAN NYERI
1. Indikator perilaku.
a. tangisan.
b. Ekspresi wajah.
c. Gerakan tubuh.
2. Indikator fisiologis.
a. tekanan darah.
b. Nadi.
c. pernapasan
3. Pada sistem pernapasan.
a. Menurunnya volume tidal.
b. Menurunnya fungsi kafasitas residual.
c. Menurunnya kemampuan untuk batuk.
d. Tetahannya sputum di paru – paru.
e. Terjadi infeksi.
. Page 91
Keperawatan Dasar 2015
f. Atelektasis.
. Page 92
Keperawatan Dasar 2015
1. Definisi
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan
bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan
intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi
paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare, 2002).
1. Definisi
Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap
b. Distraksi pendengaran
Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercik air. Klien
dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik yang tenang, seperti
musik klasik. Klien diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu.
Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu,
seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki (Tamsuri, 2007).
c. Distraksi pernafasan
Cara pertama, yaitu bernafas ritmik. Anjurkan klien untuk memandang fokus
pada satu objek atau memejamkan mata, lalu lakukan inhalasi perlahan melalui
hidung dengan hitungan satu sampai empat (dalam hati), kemudian
menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu
sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi
pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan teknik ini
hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Cara kedua, yaitu bernafas ritmik dan
. Page 95
Keperawatan Dasar 2015
1. Definisi
Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi
stress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai. Imajinasi terbimbing atau
imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran saat sadar
maupun tidak sadar untuk menciptakan bayangan gambar yang membawa ketenangan
dan keheningan (National Safety Council, 2004).
. Page 96
Keperawatan Dasar 2015
1) Analgesik Narkotik
Opiate merupakan obat yang paling umum digunakan untuk mengatasi nyeri
pada klien, untuk nyeri sedang hingga nyeri berat.
2) Analgesik lokal
Analgesik lokal bekerja dengan memblokade konduksi saraf saat diberikan
langsung ke serabut saraf.
3) Analgesik yang dikontrol klien
Sistem analgesik yang dikontrol klien terdiri dari infus yang di isi narkotik
menurut resep, dipasang dengan pengatur pada lubang injeksi intravena.
Penggunaan narkotik yang dikendalikan klien dipakai pada klien dengan nyeri
pasca bedah, nyeri kanker, krisis sel.
4) Obat-Obat Nonsteroid (NSAIDs)
Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini menghambat agregasi platelet,
kontraindikasi meliputi klien dengan gangguan koagulasi atau klien dengan terapi
serta Ketorolac (Toradol). Selain itu terdapat pula golongan NSAIDs yang lain
. Page 98
Keperawatan Dasar 2015
(Katzung, 2002). Pernyataan Katzung (2002) tersebut berbeda dengan Goodman dan
Farmakokinetik :
Ketorolac tromethamine diserap dengan cepat dan lengkap setelah pemberian
intramuskuler dengan konsentrasi puncak rata-rata dalam plasma 2,2 mcg/ml setelah
50 menit pemberian dosis tunggal 30 mg. Ketersediaan hayati oral sekitar 80%, dan
obat ini akan diekskresikan dalam waktu paru eliminasi 4 sampai 6 jam. Lebih dari
99% ketorolac tromethamine diikat oleh protein dan sebagian besar di metabolisme
dihati. Metabolismenya adalah hidroksilate. Dan yang tidak dimetabolisme
(unchanged drug) akan diekskresikan melalui urin (Goodman dan Gilman, 2008).
b) Asam Mefenamat
Farmakodinamik :
Asam mefenamat merupakan asam fenilantranilat yang mengalami N-subtitusi.
Senyawa fenamat mempunyai sifat anti-radang, anti-piretik dan analgesik. Pada uji
analgesia, asam mefenamat merupakan satu-satunya fenamat yang menunjukkan kerja
pusat dan kerja perifer. Senyawa fenamat memiliki sifat-sifat tersebut terutama karena
Farmakokinetik :
Konsentrasi puncak dalam plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam setelah
pemberian oral dalam dosis tunggal. Pada manusia, sekitar 50% dosis asam
mefenamat diekskresi dalam urin, terutama sebagai matabolit 3-hidroksimetil
terkonjugasi dan metabolit 3-karboksil serta konjugatnya. Dua puluh persen
obat ini ditemukan dalam feses, terutama sebagai metabolit 3-karboksil yang
tidak terkonjugasi (Goodman dan Gilman, 2008).
Sedangkan Setiabudy (2007) menyatakan bahwa asam mefenamat terikat
sangat kuat pada protein plasma. Dengan demikian interkasi terhadap obat
antikoagulan harus dihentikan.
c) Piroksikam
Farmakodinamik :
Piroksikam merupakan suatu obat anti radang yang efektif, potensinya sebagai
inhibitor biosintesis prostaglandin in viro. Piroksikam dapat menghambat
aktivasi neurofil yang tidak tergantung pada kemampuannya untuk
menghambat siklooksigenase (Goodman dan Gilman, 2008). Selain itu
piroksikam juga sebagai penghambat COX nonselektif, tetapi pada konsentrasi
tinggi juga dapat menghambat migrasi leukosit polimorfonuklear, mengurangi
produksi radikal oksigen dan menghambat fungsi limfosit (Katzung, 2002).
Farmakokinetik :
. Page 100
Keperawatan Dasar 2015
d) Ibuprofen
Farmakodinamik :
Ibuprofen merupakan obat turunan sederhana dari phenylpropionic acid. Obat
ini mempunyai aktivitas anti-radang, analgesik, anti-piretik yang bermanfaat
bagi menusia. Ibuprofen merupakan inhibitor siklooksigenase yang efektif.
Ibuprofen mempunyai efek penghambatan yang nyata terhadap fungsi leukosit
(Goodman dan Gilman, 2008).
Farmakokinetik :
Ibuprofen diabsorpsi dengan cepat setelah pemberial oral, dan konsentrasi
puncak dalam plasma adalah 15 - 30 menit. Waktu paruh dalam plasma sekitar
2 jam. Ekskresi ibuprofen cepat dan sempurna, lebih dari 90% dosis yang
teringesti diekskresikan melalui urin sebagai metabolit atau konjugatnya.
Metabolit utamanya adalah suatu senyawa terhidroksilasi dan terkarboksilasi
(Goodman dan Gilman, 2008). Sementara Katzung (2002) menyatakan bahwa
ibuprofen lebih dari 99% terikat dengan protein plasma, dengan mudah
dibersihkan dan mempunyai waktu paruh terminal lebih dari 1 - 2 jam.
Ibuprofen dimetabolisme secara ekstensif di dalam hati.
. Page 101
Keperawatan Dasar 2015
PEMERIKSAAN FISIK
B. Dasar Teori
status kesehatan pasien. Tujuan definitif pemeriksaan fisik adalah, pertama, untuk
. Page 102
Keperawatan Dasar 2015
bagian dari catatan/rekam medis (medical record) pasien, menjadi dasar data
awal dari temuantemuan klinis yang kemudian selalu diperbarui (updated) dan
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
Timbangan
Penlight
Snellan chart
Kapas
reflek hammer
spekulum hidung
. Page 103
Keperawatan Dasar 2015
spekulum telinga
tong spatel
hand scoon
garpu tala
jam tangan
alat tulis
D. Petunjuk Umum
4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang
dimengerti
E. Keselamatan Kerja
2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah dijangkau
. Page 104
Keperawatan Dasar 2015
F. Langkah Kerja
. Page 105
Keperawatan Dasar 2015
8 Kulit :
Inpeksi & palpasi Hiperpigmentasi,
sianosis, edema, turgor, makula,
papula, vesikula, pustula, bula,
nodul, sikatriks,nevi.
. Page 107
Keperawatan Dasar 2015
9 Kepala :
Inspeksi & palpasi rambut
sklera, konjungtiva
. Page 108
Keperawatan Dasar 2015
. Page 109
Keperawatan Dasar 2015
. Page 110
Keperawatan Dasar 2015
Palpasi Hidung
13 Mulut / Gigi :
Inspeksi bibir, gigi, lidah,
palatoskisis
. Page 112
Keperawatan Dasar 2015
. Page 113
Keperawatan Dasar 2015
Perkusi dada
. Page 114
Keperawatan Dasar 2015
Auskultasi dada
. Page 115
Keperawatan Dasar 2015
Palpasi
Auskultasi
. Page 116
Keperawatan Dasar 2015
17 Genetalia
Inspeksi & palpasi tumor, luka
parut
18 Ekstremitas :
Inpeksi, palpasi, perkusi :bentuk,
ukuran,kelainan
19 Punggung :
Inspeksi, palpasi skoliosis, kifosis,
lordosis
. Page 117
Keperawatan Dasar 2015
20 Membereskan alat
. Page 118
Keperawatan Dasar 2015
23 Mencuci tangan
G. Evaluasi Praktikum
. Page 119
Keperawatan Dasar 2015
. Page 120
Keperawatan Dasar 2015
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik.
Jakarta. EGC
Carolyn Richardson, Et, Al, 1999, Therapeistic Exercise For Spinal Segmental
Kisner, Carolyn And Lynn Allen Colby, 2007, Therapeutik Exercise Foundation
Nugroho. D.S, 7-10 Maret 2001, Neurofisiologi Nyeri Dari Aspek Kedokteran
. Page 121