You are on page 1of 23

MAKALAH PANCASILA

PROSPEK PANCASILA SEBAGAI JIWA DAN


KEPRIBADIAN BAGI BANGSA INDONESIA

KELOMPOK

1. ANISA
2. INDAH PUTRI LUBIS
3. TRI WIDYA PANGESTU
4. FHENNY RAMA SHENTHAURY
5. RIDDINA HIJRIN
6. MIKHA RASIO
7. JHONATAN

DOSEN PEMBIMBING :
Ir. RIDWAN MUIS, M. S.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman atau yang sering disebut dengan multikulturalisme adalah


istilahyang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam
kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang
penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural)
yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya,
kebiasaan, dan politik yang mereka anut. Keanekaragaman bangsa Indonesia dilatar
belakangi oleh jumlah suku-suku bangsa diIndonesia yang sangat banyak, dimana
setiap suku bangsa tersebut mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek
sosial maupun budaya. Menurut sensus BPS (BadanPusat Statistik) tahun 2010,
jumlah suku bangsa di Indonesia lebih dari 300 suku bangsa ataukelompok etnik, atau
lebih tepatnya mencapai 1.340 suku bangsa atau kelompok etnik. Hal inidapat
diartikan jika masing-masing suku bangsa tersebut memiliki tradisi sosial
budayamasing-masing, berarti di Indonesia ada dan berkembang bermacam-macam
budaya yangmemiliki ciri khas masing-masing. Contoh dalam bidang bahasa, dimana
setiap daerahmempunyai bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa daerah orang
Jayapura akan berbedadengan bahasa orang Dayak. Menurut peta bahasa yang
dikeluarkan oleh Pusat BahasaDepdiknas tahun 2010, ada lebih dari 746 bahasa
daerah di seluruh wilayah Nusantara bahkan bila dilihat dari segi dialek,
maka jumlahnya akan jauh lebih banyak lagi, misalnya di Papuasaja ada sekitar 185
dialek bahasa lokal.Suatu semboyan yang sejak dahulu dikenal dan melekat dengan
jati diri bangsa Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal Ika” Semboyan tersebut terukir
kokoh dalamcengkraman Burung Garuda yang merupakan lambang bangsa Negara
Kesatuan RepublikIndonesia. Bhineka Tunggal Ika menunjukan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yangheterogen, yaitu bangsa yang mempunyai
keanekaragaman, baik dalam aspek suku bangsa, budaya, ras dan agama.
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang ada pada diri bangsa Indonesia
merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Kebhinnekaan merupakan kekuatan dan
kekayaan sekaligus juga merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan itu
sangat terasa terutama ketika bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan dan
persatuan dalam rangka menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
danbernegara,baikyang berasal dari dalam maupun dari luar negeri, seperti dewasa in
i kita sedang mengadapi dan berupaya memecahkan serta mengakhiri krisis multi dim
ensional dan krisis ekonomi yang sudah berlangsung cukup lama. Tanpa adanya
persatuan dan kesatuan visi dan misi dari seluruh bangsa Indonesia mustahil kita dapat
keluar dari krisis tersebut.Kebhinnekaan berupa sifat nyata bangsa Indonesia yang
sering kita banggakan namunsekaligus juga sering kita prihatinkan. Hal ini
dikarenakan mengatur masyarakat yangheterogen jauh lebih sulit dibandingkan
dengan mengatur masyarakat homogen. Masyarakatyang heterogen tentu mempunyai
cita-cita, keinginan dan harapan yang jauh lebih bervariasi di bandingkan dengan
masyarakat homogen. Kebhinnekaan dapat menjadi tantangan atau ancaman, karena
dengan adanya kebhinnekaan tersebut mudah membuat orang menjadi berbeda
pendapat yang pada akhirnyadapat lepas kendali, memiliki rasa kedaerahan atau
kesukuan yang sewaktu-waktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi
atau persatuan dan kesatuan bangsa. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa
Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin
baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Bahwasanya Pancasila
yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan
hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, sehingga tak ada satu kekuatan manapun
juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Menyadari
bahwa untuk kelestarian dan kemampuan Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata
dan terus menerus penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.
Hal ini sesuai Pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan – urutan yang
bertingkat-tingkat, di mana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam
rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat di pindahkan.Bagi bangsa
Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari Pancasila adalah sebagai pandangan hidup
bangsa dan sebagai dasar Negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita
pahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, Pancasila memiliki beberapa
sebutan berbeda, seperti : 1. Pancasila sebagai jiwa bangsa, 2. Pancasila sebagai
kepribadian bangsa, dan 3. Pancasila sebagai sumber dari segala sunber hukum dll.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah-satu


tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila, serta untuk mengetahui tentang pentingnya
pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bagi bangsa dan kehidupan berbangsa dan
bernegara pada umumnya.
BAB II

PEMBAHASAN

PANCASILA DAN JIWA KEPRIBADIAN BANGSA INDONESIA

2.1 Macam-macam Jiwa dan Kepribadian Bangsa di Dunia

Struktur kepribadian manusia menurut pandangan psikoanalisis, terdiri dari Id,


Ego, dan Superego. Id adalah sistem kepribadian yang orisinal, di mana ketika
manusia ini dilahirkan ia hanya memiliki Id saja karena ia merupakan sumber utama
dari energi psikis dan tempat timbulnya insting. Ego mengadakan kontak dengan
dunia realistis yang ada di luar dirinya. Di sini, Ego berperan sebagai “eksekutif” yang
memerintah, mengatur, dan mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis
seperti “polisi lalu lintas” yang selalu mengontrol jalannya Id, Superego, dan dunia
luar. Superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua sistem
kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-buruk, dan boleh-tidak. Di sini, Superego
bertindak sebagai sesuatu yang ideal, yang sesuai dengan norma-norma moral
masyarakat.

Perilaku manusia untuk sebagian besar ditentukan oleh mekanisme masing-


masing struktur. Pembentukan kepribadian akibat mekanisme tersebut secara global
yaitu: (1) apabila rasa Id-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka
pribadinya akan bertindak primitif, impulsif, dan agresif dan ia akan mengumbar
implus-implus primitifnya; (2) apabila rasa egonya menguasai sebagaian besar energi
psikis itu, maka pribadinya bertindak dengan cara-cara yang realistis, logis, dan
rasional; dan (3) apabila rasa Superegonya menguasai sebagian besar energi psikis itu.
Maka pribadinya akan bertindak pada hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal
yang sempurna yang kadang-kadang irasional.

Seperti yang kita ketahui, bahwa Pancasila memiliki banyak fungsi untuk
Negara Indonesia, antara lain Pancasila sebagai Ideologi Negara atau sebagai cara
pandang suatu bangsa. Selain itu, Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. Menurut
teori Volkgeist Jiwa Bangsa adalah Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Jiwa Bangsa lahir
bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya dan zaman
Majapahit. Pancasila juga sebagai Kepribadian Bangsa. Kepribadian diwujudkan
melalui tingkah laku dan sikap mental. Sebelumnya , Kepribadian secara umum
adalah ciri khas, kumpulan dari sifat – sifat dan sikap secara umum adalah ekspresi
yang ditunjukkan untuk menentukan setuju atau tidak setujunya seseorang atas suatu
hal. Sikap dibedakan menjadi 3 macam yaitu ;

1. Kognitif (Pengetahuan)

2. Afektif ( Perasaan)

3. Perilaku ,

Contoh seorang anak muda yang mengetahui bahwa merokok itu dapat
membahayakan bagi manusia atau dapat merugikan manusia (pengetahuan) namun,
anak muda itu merasa penasaran dan ingin mencoba merokok (perasaan) dan terjadilah
anak muda itu merokok (perilaku).

Jadi Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa adalah kepribadian yang dimiliki


oleh Bangsa Indonesia dan kepriadian itu diwujudkan melalui sikap mental dan
tingkah laku, yang artinya memiliki ciri khas sendiri untuk Bangsa Indonesia.

Sifat adalah sesuatu yang lebih mendasar dari manusia. Sifat ini dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu faktor Genetik dan faktor Lingkungan. Tentunya, diantara kedua
faktor itu pasti ada yang lebih dominan. Dan faktor yang lebih dominan adalah faktor
Lingkungan. Kenapa? Karena di Lingkungan seseorang banyak berinteraksi dengan
orang lainnya, mungkin dengan berinteraksi seseorang dapat terpengaruh yang
nantinya dapat merubah sifat seseorang itu. Bila dibandingkan dengan persen, faktor
lingkungan 80% dan faktor Genetik 20%. Kemudian, bicara tentang kepribadian, pasti
didalam kepribadian itu terdapat unsur Karakter. Apa yang dimaksud dengan
Karakter? Karakter adalah kepribadian yang terbentuk dari faktor lingkungan dan diri
sendiri yang bersifat konsisten dan dapat menampilkan perilaku yang berbeda – beda.

Yang namanya karakter pasti melibatkan Moral Standard. Semua karakter


yang muncul dari dalam diri itu bersifat positif dan tidak ada yang bersifat negatif
(Moral Standard). Moral atau pendidikan yang paling efektif adalah dengan cara
menanamkan pada diri seorang. Pendidikan karakter pada diri seseorang dapat di
mulai dari usia 3 tahun sampai 5 tahun, karena pada usia tersebut mudah untuk
membentuk karakter. Selain itu, pada usia tersebut konsep kepemimpinan yang ada
atau mudah dibentuk juga. Ketika diatas 5 tahun akan dipengaruhi oleh
lingkungannya.

Berbicara tentang karakter, terkadang seorang yang tidak beragama lebih tidak
melakukan menyimpang dari aturan yang berlaku dibandingkan dengan orang yang
beragama. Mengapa? Karena bisa jadi seorang yang tidak beragama itu memiliki
karakter yang baik yang dapat mempengaruhi perilaku. Ada beberapa perbedaan orang
Timur dengan orang Barat yaitu orang Timur lebih humble,mengapa? Karena orang
Timur memperhatikan orang lain, memperhatikan diri sendiri, dan disana yang kita
dapat “apa” bukan yang saya dapat “apa”. Selain itu, kalau orang Barat yang memiliki
nilai tinggi, itulah yang hebat dan psikologi nya mempelajari manusia yang memiliki
nafsu bukan keperdulian terhadap orang lain. Jadi , bisa dikatakan karakter seseorang
sangatlah berpengaruh dalam perilaku seseorang.

2.2 Hal-hal yang mempengaruhi Jiwa dan Kepribadian Bangsa


Berikut merupakan hal hal yang mempengaruhi Jiwa dan Kepribadian bangsa:
1) Faktor dalam atau pembawaan segalah sesuatu yang telah dibawa oleh anak sejak
lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat ketubuhan. Kejiawaan
yang berbentuk fikiran, perasaan, kemauan, fantasi, ingatan, dan sebagainya.
Keadaan jasmani misyalnya panjang pendeknya leher, besar kecilnya tengkorak,
susunan urat saraf, otot-otot, susunan dan keadaan tulang-tulang dan lain
sebagainya.
2) Factor dari luar atau lingkungan ialah segalasesuatu yang berada di luar manusia.
Baik yang hidup maupun yang mati. Baik tumbuhan, hewan, manusia, alam
sekitar, pekerjaan orang tua, maupun hasil-hasil budaya yang bersifat material
ataupun spiritual.

Menurut Purwanto (2006) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian dan jiwa
antara lain:

1. Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani,
atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan,
pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan
sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan
telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap
bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap
orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan
anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang
penting pada kepribadian seseorang.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni manusia-


manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor
sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya
yang berlaku dimasyarakat itu.

Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya.


Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak,
peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian
selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh
yang bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak.

Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah


sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini
disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh yang
diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat tinggi
karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu diterima dalam
suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak maka pengaruh
yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan
bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan
kepribadian.

3. Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang
tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan.
Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan kepribadian antara lain:

1) Nilai-nilai (Values)

Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi


oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima
sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras
dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.

2) Adat dan Tradisi.

Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan nilai-
nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara
bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang.

3) Pengetahuan dan Keterampilan.

Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu


masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu.
Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup
dan cara-cara kehidupannya.

4) Bahasa

Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas, bahasa


merupakan salah satu faktor yang turut menentukan cirri-ciri khas dari suatu
kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang
memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir
yang dapat menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi
serta bergaul dengan orang lain.

5) Milik Kebendaan (material possessions)

Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan


modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua
sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.
2.3 Urgensi Jiwa dan Kepribadian bagi Bangsa Indonesia

Berikut urgensi jiwa dan kepribadian bagi bangsa Indonesia:

a) Sebagai alat untuk mencirikan identitas nasional

Identitas nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya ang tumbuh


dan berkembang dalam berbagain aspek kehidupan suatu nation(bangsa) dengan
cirri-ciri khas tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa
lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa identitas nasional indonesia
Adela pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam arti luas.Paham nasionalisme terbukti sangat
efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cangkraman
colonial dan Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan politik. Menurut
penganutnya paham nasionalisme bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit
(chauvinisme) melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa.

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional,


memilki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa
lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menujufase nasionalisme
modern, diletakanlan prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat
hidup berbangsa dan bernagara. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para
pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian
diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi,
filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber
pada kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai
dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada
nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai
kepribadian bangsa. Jadi, filsafat pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan
dipaksakan suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu historis yang
cukup panjang. Sejarah budaya bangsa sebagai akar Identitas Nasional.
Disebutkan bahwa: kegagalan dalam menjalankan dan medistribusikan output
berbagia agenda pembangnan nasional secaralebih adil akan berdampak negatif
pada persatuan dan kesatuan bangsa. Pada titik inilah semangat Nasionalisme akan
menjadi slah satu elemen utama dalam memperkuat eksistensi Negara/Bangsa.
Study Robert I Rotberg secara eksplisit mengidentifikasikan salah satu
karakteristik penting Negara gagal (failed states) adalah ketidak mampuan negara
mengelola identitas Negara yang tercermin dalam semangat nasionalisme dalam
menyelesaikan berbagai persoalan nasionalnya. Ketidakmampuan ini dapat
memicu intra dan interstatewar secara hamper bersamaan. Penataan, pengelolaan,
bahkan pengembangan nasionalisme dalam identitas nasional, dengan demikian
akan menjadi prasyarat utama bagi upaya menciptakan sebuah Negara kuat (strong
state). Fenomena globalisasi dengan berbagai macam aspeknya seakan telah
meluluhkan batas-batas tradisional antarnegara, menghapus jarak fisik antar
negara bahkan nasionalisme sebuah negara. Alhasil, konflik komunal menjadi
fenomena umum yang terjadi diberbagai belahan dunia, khususnya negara-negara
berkembang. Konflik-konflik serupa juga melanda Indonesia. Dalam konteks
Indonesia, konflik-konflik ini kian diperuncing karekteristik geografis Indonesia.
Berbagai tindakan kekerasan (separatisme) yang dipicu sentimen etnonasionalis
yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia bahkan menyedot perhatian
internasional. Nasionalisme bukan saja dapat dipandang sebagai sikap untuk siap
mengorbankan jiwa raga guna mempertahankan Negara dan kedaulatan nasional,
tetapi juga bermakna sikap kritis untuk member kontribusi positif terhadap segala
aspek pembangunan nasional. Dengan kata lain, sikap nasionalisame
membutuhkan sebuah wisdom dalam mlihat segala kekurangan yang masih kita
miliki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan sekaligus
kemauan untuk terus mengoreksi diri demi tercapainya cita-cita nasional. Makna
falsafah dalam pembukaan UUD 1945, yang berbunyi sebagai berikut:

1. Alinea pertama menyatakan: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala


bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan ,
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Maknanya,
kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan penjajahan bertentangan dengan hak
asasi manusia.

2. Alinea kedua menyebutkan: “ dan perjuangan kemerdekaaan Indonesia telah


sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan
rakyat Indonesia kepada depan gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang
merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Maknanya: adanya masa depan yang
harus diraih (cita-cita).

3. Alinea ketiga menyebutkan: “ atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan
dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Maknanya, bila Negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan
bernegara harus mendapat ridha Allah SWT yang merupakan dorongan spiritual.

4. Alinea keempat menyebutkan: “ kemudian daripada itu untuk membentuk suatu


pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
menmcerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam susunan Negara
republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan kepada:
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Alinea ini mempertegas cita-cita yang harus dicapai
oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara kesatuan republik Indonesia.

b) Sebagai alat untuk mendorong tercapainya tujuan nasional

Kondisi kepribadian nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional


yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan, sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam
semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah
NKRI yang dilandasi oleh landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD
1945, dan landasan visional Wawasan Nasional. Utnuk mewujudkan keberhasilan
ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu :

1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik


yang berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka
menghadapi segala ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang
datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan
nasional.

2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek


ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga
setiap warga negara Indonesia baik secara individu maupun kelompok dapat
mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai akan
tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal itu tercermin akan adanya kesadaran bela
negara dan cinta tanah air.

Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan


bangsa dan sadar serta peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat mengeliminir pengaruh-
pengaruh tersebut, maka akan tercermin keberhasilan ketahanan nasional
Indonesia. Untuk mewujudkan ketahanan nasional diperlukan suatu kebijakan
umum dari pengambil kebijakan yang disebut Politik dan Strategi Nasional
(Polstranas).

c) Sebagai alat untuk menjalin komunikasi dengan bahasa lain

2.4 Pancasila dan Jiwa serta Kepribadian Bangsa Indonesia

Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian


Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa
Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa
Indonesia sepanjang masa. Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia
yang ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat,
lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak
dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu,
Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun kepribadian bangsa
Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-
daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-
unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya
sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain.
Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas
bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita. Demikianlah, maka
Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri salah satunya yaitu merupakan Jiwa
dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak yang khas
kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta
merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain.
Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat
universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima
sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas
bangsa Indonesia. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila
di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu
dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram,
tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat,
tertib dan damai. Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami,
menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka
Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam
Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta tidak
mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita. Apabila Pancasila tidak menyentuh
kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka
lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur.
Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila
ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di masa kini,
pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela
Pancasila.

a) Pancasila adalah nilai-nilai orisional yang hidup dan berkembang dalam


masanyarakat Bangsa Indonesia

Berikutnya berbagai perilaku yang menerapkan nilai-nilai pancasila di


berbagai kehidupan,baik itu di keluarga,masyarakat,bangsa dan juga negara.

1.Nilai Ketuhanan

Adanya pengakuan dan keyakinan yang memiliki arti ada kebebasan


untuk memeluk agama,menghormati kemerdekaan beragama,tidak ada paksaan
serta tidak berlaku diskriminasi antar umat beragama.

2.Nilai Kemanusiaan
Nilai ini mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan
nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu dengan adil.

3.Nilai Persatuaan

Nilai ini usaha kearah bersatu dalam kebulatan tekad rakyat untuk
membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Repiblik
Indonesia.Persatuan yang menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragamana
yang dimiliki bangsa Indonesia.

4.Nilai Kerakyatan

Makna nilai ini suatu pemerintah dari rakyat,oleh rakyat,dan untuk


rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga –lembaga
perwakilan.

5.Nilai Keadilan

Makna nilai ini sebagai dasar sekaligus tujuan tercapai masyarakat


Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah atau batiniah.Nilai ini sifatnya
abstrak maka belum dapat dioperasionalkan.Agar dapat bersifat operasional
dan eksplisit perlu dijabarkan kedalam nilai instrumental.Contoh nilai
instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundangan-undangan
lainnya.Hingga menjadi sumber nilai dengan melihat kelima nilai itu dapat
dibuat dan dijadikan nilai-nilai dalam penyelenggaraan negara Indonesia.

a. Masyarakat

Pancasila di rumuskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945


merupakan suatu kebulatan yang utuh dan tersusun secara teratu(sistematis)dan
bertingkat(hierarkis)yaitu sila yang satu menjiwai dan meliputi sila yang lain
secara bertingkat.Pancasila sebagai Dasar Negara diguanka sebagai dasar
untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan.Negara yang meliputi bidang
ideology,politik,ekonomi,social budaya dan hukum.Sebagai Dasar
Negara,pancasila tercantum di dalam alinia IV Pembukaann UUD 1945 yang
merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut sebagai ideology
Negara Pancasila sebagai dasar Negara berarti bahwa segala sesuatu yang
berhubungan dengan kehidupan ketatanegaraan Negara RI harus berdasarkan
Pancasila.Dan semua peraturan yang berlaku di Indonesia harus bersumber
pada Pancasila,dalam arti Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum
di Indonesia,pada Pancasila dalam arti Pancasila

Masyarakat Indonesia bisa bangga pada Pancasila,karena Pancasila


merupakan ideologi yang komplet.Kita seorang pemikir cina tokoh nasionalis
cina,dr,Sun Yat Sen,Pancasila jauh lebih unggul.Sun Yat Sen memunculkan
gagasan tentang San Min Chu I yang berisi tiga
pilar,Nasionalisme,demokrasi,sosialisme.Sun Yat Sen mampu mengubah
pemikiran bangsa cina diselatan hingga gagasan Sun Yat Sen mampu
mewujudkan cina yang baru,modern dan maju.Jika Sun Yat Sen mampu
mengubah bangsa yang besar,seharusnya.Pancasila yang sangat komplet itu
mampu juga mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

Sujiwo Tejo mengatakan bahwa”untuk memajukan bangsa ini kita


harus melihat kebelakang,karena masa depan bangsa Indonesia ada
dibelakang”Maksudnya kita harus menengok kembali sejarah berdirinya
bangsa Indonesia.Cita-cita untuk memajukan bangsa Indonesia ada
disana.Cita-cita bersama ini adalah satu paham yang diperkenalkan oleh ir
Soekarno dalam rapat BPUPKI,cita-cita tersebut ialah pancasila.Dia
menambahkan lagi “Maaf jika yang saya sampaikan kuno atau terdengar
basi,karena saya sendiri belum menemukan hal lain untuk menyususn cita-cita
bersama sebagi ikatan sebuah bangsa selain inspirasi dari masa lampau yaitu
pancasila.Pancasila perpaduan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat Indonesia.Secara konsep merupakan landasan ideal bagi
masyarakat Indonesia.Presiden Rebuplik Indonesia(Presiden RI Susilo
Bambang Yudhoyono)pidato kenegaraannya mengatakan bahwa pancasila
sebagai falsafah Negara sudah final.Untuk jangan ada pihak-pihak yang
berfikir atau berusaha mengantikannya.Presiden juga meminta kepada seluruh
kekuata bangsa untuk mempratikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dan bermasyarakat.Penegasan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono adalah bentuk sikap reaktif atas kecendrungan realitas
sosial politik yang saat ini mengancam eksistensi Pancasila sebagi ideology
bangsa.Jika pernyataan ini disikapi secara konstruktif merupakan peringatan
dan sekaligus ajakan politis kepada generasi sekarang untuk menjaga Pancasila
dari berbagai upaya taktis dari pihak-pihak yang ingin mencoba
menggantikannya.

Langkah nyata pemerintah perlu memasukan kembali nilai-nilai


Pancasila sebagai materi bahan pengajaran pada system pendidikan
nasional.Kebijakan ini tetap relepan dan tidak akan mengurangi hakekat dari
tujuan dasar pelaksanaan pendidikan nasional yang ingin menciptakan manusia
yang berakhlak cerdas.Negara memerlukan falsafah politik karea pemikiran
filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa Negara merupakan
masyarakat hukum artinya tidak dipisahkan dari dinamika masyarakat.Marcus
Tuliius Cicero ahli hukum bangsa Roma menyatakan dimana ada masyarakat
disitu ada hukum.Keberadaan hukum adalah deskriptif filosofis bahwa Negara
memiliki falsafah politik dalam mengukur nilai-nilai keturunan,keadilan dan
keterampilan terpenuhinya kepentingan masyarakat yang harus diupayakan
Negara.Dalam konteks yang sama para pendiri bangsa telah memahami
tentang perlunya falsafah politik yang sesuai bagi Negara Indonesia para
pendiri bangsa menggunakan rumusan Pancasila.

b. Peserta Diklat Pelaporan Keuangan.

“Tujuan pelaksanaan diklat,untuk meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan peserta dalam pelaksanaan dan pertanggung jawaban hasil
pekerjaan yang dilakukan yang tersusun secara sistematis berdasarkan realisasi
di lapangan”Maju dan berkembangnya suatu pemerintah mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat,membutuhkan sumber daya
aparatur yang mempunyai kompetensi,jujur,disiplin serta loyah terhadap tugas
dan tanggung jawab,mafaatkan kesempatan mengikuti diklat ini dengan
sebaik-baiknya semoga diklat ini dapat menjadi media mengembangkan
wawasan,pengetahuan dan meningkatkan kapasitas diri,”simpulah pengarahan
kepala Balai Diklat Padang 15-8-2016 M.Zuhri Hasibuan.

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.bahkan


tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting.Nasionalisme yang kuat maka setiap pegawai ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,bangsa dan negara.Nilai-
nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana
aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat
dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaan.Nasionalisme dalam arti sempit
merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri,sekaligus tidak
menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.Dalam arti luas nasionalisme
bearti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara,sekaligus menghormati bangsa lain.Nasinalisme Pancasila merupakan
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila.

Dengan lima nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu


Akuntabilitas,Nasionalisme,Etika publik,Komitmen Mutu dan Arti Korupsi
(ANEKA) yang harus ditanamkan kepada setiap ASN maka perlu diketahui
oleh peserta diklat Pelaporan Keungan.Nilai-nilai dasar profesi ASN menjadi
dasar bagi aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas-tugas dan kewajiban
dalam instansi kerja sebagai pengelola keuangan.Diklat Pelaporan Keuanagan
didesaian sedemikian rupa agar peserta diklat memiliki kemampuan untuk
melakukan perubahan tingkah laku yang cakupannya meliputi peningkatan
pengetahuan dan kemampuan yang didasari oleh nilai-nilai tersebut.Proses
internalisasi nilai-nilai ANEKA dilaksanakan melalui serangkaian proses
diawali dengan transfer pengetahuan(pembelajaran di dalam kelas)dan praktik
lansung di tempat kerja(proses aktualisasi),sehingga nilai-nilai tersebut
tertanam kuat dan menjadi fondasi yang kokoh dalam jiwa penulis/peserta
diklat.Dalam pelaksanaan aktualisasi tersebut nilai-nilai dasar profesi ASN
diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan untuk memperoleh hasil
pekerjaan yang mampu mewujudkan ASN yang profesional dan menjadi
tauladan dalam masyarakat.

b) Pancasila adalah cerminan kepribadian Bangsa Indonesia

Fungsi dari pancasila, antara lain :


Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. Pancasila dalam pengertian
ini adalah seperti yang dijelaskan dalam teori Von Savigny artinya bahwa
setiap Bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist, artinya
Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa lahir bersamaan
dengan adanya Bangsa Indonesia yaitu pada jaman Sriwijaya dan Majapahit.
Hal ini diperkuat oleh Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo dalam tulisann beliau
dalam Pancasila. Beliau mengatakan antara lain bahwa tanggal 1 Juni 1945
adalah Hari Lahir istilah Pancasila. Sedangkan Pancasila itu sendiri telah ada
sejak adanya Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. diwujudkan dalam
sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan sikap mental. Sikap mental
dan tingkah laku mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan Bangsa
lain. Ciri Khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian.
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Artinya
Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari dan juga merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisah antara satu dengan yang lain.
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia atau Dasar
Falsafah Negara atau Philosofis Granslog. Dalam hal ini Pancasila
dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan Negara, atau pancasila
digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara yang sesuai
dengan bunyi pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber Hukum. atau sumber
tertib hukum bagi Negara Republik Indonesia. Sumber tertib hukum Republik
Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita
moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak Bangsa Indonesia. Cita-cita
itu meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan Individu, kemerdekaan Bangsa,
perikemanusiaan, keadilan sosial dan perdamaian Nasional. Cita-cita politik
mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara. Cita-cita moral mengenai kehidupan
kemasyarakatan dan keagamaan.
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pada saat bangsa
Indonesia mendirikan negara atau Proklamasi 17 Agustus 1945. Bangsa
Indonesia belum mempunyai Undang-undang Dasar Negara yang tertulis. 18
Agustus 1945 disahkan pembukaan dan batang tubuh Undang-undang Dasar
1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). PPKI merupakan
penjelmaan atau wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan
perjanjian luhur itu untuk membela Pancasila untuk selama-lamanya.
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia. Cita-cita luhur
Negara Indonesia tegas dimuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Karena pembukaan Undang-undang Dasar 1945 merupakan penuangan jiwa
proklamasi yaitu jiwa Pancasila, sehingga Pancasila merupakan cita-cita dan
tujuan bangsa indonesia. Cita-cita luhur inilah yang akan disapai oleh Bangsa
Indonesia.
Pancasila sebagai palsafah hidup yang mempersatukan Bangsa.
Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa
Indonesia. Karena Pancasila adalah palsafah hidup dan kepribadian Bangsa
Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa
Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana dan tepat bagi Bangsa
Indonesia untuk mempersatukan Rakyat Indonesia.

BAB III

PROSPEK PANCASILA SEBAGAI JIWA DAN KEPRIBADIAN


BANGSA INDONESIA

3.1 Potensi

Apabila setiap individu menerapkan Pancasila yaitu sila pertama dengan benar-benar
menerapkan anjuran Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan maka tidak akan ada korupsi,
pembunuhan dan kejahatan lainnya. Begitu pula dengan sila kedua maka tidak akan ada
perpecahan maupun perselisihan antar sesamanya dan lebih mengedepankan toleransi dan
saling membantu. Dan hal ini diperkuat dengan adanya jiwa yang ada di sila ketiga.
Sementara perwujudan sila keempat apabila dilaksanakan para pemimpin maupun
pemerintahan maka akan benar-benar melahirkan sebuah kebijakan yang tidak mewakili
golongan apapun namun akhirnya benar-benar bisa memujudkan sila kelima, keadilan sosial
lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila bisa dikatakan sebagai identitas bangsa Indonesia dan apabila setiap
generasi memahami tidak hanya sekedar mengetahui kelima sila tersebut maka berbagai
dampak yang kurang baik yang muncul dari budaya luar sebagai efek globalisasi bisa
dibentengi. Budaya barat tidak selalu memiliki efek buruk. Karena pada dasarnya budaya
tidak akan berhenti namun akan terus berkembang maka mencegah budaya luar ke Indonesia
tentu tidak bisa dilakukan.
Namun bisa tetap diterima dengan tetap tidak meninggalkan identitas bangsa.
Mungkin bisa dipahami sebagai bagian dari proses akulturasi. Misalnya dalam musik dangdut
merupakan seni budaya asli Indonesia sedangkan musik jazz merupakan seni budaya dari luar
dan ketika digabungkan bisa menjadi seni budaya baru yang mengagumkan dan bisa diterima.
Kemudian budaya teknologi seperti telepon seluler, PC, dan lainnya. Seperti yang
kita ketahui budaya teknologi merupakan budaya yang cepat dalam perkembangannya.
Telepon seluler yang mempercepat proses komunikasi dulunya hanya bisa digunakan untuk
telepon kemudian dalam perkembangannya bisa digunakan untuk saling mengirim pesan, bisa
digunakan untuk mendengakan musik, mengambil foto, bahkan terkoneksi dengan internet.
Begitu pula dengan PC yang selalu berkembang dari monitor tabung hingga LCD. Dan tentu
saja teknologi internet yang juga terus berkembang. Tentu adanya budaya tersebut tidak bisa
dicegah namun bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal yang bermanfaat.
Misalnya dengan PC tersebut membuat tulisan mengenai budaya bangsa,
menyampaikan pemikiran kita tentang berbagai hal yang bermanfaat bagi orang lain.
Kemudian melalui internet tulisan tersebut bisa dipublikasikan sehingga lebih banyak orang
yang bisa membacanya. Apabila jiwa atau kepribadian bangsa yaitu Pancasila benar-benar
dihayati dan dipahami maka hal-hal yang ditulis atau dipublikasikan misalnya video juga
bukan hal-hal yang negatif seperti pornografi, ajakan menggunakan narkoba, dan lainnya.
Begitu pula perkembangan internet dengan hadirnya jejaring sosial seperti twitter,
facebook kemudian blog maupun berbagai situs informasi. Kita tidak mencegah hadirnya
teknologi tersebut. Namun setidak tetap menggunakan teknologi tersebut dengan bijak tanpa
meninggalkan identitas bangsa. Misalnya menyampaikan hal baik, share gambar yang baik
dan lainnya.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia karena Pancasila memberikan corak
yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta
merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain.
Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal,
yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa
Indonesia.
Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan
makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenterm, tertib dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan
mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan
merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945,
yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan
bangsa kita.
Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya
dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita
kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku
sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang
hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan
membela Pancasila.

3.2 Kelemahan dan hambatan

3.3 Gangguan dan ancaman

3.4 Tantangan dan peluang

3.5 Strategi
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Salah satu fungsi pancasila adalah sebagai kepribadian bangsa yang berarti pancasila
merupakan pencerminan dari jati diri bangsa Indonesia yang mana hal itu adalah pembanding
antara bangsa kita dengan bangsa lain. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus menjadikan
pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Pengamalannya pun harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia sampai
penyelenggara pemerintahan, sehingga semua komponen dalam suatu negara mampu
melestarikan nilai-nilai pancasila, agar bangsa kita tidak mudah terpengaruh oleh budaya-
budaya asing yang masuk dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Srijanto Djarot, Drs. Waspodo Eling BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara
Sekolah Menengah Umum. Surakarta; PT. Pabelan.
Pangeran Alhaj S.T.S Drs. Surya Partia Usman Drs. 1995 Materi Pokok
Pendekatan Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
NN. Tanpa Tahun. Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila.
Sekretariat Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II / MPR / 1987.
http://journey.adhiwus.com/kuliah/pancasila/fungsi-pancasila/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/pancasila-sebagai-kepribadian-bangsa/
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7124
http://fuatu2sanah.blogspot.co.id/2016/01/pancasila-sebagai-kepribadian-
bangsa.html

You might also like