Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK
1. ANISA
2. INDAH PUTRI LUBIS
3. TRI WIDYA PANGESTU
4. FHENNY RAMA SHENTHAURY
5. RIDDINA HIJRIN
6. MIKHA RASIO
7. JHONATAN
DOSEN PEMBIMBING :
Ir. RIDWAN MUIS, M. S.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PEMBAHASAN
Seperti yang kita ketahui, bahwa Pancasila memiliki banyak fungsi untuk
Negara Indonesia, antara lain Pancasila sebagai Ideologi Negara atau sebagai cara
pandang suatu bangsa. Selain itu, Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. Menurut
teori Volkgeist Jiwa Bangsa adalah Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Jiwa Bangsa lahir
bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya dan zaman
Majapahit. Pancasila juga sebagai Kepribadian Bangsa. Kepribadian diwujudkan
melalui tingkah laku dan sikap mental. Sebelumnya , Kepribadian secara umum
adalah ciri khas, kumpulan dari sifat – sifat dan sikap secara umum adalah ekspresi
yang ditunjukkan untuk menentukan setuju atau tidak setujunya seseorang atas suatu
hal. Sikap dibedakan menjadi 3 macam yaitu ;
1. Kognitif (Pengetahuan)
2. Afektif ( Perasaan)
3. Perilaku ,
Contoh seorang anak muda yang mengetahui bahwa merokok itu dapat
membahayakan bagi manusia atau dapat merugikan manusia (pengetahuan) namun,
anak muda itu merasa penasaran dan ingin mencoba merokok (perasaan) dan terjadilah
anak muda itu merokok (perilaku).
Sifat adalah sesuatu yang lebih mendasar dari manusia. Sifat ini dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu faktor Genetik dan faktor Lingkungan. Tentunya, diantara kedua
faktor itu pasti ada yang lebih dominan. Dan faktor yang lebih dominan adalah faktor
Lingkungan. Kenapa? Karena di Lingkungan seseorang banyak berinteraksi dengan
orang lainnya, mungkin dengan berinteraksi seseorang dapat terpengaruh yang
nantinya dapat merubah sifat seseorang itu. Bila dibandingkan dengan persen, faktor
lingkungan 80% dan faktor Genetik 20%. Kemudian, bicara tentang kepribadian, pasti
didalam kepribadian itu terdapat unsur Karakter. Apa yang dimaksud dengan
Karakter? Karakter adalah kepribadian yang terbentuk dari faktor lingkungan dan diri
sendiri yang bersifat konsisten dan dapat menampilkan perilaku yang berbeda – beda.
Berbicara tentang karakter, terkadang seorang yang tidak beragama lebih tidak
melakukan menyimpang dari aturan yang berlaku dibandingkan dengan orang yang
beragama. Mengapa? Karena bisa jadi seorang yang tidak beragama itu memiliki
karakter yang baik yang dapat mempengaruhi perilaku. Ada beberapa perbedaan orang
Timur dengan orang Barat yaitu orang Timur lebih humble,mengapa? Karena orang
Timur memperhatikan orang lain, memperhatikan diri sendiri, dan disana yang kita
dapat “apa” bukan yang saya dapat “apa”. Selain itu, kalau orang Barat yang memiliki
nilai tinggi, itulah yang hebat dan psikologi nya mempelajari manusia yang memiliki
nafsu bukan keperdulian terhadap orang lain. Jadi , bisa dikatakan karakter seseorang
sangatlah berpengaruh dalam perilaku seseorang.
Menurut Purwanto (2006) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian dan jiwa
antara lain:
1. Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani,
atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan,
pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan
sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan
telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap
bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap
orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan
anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang
penting pada kepribadian seseorang.
2. Faktor Sosial
3. Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang
tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan.
Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan kepribadian antara lain:
1) Nilai-nilai (Values)
Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan nilai-
nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara
bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang.
4) Bahasa
3. Alinea ketiga menyebutkan: “ atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan
dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Maknanya, bila Negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan
bernegara harus mendapat ridha Allah SWT yang merupakan dorongan spiritual.
1.Nilai Ketuhanan
2.Nilai Kemanusiaan
Nilai ini mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan
nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu dengan adil.
3.Nilai Persatuaan
Nilai ini usaha kearah bersatu dalam kebulatan tekad rakyat untuk
membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Repiblik
Indonesia.Persatuan yang menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragamana
yang dimiliki bangsa Indonesia.
4.Nilai Kerakyatan
5.Nilai Keadilan
a. Masyarakat
BAB III
3.1 Potensi
Apabila setiap individu menerapkan Pancasila yaitu sila pertama dengan benar-benar
menerapkan anjuran Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan maka tidak akan ada korupsi,
pembunuhan dan kejahatan lainnya. Begitu pula dengan sila kedua maka tidak akan ada
perpecahan maupun perselisihan antar sesamanya dan lebih mengedepankan toleransi dan
saling membantu. Dan hal ini diperkuat dengan adanya jiwa yang ada di sila ketiga.
Sementara perwujudan sila keempat apabila dilaksanakan para pemimpin maupun
pemerintahan maka akan benar-benar melahirkan sebuah kebijakan yang tidak mewakili
golongan apapun namun akhirnya benar-benar bisa memujudkan sila kelima, keadilan sosial
lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila bisa dikatakan sebagai identitas bangsa Indonesia dan apabila setiap
generasi memahami tidak hanya sekedar mengetahui kelima sila tersebut maka berbagai
dampak yang kurang baik yang muncul dari budaya luar sebagai efek globalisasi bisa
dibentengi. Budaya barat tidak selalu memiliki efek buruk. Karena pada dasarnya budaya
tidak akan berhenti namun akan terus berkembang maka mencegah budaya luar ke Indonesia
tentu tidak bisa dilakukan.
Namun bisa tetap diterima dengan tetap tidak meninggalkan identitas bangsa.
Mungkin bisa dipahami sebagai bagian dari proses akulturasi. Misalnya dalam musik dangdut
merupakan seni budaya asli Indonesia sedangkan musik jazz merupakan seni budaya dari luar
dan ketika digabungkan bisa menjadi seni budaya baru yang mengagumkan dan bisa diterima.
Kemudian budaya teknologi seperti telepon seluler, PC, dan lainnya. Seperti yang
kita ketahui budaya teknologi merupakan budaya yang cepat dalam perkembangannya.
Telepon seluler yang mempercepat proses komunikasi dulunya hanya bisa digunakan untuk
telepon kemudian dalam perkembangannya bisa digunakan untuk saling mengirim pesan, bisa
digunakan untuk mendengakan musik, mengambil foto, bahkan terkoneksi dengan internet.
Begitu pula dengan PC yang selalu berkembang dari monitor tabung hingga LCD. Dan tentu
saja teknologi internet yang juga terus berkembang. Tentu adanya budaya tersebut tidak bisa
dicegah namun bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal yang bermanfaat.
Misalnya dengan PC tersebut membuat tulisan mengenai budaya bangsa,
menyampaikan pemikiran kita tentang berbagai hal yang bermanfaat bagi orang lain.
Kemudian melalui internet tulisan tersebut bisa dipublikasikan sehingga lebih banyak orang
yang bisa membacanya. Apabila jiwa atau kepribadian bangsa yaitu Pancasila benar-benar
dihayati dan dipahami maka hal-hal yang ditulis atau dipublikasikan misalnya video juga
bukan hal-hal yang negatif seperti pornografi, ajakan menggunakan narkoba, dan lainnya.
Begitu pula perkembangan internet dengan hadirnya jejaring sosial seperti twitter,
facebook kemudian blog maupun berbagai situs informasi. Kita tidak mencegah hadirnya
teknologi tersebut. Namun setidak tetap menggunakan teknologi tersebut dengan bijak tanpa
meninggalkan identitas bangsa. Misalnya menyampaikan hal baik, share gambar yang baik
dan lainnya.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia karena Pancasila memberikan corak
yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta
merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain.
Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal,
yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa
Indonesia.
Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan
makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenterm, tertib dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan
mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan
merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945,
yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan
bangsa kita.
Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya
dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita
kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku
sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang
hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan
membela Pancasila.
3.5 Strategi
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Salah satu fungsi pancasila adalah sebagai kepribadian bangsa yang berarti pancasila
merupakan pencerminan dari jati diri bangsa Indonesia yang mana hal itu adalah pembanding
antara bangsa kita dengan bangsa lain. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus menjadikan
pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Pengamalannya pun harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia sampai
penyelenggara pemerintahan, sehingga semua komponen dalam suatu negara mampu
melestarikan nilai-nilai pancasila, agar bangsa kita tidak mudah terpengaruh oleh budaya-
budaya asing yang masuk dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Srijanto Djarot, Drs. Waspodo Eling BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara
Sekolah Menengah Umum. Surakarta; PT. Pabelan.
Pangeran Alhaj S.T.S Drs. Surya Partia Usman Drs. 1995 Materi Pokok
Pendekatan Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
NN. Tanpa Tahun. Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila.
Sekretariat Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II / MPR / 1987.
http://journey.adhiwus.com/kuliah/pancasila/fungsi-pancasila/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/pancasila-sebagai-kepribadian-bangsa/
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7124
http://fuatu2sanah.blogspot.co.id/2016/01/pancasila-sebagai-kepribadian-
bangsa.html