Professional Documents
Culture Documents
Dimensi
Dimensi
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
CICI PRATIWI
HASRIANTI S.
NASRUL
ABD. RAHMAN
KELAS A KEPERAWATAN
SEMESTER V
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini. Sungguh
suatu kesyukuran yang memiliki makna tersendiri, karena walaupun dalam keadaan terdesak,
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan karya tulis ini, kami mencoba membahas tentang “Askep pada
pasien BPSD (dementia)”. Dalam karya tulis ini, kami juga menyediakan pembahasan tentang
konsep dasar dementia dan asuhan keperawatan pada klien dengan dementia.
Apa yang kami lakukan dalam karya tulis ini, masih jauh yang diharapkan dan isinya
masih terdapat kesalahan – kesalahan baik dalam penulisan kata maupun dalam menggunakan
ejaan yang benar. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun, kami harapkan
sehingga makalah ini menjadi sempurna.
Penyusun
Kelompok 10
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demensia adalah sebuah sindrom karena penyakit otak, bersifat kronis atau progresif
dimana ada banyak gangguan fungsi kortikal yang lebih tinggi, termasuk memori, berpikir,
orientasi, pemahaman, perhitungan, belajar,kemampuan, bahasa, dan penilaian kesadaran tidak
terganggu. Gangguan fungsikognitif yang biasanya disertai, kadang-kadang didahului, oleh
kemerosotandalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi. Sindrom terjadi
pada penyakit Alzheimer, di penyakit serebrovaskular dan dalam kondisi lain terutama atau
sekunder yang mempengaruhi otak (Durand dan Barlow, 2006)
Berdasarkan sejumlah hasil penelitian diperoleh data bahwa dimensia seringkali terjadi pada
usia lanjut yang telah berumur kurang lebih 60 tahun. Dimensia tersebut dapat dibagi menjadi 2
kategori, yaitu: 1) Dimensia Senilis (60 tahun); 2) Demensia Pra Senilis (60 tahun). Sekitar
56,8% lansia mengalami demensia dalam bentuk Demensia Alzheimer (4% dialami lansia yang
telah berusia 75 tahun, 16% pada usia 85 tahun, dan 32% pada usia 90 tahun). Sampai saat ini
diperkirakan +/- 30 juta penduduk dunia mengalami Demensia dengan berbagai sebab (Oelly
Mardi Santoso, 2002).
Demensia banyak menyerang mereka yang telah memasuki usia lanjut.Bahkan, penurunan
fungsi kognitif ini bisa dialami pada usia kurang dari 50tahun. Sebagian besar orang mengira
bahwa demensia adalah penyakit yanghanya diderita oleh para Lansia, kenyataannya demensia
dapat diderita oleh siapasaja dari semua tingkat usia dan jenis kelamin (Harvey, R. J. et al. 2003).
Untuk mengurangi risiko, otak perlu dilatih sejak dini disertai penerapan gaya hidupsehat.
(Harvey, R. J., Robinson, M. S. & Rossor, M. N, 2003).
B. Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa, dosen maupun masyarakat
mengetahui tentang demensia serta mampu melakukan pengkajian dan merumuskan diagnosa
keperawatan pada klien yang mengalami demensia.
C. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
1. Mampu mengetahui pengertian demensia.
2. Mampu mengetahui penyebab demensia.
3. Mampu memahami proses terjadinya demensia.
4. Mampu mengetahui tanda dan gejala demensia
5. Mampu mengetahui jenis demensia.
6. Mampu mengetahui fase / tahapan demensia
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan yang diperoleh dari makalah ini, yaitu :
1. Bagi penyusun
a. Khususnya sebagai objek studi.
b. Untuk menambah wawasan tentang demensia dan asuhan keperawatan demensia.
2. Bagi kampus
a. Sebagai bahan pelajaran tambahan bagi mahasiswa.
b. Sebagai tolak ukur sejauh mana kemampuan mahasiswa membuat sebuah makalah.
3. Bagi masyarakat
a. Memberikan informasi tentang demensia pada masyarakat.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Behavioural and Psychological Symptoms of Dementia / Demensia (atau dalam bahasa
inggris dikatakan dementia) adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan
kemampuan daya ingat dan daya pikir dan kemampuan-kemampun tersebut menimbulkan
gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari.
Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit atau gangguan otak yang biasanya
bersifat kronik, progresif, dimana terdapat gannguan fungsi luhur kortikal termasuk didalamnya :
daya ingat, daya pikir, orientasi , daya tangkap (comprehension), berhitung, kemampun belajar,
berbahasa dan daya nilai judgment, umumnya disertai, dan ada kalanya diawali dengan
kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup.
Demensia merupakan suatu sindroma yang menunjukkan adanya kemunduran intelegensi.
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi vegetatif atau keadaan
terjaga. Memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak, penilaian, dan interpretasi atas komunikasi
tertulis dan lisan dapat terganggu. (Elizabeth J. Corwin, 2009)
B. Penyebab
Demensia disebabkan oleh:
a. Kondisi akut yang tidak diobati atau tidak dapat disembuhkan, bila kondisi akut yang
menyebabkan delirium atau tidak dapat diobati, terdapat kemungkinan bahwa kondisi ini akan
menjadi kronik dan karenanya dapat dianggap sebagai demensia.
b. Penyakit vaskular, seperti hipertensi, arteriosklerosis, dan ateroklerosis dapat menyebabkan
stroke.
c. Penyakit Parkinson: demensia menyerang 40% dari pasien-pasien ini.
d. Penyakit prion ( Protein yang terdapat dalam proses infeksi penyakit Creutzfeldt-Jakob).
e. Infeksi human imuno defesiensi virus (HIV) dapat menyerang system saraf pusat, menyebabkan
ensefalopati HIV atau komlek demensia AIDS.
f. Gangguan struktur jaringan otak, seperti tekanan normal hidrosefalus dan cedera akibat trauma
kepala.
C. Rentang Respon
D. Proses Terjadinya Masalah
Terdapat beberapa perubahan khas biokimia dan neuropatologi yang dijumpai pada
penyakit demensia. Serabut neuron yang kusut (masa kusut neuron yang tidak berfungsi) dan
plak senile atau neuritis (deposit pritein beta-amiloid, bagian dari suatu protein besar, protein
precusor amiloid (APP)). Kerusakan neuron tersebut terjadi secara primer pada korteks serebri
dan mengakibatkan rusaknya ukuran otak. Perubahan serupa juga dijumpai pada tonjolan kecil
jaringan otak normal lansia. Sel utama yang terkena penyakit ini adalah menggunakan
neurotransmitter asetilkolin. Secara biokomia, produksi asetilkolion yang mempengaruhi
aktivitas menurun. Asetilkolin terutama terlibat dalam proses ingatan.
Kerusakan serebri terjadi bila pasokan darah keotak terganggu. Infark, kematian jaringan
otak, terjadi dengan kecepatan yang luar biasa. Infark serebri kecil-kecil multiple-infark.
Pusing, sakit kepala dan penurunan kekuatan fisik dan mental adalah tanda-tanda awal
penyakit. Pada lebih dari setengah kasus, penyakit ini muncul sebagai kebingungan yang
mendadak. Kemudian diikuuti kehilangan ingatan yang mendadak. Kemudian diikuti kehilangan
ingatan bertahap. Pasien bisa mengalami halusinasi dan menunjukkan tanda-tanda delirium, bisa
terjadi gangguan bicara.
G. Fase / Tahapan
Fase / tahapan demensia yaitu :
1. Tahapan Awal : Pada kondisi awal, demensia memiliki awitan gejala tersembunyi dan
membahayakan, pada kondisi ini terjadi demensia vaskuler dengan perubahan-perubahan kognisi
yang tiba-tiba. Pada tahapan ini, klien dapat menunjukan pola penilaian yang buruk, terutama
jika berada pada situasi yang baru atau menimbulkan stress, terjadi perubahan-perubahan
kepribadian. Klien mulai menunjukan ledakan emosi dan menjadi cemas dan gelisah, terdapat
kebingungan antara orientasi waktu dan jarak. Adapun gejala spesifiknya :
a. Perubahan alam perasaan atau kepribadian.
b. Gangguan penilaian dan penyelesaian masalah.
c. Konfusi tentang waktu dan tempat.
d. Kesulitan dengan angka, uang dan tagihan.
e. Menarik diri atau depresi.
2. Tahapan Pertengahan : Pada kondisi ini, ingatan klien pada masa ini dan masa lampau
memburuk dan kurangnya penilaian menyebabkan kekhawatiran tentang keselamatan berkurang.
Tahapan ini merupakan tahap yang sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari klien. Adapun
gejala spesifiknya yang ditunjukan pada tahapan ini :
a. Gangguan memori masa kini dan masa lalu.
b. Gangguan penilaian dan penyelesaian masalah yang parah.
c. Gangguan persepsi.
d. Kehilangan pengendalian impuls.
e. Ansietas, gelisah.
3. Tahapan Akhir : Pada demensia tahap akhir, klien menjadi kekakuan otot, dan reflek primitife
juga muncul. Adapun gejalanya adalah :
a. Gangguan yang parah pada semua kemampuan kognitif.
b. Ketidakmampuan untuk mengenali keluarga dan teman.
c. Gangguan komunikasi yang parah (dapat menggerutu, mengeluh atau menggumam).
d. Sedikitnya kapasitas perawatan diri.
e. Kemungkinan terjadi hiperoral dan memiliki tangan yang aktif.
f. Penurunan nafsu makan, dispasia, dan resiko aspirasi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas
Indentias klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar belakang kebudayaan,
status sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
b. Keluhan utama
Keluhan utama atau sebab utama yang menyebkan klien datang berobat (menurut klien dan
atau keluarga). Gejala utama adalah kesadaran menurun.
c. Pemeriksaan fisik
Kesadaran yang menurun dan sesudahnya terdapat amnesia. Tensi menurun, takikardia,
febris, BB menurun karena nafsu makan yang menurun dan tidak mau makan.
d. Psikososial
1) Konsep diri
o Gambaran diri, tressor yang menyebabkan berubahnya gambaran diri karena proses patologik
penyakit.
o Identitas, bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan individu.
o Harga diri, tidakmampuan dalam mencapai tujuan sehingga klien merasa harga dirinya rendah
karena kegagalannya.
2) Hubungan sosial
Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang disingkirkan atau kesepian, yang
selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul akibat berat seperti delusi dan halusinasi. Konsep
diri dibentuk oleh pola hubungan sosial khususnya dengan orang yang penting dalam kehidupan
individu. Jika hubungan ini tidak sehat maka individu dalam kekosongan internal.
Perkembangan hubungan sosial yang tidak adeguat menyebabkan kegagalan individu untuk
belajar mempertahankan komunikasi dengan orang lain, akibatnya klien cenderung memisahkan
diri dari orang lain dan hanya terlibat dengan pikirannya sendiri yang tidak memerlukan kontrol
orang lain. Keadaa ini menimbulkan kesepian, isolasi sosial, hubungan dangkal dan tergantung.
3) Spiritual
Keyakinan klien terhadapa agama dan keyakinannya masih kuatnya tetapi tidak atau
kurang mampu dalam melaksnakan ibadatnmya sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
e. Status mental
1) Penampilan klien tidak rapi dan tidak mampu utnuk merawat dirinya sendiri.
2) Aktivitas motorik, Perubahan motorik dapat dinmanifestasikan adanya peningkatan kegiatan
motorik, gelisah, impulsif.
3) Alam perasaan. Klien nampak ketakutan dan putus asa.
4) Persepsi
Persepsi melibatkan proses berpikir dan pemahaman emosional terhadap suatu obyek. Perubahan
persepsi dapat terjadi pada satu atau kebiuh panca indera yaitu penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman dan pengecapan. Perubahan persepsi dapat ringan, sedang dan berat atau
berkepanjangan. Perubahan persepsi yang paling sering ditemukan adalah halusinasi.
5) Proses berpikir
Klien yang terganggu pikirannya sukar berperilaku kohern, tindakannya cenderung berdasarkan
penilaian pribadi klien terhadap realitas yang tidak sesuai dengan penilaian yang umum diterima.
6) Penilaian realitas secara pribadi oleh klien merupakan penilaian subyektif yang dikaitkan
dengan orang, benda atau kejadian yang tidak logis.(Pemikiran autistik). Klien tidak menelaah
ulang kebenaran realitas. Pemikiran autistik dasar perubahan proses pikir yang dapat
dimanifestasikan dengan pemikian primitf, hilangnya asosiasi, pemikiran magis, delusi (waham),
perubahan linguistik (memperlihatkan gangguan pola pikir abstrak sehingga tampak klien regresi
dan pola pikir yang sempit misalnya ekholali, clang asosiasi dan neologisme.
Tanda dan Gejala yang ditemukan pada saat melakukan pengkajian pada pasien dengan
demensia adalah sebagai berikut :
1. Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Pelupa
3. Sering mengulang kata-kata
4. Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan
5. Cepat marah dan sulit di atur.
6. Kehilangan daya ingat
7. Kesulitan belajar dan mengingat informasi baru
8. Kurang konsentrasi
9. Kurang kebersihan diri
10. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
11. Tremor
12. Kurang koordinasi gerakan.
Pohon Masalah
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan
diagnosa keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir
2. Risiko Cedera: jatuh
C. Intervensi
1. Diagnosa 1 : Gangguan Proses Pikir
Tindakan keperawatan untuk pasien:
Tujuan agar pasien mampu:
Mengenal/berorientasi terhadap waktu orang dan temapat
Meklakukan aktiftas sehari-hari secara optimal.
Tindakan
1. Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya misalnya tempat tidur,
lemari, pakaian dll.
2. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengenal waktu dengan menggunakan jam besar,
kalender yang mempunyai lembar perhari dengan tulisan besar.
3. Beri kesempatan kepada pasien untuk menyebutkan namanya dan anggota keluarga terdekat
4. Beri kesempatan kepada klien untuk mengenal dimana dia berada.
5. Berikan pujian jika pasien bila pasien dapat menjawab dengan benar.
6. Observasi kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas sehari-hari
7. Beri kesempatan kepada pasien untuk memilih aktifitas yang dapat dilakukannya.
8. Bantu pasien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilihnya
9. Beri pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.
10. Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya.
11. Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demensia (atau dalam bahasa inggris dementia) adalah keadaan dimana seseorang
mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir dan kemampuan-kemampun
tersebut menimbulkan gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari.
Demensia disebabkan oleh:
a. Kondisi akut yang tidak diobati atau tidak dapat disembuhkan.
b. Penyakit vaskular, seperti hipertensi, arteriosklerosis, dan ateroklerosis dapat menyebabkan
stroke.
c. Penyakit Parkinson: demensia menyerang 40% dari pasien-pasien ini.
d. Penyakit prion ( Protein yang terdapat dalam proses infeksi penyakit Creutzfeldt-Jakob).
e. Infeksi human imuno defesiensi virus (HIV) dapat menyerang system saraf pusat, menyebabkan
ensefalopati HIV atau komlek demensia AIDS.
f. Gangguan struktur jaringan otak, seperti tekanan normal hidrosefalus dan cedera akibat trauma
kepala.
Tanda dan Gejala yang ditemukan pada saat melakukan pengkajian pada pasien dengan
demensia adalah sebagai berikut :
1. Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Pelupa
3. Sering mengulang kata-kata
4. Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan dll.
Pohon Masalah
Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan
diagnosa keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir
2. Risiko Cedera: jatuh
DAFTAR PUSTAKA
Http://intanmahadewi.blogspot.com/2011/09/askep-demensia.html
Http:// blognyanaghperawat.blogspot.com/2011/02/askep-demensia.html
Http://Gustriag.wordpress.com/2012/11/16/makalah-demensia/
http://id.scribd.com/doc/76112282/28/APLIKASI-KASUS-PADA-DEMENSIA
Poskan Komentar
Lencana Facebook
Anthy Hanaselia
Label
ASKEP (12)
makalah (6)
PATHWAY (5)
tips (3)
Mengenai Saya
hasrianti_s
bahagialah karena kamu menginginkannya, bukan karena orang lain yang meminta :)
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2015 (7)
o ► Juli (2)
o ▼ Februari (3)
Askep Kanker Usus (Ca Colon)
Askep Demensia
Makalah Gastritis
o ► Januari (2)
► 2014 (21)