You are on page 1of 4

Mekanisme Terjadinya Herpes

Penyakit herpes disebabkan oleh virus yaitu Herpes simplek tipe 1 (HSV-1)
atau Herpes simplek tipe 2 (HSV-2). Kedua Herpes ini mempunyai inti
DNA ganda yang dikelilingi oleh lapisan protein yang menunjukkan simetri
ikosahedral dan mempunyai 162 kapsomer. Nukloeokapsida dikelilingi
oleh suatu selubung yang dihasilkan oleh membran inti dari sel yang
terinfeksi dan mengandung glikoprotein virus berbentuk paku dengan
panjang kurang lebih 8 nm. Struktur yang tidak terbentuk kadang-kadang
asimetri diantara kapsid dan selubung membentuk tegument. Bentuk
selubung berukuran 120 nm sampai dengan 200 nm. Virus ini memiliki
sifat-sifat yang penting diringkas sebagai berikut.

Virion : Bulat, berdiameter 120-200nm


Genom : DNA untai ganda, linear
Protein : Lebih dari 35 protein dalam prion
Ciri-ciri yang menonjol : HSV-1 menyebar melalui kontak, biasanya
melibatkan air liur yang terinfeksi, sedangkan HSV-2 ditularkan secara
seksual atau dari infeksi kelamin ibu ke anaknya yang baru lahir

Struktur Virus Herves Simpleks (HSV)

Akibat yang ditimbulkan dari penyakit herpes ini adalah berupa luka pada
kulit yang terkena virus, disertai dengan rasa nyeri serta panas, kemudian
diikuti dengan lepuhan seperti luka bakar. Lepuhan-lepuhan kulit yang
menjadi ciri khas herpes akan mengelupas dengan atau tanpa pengobatan.
Terkadang penderita tetap merasa nyeri dan panas meskipun lepuhan-
lepuhan itu sudah kering dan mengelupas. Hal itu disebabkan karena virus
herpes menyerang bagian saraf.
Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan mulai berkembangbiak,
seringkali menyebabkan erupsi kulit berupa lepuhan pada lokasi yang sama
dengan infeksi sebelumnya. Virus juga bisa ditemukan di dalam kulit tanpa
menyebabkan lepuhan yang nyata, dalam keadaan ini virus merupakan
sumber infeksi bagi orang lain. Timbulnya erupsi bisa dipicu oleh
pemaparan cahaya, demam, stres fisik atau emosional, penekanan system
kekebalan, dan obat-obatan atau makanan tertentu.
Pada beberapa kasus, herpes genital biasanya tidak tidak menunjukka gejala
sehingga penderita tidak mengetahui bahwa ia menghidap herpes. Gejala
awal dari herpes genital, antara lain:
• Rasa gatal dan terbakar di daerah genital atau anal
• Rasa sakit sekitar kaki, pantat atau daerah genital
• Keluarnya cairan dari vagina
• Adanya perasaan seperti tertekan di daerah perut
Herpes kambuh ditandai dengan adanya kesemutan, rasa tidak nyaman, yang
dirasakan beberapa jam sampai 2-3 hari sebelum timbulnya lepuhan.
Lepuhan yang dikelilingi oleh daerah kemerahan dapat muncul dimana saja
pada kulit atau selaput lender, tetapi lebih sering ditemukan di dalam dan
disekitar mulut, bibir, dan alat kelamin. Lepuhan (yang biasanya terasa
nyeri) cenderung membentuk kelompok yang bergabung satu sama lain
membentuk sebuah kumpulan yang lebih besar

Herpes dapat terjadi melalui kontak kulit dengan penderita. Jika


seseorang mempunyai herpes di mulutnya kemudian ia mencium orang lain,
maka orang itu dapat terkena herpes pula. Jika ia melakukan oral seks, maka
herpes tersebut dapat menular ke kelamin walaupun kemungkinan
menularnya lebih kecil dibandingkan jika terjadi kontak antar kelamin
(hubungan seksual). Virus herpes mempunyai sifat yang berbeda-beda, ada
yang menyukai daerah mulut dan ada pula yang menyukai bagian kelamin.
Organ Tubuh yang Terkena Penyakit Herpes

Cara-cara infeksi yang dilakukan HSV ada 2 yaitu infeksi primer dan infeksi
laten.
a) Infeksi primer
HSV ditularkan melalui kontak dari orang yang peka lewat virus yang
dikeluarkan oleh seseorang. Untuk menimbulikan infeksi, virus harus
menembus permukaan mukosa atau kulit yang terluka (kulit yang tidak
terluka bersifat resisten). Infeksi HSV-1 biasanya terbatas pada orofaring,
virus menyebar melalui saluran pernapasan atau melalui kontak langsung
dengan air liur yang terinfekisi. HSV-2 biasanya ditularkan secara seksual.
Perkembangbiakan virus terjadi pertama kali di tempat infeksi. Virus
kemudian memasuki ujung saraf setempat dan dibawa melalui aliran akson
ke ganglion dorsalis, tempat terjadinya perkembangbiakan selanjutnya, dan
bersifat laten.
Infeksi HSV primer biasanya ringan, pada kenyataannya, sebagian besar
bersifat asimtomatik. Jarang terjadi penyakit sistemik. Penyebaran ke organ-
organ lain dapat terjadi jika system imun inang terganggu, dan hal ini tidak
dapat menahan perkembangbiakan inang.
b) Infeksi laten
Virus terdapat pada ganglia yang terinfeksi secara laten dalam stadium non
replikasi, hanya sedikit gen virus terekspresikan. Virus menetap pada
ganglia yang terinfeksi secara laten sampai akhir hidup inang. Tidak dapat
ditemukan virus ditempat kekambuhan atau didekat tempat biasanya lesi
kambuh. Perangsangan yang provokatif dapat mengaktifkan kembali virus
dari stadium laten, virus kemudian mengikuti jalannya akson kembali ke
perifer, dan melakukan perkembangbiakan di kulit atau selaput mukosa.
Terjadi pengaktifan kembali secara spontan walaupun terdapat imunitas
seluler dan humoral yang spesifik pada inang. Namun, imunitas ini dapat
membatasi perkembangbiakan virus setempat sehingga kekambuhan lesi
tidak begitu luas dan tidak begitu berat. Banyaknya kekambuhan bersifat
asimtomatik, diperlihatkan hanya oleh pelepasan virus dalam sekresi. Bila
bersifat simtomatik, episode kekambuhan infeksi HSV-1 biasanya
termanifestasi sebagai cold sores (demam lepuh) di dekat bibir. Dasar
molekuler pengaktifan kembali ini tidak diketahui, secara
efektifmenimbulkan perangsangan antaralain luka pada akson, demam,
tekanan fisik atau emosi, dan pemaparan terhadap sinar ultraungu.

Mekanisme Infeksi Virus Herpes pada Kulit

You might also like