Professional Documents
Culture Documents
Presentasi Audit
Presentasi Audit
LIABILITY TO CLIENT
Tuntutan yang umumnya diberikan klien adalah klaim bahwa audito tidak mampu menemukan pencurian/
kecurangan pegawai sebagai hasil dari kelalaian dalam melakukan audit. Tuntutan dapat berupa pelanggaran
kontrak, tindakan yang mengakibatkan kerugian dari kelalaian atau keduanya. Tindakan yang merugikan bisa
didasarkan pada ordinary negligence, gross negligence, or fraud. Table 4.1.
1. Ordinary Niglegence (kelalaian biasa) – ketiadaan kepedulian (reasonable care) dari seseorang yang
diharapkan dari seseorang dalam situasi tertentu.
2. Gross Niglegence (kelalaian besar) – Tidak adanya sedikitpun kepedulian (lack of event slight care), atau
suatu tindakan sembrono dari seseorang yang diharapkan.
3. Constructive fraud (kecurangan konstruktif) – adanya kesembronoan yang luar biasa, meskipun tidak ada
maksud untuk menipu atau merugikan. Terjadi bila auditor mengetahui audit yang memadai belum tuntas,
tatapi tetap mengeluarkan opini, meskipun tidak ada maksud menipu pengguna laporan keuangan
4. Fraud (kecurangan) – terdapat misstatement, diketahui dan disengaja untuk menipu.
Pihak ketiga yang terdiri dari pemegang saham, calon pemegang saham, pemasok, bankir dan kreditor lain,
karyawan, dan pelanggan. Konsep kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Doktrin ultramares, Kewajiban hukum dapat timbul jika pihak ketiga merupakan primary beneficiary atau orang
yang harus diberikan informasi audit
b. Pemakai yang dapat diketahui sebelumnya, orang yang mengandalkan keputusannya pada laporan keuangan .
Umumya, pemakai yang dapat ditentukan sebelumnya merupakan anggota dari pemakai jasa yang dapat
diandalkan oleh auditor dalam hal laporan keuangan.Saat ini tida pendekatan yang ada adalah :
A. Credit Alliance Credit Alliance vs Arthur Andersen & CO (1986) adalah kasus di New York dimana
pemberi pinjaman menuntut auditor dari salah satu pinjaman, karena telah mempercayai laporan
keungan, yang ternyata menyesatkan. Konsep dasar kerahasiaan seperti pada kasus Ultramares dan
memberlakukan hal-hal sebagai berikut :
a. auditor harus mengetahui dan menyadari bahwa hasil pekerjaanya akan digunakan oleh penuntut
pihak ketiga untuk untuk tujuan khusus dan
b. pengetahuan dan perhatian tersebut harus dilaksanakan dibawah pengarahan auditor. Kira-kira 15
negara bagian mengikuti beberapa variasi pendekatan ini.
B. Restatement of Torts. Pendekatan yang dilaksanakan oleh sebagian besar negara bagian adalah untuk
menerapkan peraturan yang ada pada Restatement of Torts, suatu gabungan beberapa prinsip hukum.
Syarat Restatement ini adalah pemakai yang sudah diketahui merupakan anggota dari pemakai yang
terbatas dan termasuk dalam group yang dapat diketahui yang mengandalkan pekerjaan KAP, seperti
kreditur, meskipun orang-orang tersebut tidak dikenal oleh KAP pada saat pelaksanaan audit.
C. Foresseable user.Konsep ini, pemakai harus dapat ditentukan sebelumnya oleh auditor adalah para
pemakai laporan keuangan, yang memiliki hak sama dengan yang memiliki hubungan kontrak.Dalam
keputusannya pengadilan menyatakan bahwa”dalam melaksanakan audit, auditor tidak berhutang
kewajiban apapun terhadap orang lain selain kliennya dan disebutkan alasan kuat bahwa kewajiban
potensial auditor menurut dokrin foresseable user, benar-benar di luar batas kesalahan yang dapat
dibuat.
CHAPTER 6
ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas
transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dengan laporan keuangan. Asersi manajemen berkaitan
langsung dengan prinsip-prinsip GAAP karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen
untuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan.
Terdapat 3 kategori asersi:
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
Asersi Manajemen untuk Setiap Aktegori Asersi
Asersi Tentang Kelas Transaksi Dan Peristiwa Asersi Tentang Saldo Akun Asersi Tentang Penyajian dan
Pengungkapan
Keterjadian – Transaksi dan peristiwa yang dicatat telah terjadi dan bersangkutan dengan entitas tersebut. Eksistensi
– Aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang ada. Keterjadian dan hak serta kewajiban – Peristiwa dan transaksi yang
diungkapkan telah terjadi dan bersangkutan dengan entitas itu.
Kelengkapan – Semua transaksi dan peristiwa yang harus dicatat telah dicatat Kelengkapan – Semua aktiva,
kewajiban, dan kepentingan ekuitas yang harus dicatat sudah dicatat. Kelengkapan – Semua pengungkapan yang
harus dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dicantumkan.
Keakuratan – Jumlah dan data lain yang bersangkutan dengan transaksi dan peristiwa yang dicatat telah dicatat
dengan benar. Penilaian dan alokasi – Aktiva, kewajiban, dan kepentingan ekuitas dimasukkan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang tepat dan setiap hasil penyesuaian penilaian dicatat dengan tepat. Keakuratan dan
penilaian –Informasi keuangan dan yang lain telah diungkapkan secara tepat dan pada jumlah yang tepat.
Klasifikasi – Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam akun yang tepat. Hak dan kewajiban – Entitas itu
memegang hak atau kendali atas aktiva, dan kewajiban merupakan kewajiban entitas itu. Klasifikasi dan dapat
dipahami –Informasi keuangan dan yang lain telah disajikan dan diuraikan secara tepat serta pengungkapan telah
dinyatakan dengan jelas.
Cutoff – Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar.
TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi mengikuti dan berhubungan erat dengan asersi manajemen karena
tanggung jawab auditor adalah menentukan apakah asersi manajemen tentang laporan keuangan dapat dibenarkan.
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi ini dimaksudkan untuk memberi kerangka kerja guna membantu
auditor untuk mengumpulkan bukti audit yang kompeten dan memutuskan bukti audit yang tepat yang harus
dikumpulkan sesuai dengan penugasan audit.
Terdapat hubungan 1 untuk 1 antara Asersi Manajemen tentang Kelas Transaksi dan Peristiwa dengan Tujuan Audit,
kecuali untuk Asersi keakuratan. Asersi keakuratan mempunyai 2 tujuan karena harus menyediakan bagi auditor
pedoman untuk mengujii keakuratan transaksi.
Terdapat hubungan 1 untuk 1 antara Asersi Manajemen tentang Saldo Akun dengan Tujuan Audit, kecuali untuk
Asersi tentang penilaian atau alokasi. Asersi ini memiliki tujuan audit yang banyak karena kerumitan dari isu
penilaian itu sendiri dan adanya kebutuhan untuk menyediakan tambahan panduan bagi para auditor untuk pengujian
penilaian.