You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dalam perkembangan zaman, manusia sering mengabaikan logika dalam
berfikir dan membuat aturan. Kebanyakan orang-orang tersebut menganggap
remeh tentang logika dan berfikir seenaknya saja, mereka mengiginkan suatu hal
yang mudah dan praktis. Sehingga yang terjadi adalah kejanggalan-kejanggalan
dalam komunitas mesyarakat banyak.
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar bisa memahami apa itu logika, dan
bagaimana memerankannya dalm kehidupan sehari-hari. Dengan adanya logika
kita dapat berfikir dan mengambil keputusan yang benar dan tepat dalm
memenuhi kepentingan hidup kita sendiri dan juga masyakat umumnya kita dapat
mengartika dan mengambil kesimpulan setelah melalui pemikiran-pemikiran atau
pernyataan-pernyataan yang ada, dan kebenaran-kebenaran akan muncul.
SelainhaltersebutpenulisanmakalahinibertujuanuntukmemenuhitugasmatakuliahL
ogika.

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang,maka dapat dirumuskan pada konsep makalah ini
adalah:
1. Apa itu logika.?
2. Bagaimana pengaruh logika dalam berpikir yang tepat dan benar.?
3. Tujuanpembelajaranlogika

ii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Logika dapat di simpulakan tentang penalaran dan ilmu berfikir. Jadi ilmu logika
adalah satu ilmu pengetahuan yang dibicarakan tentang aturan-atura berfikir dan
bekomunikasi,agar dengan aturan-aturan tersebut dapat diambil kesimpulan yang
benar dan tepat.
Berdasarkan proses penalarannya dan juga sifat kesimpulan yang dihasilkannya,
logika dibedakan antara logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif
adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah
berdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian
diturunkan dari pangkal pikirnya. Dalam logika ini yang terutama ditelaah adalah
bentuk dari kerjanya akal jika telah runtut dan sesuai dengan pertimbangan akal
yang dapat dibuktikan tidak ada kesimpulan lain karena proses penyimpulannya
adalah tepat dan sah.
Logika deduktif karena berbicara tentang hubungan bentuk-bentuk pernyataan
saja yang utama terlepas isi apa yang diuraikan karena logika deduktif disebut
pula logika formal.
Logika induktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip
penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan
umum yang bersifat boleh jadi. Logika ini sering disebut juga logika material,
yaitu berusaha menemukan prinsip-prinsip penalaran yang bergantung
kesesuaiannya dengan kenyataan, oleh karena itu kesimpulannya hanyalah
keboleh-jadian, dalam arti selama kesimpulannya itu tidak ada bukti yang
menyangkalnya maka kesimpulan itu benar, dan tidak dapat dikatakan pasti.
Jika dikonsepkan bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan
bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya,
bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen,
yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan
(premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern
adalah contoh-contoh dari logika formal.

ii
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran
deduktif kadang disebut logika deduktif adalah penalaran yang membangun atau
mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran
dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah

ii
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Logika

Logika merupakan cabang filsafat dan juaga sebagai cabang ilmu


pengetahuan ,logika adalah istilah yang yang dibentuk dari kata logikos, yang
berasal dari kata benda logos. Kata logos berarti suatu yang di utamakan,
suatu pertimbangan akal (pikran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat
bahasa.
Logos berarti yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan
sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi
sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika merupakan “jembatan
penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika
didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada
dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik
suatu kesimpulan. Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan
akal dan runtut sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar,
yang berarti dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isi.
Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika
kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.

Contoh argumen deduktif:


1. Setiap mamalia punya sebuah jantung
2. Semua kuda adalah mamalia
3. Setiap kuda punya sebuah jantung
Penalaran induktif kadang disebut logika induktif adalah penalaran
yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai
kesimpulan umum.

ii
Contoh argumen induktif:
1. Kuda Sumba punya sebuah jantung
2. Kuda Australia punya sebuah jantung
3. Kuda Amerika punya sebuah jantung
4. Kuda Inggris punya sebuah jantung
5. Setiap kuda punya sebuah jantung

Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang


membedakan penalaran induktif dan deduktif dalam logika

Deduktif Induktif

Jika semua premis benar maka Jika premis benar, kesimpulan


kesimpulan pasti benar mungkin benar, tapi tak pasti benar.

Kesimpulan memuat informasi yang


Semua informasi atau fakta pada
tak ada, bahkan secara implisit, dalam
kesimpulan sudah ada, sekurangnya
premis.
secara implisit, dalam premis.

B. Bahasa Logika
Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi
manusia. Dan khusus alat komunikasi ilmiah disebut dengan bahasa ilmiah, yaitu
kalimat berita yang merupakan suatu pernyataan-pernyataan atau pendapat-
pendapat. Bahasa sangat penting juga dalam pembentukan penalaran ilmiah
karena penalaran ilmiah mempelajari bagaimana caranya mengadakan uraian yang
tepat dan sesuai dengan pembuktian-pembuktian secara benar dan jelas. Bahasa
secara umum dibedakan antara bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami

ii
ialah bahasa sehari-hari yang biasa digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang
tumbuh atas dasar pengaruh alam sekelilingnya, dibedakan antara bahasa isyarat
dan bahasa biasa. Bahasa buatan ialah bahasa yang disusun sedemikian rupa
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akal pikiran untuk maksud tertentu, yang
dibedakan antara bahasa istilahi dan bahasa artifisial. Bahasa buatan inilah yang
dimaksudkan bahasa ilmiah, dirumuskan bahasa buatan yang diciptakan oleh para
ahli dalam bidangnya dengan menggunakan istilah-istilah atau lambang-lambang
untuk mewakili pengertian-pengertian tertentu.
Sebagai pernyataan pikiran atau perasaan dan juga sebagai alat komunikasi
manusia karena bahasa mempunyai 3 fungsi pokok, yakni fungsi ekspresif atau
emotif, fungsi afektif atau praktis, dan fungsi simbolik dan logik. Khusus untuk
logika dan juga untuk bahasa ilmiah yang harus diperhatikan adalah fungsi
simbolik karena komunikasi ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi
yang berupa pengetahuan. Agar komunikasi ilmiah ini berjalan dengan baik maka
bahasa yang dipergunakan harus logik terbebas dari unsur-unsur emotif.
Bahasa yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan atau kalimat deklaratif jika
ditinjau berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pernyataan
analitik dan pernyataan sintetik.
Pernyataan (statement) dalam logika ditinjau dari segi bentuk hubungan makna
yang dikandungnya, pernyataan itu disamakan juga dengan proposisi. Proposisi
atau pernyataan berdasarkan bentuk isinya dibedakan antara 3 macam, yakni
proposisi tunggal, proposisi kategorik, dan proposisi majemuk.
Tiga macam proposisi atau pernyataan di atas yang sebagai dasar penalaran adalah
proposisi kategorik untuk penalaran kategorik, dan proposisi majemuk untuk
penalaran majemuk. Adapun proposisi tunggal atau proposisi simpel
pengolahannya dapat masuk dalam penalaran kategorik dan dapat juga masuk
dalam penalaran majemuk.

C. Sejarah Perkembangan Logika


Logika pertama-tama disusun oleh Aristoteles (384-322 SM), sebagai
sebuah ilmu tentang hukum-hukum berpikir guna memelihara jalan pikiran dari
setiap kekeliruan. Logika sebagai ilmu baru pada waktu itu, disebut dengan nama

ii
“analitika” dan “dialektika”. Kumpulan karya tulis Aristoteles mengenai logika
diberi nama Organon, terdiri atas enam bagian.
Theoprastus (371-287 sM), memberi sumbangan terbesar dalam logika ialah
penafsirannya tentang pengertian yang mungkin dan juga tentang sebuah sifat
asasi dari setiap kesimpulan. Kemudian, Porphyrius (233-306 M), seorang ahli
pikir di Iskandariah menambahkan satu bagian baru dalam pelajaran logika.
Bagian baru ini disebut Eisagoge, yakni sebagai pengantar Categorie. Dalam
bagian baru ini dibahas lingkungan-lingkungan zat dan lingkungan-lingkungan
sifat di dalam alam, yang biasa disebut dengan klasifikasi. Dengan demikian,
logika menjadi tujuh bagian.
Tokoh logika pada zaman Islam adalah Al-Farabi (873-950 M) yang terkenal
mahir dalam bahasa Grik Tua, menyalin seluruh karya tulis Aristoteles dalam
berbagai bidang ilmu dan karya tulis ahli-ahli pikir Grik lainnya. Al-Farabi
menyalin dan memberi komentar atas tujuh bagian logika dan menambahkan satu
bagian baru sehingga menjadi delapan bagian.
Karya Aristoteles tentang logika dalam buku Organon dikenal di dunia Barat
selengkapnya ialah sesudah berlangsung penyalinan-penyalinan yang sangat luas
dari sekian banyak ahli pikir Islam ke dalam bahasa Latin. Penyalinan-penyalinan
yang luas itu membukakan masa dunia Barat kembali akan alam pikiran Grik Tua.
Petrus Hispanus (meninggal 1277 M) menyusun pelajaran logika berbentuk sajak,
seperti All-Akhdari dalam dunia Islam, dan bukunya itu menjadi buku dasar bagi
pelajaran logika sampai abad ke-17. Petrus Hispanus inilah yang mula-mula
mempergunakan berbagai nama untuk sistem penyimpulan yang sah dalam
perkaitan bentuk silogisme kategorik dalam sebuah sajak. Dan kumpulan sajak
Petrus Hispanus mengenai logika ini bernama Summulae.
Francis Bacon (1561-1626 M) melancarkan serangan sengketa terhadap logika
dan menganjurkan penggunaan sistem induksi secara lebih luas. Serangan Bacon
terhadap logika ini memperoleh sambutan hangat dari berbagai kalangan di Barat,
kemudian perhatian lebih ditujukan kepada penggunaan sistem induksi.
Pembaruan logika di Barat berikutnya disusul oleh lain-lain penulis di antaranya
adalah Gottfried Wilhem von Leibniz. Ia menganjurkan penggantian pernyataan-
pernyataan dengan simbol-simbol agar lebih umum sifatnya dan lebih mudah

ii
melakukan analisis. Demikian juga Leonard Euler, seorang ahli matematika dan
logika Swiss melakukan pembahasan tentangterm-term dengan menggunakan
lingkaran-lingkaran untuk melukiskan hubungan antarterm yang terkenal dengan
sebutan circle-Euler.
John Stuart Mill pada tahun 1843 mempertemukan sistem induksi dengan sistem
deduksi. Setiap pangkal-pikir besar di dalam deduksi memerlukan induksi dan
sebaliknya induksi memerlukan deduksi bagi penyusunan pikiran mengenai hasil-
hasil eksperimen dan penyelidikan. Jadi, kedua-duanya bukan merupakan bagian-
bagian yang saling terpisah, tetapi sebetulnya saling membantu. Mill sendiri
merumuskan metode-metode bagi sistem induksi, terkenal dengan sebutan Four
Methods.
Logika Formal sesudah masa Mill lahirlah sekian banyak buku-buku baru dan
ulasan-ulasan baru tentang logika. Dan sejak pertengahan abad ke-19 mulai lahir
satu cabang baru yang disebut dengan Logika-Simbolik. Pelopor logika simbolik
pada dasarnya sudah dimulai oleh Leibniz.
Logika simbolik pertama dikembangkan oleh George Boole dan Augustus de
Morgan. Boole secara sistematik dengan memakai simbol-simbol yang cukup luas
dan metode analisis menurut matematika, dan Augustus De Morgan (1806-1871)
merupakan seorang ahli matematika Inggris memberikan sumbangan besar kepada
logika simbolik dengan pemikirannya tentang relasi dan negasi.
Tokoh logika simbolik yang lain ialah John Venn (1834-1923), ia berusaha
menyempurnakan analisis logik dari Boole dengan merancang diagram lingkaran-
lingkaran yang kini terkenal sebagai diagram Venn (Venn’s diagram) untuk
menggambarkan hubungan-hubungan dan memeriksa sahnya penyimpulan dari
silogisme. Untuk melukiskan hubungan merangkum atau menyisihkan di antara
subjek dan predikat yang masing-masing dianggap sebagai himpunan.
Perkembangan logika simbolik mencapai puncaknya pada awal abad ke-20
dengan terbitnya 3 jilid karya tulis dua filsuf besar dari Inggris Alfred North
Whitehead dan Bertrand Arthur William Russell berjudul Principia Mathematica
(1910-1913) dengan jumlah 1992 halaman. Karya tulis Russell-Whitehead
Principia Mathematica memberikan dorongan yang besar bagi pertumbuhan
logika simbolik.

ii
http://bazz75catur.wordpress.com/2011/12/05/sejarah-perkembangan-logika/

D.PENGERTIAN LOGIKA
Logika
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Le Penseur, atau "Sang Pemikir", oleh Auguste Rodin, 1902.


Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau
ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir
secara lurus, tepat, dan teratur.[1]
Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan
mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam
tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk
akal.

http://id.wikipedia.org/wiki/Logika

A. PENGERTIAN LOGIKA MENURUT PARA AHLI


1. YAZIR BURHAN
Logika adalah ilmu yang memberikan aturan aturan berpikir valid
artinya yang memberikan prinsip prinsip yang harus diikuti supaya
dapat berpikir valid (menurut aturan yang sah).
2. J. T. C SIMURANGKIR, SH

ii
Logika adalah ajaran yang mendasarkan sesuatunya pada akal atau
logika adalah cara mempersoalkan sesuatu dengan cara-cara yang
dapat di terima oleh akal yang sehat.
3. DR. WINARNO SURACHMAD
Logika adalah suatu ilmu yang mengajarkan tentang hukum-
hukum jalan pikiran serta penerapannya di dalam usaha untuk
mencari dan membuktikan kebenaran.
4. DR. AHMAD TAFSIR
Logika adalah membicarakan norma-norma berpikir benar agar di
peroleh dan terbentuk pengetahuan yang benar.
5. WILLIAM S SAHAKIAN
Logika adalah pengkajian untuk berpikir secara sah.
6. Drs. T GILARSO
Logika adalah ilmu dan kecakapan penalaran, brpikir dengan tepat.
7. Drs. NUNG MUHAJIR
Logika adalah ilmu yang mempelajari norma-norma berpikir untuk
membedakan antara berpikir yang sehat dan yang tidak sehat,
antara bepikir yang tepat dan tidak tepat.

E. Objek Logika
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek yang dibedakan
menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal.
1. Objek material, yaitu suatu bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu. Boleh juga objek material adalah hal yang diselidiki,
dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu.
2. Ojek formal, yaitu sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian
atau pembentukan terhadap pengetahuan itu.
Perlu digaris bawahi yang pantas menjadi suatu objek material suatu ilmu ialah
suatu lapang, bidang atau materi yang benar-benar kongkrit dan dapt diamati. Hal

ii
itu perlu di pertegaskan jarena kebenaran ilmiah adlah penyesuaian antara apa
yang di ketahui dengan objek meteiralnya.
Ada yang mengatakan objek material logika ialah akal budi atau pikiran manusia.
Namun , akal budi atau pikiran manusia tidak dapt diamati. Hal itu perlu
ditegaskan karena kebenaran lmiah adalh kesesuaian antara apa yang diketahui
dengan objek materialnya.
Aristoteles (384-322) membagi ilmu pengetahuan kedalam tiga komfonen. Pada
masa Aristoteles seluruh ilmu pengetuan masih berada dipangkuan atau bahkan di
kandungan induknya YaitufFilsafat. Olrh karena itu filsafat masih merangkum
seluruh ilmu pengetahuan, maka apa yang disebut filsfat adalah ilmu pengetahuan
dan yang disebut ilmu pengetahuan adalah filsafat. Tiga kelompok ilmu
pengetahuan tersebut adalah :
1. Filsafat Spekulatif atau Filsafat Teoritis, yang bersifat objektif dan bertujuan
pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri. Kelompok ini adalah terdiri dari:
- Fisika.
- Metafisika.
- Biopsikologi.
- Teologi.
2. Filsfat praktika, yang memberi pedoman bagi tingkah laku manusia. Kelompok
ini terdiri atas:
- Etika.
- Politik.
3. Filsfat produktif,yang membibing manusia menjadi produktif lewat
keterampilan khusus. Kelompok ini terdiri atas:
- Kritik sastra.
- Retorika.
- Etestika.
Aristoteles tidak memasukkan logika kedalam salah satu kelompok diatas karena,
logika ialah prasyarat bagi ilmu-ilmu lainnya agar lebih dulu dipelajari.

F. Hubungan Logika dengan Ilmu Pemerintahan

ii
Sebelum mengkaji ilmu pemerintahan sebenarnya lebih dahulu kita harus
mengetahui apa itu ilmu pemerintahan, dan bagainama cara mengajinya, Ilmu
pemerintahan adalah ilmu yang mengkaji merupakan ilmu yang mengkaji secara
logika Hubungan logika dengan ilmu pemerintahan juga adalah pada perumusan
kaidah-kaidah dan pegangan untuk berpikir tepat dan praktis bagi mencapai
kesimpulan yang valit dan pemecahan persoalan yang bijaksana, tapi pada kontek
lain logikEtika, Artistika, Etestika, dan Religi dalam pemerintahan itu sendiri.
contohnya Untuk mencapai rekomendasi dukungan suara dari masyarakat
banyak.
Ditinjau dari persfektif keilmuan, Ilmu Pemerintahan juga merupakan cabang
ilmu yang harus di landasi dengan logika, karena dalam ilmu pemerintahan juga
mengkaji kebenaran-kebenaran dalam mencapai keberhasilan. Keberan itu
dibuktikan oleh adanya hukum-hukum atau bentuk pikiran manusia untuk
menciftakan pemerintahan yang benar dan tepat.

G.MANFAAT BELAJAR LOGIKA


Manfaat mempelajari logika, agar dapat berpikir lebih nalar, kritis, tepat, runtut
atau konsisten, mempelajari ilmu ini sungguh bermanfaat sekali untuk hal-hal
sebagai berikut:
1. Melatih jiwa manusia agar dapat memperhalus jiwa pikirannya.
2. Mendidik kekuatan akal pikiran dan mengembangkannya yang sebaik-
baiknya dengan melatih dan membiasakan mengadakan penelitian-penelitian
tentang cara berpikir.
3. Studi Logika mendidik kita berpikir jernih dan kritis.
4. Logika memungkinkan kita melaksanakan disiplin intelektual yang
diperlukan dalam menyimpulkan atau menarik kesimpulan.
5. Logika membantu kita menginterpretasikan fakta dan pendapat orang lain
secara memadai.
6. Logika melatih kita tentang teknik-teknik menetapkan asumsi dan
implikasi.
7. Logika membantu kita mendeteksi penalaran-penalaran yang keliru dan
tidak jelas.

ii
8. Logika memancing pemikiran-pemikiran ilmiah dan reflektif.
9. Mengenali dan menggunakan bentuk-bentuk umum tertentu dengan cara
penarikan konklusi yang benar dan menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa
dijumpai.
10. Dapat memperpanjang rangkaian penalaran itu untuk menyelesaikan
problem-problem yang lebih kompleks.
11. Daya khayal semakin tinggi sehingga menjadi lebih kreatif.
Dengan membiasakan latihan berpikir, manusia akan mudah dan cepat
mengetahui di mana letak kesalahan yang menggelincirkannya dalam usaha
menuju hukum-hukum yang diperoleh dengan pikiran itu.
Jadi mempelajari ilmu logika itu sama dengan mempelajari Ilmu Pasti, dalam arti
sama-sama tidak langsung memperoleh manfaat dengan ilmu itu sendiri, tapi
ilmu-ilmu itu sebagai perantara yang merupakan suatu jembatan untuk ilmu-ilmu
yang lain juga untuk memimbang sampai di mana kebenaran ilmu-ilmu itu.
Dengan demikian maka ilmu logika juga boleh di sebut ilmu pertimbangan atau
ukuran; dalam bahasa Arab di sebut ‘Ilmulmizan atau Mi’jarul’ulum.

http://adhychezz.wordpress.com/logika/manfaat-belajar-logika/

ii
BAB IV
KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa logika adalah sebuah aturan
dan cara berfikir yang tepat dan benar, baik itu secara lisan maupun tulisan.
Suatu argumen dapat di peroleh dan diterima oleh orang lain, jika kita bisa
memilih dan memisahkan antara kebenaran dengan kesalahan, dan tepat dengan
tidak tepat. Memisahkan dua unsur tersebut hingga di peroleh kesimpulan yang
tepat dan benar”logis”.
Sering orang dalam mengambil keputusan terjadi keragu-raguan bahkan
mengambil keputusan yang salah , ini didasarkan mereka mengambil keputusan
tanpa menganalogikan terlebih dahulu, sehingga suatu kebenaran tidak tercapai.
Oleh karean itu dalam aturan harus juga disertai dengan logika yang tepat dan
benar.

ii
DAFTAR PUSTAKA

http://bazz75catur.wordpress.com/2011/12/05/sejarah-perkembangan-logika/

http://id.wikipedia.org/wiki/Logika

ii
http://adhychezz.wordpress.com/logika/manfaat-belajar-logika/

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................................1
BAB II KAJIAN
PUSTAKA......................................................................................2
BAB III
PEMBAHASAN..........................................................................................6
A. Pengertian Logika........................................................................................6
B. Bahasa Logika............................................................................................7
C. Sejarah Perkembangan Logika...................................................................7
D. PengertianLogika ........................................................9
E. Objek
Logika...............................................................................................10
F. Hubungan Logika dan Ilmu
pemerintahan...................................................11
G. Manfaatbelajarlogika
BAB IV
KESIMPULAN.............................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................13

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka sayadapatmenyelesaikan karya tulisini
dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
pelajaran ilmu logika.
Mohonmaafapabila isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.

ii
Ciamis, 24 Oktober
2014

Penulis

ii
MAKALAH

ILMU LOGIKA

DOSEN

DINDIN M.HARDIMAN,S.Sos., MM., MH

DISUSUN OLEH

VaniYuliaAnggraeni

NIM : 3300140042

ii
UNIVERSITAS GALUH FAKULTAS HUKUM

JL.R.E. Martadinata No. 150 Ciamis Telp./Fax. (0265)771048

Website : www.unigal.ac.id ; email : Fakhukumunigal@gmail.com

ii

You might also like