You are on page 1of 12

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Permasalahan
1.3 Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1

2.1.1

2.1.2

2.1.3

2.2

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I

I.PENDAHULUAN

I.I LATAR BEAKANG

Jumlah penduduk, tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat akan


gizi dan
peranan zat-zat makanan khususnya protein bagi kehidupan sehingga
perkembangan peternakan memberikan dampak positif bagi masyarakat
untuk
peningkatan kebutuhan gizi. Kebutuhan protein hewani dapat diatasi dengan
peningkatan jumlah telur dimasyarakat. Salah satu pemenuhan kebutuhan
tersbut
yaitu dengan perbanyakan telur ayam melalui peternakan ayam petelur.

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara


khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari
ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur
cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi
secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang
banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka
arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifi kayam
yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler,
sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur.
Istilah pakan secara umum digunakan untuk ternak sedangkan
makanan untuk manusia. Pengetahuan tentang pakan tidak terlepas dari
bahan pakan, zat zat makanan yang ada didalamnya. Kadar zat zat makanan
yaitu protein, lemak, serat kasar, vitamin, dan mineral dalamsetiap bahan
makanan berbeda, sehingga untuk memenuhi kebutuhan zat zat makanan
pada tingkat tertentu diperlukan campuran beberapa bahan pakan.
Kebutuhan zat zat makanan untuk unggas tergantung pada faktor intrinsik
yaitu spesies unggas, tipe, bangsa, klas, strain begitu juga jenis kelamin dan
umur. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kebutuhan zat makanan adalah
faktor ekstrinsik yaitu faktor lingkungan daerah tropis atau subtropis serta
ketinggian tempat dataran rendah atau daratan tinggi yang berkaitan dengan
suhu dan kelembaban lingkungan sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


1.Bagaimana membedakan pakanan ayam petelur yang baik dan yang
buruk?
2.Bagaimana pengaruh pakan terhadap produktivitas ayam petelur?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis pakan yang baik dan yang buruk bagi ayam petelur.
2. Menjelaskan pengaruh pakan terhadap produktivitas ayam petelur.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pakan dan Bahan Pakan
Istilah pakan secara umum digunakan untuk ternak sedang
makanan untuk manusia. Pengetahuan tentang pakan tidak terlepas
dari bahan pakan, zat-zat makanan yang ada di dalamnya. Kadar zat-
zat makanan yaitu protein, lemak, serat kasar, vitamin dan mineral
dalam setiap bahan makanan berbeda, sehingga diperlukan campuran
beberapa bahan pakan. Kebutuhan zat-zat makanan untuk unggas
tergantung pada factor intrinsic yaitu species unggas, tipe, bangsa, klas,
strain begitu juga jenis kelamin dan umur. Faktor lain yang
berpengaruh terhadap zat makanan adalah factor ekstrinsik yaitu faktor
lingkungan daerah tropis atau subtropis serta ketinggian tempat dataran
rendah atau dataran tinggi yang berkaitan dengan suhu dan
kelembaban lingkungan sekitar.
Pakan ayam petelur merupakan campuran dari berbagai
bahan pakan yan d i g u n a k a n b a h a n p a k a n ya n g b i a s a
digunakan untuk pakan a ya m petelur a d a l a h jagung,
dedak, bungkil ke!elai, tepung ikan, serta sumber mineral seperti
CaCO3 dan premix ayam petelur umur 18 minggu sampai saat
pertama kali bertelur membutuhkan energi metabolisme banyak
2=00 kkal/kg dengan kandungan proteinkasar sebesar 20C
(Lesson dan Summers, 2008).
B a h a n p a k a n p e n yu s u n p a k a n a d a l a h j a g u n g , d e d a k
padi, bungkil ke!elai,tepung ikan, CPO, tepung daun
dan bunga marigold, CaCO3, premix, dan DL-
Metionin.Air minum diberikan ad libitum. Tepung
daun dan bunga marigold dianalisis untuk
mengetahui kandungan nutrienndan Hasil
analisis p r o k s i m a t menunjukkan bahwa daun marigold
mengandung bahan kering 16.16%,,protein kasar 18%, serat kasar
8.67%, abu 8,29%, dan energi metabolisme 1978kkal.

Tubuh unggas, telur dan bahan pakan terdiri dari berbagai senyawa
khemis yang dapat digolongkan menurut sifat-sifat fisis, khemis dan
biologis dalam 6 golongan yakni:
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Mineral
5. Vitamin
6. air

Bahan-bahan tambahan seperti antibiotika pada beberapa


penelitian diketahui dapat menggertak pertumbuhan apabila diberikan
dalam tinggkat tertentu.

Dalam penyusunan pakan dari beberapa bahan pakan selalu


diusahakan agar mendapatkan pakan yang serasi dalam arti yang
mengandung zat-zat makanan yang diperlukan. Dengan sendirinya
perhatian pada segi ekonomis merupakan salah satu pertimbangan.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada
ternak,baik yang berupa bahan organic maupun anorganik yang
sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan
ternak.Bahan pakan terdiri dari bahan organic dan bahan anorganik.

Bahan organic yang terkandung dalam bahan pakan yaitu


protein,lemak,serat kasar,dan bahan ekstrak tanpa nitrogen sedangkan
bahan anorganik seperti kalsium,pospr,magnesium,kalium dan
natrium.Kandungan bahan organic ini dapat diketahui dengan
melakukan analisis proximat dan analisis terhadap vitamin dan mineral
untuk masing-masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung
didalam bahan pakan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik
dan alat yang spesifik.

Bahan dibagi menjaadi dua yaitu bahan pakan konvesional dan


bahan pakan substitusi.Bahan pakan konvesional adalah bahan baku
yang sering digunakan dalam pakan yang biasanya memiliki
kandungan nutrisi yang cukup dan disukai ternak.Bahan pakan
konvesional adalah bahan makro,serta jagung,bungkil
kedelai,gandum,tepung ikan dan bahan lainnya(Sutardi 1980).

2.1.1.Pemberian Pakan

Menurut Lesson dan Summer(2005) konsumsi ayam petelur berkisar


antara 95-100 g/ekor/hari.Konsumsi protein harian standar untuk ayam
petelur adalah sekitar 16%.Ayam memiliki kemampuan untuk
mengatur konsumsi protein sesuai dengan kebutuhannya.Pada saat
menjelang produksi,ayam akan berusaha memnuhi kebutuhan protein
untuk mencapai berat dewasa sehingga konsumsi meningkat.Ayam
memiliki kemampuan untuk mengatur konsumsi protein sesuai denga
kebutuhannya.

Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase
starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:

- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%,
lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%,
ME 2800-3500 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan
yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu
kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21
hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91
gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai
pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

b. Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:

- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-
21,2%; lemak 2,5%;
serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi
(ME) 2900-3400

2.1.2.Ransum Ayam Petelur

Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang
disusun dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung
sebelumnya berdasarkan kebutuhan industri dan energi yang
diperlukan. Kebutuhan ransum yang seimbang adalah ransum
yang lengkap dengan zat-zat makanan yang dibutuhkan
olehternak baik kualitas maupun kuantitas ransum tersebut
ayam petelur mengkonsumsi pakan dan kebutuhan protein
yang berbedaitu tergantung dengan bangsa ayam tersebut
Selain itu temperature lingkungan,tahap produksi,
perkandangan, pemotongan paruh, dan air minum Sedangkan
ayam pedaging dalam ransumnya lebih sering menggunakan dedak
padi sebagai salah satu c a m p u r a n n ya K a r e n a d e d a k p a d i
s a n g a t k a ya d e n g a n m i n ya k d a n t i n g g i s e r a t kasarnya,
sehingga dedak padi biasanya digunakan sebagai bahan
makanan sumber energi

2.1.3. Pembuatan Pakan


Pakan dibuat dengan mencampur bahan-bahan pakan yang
digunakan secaramanual.Pencampuran pakan dilakukan dengan
mencampur bahan pakan berdasarkankan kandungan gizinya yaitu,
bahan pakan sumber energi, sumber protein dan
sumber mineral.Tepung daun dan bunga marigold dicampurkan
dengan bahan pakan sumber protein lainnya. Bahan pakan sumber
protein dan sumber mineral yang su!dah tercampur rata kemudian
dicampur dan diaduk hingga tercampur rata.Campuran
tersebut lalu dicampur dengan campuran bahan
p a k a n s u m b e r e n e r g i h i n g g a tercampur rata.

2.2 Pengaruh Pakan Terhadap Produktivitas Ayam Petelur.


Secara umum ayam mempunyai potensi untuk
memproduksi telur dalam jumlah yang tinggi, namun untuk hal
tersebut diperlukan penanganan yang cermat. Sehinnga dapat
disimpulkan bahwa untuk dapat memelihara ayam serta
memperoleh produksi telur yang akaya akan protein dan vitamin
untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh,
dibutuhkan perawatan dan pemberian pakan yang sesuai dengan
aturan yangn dianjurkan (Heru Sasongko 2007). Kuantitas dan
kulitas pakan yang diberikan pada ternak sangat menetukan
produksi dan kulaitas telur baik secara internal maupun eksternal
(Tugiyanti 2013).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
untuk mendapatkan hasil telur yang baik dengan jumlah yang
banyak maka diperlukan pakan yang mengandung berbagai nutrisi
yang dibutuhkan ayam. Ayam yang mengkonsumsi pakan dengan
kadar protein tinggi,akan menghasilkan bobot telur yang lebih
tinggi dibandingkan dengan ayam yang mengkonsumsi pakan
dengan kadar protein yang rendah. Zat gizi makanan yang
mempengaruhi bobot telur adalah protein dan asam amino pada
ransum, difisiensi protein dan asam amino dapat menurunkan
bobot telur (Setyawan dan Istinganah 2013).Ayam yang terpenuhi
proteinnya akan optimal dalam memproduksi telurnya, begitu juga
sebaliknya. Ayam yang asupan proteinnya tidak terpenuhi maka
produksi telurnya juka akan menurun.
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah IK .2004. Nutrisi Ayam Petelur . Bogor [ID] : Lembaga Satu Gunung
Budi.

Ashmanu, Muharlien. Ilmu Ternak Unggas. Malang [ID] : UB Press.

Atmomarsono U, Kartasudjana R, Suprijatna E. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas.


Jakarta [ID] : Penebar Swadaya.

Cahyono , Bambanng . 1995 . Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging


(Broiler) . Yogyakarta [ID] : Penerbit Pustaka Nusatama .

Hartadi H, Reksohadiprojo S, Nilman AD. 1197. Tabel Komposisi Pakan Untuk


Indonesia. Yogyakarta [ID] : Gadjah Mada University Press .

Setyawan , Istinganah . 2013. Penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum


terhadap produksi dan bobot telur ayam arab. Jurnal Ilmiah Fakultas
Peternakan Universitas Jendral Soedirman 2 (4) : 123-134.

Rasyaf M . 2008 . Beternak Ayam Pedaging . Jakarta [ID] : Penerbit Penebar


Swadaya.

Wahju J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta [ID] : Gadjah Mada University
Press.

You might also like