You are on page 1of 5

PENDAHULUAN

MAKNA SEJARAH GEREJA

Sejarah Gereja ialah kisah tentang perkembangan – perkembangan dan perubahan-


perubahan yang dialami oleh Gereja selama di dunia ini. Yaitu kisah tentang pergumulan antara
injil dengan bentuk-bentuk yang kita pakai untuk mengungkapkan Ijnjil itu. Kata “gereja” ,
melalui kata Portugis “igreja”, berasal dari kata Yunani “eklesia”. Di samping itu dalam bahasa
Yunani ada suatu kata lain yang berarti “gereja” , yaitu “kurakion”, “(rumah Tuhan)”. Inggeris
“church” dan Belanda “kerk” berasal dari kata Yunani itu. Eklesia berarti : mereka yang
dipanggil. Yang pertama-tama dipanggil oleh Kristus ialah murid, Petrus dan yang lain-lain.
Sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke sorga dan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, para
murid itu menjadi “rasul” , artinya : “ mereka yang diutus”. Rasul-rasul diutus ke dalam dunia
untuk mengabarkan berita kesukaan sehingga lahirlah Gereja Kristen.

Gereja itu dapat kita bandingkan dengan suatu pohon. Sama seperti suatu pohon, yang
tumbuh dari suatu tunas yang kecil, kemudian lama-kelmaan menjadi suatu batang yang besar,
demikianlah halnya dengan Gereja. Banyak dahan, cabang dan ranting yang keluar dari batang itu,
yang berbeda-beda besarnya dan bentuknya. Begitu juga halnya dengan Gereja-gereja yang lahir
dari jemaat pertama yang berlainan : dalam hal tata-gereja, tata kebaktian dan ajaran. Tetapi
semuanya itu hidup berakar dalam tanah yang sama.

Apa sebab dalam sejarah Gereja telah timbul begitu banyak bentuk yang berlainan? Apa
sebab sejarah Gereja adalah kisah perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan yang
terus-menerus ? Soalnya ialah bahwa, dalam sejarah, Injil dibawah kepada orang-orang yang hidup
dalam berbagai lingkungan. Lingkungan-lingkungan itu berbeda-beda menurut tempat dan zaman.
Lain masyarakat Yerusalem daripada masyarakat Atena. Lain masyarakat Indonesia sekarang dari
pada 400 tahun yang lalu. Maka pemberita Injil haru memakai bentuk-bentuk dari masyarakat yang
kepadanya ia mengabarkan Injil. Ia harus “menjadi seorang Yahudi bagi orang-orang Yahudi,
seorang Yunani bagi orang-orang Yunani” (bnd. I Kor 9:20).
BAB I

DUNIA YANG DI DALAMNYA GEREJA LAHIR DAN BERKEMBANG

Secara politis, dunia yang didalamnya Gereja lahir dan berkembang dibagi atas dua negara
besar, yaitu kekaisaran Romawi dan kerajaan Partia. Kekaisaran Romawi meliputi daerah-daerah
di sekitar Laut Tengah , kerajaan Partia/Persia meliputi wilayah Irak dan Iran yang sekarang.Dalam
wilayah yang luas itu terdapat aneka-ragam agama. Di wilayah kekaisaran Romawi dan di
Mesopotamia ( daerah Irak ) terdpat sejumlah besar agama suku. Akan tetapi banyak orang sudah
tidak puas lagi dengan agama-agama yang lama dan menacari jalan keselamatan dalam macam-
macam aliran kepercayaan. Dan diseluruh daerah itu dapat ditemukan pula banyak penganut
agama Yahudi. Di Mesopatamia agama Babilonia, dengan kepercayaannya kepada pengaruh
takdir atas kehidupan manusia, masih hidup terus. Dan di daerah Iran terdapat agama Zoroaster,
yang oleh raja-raja Persia setelah tahun 225 sesudah Masehi dijadikan sebagai agama negara.

Dari sudut kebudayaan, yang paling meninjol ialah kebudayaan Hellenisme. Kebudayaan
ini meneruskan kebudayaan Yunani dari zaman kejayaan kota Atena ( abad ke-5 dan ke-4 sebelum
Masehi ). Tetapi dalam Hellenisme, kebudayaan Yunani ini telah bercampur dengan unsur-unsur
yang berasal dari Asia Barat ( misalnya keyakinan bahwa raja-raja adalah anak-anak dewa-dewa
). Kebudayaan Hellenisme paling kuat berarkar di bagian Timur kekaisaran Romawi, terutama di
kota-kota ( mis. Aleksadria , Antiokhia , di Palestina : Tiberias dan Kaisarea Filipi ). Di daerah-
daerah Barat dan di Partia, pengaruh Hellenisme tidak begitu terasa. Malah , sebagian besar
penduduk asli di Asia Barat menolak kebudayaan itu dengan keras. Sebagian orang-orang Yahudi,
misalnya , sangat membenci kebudayaan “kafir” itu ( bnd kitab-kitab I dan II Makabe yang oleh
Gereja Katolik-Roma ditampung dalam Perjanjian Lama ). Tetapi terdapat pula orang Yahudi yang
berusaha untuk mengawinkan agama Yahudi dengan kebudayaan Hellenisme yang gemilang
(Philo dari Aleksandria, sekitar th.40 sesudah Masehi).

Dalam abad pertama sesudah Masehi bangsa Yahudi hidup berserak-serak, di dalam
kekaisaran Romawi dan di luar wilayahnya. Yang tinggal di Palestina hanya ada sejuta saja, sedang
yang diluar tanah-airnya ada kira-kira enam juta orang. Ada yang merupakan keturunan orang-
orang yang pernah diangkut ke dalam pembuangan oleh raja-raja asing, misalnya oleh
Nebukadnezar, raja Babil (597/586 seb. Mas., bnd II Raja-raja 24-26). Tetapi ada juga yang
merantau dari Palestina untuk mencari nafkah di luar. Mereka hidup sebagai pedangang-
pedangang di seluruh kota besar di sekitar Laut Tengah. Di kota Roma, di antara ± 600.000 orang
penduduknya terdapat 10.000 orang yahudi. Tetapi di Aleksandria, ibukota propinsi Mesir, mereka
merupakan sepertiga dari penduduk. Jemaat-jemaat Yahudi ini di mana-mana merupakan
pangkalan bagi Paulus dkk. Untuk mengabarkan Injil. Tempat di mana orang-orang Yahudi
beribadat ialah Bait Allah di Yerusalem. Setiap laki-laki Yahudi berhak memimpin kebaktian itu,
juga seorang Yahudi yang telah menjadi pengikut Kristus , seperti Paulus (Kis 13:15 , dll)

Ketaatan orang-orang Yahudi kepada undang-undang Taurat menyebabkan mereka harus


hidup terasing dari-pada tetangganya yang bukan Yahudi. Orang-orang Yahudi mencap agama-
agma politeis (= yang menyembah banyak ilah) sebagai kekafiran, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengannya dipandang sebagai najis. Makanya mereka tidak bisa mengunjungi
tempat-tempat hiburan orang-orang kafir, tidak dapat masuk ke rumahnya dan mengecap
makanannya. Akan tetapi banyak juga orang yang bukan-Yahudi yang justru tertarik kepada
agama Yahudi. Orang-orang kafir yang memeluk agama Yahudi dan yang takluknkepada seluruh
Taurat, termasuk kewajiban untuk disunat, disebut orang-orang proselit (Mat.23:15 ; Kis.2:11 ,
13:43). Justru pada zaman Yesus Kristus semakin kuat harapan bangsa Yahudi akan kedatangan
Mesias (= yang diurapi oleh Tuhan). Pemberontokan yang paling besar terjadi pada tahun 66
sesudah Masehi. Negeri-negeri di sekitar Laut Tengah, termasuk tanah Palestina, sirebut semua
oleh tentara Roma. Wilayahnya adalah 2½ kali lebih besar daripada Indonesia. Kebudayaan
Yunani-Romawi itu kita sebutkan Hellenisme. Sama seperti Indonesia terdiri dari banyak suku
bangsa, demikianlah penduduk kekaisaran Romawi terdiri dari banyak bangsa, dengan macam-
macam bahasa dan adat-istiadat yang berlainan.

Pegangan serta harapan yang dicari orang itu ditawarkan dari tiga pihak :

a. Aliran-aliran kepercayaan.
Agama-agama suku tidak dapat lagi memberi pegangan dalam keadaan yang baru itu.
Berbagai aliran kepercayaan menawarkan diri untuk mengisi lowongan itu, mis.
Agama Isis dan Osiris dan Mesir, agama Cybele dan Attis dari Asia Kecil, agma
Mithras dari Persia dan agama Baal dari Siria.
Kepada manusia yang ingin mematahkan belenggu kehidupan yang fana dan serba
terbatas ini, aliran-aliran kepercayaan yang fana dan serba terbatas ini, aliran aliran
kepercayaan menunjukkan cara untuk mendapat bagian dalam kehidupan alam/dewa
yang awet-muda itu. Aliran-aliran ini dinamakan agama-agama misteri (misteri =
rahasia). Contohnya agama Isis dan Mithras.
b. Filsafat
Filsafat zaman Yunani-Romawi berusaha juga untuk memberi pegangan baru kepada
manusia yang terasing itu. Ketenangan betiniah merupakan keselamatan.
Ciri-ciri utama filsafat Platinisme adalah sbb. Allah berada jauh tak terhingga di atas
dunia manusia. Tetapi dari padaNya mengalir Nous (= Roh,Pemikiran). Dan ada
pula dalam roh manusia dan dalam tata-tertib dunia di sekitar manusia.
c. Negara
Kaisar Agustus telah memulihkan perdamaian di negara Romawi ,sesudah perang
saudara yang setenagh abad lamanya. Mereka memandang Agustus sebagai
penyelamat dan mendirikan kuil-kuil dan patung-patung untuk dia. Tetapi sesudah dia,
penyembahan terhadap kaisar-kaisar semakin meningkat. Bahkan, kaisar-kaisar
disebut Anak Allah, dan Tuhan (Kyrios). Dari itu , penyembahan serupa itu diwajibkan
bagi semua penduduk di wilayah kekaisaran, kecuali bagi orang-orang Yahudi.

Yang merupakan keyakinan-bersama pada semua agama dan aliran-aliran filsafat yang
telah kita tinjau itu ialah keyakinan bahwa dunia yang kita pandang ini adalah kurang baik.
Pemikiran yang meresapi agama-agama misteri dan filsafat Hellenistis itu kita sebutkan dualisme.
Dunia dibagi dua : atas dan bawah, baka dan fana, baik dan jahat. Dan seringkali manusia juga
dibagi dua : jiwa yang bersifat ilahi, tubuh yang termasuk dunia materi yang fana, yang jahat.
Tampaknya dualisme ini serupa dengan ajaran Paulus tentang roh dan daging yang saling
menentang (Roma 7).Tampaknya askese menyerupai ajakan Paulus untuk meninggalkan “hawa-
nafsu daging” (Ef 2:3) dan “keinginan-keinginan duniawi” (Tit 2:12).

Dan tampaknya ketenangan batiniah yang dicita-citakan oleh Stoa itu adalah serupa dengan
anjuran Paulus untuk “bergembira seolah-olah tidak bergembira” (I Kor 7:30); bnd II 6:10).
Tetapi : Perjanjian Lama dan Baru mengajarkan bahwa dunia ini merupakan ciptaan yang amat
baik oleh Allah, dan bahwa Allah hendak menyelamatkan manusia, jiwa dan tubuh, dan dunia
yang di sekitarnya. Yang pertama-tama diperlukan oleh manusia ialah bukan kebakaan, melainkan
pengampunan. Pengampunan itu tidak diperolehnya dengan askese, memburu-buru berlelah, tetapi
diperolehnya dengan jalan mengharapkan segala sesuatu dari rahmat Allah.
BAB II

ABAD PERTAMA SEJARAH GEREJA

( 30 – 150 Sesudah Masehi )

Jemaat Kristen pertama terdiri dari orang-orang yahudi. Orang-orang Yahudi-Kristen itu
tetap mengunjungi Bait Allah serta sinagoge dan mentaati Hukum Taurat dengan setia (Kis 2:46 ,
3:1). Akan tetapi penghambatan yang datang sesudah kematian Stefanus membuat mereka lari dari
yerusalem, mereka melarikan diri ke daerah-daerah orang Samaritan dan orang kafir, dan di mana-
mana pemberitauan Injil diterima oleh penduduk daerah itu (Kis 8:11 , 19-30).

You might also like