You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 yang dimaksud dengan

kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Atas dasar definisi Kesehatan tersebut di atas, maka manusia selalu

dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). dari unsur "badan"

(organobiologik), "jiwa" (psiko-edukatif) dan “sosial” (sosio-kultural), yang tidak

dititik beratkan pada “penyakit” tetapi pada kualitas hidup yang terdiri dan

"kesejahteraan" dan “produktivitas sosial ekonomi”.

Definisi tersebut menyiratkan bahwa "Kesehatan Jiwa" merupakan

bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari "Kesehatan" dan unsur utama dalam

menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan Jiwa

adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan

emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras

dengan keadaan orang lain. Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang

harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia

dan dalam hubungannya dengan manusia lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari

kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,

1
mental dan sosial individu secara optimal, dan yang selaras dengan

perkembangan orang lain.

Pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) tahun 2008,

Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dalam sambutannya mengatakan “Kesehatan

jiwa adalah bagian integral dari kesehatan, tidak ada kesehatan tanpa kesehatan

jiwa. Status kesehatan jiwa individu sangat menentukan kualitas hidup, karena

status kesehatan jiwa yang buruk akan menurunkan indeks pembangunan

manusia Indonesia.

Kesehatan jiwa harus terintegrasi ke dalam semua aspek kesehatan,

kebijakan publik, perencanaan sistem kesehatan serta pelayanan kesehatan dasar

dan rujukan. Penanggulangan masalah kesehatan jiwa merupakan tanggung

jawab pemerintah dan masyrakat, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat

serta penderita dan keluarganya. Setiap warga negara harus memelihara

kesehatan jiwa dan raganya agar dapat hidup dan berkontribusi dalam

pembangunan bangsa dan Negara.

Saat ini diperkirakan ada 450 juta penderita gangguan jiwa di seluruh

dunia. Beban yang ditimbulkan oleh gangguan jiwa sangat besar. Hasil studi

Bank Dunia tahun 2000 menunjukkan, Dissabiliy adjusted life years atau hari-

hari produktif yang hilang sebesar 8,1 persen dari global burden of disease

disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa, jauh lebih tinggi dari tuberklosis

(7,2 persen), kanker (5,8 persen), penyakit jantung (4,4 persen), atau malaria

(2,6 persen).

2
Hasil survey Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2000

menyatakan tingkat gangguan kesehatan jiwa orang di Indonesia tinggi dan di

atas rata-rata gangguan kesehatan jiwa didunia. Ini ditunjukkan dengan data

yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI: (1) Rata-rata 40 dari 100.000

orang di Indonesia melakukan bunuh diri, sementara rata-rata dunia

menunjukkan 15,1 dari 100.000 orang; (2) Rata-rata orang bunuh diri di

Indonesia adalah 136 orang per-hari atau 48.000 orang bunuh diri per tahun;

(3) Satu dari empat orang di Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa;

(4) Penderita gangguan jiwa di Indonesia, hanya 0,5 % saja yang dirawat di

RS Jiwa.

Di Kabupaten Polewali Mandar berdasarkan data yang ada di 20

Puskesmas, terdapat 61 orang yang mengalami gangguan jiwa dengan 44 orang

diantaranya mengalami pemasungan dan 17 orang masih berkeliaran. Dari 44

orang yang mengalami pemasungan 33 orang di rujuk ke Rumah Sakit Jiwa

Makassar.

Medical Record Badan Pengelola Rumah Sakit Dadi Makassar

menunjukkan bahwa pasien dengan dianosa harga diri rendah pada tahun 2006 –

2007 sebanyak 66 orang dan pada tahun 2008 meningkat tajam menjadi 168

pasien.

Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif

terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri

rendah dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self

3
evaluasi yang telah berlangsung lama). Dan dapat di ekspresikan secara

langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak nyata)., Harga diri rendah adalah

suatu keadaan dimana individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan

merasa lebih rendah dari orang lain (Achir Yani, S. Hamid, 2005)

Sunaryo (2004), mengatakan rasa rendah diri adalah segala rasa kurang berharga

yang timbul karena ketidak-mampuan psikologis atau sosial yang dirasa secara

subjektif ataupun karena keadaan jasmani yang kurang sempurna

Beradasarkan fakta tersebut diatas, penulis tertarik untuk

mengembangkan dan menyusun karya tulis yang berjudul “Asuhan Keperawatan

pada Klien Tn “H” dengan Masalah Utama Gangguan Konsep Diri; Harga Diri

Rendah di Desa Sugihwaras kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali

Mandar tanggal 2 – 4 September 2010”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memperoleh gambaran tentang proses keperawatan pada klien gangguan

konsep diri; harga diri rendah.

2. Tujuan Khusus

Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata dalam melakukan tindakan

keperawatan pada klien Tn ”H” dengan masalah utama gangguan konsep diri;

harga diri rendah yang meliputi :

4
a. Pengkajian data

b. Penyusunan diagnosa Keperawatan

c. Penyusunan rencana tindakan Keperawatan

d. Implementasi Keperawatan

e. Evaluasi Keperawatan

f. Pendokumentasian asuhan keperawaatan, dan

g. Analisis kesenjangan antara teori dan kasus.

C. Manfaat Penulisan

1. Institusi

Sebagai referensi untuk institusi akademi keperawatan dalam rangka

meningkatkan mutu keperawatan.

2. Instansi Pelayanan Kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi semua pihak khususnya perawat dalam

rangka mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan mutu layanan

kesehatan dan dalam menerapkan proses keperawatan, khususnya pada kasus

dengan masalah utama gangguan konsep diri; harga diri rendah.

3. Klien dan keluarga

Sebagai bahan masukan bagi klien dalam mengatasi permasalahan

yang dihadapinya dan sebagai bahan acuan bagi keluarga klien dalam

menghadapi klien gangguan koonseo diri; harga diri rendah di rumah.

5
4. Penulis

a. Memberikan pengalaman secara langsung tentang penerapan proses

keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

b. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program studi DIII

keperawatan Akademi Keperawatan YPPP Wonomulyo.

D. Metode Penulisan

Penulisan karya tulis ini menggunakan metode sebagai berikut :

1. Studi Kasus

Mengkaji dan mempelajari kasus pada klien secara langsung dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian

data, penetapan diagnosa keperawatan, penyusunan rencana keperawatan,

pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

Adapun Teknik yang dilakukan pada saat pengumpulan data adalah sebagai

berikut :

a. Wawancara

Yaitu melakukan tanya jawab dengan klien dan keluarganya guna

mendapatkan data yang menunjang karya tulis ini.

b. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan langsung tentang perilaku klien.

c. Pemeriksaan fisik

6
Yaitu melakukan pengukuran tanda – tanda vital menyangkut pengukuran

tekanan darah, pengukuran denyut nadi, pengukuran suhu badan dan

frekwensi pernafasan per menit serta mengkaji adanya keluhan fisik klien.

2. Studi Kepustakaan

Dengan mempelajari literatur yang berkaitan dengan judul karya

tulis ini.

.
E. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, disusun secara sistematis sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

B. Tujuan penulisan

C. Mamfaat penulisan

D. Metode pengumpulan data

E. Metode penulisan

F. Sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar gangguan konsep diri

1. Pengertian

2. Rentang respon

3. Komponen konsep diri

7
4. Penyebab gangguan konsep diri

5. Tanda dan gejala gangguan konsep diri

B. Konsep dasar asuhan keperawatan gangguan konsep diri;

harga diri rendah

1. Pengkajian

2. Masalah keperawatan

3. Pohon masalah dan diagnosa keperawatan

4. Rencana keperawatan

5. Implementasi

6. Evaluasi tindakan keperawatan

BAB III : TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian data

B. Analisa data

C. Daftar masalah keperawatan,

D. Pohon masalah gangguan konsep diri; harga diri rendah

BAB IV : PEMBAHASAN

A. Pengkajian

B. Diagnosa keperawatan

C. Rencana keperawatan

D. Implementasi

E. Evaluasi

8
BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran.

You might also like