You are on page 1of 14

MAKALAH

“KONSEP DAN PRINSIP GAWAT DARURAT”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat
dan Manajemen Bencana”
Dosen pengampu : Rahmawati Shoufiah, S.ST.,M.Pd

Disusun oleh:

1. ANDHIKA WAHYU UTOMO (P07220116081)


2. EKA SRI WANDA WARDANI (P07220116091)
3. NILA AYU SEPTIANI (P07220116108)
4. NUR AINUN (P07220116109)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
KELAS BALIKPAPAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah

tentang “Konsep dan Prinsip Gawat Darurat”. Meskipun masih banyak kekurangan

didalamnya.

Dan juga berterima kasih atas beberapa pihak yang telah membantu dan

memberi tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam

rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya

bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh

sebab itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang

telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna

tanpa saran yang membangun.

Balikpapan, 19 Februari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2

C. Sistematika Penulisan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

A. PENGERTIAN .............................................................................................................. 3

B. TUJUAN ....................................................................................................................... 3

C. Berpikir Kritis Dalam Keperawatan .............................................................................. 4

E. Perspektif Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan ................................................. 4

F. Prinsip Gawat Darurat ................................................................................................... 5

G. Falsafah Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan .................................................... 6

H. Ruang Lingkup Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan ......................................... 6

I. Proses Keperawatan Gawat Darurat .............................................................................. 7

J. Sasaran Pelayanan Gawat Darurat................................................................................. 7

K. Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat Darurat .............................................................. 7

L. Pengkajian terhadap prioritas pelayanan ....................................................................... 8

M. Triage............................................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 10

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10

B. Saran ............................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal
keperawatan yang di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering di gunakan untuk masalah yang tidak
urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas,
kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di
pertimbangkan sebagai kedaruratan.
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan bersifat cepat dan perlu tindakan yang
tepat, serta memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat
harus mengkaji pasien mereka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil
berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus mengimplementasi kan
rencana pengobatan, mengevaluasi efektivitas pengobatan, dan merevisi
perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut
merupakan tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat catatan
perawatan yang akurat melalui pendokumentasian.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam
hitungan menit. Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan
pada hasil yang dicapai pasien, dan menekankan perlunya perawat mencatat
kontribusi profesional mereka.
Serta diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau ketrampilan
yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat untuk
mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial
mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di
perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung

1
dari kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan
menentukan keberhasilan Asuhan Keperawatan pada system kegawatdaruratan
pada pasien dewasa. Dengan Pengkajian yang baik akan meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan. Aspek – aspek yang dapat dilihat dari mutu pelayanan
keperawatan yang dapat dilihat adalah kepedulian, lingkungan fisik, cepat
tanggap, kemudahan bertransaksi, kemudahan memperoleh informasi,
kemudahan mengakses, prosedur dan harga (Joewono, 2003).

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dan prinsip gawat darurat

C. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Makalah ini, yaitu :
Bab I Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, tujuan penulisan serta
sistematika
Bab II Tinjauan teori terdiri dari konsep dan prinsip gawat darurat
Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan
keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injury akut
atau sakit yang mengancam kehidupan. Sebagai seorang spesialis, perawat gawat
darurat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan untuk menangani respon
pasien pada resusitasi, syok, trauma, ketidakstabilan multisystem, keracunan dan
kegawatan yang mengancam jiwa lainnya.

B. TUJUAN
Bagi profesi keperawatan pelatihan kegawatdaruratan, dapat dijadikan
sebagai aspek legalitas dan kompetensi dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan gawat darurat yang tujuannya antara lain:
a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan gawat darurat yang diberikan.
b. Menginformasikan kepada masyarakat tentang pelayanan keperawatan gawat
darurat yang diberikan dan tanggungjawab secara professional
c. Memelihara kualitas/mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
d. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat
e. Memotivasi pengembangan profesi
f. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan

3
Tujuan kegawatdaruratan adalah:
a. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat
sebagaimana mestinya
Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan
yang Iebih memadai.
b. Menanggulangi korban bencana.

C. Berpikir Kritis Dalam Keperawatan


Berpikir kritis dalam keperawatan menurut studi riset tahun 1997&1998
adalah komponen esensial dalam tanggung gugat profesional dan asuhan
keperawatan yang bermutu seperti : kreatifitas, fleksibelitas, rasa ingin tahu,
intuisi, pikiran terbuka (Rubenfeld, Barbara K. 2006).

D. Model Berpikir Kritis Dalam Keperawatan


Terdapat 5 model berpikir yaitu : (Rubenfeld, Barbara K. 2006)
T : total recall (ingatan total)
H : habits (kebiasaan)
I : inquiry (penyelidikan)
N : new ideas and creativity (ide baru dan kreatifitas)
K : knowing how you think (mengetahui bagaimana anda berpikir)

E. Perspektif Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan


Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesioanal
keperawatan yang diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau
rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh
perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat
darurat.

4
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah
yang tidak urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat
menjadi luas, kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus
di pertimbangkan sebagai kedaruratan.
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan meliputi pertolongan pertama,
penanganan transportasi yang diberikan kepada orang yang mengalami kondisi
darurat akibat rudapaksa, sebab medik atau perjalanan penyakit di mulai dari
tempat ditemukannya korban tersebut sampai pengobatan definitif dilakukan di
tempat rujukan.

F. Prinsip Gawat Darurat


1. Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir sebelum bertindak (jangan
panik).
2. Sadar peran perawat dalam menghadapi korban dan wali ataupun saksi.
3. Melakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang
mengancam jiwa (henti napas, nadi tidak teraba, perdarahan hebat,
keracunan).
4. Melakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan secara
menyeluruh. Pertahankan korban pada posisi datar atau sesuai (kecuali jika
ada ortopnea), lindungi korban dari kedinginan.
5. Jika korban sadar, jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk
menenangkan dan yakinkan akan ditolong.
6. Hindari mengangkat/memindahkan yang tidak perlu, memindahkan jika
hanya ada kondisi yang membahayakan.
7. Jangan diberi minum jika ada trauma abdomen atau perkiraan
kemungkinan tindakan anastesi umum dalam waktu dekat.
8. Jangan dipindahkan (ditransportasi) sebelum pertolongan pertama selesai
dilakukan dan terdapat alat transportasi yang memadai.
Dalam beberapa jenis keadaan kegawatdaruratan yang telah disepakati
pimpinan masing-masing rumah sakit dan tentunya dengan menggunakan Protap
yang telah tersedia, maka perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat
dapat bertindak langsung sesuai dengan prosedur tetap rumah sakit yang berlaku.

5
Peran ini sangat dekat kaitannya dengan upaya penyelamatan jiwa pasien secara
langsung.

G. Falsafah Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan


1. Bidang cakupan keperawatan gawat darurat: pre hospital, in hospital, post
hospital.
2. Resusitasi pemulihan bentuk kesadaran seseorang yang tampak mati akibat
berhentinya fungsi jantung dan paru yang berorientasi pada otak.
3. Pertolongan diberikan karena keadaan yang mengancam kehidupan.
4. Terapi kegawatan intensive: tindakan terbaik untuk klien sakit kritis karena
tidak segera di intervensi menimbulkan kerusakan organ yang akhirnya
meninggal.
5. Mati klinis: henti nafas, sirkulasi terganggu, henti jantung, otak tidak
berfungsi untuk sementara (reversibel). Resusitasi jantung paru (RJP) tidak
dilakukan bila: kematian wajar, stadium terminal penyakit seperti kanker
yang menyebar ke otak setelah 1/2-1 jam RJP gagal dipastikan fungsi otak
berjalan.
6. Mati biologis: kematian tetap karena otak kerkurangan oksigen. mati
biologis merupakan proses nekrotisasi semua jaringan yang mulai dari
neuron otak yang nekrosis setelah satu jam tanpa sirkulasi oleh jantung, paru,
hati, dan lain – lain.
7. Mati klinis 4-6 menit, kemudian mati biologis.
8. Fatwa IDI mati: jika fungsi pernafasan seperti jantung berhenti secara pasti
(irreversibel atau terbukti kematian batang otak).

H. Ruang Lingkup Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan


a. ICU (Intensive Care Unit)
ICU adalah ruangan perawatan intensif dengan peralatan-peralatan
khusus untuk menanggulangi pasien gawat karena penyakit, trauma atau
kompikasi lain. Misalnya terdapat sebuah kasus dalam sistem persyarafan
dengan klien A cedera medula spinalis, cedera tulang belakang, klien mengeluh
nyeri, serta terbatasnya pergerakan klien dan punggung habis jatuh dari tangga.

6
Dengan klien B epilepsi mengalami fase kejang tonik dan klonik pada saat
serangan epilepsi dirumahnya.
Dua kasus diatas memiliki sebuah perbedaan yang jelas dengan melihat kasus
tersebut, yang meski dilakukan oleh seorang perawat adalah melihat kondisi si
klien B maka lebih diutamakan dibandingkan dengan klien A karena pada klien
B kondisi gawat daruratnya disebabkan oleh adanya penyakit epilepsi.
Sedangkan untuk klien A dalam kondisi gawat darurat juga akan tetapi ia masuk
kedalam unit atau bagian gawat darurat (UGD) bukan berarti tidak diperdulikan.

b. UGD (Unit Gawat Darurat)


UGD merupakan unit atau bagian yang memberikan pelayanan gawat
darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut atau mengalami
kecelakaan. Seperti pada kasus diatas pada klien A, ia mengalami suatu
kecelakaan yang mengakibatkan cedera tulang belakang dengan demikian yang
meski dibawa ke UGD adalah yang klien A yang mengalami kecelakaan
tersebut.

I. Proses Keperawatan Gawat Darurat


a. Waktu yang terbatas
b. Kondisi klien yang memerlukan bantuan segera
c. Kebutuhan pelayanan yang definitif di unit lain (OK, ICU)
d. Informasi yang terbatas
e. Peran dan sumber daya

J. Sasaran Pelayanan Gawat Darurat


Ketepatan resusitasi efektif dan stabilisasi klien gawat dan yang mengalami
perlukaan

K. Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat Darurat


a. Cemas
b. Histeris
c. Mudah marah

7
L. Pengkajian terhadap prioritas pelayanan
Perubahan tanda vital yang signifikan (hipo/hipertensi, hipo/hipertermia,
disritmia, distres pernafasan).
a. Perubahan/gangguan tingkat kesdaran (LOC)
b. Nyeri dada terutama pada pasien berusia > 35 tahun
c. Nyeri yang hebat
d. Perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dengan penekanan langsung
e. Kondisi yang dapat memperburuk jika pengobatan ditangguhkan
f. Hilang penglihatans ecara tiba-tiba
g. Perilaku membahayakan, menyerang
h. Kondisi psikologis yang terganggu/perkosaan

M. Triage
Tujuan triage adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan
yang memerlukan pertolongan kedaruratan Dengan triage tenaga kesehatan
akan mampu :
A. Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien.
B. Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan
lanjutan.
C. Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses
penanggulangan/pengobatan gawat darurat.
Sistem Triage dipengaruhi oleh:
a. Jumlah tenaga profesional dan pola ketenagaan
b. Jumlah kunjungan pasien dan pola kunjungan pasien
c. Denah bangunan fisik unit gawat darurat
d. Terdapatnya klinik rawat jalan dan pelayanan medis

Sistem Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikan pelayanan
untuk mengatasi kondisi kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga
memberikan asukan keperawatan untuk mengatasi kecemasan pasien
dan keluarga.

8
Sistem pelayanan bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga
medis lainnya harus memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta
ilmu pengetahuan yang tinggi dalam memberikan pertolongan
kedaruratan kepeda pesien.

Triage Dalam Keperawatan Gawat Darurat


Yaitu skenario pertolongan yang akan di berikan sesudah fase
keadaan pasien. Pasien-pasien yang terancam hidupnya harus di beri
prioritas utama. Triage dalam keperawatan gawat derurat di gunakan
untuk mengklasifikasian keperahan penyakit atau cidera dan
menetapkan prioritas kebutuhan penggunaan petugas perawatan
kesehatan yang efisien dan sumber-sumbernya.
Standart waktu yang di perlukan untuk melakukan triase adalah
2-5 menit untuk orang dewasa dan 7 menit untuk pasien anak-anak.
Triase di lakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang
sudah terlatih dalam prinsip triase, pengalaman bekerja minimal 6
bulan di bagian UGD, dan memiliki kualisifikasi:
a. Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan
b. Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC
c. Lulus Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC)
d. Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen
e. Keterampilan pengkajian yang tepat, dll

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesioanal
keperawatan yang diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau
rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh
perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat
darurat.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah
yang tidak urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat
menjadi luas, kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus
di pertimbangkan sebagai kedaruratan.
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan meliputi pertolongan pertama,
penanganan transportasi yang diberikan kepada orang yang mengalami kondisi
darurat akibat rudapaksa, sebab medik atau perjalanan penyakit di mulai dari
tempat ditemukannya korban tersebut sampai pengobatan definitif dilakukan di
tempat rujukan.

B. Saran
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja di suatu
institusi Rumah Sakit tentunya kita dapat mengetahui mengenai perspektif
keperawatan kritis dan kegawatdaruratan, dan ruang lingkup kritis dan
kegawadaruratan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, karena
manusia tidak ada yang sempurna, agar penulis dapat belajar lagi dalam
penulisan makalah yang lebih baik. Atas kritik dan saran dari pembaca, penulis
ucapkan terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Blogspot.2015.Konsep kegawatdaruratan.

http://materikeilmuankeperawatan.blogspot.co.id/2015/09/konsep-
kegawatdaruratan-i.html (diakses pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 20.00
WITA)

iii

You might also like