Professional Documents
Culture Documents
Gadar Manj - Bencana
Gadar Manj - Bencana
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Konsep dan Prinsip Gawat Darurat”. Meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya.
Dan juga berterima kasih atas beberapa pihak yang telah membantu dan
memberi tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN .............................................................................................................. 3
B. TUJUAN ....................................................................................................................... 3
M. Triage............................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal
keperawatan yang di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering di gunakan untuk masalah yang tidak
urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas,
kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di
pertimbangkan sebagai kedaruratan.
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan bersifat cepat dan perlu tindakan yang
tepat, serta memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat
harus mengkaji pasien mereka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil
berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus mengimplementasi kan
rencana pengobatan, mengevaluasi efektivitas pengobatan, dan merevisi
perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut
merupakan tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat catatan
perawatan yang akurat melalui pendokumentasian.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam
hitungan menit. Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan
pada hasil yang dicapai pasien, dan menekankan perlunya perawat mencatat
kontribusi profesional mereka.
Serta diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau ketrampilan
yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat untuk
mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial
mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di
perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung
1
dari kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan
menentukan keberhasilan Asuhan Keperawatan pada system kegawatdaruratan
pada pasien dewasa. Dengan Pengkajian yang baik akan meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan. Aspek – aspek yang dapat dilihat dari mutu pelayanan
keperawatan yang dapat dilihat adalah kepedulian, lingkungan fisik, cepat
tanggap, kemudahan bertransaksi, kemudahan memperoleh informasi,
kemudahan mengakses, prosedur dan harga (Joewono, 2003).
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dan prinsip gawat darurat
C. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Makalah ini, yaitu :
Bab I Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, tujuan penulisan serta
sistematika
Bab II Tinjauan teori terdiri dari konsep dan prinsip gawat darurat
Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan
keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injury akut
atau sakit yang mengancam kehidupan. Sebagai seorang spesialis, perawat gawat
darurat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan untuk menangani respon
pasien pada resusitasi, syok, trauma, ketidakstabilan multisystem, keracunan dan
kegawatan yang mengancam jiwa lainnya.
B. TUJUAN
Bagi profesi keperawatan pelatihan kegawatdaruratan, dapat dijadikan
sebagai aspek legalitas dan kompetensi dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan gawat darurat yang tujuannya antara lain:
a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan gawat darurat yang diberikan.
b. Menginformasikan kepada masyarakat tentang pelayanan keperawatan gawat
darurat yang diberikan dan tanggungjawab secara professional
c. Memelihara kualitas/mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
d. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat
e. Memotivasi pengembangan profesi
f. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
3
Tujuan kegawatdaruratan adalah:
a. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat
sebagaimana mestinya
Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan
yang Iebih memadai.
b. Menanggulangi korban bencana.
4
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah
yang tidak urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat
menjadi luas, kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus
di pertimbangkan sebagai kedaruratan.
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan meliputi pertolongan pertama,
penanganan transportasi yang diberikan kepada orang yang mengalami kondisi
darurat akibat rudapaksa, sebab medik atau perjalanan penyakit di mulai dari
tempat ditemukannya korban tersebut sampai pengobatan definitif dilakukan di
tempat rujukan.
5
Peran ini sangat dekat kaitannya dengan upaya penyelamatan jiwa pasien secara
langsung.
6
Dengan klien B epilepsi mengalami fase kejang tonik dan klonik pada saat
serangan epilepsi dirumahnya.
Dua kasus diatas memiliki sebuah perbedaan yang jelas dengan melihat kasus
tersebut, yang meski dilakukan oleh seorang perawat adalah melihat kondisi si
klien B maka lebih diutamakan dibandingkan dengan klien A karena pada klien
B kondisi gawat daruratnya disebabkan oleh adanya penyakit epilepsi.
Sedangkan untuk klien A dalam kondisi gawat darurat juga akan tetapi ia masuk
kedalam unit atau bagian gawat darurat (UGD) bukan berarti tidak diperdulikan.
7
L. Pengkajian terhadap prioritas pelayanan
Perubahan tanda vital yang signifikan (hipo/hipertensi, hipo/hipertermia,
disritmia, distres pernafasan).
a. Perubahan/gangguan tingkat kesdaran (LOC)
b. Nyeri dada terutama pada pasien berusia > 35 tahun
c. Nyeri yang hebat
d. Perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dengan penekanan langsung
e. Kondisi yang dapat memperburuk jika pengobatan ditangguhkan
f. Hilang penglihatans ecara tiba-tiba
g. Perilaku membahayakan, menyerang
h. Kondisi psikologis yang terganggu/perkosaan
M. Triage
Tujuan triage adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan
yang memerlukan pertolongan kedaruratan Dengan triage tenaga kesehatan
akan mampu :
A. Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien.
B. Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan
lanjutan.
C. Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses
penanggulangan/pengobatan gawat darurat.
Sistem Triage dipengaruhi oleh:
a. Jumlah tenaga profesional dan pola ketenagaan
b. Jumlah kunjungan pasien dan pola kunjungan pasien
c. Denah bangunan fisik unit gawat darurat
d. Terdapatnya klinik rawat jalan dan pelayanan medis
8
Sistem pelayanan bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga
medis lainnya harus memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta
ilmu pengetahuan yang tinggi dalam memberikan pertolongan
kedaruratan kepeda pesien.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesioanal
keperawatan yang diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau
rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh
perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat
darurat.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah
yang tidak urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat
menjadi luas, kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus
di pertimbangkan sebagai kedaruratan.
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan meliputi pertolongan pertama,
penanganan transportasi yang diberikan kepada orang yang mengalami kondisi
darurat akibat rudapaksa, sebab medik atau perjalanan penyakit di mulai dari
tempat ditemukannya korban tersebut sampai pengobatan definitif dilakukan di
tempat rujukan.
B. Saran
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja di suatu
institusi Rumah Sakit tentunya kita dapat mengetahui mengenai perspektif
keperawatan kritis dan kegawatdaruratan, dan ruang lingkup kritis dan
kegawadaruratan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, karena
manusia tidak ada yang sempurna, agar penulis dapat belajar lagi dalam
penulisan makalah yang lebih baik. Atas kritik dan saran dari pembaca, penulis
ucapkan terima kasih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Blogspot.2015.Konsep kegawatdaruratan.
http://materikeilmuankeperawatan.blogspot.co.id/2015/09/konsep-
kegawatdaruratan-i.html (diakses pada tanggal 18 Februari 2018 pukul 20.00
WITA)
iii