You are on page 1of 4

Kehidupan adalah sesuatu yang harus kita jalani.

Kehidupan kita adalah suatu


anugrah pemberian dari Tuhan yang harus kita jaga, baik-buruk tentang realita kehidupan kita
tetap harus senantiasa bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan kesempatan kepada
kita untuk menjalni kehidupan ini. Banyak orang-orang yang mempunyai kehidupan layak,
namun banyak juga yang masih serba kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya sehari-
hari, bukan mereka yang mau dengan kehidupan serba kekurangan itu, tapi kita harus bekerja
kera untuk agar kita tidak dalam kondisi yang kekurangan, misalkan dengan bekerja keras
dan banyak lain sebagainya.

Seperti penjelasan di atas, bahwa hidup itu memang susah. Kita harus bekerja untuk
mencukupi kebutuhan kita sehari-hari. Banyak yang bilang tanpa “uang” kita tidak akan bisa
menjalani kehidupan apalagi di zaman sekarang yang apa-apa serba mahal. Disini saya akan
membuat refleksi dari wawancara saya bersama seorang pembantu rumah tangga, dalam
kegiatan sehari-harinya beliau bekerja dari pagi hari hingga sore hari untuk menghidupi
keluarganya, yaitu menghidupi dirinya sendiri dan anak-anaknya, beliau bernama Ibu Sri.
Seorang wanita yang telah di tinggal oleh suaminya yangg telah meninggal, di saat beliau
tidak memiliki pekerjaan, namun karena keadaan yang membuatnya agar bekerja, maka
beliau memutuskan untuk bekerja.

Bu Sri bercerita bahwa hidupnya memang sangat-sangat banyak mengalami cobaan,


namun beliau percaya bahwa dengan adanya cobaan tersebut, menandakan bahwa Tuhan
sangat sekali menyayanginya, karena sesungguhnya Tuhan tidak akan memberikan cobaan di
atas ketidakmampuan manusia itu untuk menjalaninya. Cobaan yang beliau di mulai dari
pernikahannya di usia yang sangat belia, yaitu di usia 12 tahun. Berbeda dengan anak-anak
yang pada saat usia 12 tahun itu masih mengenyam pendidikan di sekolah dasar ataupun
SMP. Beliau memutuskan untuk menikah muda karena beliau tidak mau lagi membebani
kedua orang tuanya untuk membiayainyaa, karena beliau merasa kasihan terhadap orang
tuanya juga. Oleh karena itu, beliau memutuskan untuk menikah muda. Namun
pernikahannya tidak berjalan dengan baik, beliau memutuskan untuk menyudahi pernikahan
tersebut. karena tekanan dari keluarganya dan masalah keluarga akhirnya pernikahannya
berakhir. Setelah beberapa tahun berlalu,beliau memutuskan untuk menikah lagi, dalam
pernikahan keduanya ini beliau di anugerahi dengan 4 orang anak. Yang terjadi bukan seperti
kata pepatah “banyak anak, banyak rezeki”, justru dengan banyak maka banyak pula biaya
yang di butuhkan sehari-hari. Mulai dari biaya hidup hingga biaya pendidikan anak-anaknya.
Di saat keadaan itulah suaminya meninggalnya selama-lamanya, di saat beliau dan anak-
anakny membutuhkan sekali kepala rumah tangaa yang dapat membiayainya sehari-hari. Di
tambah lagi setelah itu banyak tekanan dari mertuanya agar beliau pergi dari rumah
peninggalan suaminya tersebut, di saat seperti itu siapa orang yang tidak akan sedih dan putus
asa dalam kehidupan seperti itu, namun beliau mulai memikirkan untuk bekerja karena
dengan cara itulah beliau dapat melanjutkan kelangsungan kehidupannya. Cobaan yang
beliau alami tidak henti menerjang, melamar kerja kesana-kemari ditolak, sekalipun dapat
adalah pekerjaan seorang pria seperti angkat barang-barang berat sampai menjadi tukang
becak. Dan karena merasa kasihan ada seorang keluarga yang sebelumnya mempekerjakan
suaminya tadi untuk mengangkatnya menjadi pembantu rumah tangaa di rumah keluarga
tersebut. Apa daya karena biaya yang di butuhkannya sangat besar, gaji yang beliau peroleh
juga kurang untuk mencukupi beliau beserta anak-anak beliau, jadi beliau merelakan untuk
agar 2 anaknya yang masih kecil untuk di asuh oleh keluarga lain yang lebih mampu,
meskipun sebenarnya beliau juga tidak tega untuk merelakan hak asuhnya tersebut kepada
orang lain, karena bagaimanapun juga selain karena ketidak mampuan beliau, juga demi agar
anak-anaknya nanti dapat mengenyam pendidikan dengan sangat baik.

Setiap permasalahan dalam hidup kita, pasti ada orang yang membantu kita, seperti
halnya yang terjadi pada Bu Sri, banyak orang-orang di sekitarnya yang selalu membantunya,
misal dengan memberi sebagian makanan yang mereka punya untuk keluarga Bu Sri.
Makanan ini sangat penting untuk keluarga Bu Sri, karena dengan keadaannya yang bekerja
dari pagi hari hingga sore hari, beliau jadi jarang untuk memasak bagi anak-anaknya, karena
sebegitunya beliau sudah sampai di rumah, beliau akan istirahat untukmemulihkan tenaganya
untuk esok hari.

Kita sama-sama manusia memang harus saling tolong-menolong antar sesama


manusia, tidak pandang kaya dan miskin. Juga dalam kehidupan seseorang pasti mereka ada
waktu untuk mendapat cobaan, entah cobaan ringan ataupun berat. Tugas yang selanjutkan
kita dapat adalah dengan sabar menjalaninya serta terus berdoa kepada Tuhan, karena cobaan
awal-awal kita akan susah, tapi kemudian hari kita pasti akan memperoleh sesuatu dari
permasalahan hidup, sehingga kita akan lebih siap lagi untuk menjalani hidup.

Banyak diantara kita yang masih menyia-nyiakan hidupnya, hidup dijalaninya


dengan hanya berfoya-foya, jika mengalami cobaan permasalahan kehidupan selalu
diselesaikan hanya dengan berfoya-foya, padahal permasalahan hidup itu harus kita maknai,
karena di kemudian hari pasti kita akan membutuhkan pengalaman tersebut juga di dunia
kemasyarakatan. Karena kita juga hidup dalam lingkup masyarakat juga.

Berbeda dengan nasib Bu Sri, nasib kita justru lebih baik dari beliau. Di usia 12 tahun
kita masih dapat melanjutkan bersekolah, kita masih mengenyam pendidikan yang layak.
Masih bisa membeli buku dan peralatan sekolah lainnya, kita juga bahkan masih sempat
untuk mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Di usia tersebut juga kita masih dapat
bermain dengan teman-teman sebaya kita, tinggal bersama keluarga yang kita sayangi, tidak
seperti kehidupan Bu Sri yang pada usia 12 tahun sudah putus sekolah dan tidak bisa bermain
bersama teman sebayanya dan tidak tinggal bersama keluarganya karena harus mengurusi
suaminya dan tinggal bersama suaminya. Kita juga tidak perlu susah-susah mencari
pekerjaan di usia sekolah tersebut. Melamar kerja kesana-kemari ditolak. Karena banyak
orang yang membutuhkan karyawan yang memang bersekolah minimal SMA meskipun
pekerjaannya ringan. Kita juga tidak harus mengasuh anak-anak seperti yang di lakukan oleh
Bu Sri.

Melihat realita kehidupan yang di jalanai Bu Sri tersebut, setidaknya kita harus
bersyukur kepada Tuhan, karena kita tidak mengalami nasib yang sama seperti yang dialami
oleh Bu Sri, kita harus juga harus membantu keadaan seperti yang dialami oleh Bu Sri
bahakan yang lebih kurang juga harus kita bantu, misal dengan memberi pekerjaan,
bersedekah mungkin, atau memberikan sesuatu.

Kita juga harus belajar dari pengalaman ini, karena dengan begitu kita akan lebih
memaknai kehidupan kita di dunia. Kita harus belajar tentang lika-liku kehidupan juga,
karena kehidupan yang kita jalani tidak selamanya mulus, ada kalanya kita di terpa
permasalahan yang ringan, ada kalanya juga kita di terpa permasalahan yang cukup berat,
namun jika kita percaya Tuhan dan kita dengan sabar menghadapi masalah itu, pasti kita
nantinya akan mudah untuk menjalani hidup kita meski ada masalah yang menghadang.
Namun kita juga harus yakin bahwa masalah itu kita dapat untuk menyelesaikannya.

Dalam realita kehidupan kita juga harus berjuang dan berusaha, bila kehidupan kita
hanya dilakukan dengan bermalas-malasan makaitu bukan makna kehidupan sesungguhnya.
Kehidupan harus kita perjuangkan, dengan hanya bermalas-malasan saja kita tidak akan
mampu dalam menjalani kehidupan, kita butuh bekerja, dengan bekerja kita akan mampu
memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Karena saat ini tidak ada barang-barang yang serba
gratis, kalau kita dengan bermalas-malasan, bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan kita
jika hanya bermodalkan malas?

Marilah mulai sekarang kita belajar untuk lebih memaknai kehidupan dan bersyukur
akan kehidupan kita yang telah di beri oleh Tuhan, jangan malah kita menyia-nyiakan
kehidupan kita. Karena jika kita menyia-nyiakan kehidupan kita, kita sama saja tidak
bersyukur akan karunia Tuhan yang telah di berikan kepada kita. Melalui media ini kita juga
dapat memperdalam rasa terima kasih kita Tuhan atas apa yang telah di berikan-Nya tersebut.
Serta kita juga dapat meningkatkan keimanan kita kepada Tuhan.

Dengan refleksi ini semoga kita dapat belajar lebih dalam lagi makna kehidupan yang
kita jalani, dan semoga kedepannya kita menjadi pribadi yang lebih baik dengan mempelajari
realita kehidupan Bu Sri, tanpa pengalaman hidup beliau, mungkin kita masih saja belum
dapat memaknai kehidupan yang kita peroleh.
TUGAS 1

ETIKA
Kelas Z

Oleh:
Abdul Ro’uf Farizki
26411158

TAHUN AJARAN 2011-2012

You might also like