Professional Documents
Culture Documents
Penyuluhan
Penyuluhan
PENGABDIAN MASYARAKAT
OLEH
DEPARTEMEN ORTODONTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul :Perawatan dan Pencegahan Maloklusi di SD
INPRES Tello Baru III
2. Nama Mitra Program : Dinas Pendidikan Kota Makassar
3. Tim
a. Ketua : drg. Baharuddin M. Ranggang, Sp.Ort
b. NIP : 19691231 200501 1 014
c. Pangkat/Golongan : Lektor Kepala / IVc
d. Program Studi : Kedokteran gigi
e. Bidang keahlian : Ortodonsia
f. Alamat institusi : Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea
Makassar
g. Telepon/E-mail : 08124218606
4. Anggota Tim
a. Jumlah Anggota :3
b. Nama Anggota I : Nurul Fatimasari, S.KG
c. Nama Anggota II : Reskiani Astri Balaka, S.KG
d. Nama Anggota III : Nuraini, S.KG
5. Lokasi Kegiatan/Mitra
a. Wilayah Mitra : Sekolah Dasar
b. Kabupaten/ kota/provinsi : Makassar/ Sulawesi Selatan
6. Luaran yang dihasilakan : Peningkatan pengetahuan kesehatan gigi di
bidang maloklusi
7. Jangka waktu pelaksanaan : 1 minggu
Makassar, 15 Juli2018
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Kepala Departemen Ortodonsi
Universitas Hasanuddin
Dr. drg. Bahruddin Thalib M.Kes, Sp. Pros Dr. drg. Eka Erwansyah, M.kes, Sp. Ort
NIP. 19640814 199103 1 002 NIP. 19701228 200012 1 001
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Universitas Hasanuddin
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3Manfaat Kegiatan...................................................................................... 2
1.4Tujuan Kegiatan........................................................................................ 2
4.1 MateriPenyuluhanMaloklusi.................................................................... 12
BAB VPENUTUP
5.1Simpulan .................................................................................................. 18
iii
5.2Saran ........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara
dalam berbicara, pengunyahan dan estetika. Angka kejadian masalah kesehatan gigi
(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%,
urutan ketiga setelah karies dan penyakit periodontal. Masyarakat semakin sadar
maloklusi dan penampilan, dimana masalah tersebut memiliki dampak yang besar
meningkat karena semakin banyak masyarakt yang sadar akan kondisi gigi geliginya.
Hal ini memilik efek yang baik untuk menyelesaikan masalah maloklusi.
kelainan komunikatif, seperti bicara, dan estetik. Dengan adanya kemajuan jaman
dimana baik pria maupun wanita mempunyai kesempatan kerja yang sama, serta
banyak pula profesi yang menuntut penampilan wajah yang prima atau mereka yang
1
Periode gigi bercampur merupakan periode yang kritis karena pada periode
ini kemungkinan banyak terjadi maloklusi yang disebabkan oleh faktor pertumbuhan
dan perkembangan tulang rahang dan gigi geligi maupun dari faktor luar. Maloklusi
pada periode gigi geligi pergantian kadang-kadang dapat menjadi baik, kadang-
kadang akan bertambah buruk tetap tidak berubah. Dengan mengetahui maloklusi
secara dini pada usiamuda dan melakukan tindakan perawatan preventif atau koreksi
Gigi berjejal dan maloklusi banyak terjadi pada usia 10-12 tahun. Pada periode
ini terjadi perubahan dimensi dari gigi sulung menjadi gigi permanen yang banyak
menimbulkan masalah. Oklusi terkadang menjadi tidak sesuai sehingga dapat terjadi
keadaan gigi berjejal, gigitan silang, gigitan terbuka, gigitan dalam, dan
hilangnyagigi permanen karena karies. Maloklusi yang sudah tampak pada periode
gigi bercampur bila tidak dilakukan perawatan sejak dini akan berakibat semakin
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam
menjelaskan dental health education yang dilakukan kepada siswa anak sekolah
dasar.
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam
2
mengetahui dental health education yang dilakukan kepada anak siswa sekolah
dasar.
Hasil kegiatan ini dapat memberikan informasi atau tambahan ilmu dalam
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Maloklusi
tidak cepat dikoreksi. Maloklusi sebenarnya bukan suatu penyakit tetapi apabila
penelanan, bicara, dan keserasian wajah, yang berakibat pada gangguan fisik
maupun mental.4
1. Kebiasaan Buruk
4
Gambar 2.1 (kiri) Maloklusi akibat mendoronglidah, (kanan) Maloklusia kibat menggigit jari
2. Gigi Berjejal
susunannya. Hal ini disebabkan bila seorang anak dicabut sebelum waktunya
3. Genetika
Misalnya, ibu yang memiliki gigi kecil dan bapak yang memiliki
rahang yang besar, cenderung akan memiliki anak dengan gigi kecil dan
5
4. Trauma
Benturan benda keras pada mulut dan mencederai rahang serta gigi, juga
(1)Ortodontik preventif
tidak terjadi malposisi gigi dan hubungan dengan rahang yang abnormal.
maloklusi yang ada tidak berkembang menjadi lebih parah. Tindakan yang
yang terjadi agar tidak berkembang dan dapat diarahkan agar menjadi normal.
6
(3) Ortodontik kuratif
perawatan pada maloklusi yang sudah nyata terjadi. Gigi- gigi yang malposisi
digeser ke posisi normal dengan kekuatan mekanis yang dihasilkan oleh alat
menjadi:
7
(2)Perawatan dengan alat cekat
Alat ini dapat menjangkau pergerakan gigiyang lebih luas dibandingkan dengan
dan archwire yangmelalui braket. Indikasi dari alat ortodontik cekat antara lain
untukmengkoreksi rotasi gigi, koreksi intrusi dan ekstrusi gigi, overbite, dan
zattersebut.
2. Setelah bayi lahir, nutrisi anak juga harus dijaga agar pertumbuhan
8
sifilis, TBC tulang atau avitaminosis dapatmenimbulkan deformasi tulang
3. Setelah anak mempunyai gigi, maka harus dijaga agar gigi ini
menggosokgigi yang benar, tiga kali sehari setiap selesai makan dan
plak kontrol. Fungsi pengunyahan harus dijaga agar tetap baik.Pada masa
pergantian gigi harus dijaga agar gigi desidui tidak dicabutatau hilang terlalu
prolong retention gigi desidui). Jikagigi desidui harus dicabut jauh sebelum
ruangan bekas gigidesidui tadi tidak menutup. Kebiasaan menghisap ibu jari
9
thrusting), cara berbicara yang salah, cara penelanan yangsalah, adalah
atau kiri, juga merupakan kebiasaan jelek yang dapat menimbulkan kelainan.
10
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1Bentuk Kegiatan
Penyuluhan maloklusi
JumlahSiswa: 80 orang
09.30 – 11.30 Penyuluhan dilakukan dari kelas 1 sampai kelas 6 oleh tim
11.30-12.00 Penutupan
11
BAB IV
perawat.
12
polisi, profesi yang sering tampil
memperlihtkan giginya
13
Selain bermasalah dengan penampilan
dagu maju.
14
Salah satu penyebab gigi tidak teratur
15
dibersihkan sedangkan alat ortodontik
digunakan.
sebagainya.
sebelum tidur
16
orang lain
buah
krim
6 bulan sekali
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil kegiatan setelah penyuluh yang dilakukan kepada siswa sekolah
5.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
nd
3. Singh G. Textbook of orthodontics 2 .ed.NewDelhi :Jaypee Publisher; 2007.
p.179-89
4. Susilowati. Prevalensi maloklusi gigi anterior pada siswa Sekolah Dasar
(Penelitian pendahuluan di SD 6 Maccora Walihe, Sidrap). Makassar Dent J
2016; 5(3): 97-101
5. Muh. Harun A, Hendrstuti H, Fajriani F. Buku ajar maloklusi pada anak, etiologi
dan penanganannya. Makassar:Bimer, 2102.
19
ANGGARAN KEGIATAN
Penyuluhan Maloklusi
Penggandaan
7 Laporan 3 Buah 40.000 120.000
Total 580.000
Total 300.000
20
LAMPIRAN
Penyuluhan
21