You are on page 1of 25

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN MALOKLUSI DI SD INPRES TELLO BARU III

OLEH

Ketua : drg. Baharuddin M. Ranggang, Sp.Ort


Anggota : Nurul Fatimasari, S.KG
: Reskiani Astri Balaka, S.KG
: Nuraini, S.KG

DEPARTEMEN ORTODONTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul :Perawatan dan Pencegahan Maloklusi di SD
INPRES Tello Baru III
2. Nama Mitra Program : Dinas Pendidikan Kota Makassar
3. Tim
a. Ketua : drg. Baharuddin M. Ranggang, Sp.Ort
b. NIP : 19691231 200501 1 014
c. Pangkat/Golongan : Lektor Kepala / IVc
d. Program Studi : Kedokteran gigi
e. Bidang keahlian : Ortodonsia
f. Alamat institusi : Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea
Makassar
g. Telepon/E-mail : 08124218606
4. Anggota Tim
a. Jumlah Anggota :3
b. Nama Anggota I : Nurul Fatimasari, S.KG
c. Nama Anggota II : Reskiani Astri Balaka, S.KG
d. Nama Anggota III : Nuraini, S.KG
5. Lokasi Kegiatan/Mitra
a. Wilayah Mitra : Sekolah Dasar
b. Kabupaten/ kota/provinsi : Makassar/ Sulawesi Selatan
6. Luaran yang dihasilakan : Peningkatan pengetahuan kesehatan gigi di
bidang maloklusi
7. Jangka waktu pelaksanaan : 1 minggu
Makassar, 15 Juli2018
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Kepala Departemen Ortodonsi
Universitas Hasanuddin

Dr. drg. Bahruddin Thalib M.Kes, Sp. Pros Dr. drg. Eka Erwansyah, M.kes, Sp. Ort
NIP. 19640814 199103 1 002 NIP. 19701228 200012 1 001

Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Ir. Laode Asrul, MP


NIP. 19630307198812 1 001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2

1.3Manfaat Kegiatan...................................................................................... 2

1.4Tujuan Kegiatan........................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Maloklusi ................................................................................................. 4

2.1.1Gambaran umum Maloklusi ............................................................ 4

2.1.2 Penyebab Maloklusi Maloklusi ...................................................... 4

2.2Perawatan Ortodontik .............................................................................. 6

2.3Edukasi Kesehatan Gigi ........................................................................... 9

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1Bentuk Kegiatan ...................................................................................... 11

3.2Lokasi Pelaksanaan Kegiatan .................................................................. 11

3.3Waktu dan Jumlah Siswa ......................................................................... 11

3.4 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan .............................................................. 11

BAB IVEVALUASI PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 MateriPenyuluhanMaloklusi.................................................................... 12

BAB VPENUTUP

5.1Simpulan .................................................................................................. 18

iii
5.2Saran ........................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara

keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan yang mempunyai fungsi

dalam berbicara, pengunyahan dan estetika. Angka kejadian masalah kesehatan gigi

dan mulut di Indonesia tergolong masih tinggi. Berdasarkan Riset KesehatanDasar

(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%,

tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan.

Maloklusi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang menduduki

urutan ketiga setelah karies dan penyakit periodontal. Masyarakat semakin sadar

dengan penampilan fisik dan masalah psikososial yang berhubungan dengan

maloklusi dan penampilan, dimana masalah tersebut memiliki dampak yang besar

terhadap kualitas hidup seseorang. Kebutuhan akan perawatan ortodonti semakin

meningkat karena semakin banyak masyarakt yang sadar akan kondisi gigi geliginya.

Hal ini memilik efek yang baik untuk menyelesaikan masalah maloklusi.

Prevalensi maloklusi di Indonesia menurut Gan-Gan sangat tinggi berkisar

antara 70,27 % - 99,8 %. Akibat dari maloklusi menyebabkan kelainan fungsi,

kelainan komunikatif, seperti bicara, dan estetik. Dengan adanya kemajuan jaman

dimana baik pria maupun wanita mempunyai kesempatan kerja yang sama, serta

banyak pula profesi yang menuntut penampilan wajah yang prima atau mereka yang

selalu harus berhubungan dengan masyarakat, penampilan menjadi sangat berarti,

terutama pada wajah serta geliginya.2

1
Periode gigi bercampur merupakan periode yang kritis karena pada periode

ini kemungkinan banyak terjadi maloklusi yang disebabkan oleh faktor pertumbuhan

dan perkembangan tulang rahang dan gigi geligi maupun dari faktor luar. Maloklusi

pada periode gigi geligi pergantian kadang-kadang dapat menjadi baik, kadang-

kadang akan bertambah buruk tetap tidak berubah. Dengan mengetahui maloklusi

secara dini pada usiamuda dan melakukan tindakan perawatan preventif atau koreksi

sederhana, akan dapat mengurangi jumlah kasus ortodonti yang parah.2

Gigi berjejal dan maloklusi banyak terjadi pada usia 10-12 tahun. Pada periode

ini terjadi perubahan dimensi dari gigi sulung menjadi gigi permanen yang banyak

menimbulkan masalah. Oklusi terkadang menjadi tidak sesuai sehingga dapat terjadi

keadaan gigi berjejal, gigitan silang, gigitan terbuka, gigitan dalam, dan

hilangnyagigi permanen karena karies. Maloklusi yang sudah tampak pada periode

gigi bercampur bila tidak dilakukan perawatan sejak dini akan berakibat semakin

parah pada periode gigi permanennya.3

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam

laporan ini adalah untuk menjelaskan maloklusi, menjelaskan penyebab maloklusi,

menjelaskan jenis-jenis perawatan yang dilakukan dalam perawatan maloklusi serta

menjelaskan dental health education yang dilakukan kepada siswa anak sekolah

dasar.

1.3 Tujuan Kegiatan

Dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam

laporan ini adalah untuk mengetahui maloklusi, mengetahui penyebab maloklusi,

mengetahui jenis-jenis perawatan yang dilakukan dalam perawatan maloklusi serta

2
mengetahui dental health education yang dilakukan kepada anak siswa sekolah

dasar.

1.4 Manfaat Kegiatan

 Hasil kegiatan ini dapat memberikan informasi atau tambahan ilmu dalam

memberikan Penyuluhan tentang maloklusi kepada siswa sekolah dasar

 Hasil kegiatan ini dapat memberikan informasi secara ilmiah mengenai

maloklusi dan pencegahan serta tindakan yang harus dilakukan

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Maloklusi

2.1.1Gambaran umum Maloklusi

Maloklusi ialah keadaan ketidaksesuaiandari hubungan gigi atau

hubungan rahang yang menyimpang dari normal. Derajat keparahan maloklusi

berbeda-beda dari rendah ke tinggi yang menggambarkan variasi biologi

individu. Maloklusi dapat menyebabkan tampilan wajah yang buruk,risiko karies

dan penyakit periodontal, sampai gangguan pada sendi temporomandibula bila

tidak cepat dikoreksi. Maloklusi sebenarnya bukan suatu penyakit tetapi apabila

tidak dirawat dapat menimbulka ngangguan pada fungsi pengunyahan,

penelanan, bicara, dan keserasian wajah, yang berakibat pada gangguan fisik

maupun mental.4

2.1.2 Penyebab Maloklusi

Menurut Constaty (2001) menjelaskan penyebab kelainan bentuk gigi

adalah sebagai berikut5

1. Kebiasaan Buruk

Habit/kebiasaan buruk adalah suatu perbuatan/tindakan tertentu yang

dilakukan secara berulang-ulang, sedangkan oral habit merupakan kebiasaan

yang dapat menimbulkan perubahan pada hubungan oklusal seperti

menghisap jari, bernafas melalui mulut, menghisap dan menggigit bibir,

memajukan rahang kedepan, mendorong lidah, atau menggigit kuku.

4
Gambar 2.1 (kiri) Maloklusi akibat mendoronglidah, (kanan) Maloklusia kibat menggigit jari

2. Gigi Berjejal

Gigi yang tumbuh dengan kondisi crowded dan tidak teratur

susunannya. Hal ini disebabkan bila seorang anak dicabut sebelum waktunya

dan menyebabkan keompongan dan akhirnya rahang tidak berkembang.

Kondisi ini menyebabkan tempat tumbuhnya gigi tetap menjadi berkurang

untuk mendapatkan posisi yang cukup.

Gambar 2.2 Gigi Crowded

3. Genetika

Misalnya, ibu yang memiliki gigi kecil dan bapak yang memiliki

rahang yang besar, cenderung akan memiliki anak dengan gigi kecil dan

rahang besar, otomatis menyebabkan gigi berjarak/diastem.

Gambar 2.3 Gigi berjarak/diastem

5
4. Trauma

Benturan benda keras pada mulut dan mencederai rahang serta gigi, juga

merupakan penyebab terjadinya maloklusi.

2.2 Perawatan Ortodontik

Perawatan ortodontik merupakan perawatan yang dilakukan di

bidang kedokteran gigi yang bertujuan untuk mendapatkan penampilan

dentofasial yang menyenangkan secara estetika yaitu denganmenghilangkan

susunan gigi yang berdesakan, mengoreksi penyimpanganrotasional dan apikal

dari gigi-geligi, mengoreksi hubungan antar insisalserta menciptakan hubungan

oklusi yang baik

Perawatan ortodontik dibagi menjadi beberapa klasifikasi, antara

lain yang pertama berdasarkan waktu dan tingkatan maloklusi:

(1)Ortodontik preventif

Perawatan ini adalah suatu tindakan yang menghindarkan segala

pengaruh yang dapat merubah jalannya perkembangan yang normal agar

tidak terjadi malposisi gigi dan hubungan dengan rahang yang abnormal.

(2) Ortodontik interseptif

Ortodontik interseptif meruka tindakan atau perawatan ortodontik pada

maloklusi yang mulai tampak dan sedang berkembang, disini maloklusi

sudah terjadi sehingga perlu diambil tindakan perawatan guna mencegah

maloklusi yang ada tidak berkembang menjadi lebih parah. Tindakan yang

termasuk disini, diantara lain dengan menghilangkan penyebab maloklusi

yang terjadi agar tidak berkembang dan dapat diarahkan agar menjadi normal.

6
(3) Ortodontik kuratif

Seperti ortodontik interseptif,ortodontik kuratif merupakan tindakan

perawatan pada maloklusi yang sudah nyata terjadi. Gigi- gigi yang malposisi

digeser ke posisi normal dengan kekuatan mekanis yang dihasilkan oleh alat

ortodontik. Gigi dapat bergeser karena sifat adaptive response jaringan

periodontal. Ortodontik kuratif ini dilakukan pada periode gigi permanen.

Berdasarkan cara pemakaian alat perawatan ortodontik dibagi

menjadi:

(1) Perawatan dengan alat lepasan

Alat ortodontik lepasan adalahalat yang dapat diaplikasikan dan dilepas

oleh pasien. Terdapat empatkomponen yang harus dimiliki sebuah alat

ortodontik lepasan, yaitukomponen aktif, komponen retentif, komponen

penjangkar, dan plat dasar.Alat ini membutuhkan fleksibilitas jumlah waktu

pasien dalam pemakaiandan memberikan pilihan penggunaan spring untuk

pegerakan minor gigi. Komponen aktif terdiri dari pir-pir pembantu/auxilliary

springs, sekrupekspansi (expansion screw), dan karet elastik (elastic rubber).

Komponenrententif terdiri dari klamer/clasp, busur labial dalam keadaan

pasif, dankait/hook. Sedangkan komponen penjangkar terdiri dari klamer-

klamer danmodifikasinya, busur labial dalam keadaan pasif, dan verkeilung.

Gambar 2.4 Alat Ortodontik Lepasan

7
(2)Perawatan dengan alat cekat

Alat ortodontik cekat adalah alat yangditempelkan pada gigi pasien.

Alat ini dapat menjangkau pergerakan gigiyang lebih luas dibandingkan dengan

alat ortodontik lepasan. Braketmampu menggerakkan gigi secara vertical atau

miring, serta pergerakangigi secara bersamaan dihasilkan dari interaksi braket

dan archwire yangmelalui braket. Indikasi dari alat ortodontik cekat antara lain

untukmengkoreksi rotasi gigi, koreksi intrusi dan ekstrusi gigi, overbite, dan

koreksi maloklusi sedang hingga parah. Alat ortodontik cekat memiliki

komponen- komponen antara lain band, braket, adesif ortodontik, kawat

busur dan auxiliaries.

Gambar 2.5 Alatortodontikcekat

2.3 Edukasi Kesehatan Gigi

1. Pada waktu anak masih dalam kandungan, ibu harus

mendapatkanmakananyang cukup nilai gizinya untuk kepentingan

pertumbuhanjanin. Ibu haruscukup mendapat kalsium, fosfor, fluor

danvitamin-vitamin A, C dan D untukmencukupi kebutuhan janin akan zat-

zattersebut.

2. Setelah bayi lahir, nutrisi anak juga harus dijaga agar pertumbuhan

dan perkembangan badannya normal, dan harus dijaga dari penyakitpenyakit

yang dapat mengganggu jalannya pertumbuhan. Penyakitrhinitis, rakhitis,

8
sifilis, TBC tulang atau avitaminosis dapatmenimbulkan deformasi tulang

termasuk gigi-gigi dan jaringanpendukungnya. Gangguan pada kelenjar

endokrin misalnya glandulahipofise, glandula tyroida, dapat mengakibatkan

gangguanpertumbuhan dan mengakibatkan adanya anomali pada gigi-

giginya.Juga harus dijaga adanya luka pada saat kelahiran. Kerusakan

yangterjadi pada rahang akibat pemakaian tang-tang obstetri

dapatmengakibatkan anomali yang berat pada gigi-gigi.

3. Setelah anak mempunyai gigi, maka harus dijaga agar gigi ini

tetapsehatsampai pada saatnya akan digantikan oleh gigi

permanen.Kebersihan mulut harus dijaga, harus diajarkan cara-cara

menggosokgigi yang benar, tiga kali sehari setiap selesai makan dan

menjelangtidur. Secara teratur si anak diperiksakan ke dokter gigi setiap 6

bulansekali untuk melihat keadaan gigi-giginya. Jika terdapat karies

harussegera ditambal. Dilakukan tindakan preventif agar gigi-giginya

tidakmudah terserang karies, misalnya topikal aplikasi NaF, mouth rinsingdan

plak kontrol. Fungsi pengunyahan harus dijaga agar tetap baik.Pada masa

pergantian gigi harus dijaga agar gigi desidui tidak dicabutatau hilang terlalu

awal (premature axtraction atau premature loss),ataupun terlambat dicabut

sehingga gigi permanen penggantinya telahtumbuh (terjadi persistensi atau

prolong retention gigi desidui). Jikagigi desidui harus dicabut jauh sebelum

waktu tanggalnya, harusdibuatkan space maintainer untuk menjaga agar

ruangan bekas gigidesidui tadi tidak menutup. Kebiasaan menghisap ibu jari

(thumbsucking), menggigit bibir (lips biting), meletakkan lidah diantara gigi-

giginya (tonguebiting), mendorong lidah pada gigi-gigi depannya(tongue

9
thrusting), cara berbicara yang salah, cara penelanan yangsalah, adalah

merupakan kebiasaan jelek yang apabila dilakukandalam waktu yang cukup

lama dan dilakukan pada masa pertumbuhanaktif, akan mengakibatkan

timbulnya anomali pada gigi-giginya. Olehkarena itu tindakan

menghilangkan kebiasaan jelek sedini mungkinmerupakan suatu tindakan

preventif terhadap timbulnya anomali.

4. Anak yang mempunyai tonsil yang membesar akan mengalamigangguan

dalam pernafasannya sehingga anak tersebut akan bernafasmelalui mulutnya.

Kebiasaan ini juga akan menimbulkan kelainanpada lengkung rahang dan

giginya. Sikap tubuh yang salah, misalnyaselalu membungkuk, miring kanan

atau kiri, juga merupakan kebiasaan jelek yang dapat menimbulkan kelainan.

Seorang doktergigi harus mengetahui seawal mungkin adanya penyimpangan

danfaktor predisposisi suatu kelainan. Kalau perlu dokter gigi

segeramengirimkan pasien ke ahli ortodonsi atau ahli lainnya untukperawatan

penyakit sistemik dengan kelainan dentofasial atau adanyacelah pada rahang

atau bibirnya yang membutuhkan perawatan lebihkompleks.

10
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1Bentuk Kegiatan

 Penyuluhan maloklusi

 Pemeriksaan dan pendataan maloklusi

 Perawatan ortodontik dan pencegahan maloklusi

3.2Lokasi Pelaksanaan Kegiatan

SD INPRES Tello Baru III Makassar

3.3Waktu dan Jumlah Siswa

Hari/Tanggal :Senin,12 Februari 2018

Pukul: 08.00 – 12.00 WITA

JumlahSiswa: 80 orang

3.4 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

08.00 – 9.30 Pembukaan oleh pembimbing dan penerimaan oleh kepala

sekolah SD INPRES Tello Baru III

09.30 – 11.30 Penyuluhan dilakukan dari kelas 1 sampai kelas 6 oleh tim

11.30-12.00 Penutupan

11
BAB IV

EVALUASI PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Materi Penyuluhan Maloklusi

“Senyum Menawan dengan Gigi yang

Rapi dan Sehat Raih Cita – Cita”

“Apa cita – citamu?”

Usia anak – anak memiliki banyak

keinginan mau jadi apa besar nanti

seperi menjadi tentara, polisi guru,

pemadam kebakaran, dokter, atau

perawat.

Dari berbagai profesi yang biasanya

diinginkan atau dicitia-citakan

biasanya berhubungan dengan

kesehatan gigi dan mulut. Seperti

ketika ingin menjadi polisi,

pemeriksaan gigi merupakan salah

satu yang harus dilakukan. Selain

12
polisi, profesi yang sering tampil

didepan umum seperti penyiar tv, artis

ataupun yang lainnya harus memiliki

penampilan yang bagus agar lebih

percaya diri. Mejaga agar gigi yang

sehat dan rapi harus dilakukan sejak

dini untuk penampilan lebih baik dan

lebih percaya diri nantinya.

Susunan gigi yang tidak teratur dapat

berupa gigi yang berjejal, gigi yang

berjarak, gigi tonggos atau gigi bawah

yang lebih maju.

Susunan gigi yang tidak teratur dapat

menyebabkan masalah dalam

penampilan. Orang – orang dengan

gigi yang mengalami masalah akan

malu dan kurang percaya diri saat

berbicara, tertawa bahkan tersenyum

atau melakukan sesuatu yang akan

memperlihtkan giginya

13
Selain bermasalah dengan penampilan

gigi yang tidak teratur juga dapat

menyebabkan susah menggigit dan

dagu maju.

Dapat menyebabkan masalah bibir

tidak menutup dikarenakan gigi yang

maju atau toggos

Susunan gigi yang tidak teratur

mungkin juga dapat menyebabkan

terjadinya kelainan pada sendi rahang

yang akan terasa sakit saat sedang

mengunyah, berbicara ataupun

membuka mulut lebar lebar.

14
Salah satu penyebab gigi tidak teratur

adalah kebiasaan buruk seperti

menghisap jempol, menghisap bibir,

menjulurkan lidah, benapas melalui

mulut, menggigit kuku. Selain

kebiasaan buruk yang biasanya

dilakukan yaitu gigi susu yang tidak

dicabut pada waktunya akan

menghalangi pertumbuhan dari gigi

permanen sehingga gigi permanen

tidak akan dapat menempati posisi

seharusnya dan akan menyebabkan

gigi berjejeal. Gigi tidak teratur juga

dapat disebabkan karena keturunan.

Perawatan gigi tidak teratur/tidak rapi

tersebut adalah perawatan ortodontik.

Perawatan ortodontik yang dapat

digunakan yaitu alat ortodontik

lepasan dan alat ortodontik cekat.

Pada alat ortodontik lepasan dapat

dilepas dan dipasang kembali

sehingga dapat dengan mudah

15
dibersihkan sedangkan alat ortodontik

cekat tidak dapat dilepas kecuali oleh

dokter gigi. Namun, pada kasus –

kasus tertentu pemakaian alat

ortodontik lepasan tidak dapat

digunakan.

Pemasangan alat ortodontik baik

lepasan dan cekat tidak dapat

dilakukan orang lain selain dokter gigi

yang ahli dibidang tersebut.

Pemasangan yang tidak seharusnya

dapat menyebabkan gigi yang tidak

rapi menjadi lebih parah dan

sebagainya.

Selain membuat gigi rapi, gigi juga

harus dirawat agar sehat dengan cara :

1. Sikat gigi 2x sehari yaitu pagi

setelah srapan dan malam

sebelum tidur

2. Menggunakan pasta gigi/odol

yang mengandung fluoride

3. Tidak memakai sikat gigi

16
orang lain

4. Makakn – makanan yang

berserat, seperti sayur dan

buah

5. Mengurangi makanan manis

seperti coklat, permen dan es

krim

6. Periksakan gigi ke dokter gigi

6 bulan sekali

Gigi yang rapi dan sehat akan

membuat kita lebih bahagia.

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil kegiatan setelah penyuluh yang dilakukan kepada siswa sekolah

dasar, mereka telah mengetahui mengenai maloklusi, mengetahui penyebab

maloklusi, mengetahui jenis-jenis perawatan yang dilakukan dalam perawatan

maloklusi serta mengetahui cara merawat gigi mereka.

5.2 Saran

Peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan sangat

penting untuk sering dilakukan.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Vigni Astria Laguhi. gambaran maloklusi dengan menggunakan hmar pada


pasien di rumah sakit gigi dan mulutuniversitas sam ratulangi manado. jurnal e-
gigi 2014: 2(2)
2. Lailatul Fajri. Kebutuhan perawatan ortodonsi siswa sekolah dasarsumber sari v
kecamatan sumber sari kabupaten jember dengan menggunakan indeks handy
capping malocclusion assessment record (hmar). Stomatogantic (J. K. G Unej).
2013:10(1): 47-50

nd
3. Singh G. Textbook of orthodontics 2 .ed.NewDelhi :Jaypee Publisher; 2007.
p.179-89
4. Susilowati. Prevalensi maloklusi gigi anterior pada siswa Sekolah Dasar
(Penelitian pendahuluan di SD 6 Maccora Walihe, Sidrap). Makassar Dent J
2016; 5(3): 97-101
5. Muh. Harun A, Hendrstuti H, Fajriani F. Buku ajar maloklusi pada anak, etiologi
dan penanganannya. Makassar:Bimer, 2102.

19
ANGGARAN KEGIATAN

Penyuluhan Maloklusi

No Material Unit Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)

1 Spanduk sekolah 1 Meter 55.000 55.000

2 Spanduk penyuluhan 5 Meter 20.000 100.000

3 Lakban hitam 1 Buah 10.000 10.000

4 Kertas sertifikat 1 Sheet 25.000 25.000

5 Kertas print laporan 3 Sheet 35.000 105.000

6 Jilid laporan 3 Buah 5.000 15.000

Penggandaan
7 Laporan 3 Buah 40.000 120.000

Tinta Print canon


8 hitam 1 Buah 50.000 50.000

Tinta Print Canon


9 warna 1 Buah 100.000 100.000

Total 580.000

Biaya Transportasi dan Konsumsi

No Komponen Biaya Unit Satuan Harga (Rp) Jumlah(Rp)

1 Survei I 1 PP Mobil 50.000 50.000

2 Survei II 1 PP Mobil 50.000 50.000

3 Konsumsi panitia 10 Dos 20.000 200.000

Total 300.000

20
LAMPIRAN

 Penyuluhan

21

You might also like