Professional Documents
Culture Documents
Makala H
Makala H
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1|Asuhan Keluarga
1.3 Cara Pengumpulan Data
1.3.1 Wawancara
Hari : Selasa
Tanggal : 7 Juni 2011
Pukul : 16.35
Alamat : Kp. Bojong Herang, Mulyasari RT 01/ RW 02
1.3.2 Kueisioner
Merupakan alat/cara pengumpulan data yang memuat seperangkat pernyataan/
pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden.
1.3.3 Observasi
Dilakukan secara objektif dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
lingkungan perumahan dan melihat kondisi serta lingkungan yang ada dekat
perumahan.
2|Asuhan Keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah
2) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
3) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4) Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah
suami.
5) Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Ciri-ciri Keluarga
1) Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota
keluarga.
2) Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
3|Asuhan Keluarga
4. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu,
dan Anak-anak.
2) Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dan sebagainya.
3) Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4) Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6) Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga
5. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya
2) Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3) Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
4|Asuhan Keluarga
6. Fungsi Keluarga
1) Fungsi biologis :
Meneruskan keturunan
Memelihara dan membesarkan anak
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Fungsi Psikologis :
Memberikan kasih sayang dan rasa aman
Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
Memberikan identitas keluarga
3) Fungsi sosialisasi :
Membina sosialisasi pada anak
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4) Fungsi ekonomi :
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)
5) Fungsi pendidikan :
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
5|Asuhan Keluarga
7. Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut
1.) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2.) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3.) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing
4.) Sosialisasi antar anggota keluarga
5.) Pengaturan jumlah anggota keluarga
6.) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7.) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8.) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
6|Asuhan Keluarga
kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat
diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan
anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7.) Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja dan anak
telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah
melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
8.) Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga
sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga
akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat
menimbulkan depresi dan stress.
9.) Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
7|Asuhan Keluarga
BAB III
3.1 Pengkajian
A. Pengumpulan data subjektif
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian sebagai berikut :
2. Identitas Ibu
Nama : Ny.Ikke
Usia : 19 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Penghasilan :-
Suku Bangsa :Sunda
b) Susunan Keluarga
8|Asuhan Keluarga
c) Genogram keluarga
45 37 46 35
19
25 21 20 19 16 5
Keterangan :
Perempuan = laki-laki =
e) Sifat Keluarga
1. Pengambil Keputusan
Dalam keluarga ini Tn. Ruslan yang mengambil keputusan karena beliau
merupakan kepala keluarga.
9|Asuhan Keluarga
2. Kebiaasaan sehari-hari
Kebiasaan sehari-hari Tn. Ruslan bekerja sebagai buruh pembuat sendal, Tn Ruslan
biasa bekerja dari pagi sampai sore hari, dan bisa beristirahat cukup pada malam
hari, sedangkan istrinya Ny. Ikke yang sekarang sedang hamil tua kebiasaan sehari-
harinya mengerjakan urusan rumah tangga, biasanya dibantu ibunya untuk
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga seperti bersih-bersih rumah dan memasak.
Tetapi Ny.ikke selalu mengeluh cepat letih dan sangan mudah cape.
10 | A s u h a n K e l u a r g a
g.) Denah Rumah
Dapu
Dapur Ruang Keluarga
Kamar
Ruang Tamu
WC
11 | A s u h a n K e l u a r g a
B. Pengumpulan Data Objektif
Ny. Ikke
A. Keadaaan Umum : agak lemah
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
B. Antropometri
TB : 151 cm
BB sekarang : 54 kg
BB sebelum hamil : 48 kg
Kenaikan BB setelah hamil : 6 kg
LILA : 24 cm
C. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Pernafasan : 19 x/menit
Suhu : 36,7 o C
Nadi : 86 x/menit
D. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Rambut : bersih tidak rontok, kulit : bersih, benjolan : tidak ada
2. Muka
Pucat : sedikit , oedema : tidak ada
3. Mata
Kelopak : tidak ada kantum, konjungtiva : pucat, sklera : putih
4. Telinga
Fungsi : normal, Kebersihan : bersih
5. Hidung
Bentuk : simetris, kebersihan : bersih
6. Mulut, gusi dan gigi
Stomatitis : tidak, kebersihan gigi :, caries : tidak, gigi bolong : ada
7. Leher
Pelebaran vena jugularis ; tidak , pembesaran KGB : tidak
8. Dada
Bentuk : simetris, putting susu : menonjol, retraksi/dimpling : tidak ada
Palpasi payudara : nyeri tekan: tidak, benjolan : tidak, colostrum : tidak ada
9. Abdomen
Inspeksi:
Bekas luka operasi : tidak ada, pembesaran perut dg usia kehamilan : sesuai
Striae gravidarum ; ada
Palpasi:
TFU Mc Donald : 28 cm
Leopold 1 : teraba lunak kurang melenting
Leopold 2 : teraba bagian terbesar janin pada bagian kanan, kiri
teraba bagian kecil
Leopold 3 : teraba keras melenting belum masuk PAP
Auskultasi : DJJ 130 x/menit
12 | A s u h a n K e l u a r g a
10. Ekstremitas
Ekstremitas atas : baik tidak udim
Ekstremitas bawah : baik tidak udim
E. Pemeriksaan Penunjang
HB : 8,5 gr/dL
Urine
a. Protein urine : -
b. Glukosa urine: -
Tn. Ruslan
Keadaaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
Antropometri
TB : 167 cm
BB : 65 kg
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 37o C
Nadi : 86 x/menit
Ancaman Kesehatan
13 | A s u h a n K e l u a r g a
Prioritas/masalah 1 suami perokok berat
dikandung
merokok
kebiasaan
14 | A s u h a n K e l u a r g a
Prioritas/masalah 2 ibu hamil dengan anemia
3.2 Perencanaan
Memberi tahu tentang pentingya menjaga kesehatan, dibiasakan tidak merokok dan
dibiasakan hidup sehat, memberikan pengarahan tentang bagai mana cara merawat dan
memelihara kesehatan, serta upaya pencegahan Anemia dengan mengonsumsi makanan
bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah)
seperti sapi dan bisa juga mengkonsumsi sayuran seperti bayam.
15 | A s u h a n K e l u a r g a
3.3 Pelaksanaan
3.4 Evaluasi
Setelah diberikan penjelasan tengtang bahaya merokok keluarga mengerti dan setelah
diberikan penyuluhan tentang kebutuhan zat besi pada ibu hamil keluargapun mengerti
dan ingin merubah pola hidup menjadi lebih baik dan menjadi lebih mementingkan
kesehatan.
16 | A s u h a n K e l u a r g a
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil pengkajian yang dilakukan melalui wawancara diperoleh keterangan bahwa
keluarga Tn Ruslan bermasalah dengan kesehatan terutama mengenai kebiasaan merokok
dan mengenai kebutuhan zat besi bagi ibu hamil serta kurangnya pengetahuan mengenai
perawatan dan bahaya ancaman pada ibu hamil yang menderita penyakit anemia, apabila
keluarga ini menerapkan pola hidup sehat dan memperhatikan kebutuhan/asupan zat besi
pada ibu hamil serta memelihara dan merawat anggota keluarganya dengan benar, pasti
akan terwujudnya gaya hidup sehat dan tidak akan memberikan dampak yang buruk
terhadap anggota keluarga yang lain.
1. Kebiasaan merokok
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan
paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar
mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan
hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan
paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada
fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama
terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan
penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan
asma.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir
ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan
timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok
sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
17 | A s u h a n K e l u a r g a
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan
karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan
dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai
10-30 kali lebih sering.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Winkjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang
disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah.
Yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia
defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh,
sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan
gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan
transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC)
meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat
kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan,
adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya
kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa
penyembuhan dari penyakit.
18 | A s u h a n K e l u a r g a
kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan
prevalensi anemia defisiensi zat besi, antara lain :
19 | A s u h a n K e l u a r g a
1. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil.
Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun
janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu
mengalami anemia. Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat
mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka
semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al (1991) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka
presentasi anemia semakin besar
2. Pendarahan akut
3. Pendidikan rendah
4. Pekerja berat
5. Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir
6. Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing,
palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan
mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku,
gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran
kelenjar limpa
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya
angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan
rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan
oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat
badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,
perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang
anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat
mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada
20 | A s u h a n K e l u a r g a
kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses
persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni), gangguan pada masa
nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi
ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR,
kematian perinatal, dan lain-lain).
f. Pencegahan Anemia
Pencegahan anemia dapat dilakukan sedini mungkin dengan cara :
mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong,
serta kacang-kacangan. Perlu kita perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada
daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada
makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Bisa juga dengan mengkonsumsi tablet penambah darah seperti Fe atau Asam Folat
21 | A s u h a n K e l u a r g a
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perilaku hidup sehat dalam suatu keluarga sangatlah penting selain untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan, perilaku hidup sehat juga dapat mencegah resiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dan keluarga dari ancaman penyakit. Agar tidak
terjadi dampak-dampak yang buruk terhadap kesehata.
5.2 Saran
22 | A s u h a n K e l u a r g a
DAFTARPUSTAKA
http://mediatangsel.com/gejala-anemia-pencegahan-anemia-dan-obat-anemia.html.
http://www.scribd.com/doc/24864749/Pengertian-Keluarga
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/12/21/makalah/
http://blog.ilmukeperawatan.com/konsep-keluarga.html
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-
a&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&channel=s&q=bahaya+merokok&aq=f&aqi=g
10&aql=&oq=
http://doktersehat.com/2010/01/03/kurang-gizi-anak-faktor-seba/#ixzz1KWF0iKpR
23 | A s u h a n K e l u a r g a
LAMPIRAN
24 | A s u h a n K e l u a r g a