You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan


untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta
masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dasar dalam pembangunan
nasioal termasuk keluarga, keluarga merupakan unit terkecil dari masyarkat dimana
masalah kesehatan dapat timbul, diantaranya berupa masalah KIA/KB, KELING.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Membantu masyarakat/keluarga dalam mengupayakan hidup sehat sehingga
mencapai derajat kesehatan yang optimal.

1.2.2 Tujuan Khusus


 Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan
dalam satu keluarga
 Menemukan masalah yang ada dan memprioritaskannya
 Merumuskan berbagai alternatif pemecahan maasalah
 Implementasi hasil rumusan alternatif pemecahan masalah
 Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga dalam
upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta menanamkan
perilaku hidup sehat

1|Asuhan Keluarga
1.3 Cara Pengumpulan Data
1.3.1 Wawancara
Hari : Selasa
Tanggal : 7 Juni 2011
Pukul : 16.35
Alamat : Kp. Bojong Herang, Mulyasari RT 01/ RW 02

1.3.2 Kueisioner
Merupakan alat/cara pengumpulan data yang memuat seperangkat pernyataan/
pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden.

1.3.3 Observasi
Dilakukan secara objektif dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
lingkungan perumahan dan melihat kondisi serta lingkungan yang ada dekat
perumahan.

1.3.4 Data Primer


Pemeriksaan dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan atau masalah dalam hal kebidanan.

2|Asuhan Keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan

2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah
2) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
3) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4) Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah
suami.
5) Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

3. Ciri-ciri Keluarga
1) Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota
keluarga.
2) Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.

3|Asuhan Keluarga
4. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu,
dan Anak-anak.
2) Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dan sebagainya.
3) Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4) Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6) Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga

5. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya
2) Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3) Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

4|Asuhan Keluarga
6. Fungsi Keluarga
1) Fungsi biologis :
 Meneruskan keturunan
 Memelihara dan membesarkan anak
 Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
 Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Fungsi Psikologis :
 Memberikan kasih sayang dan rasa aman
 Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
 Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
 Memberikan identitas keluarga
3) Fungsi sosialisasi :
 Membina sosialisasi pada anak
 Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
 Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4) Fungsi ekonomi :
 Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
 Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
 Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)
5) Fungsi pendidikan :
 Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
 Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
 Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

5|Asuhan Keluarga
7. Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut
1.) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2.) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3.) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing
4.) Sosialisasi antar anggota keluarga
5.) Pengaturan jumlah anggota keluarga
6.) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7.) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8.) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya

8. Tahapan Kehidupan Keluarga


1.) Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan, yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
2.) Tahap menjelang kelahiran anak, tugas utama keluarga untuk mendapatkan
keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan
bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
3.) Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan
memberikan kasih sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat bergantung kepada orang tuanya. Dan kondisinya masih
sangat lemah.
4.) Tahap menghadapi anak prasekolah, pada tahap ini anak sudah mulai mengenal
kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat
rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan
mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh
lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma
kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya, dsb.
5.) Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas di
sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
6.) Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling rawan,
karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk

6|Asuhan Keluarga
kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat
diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan
anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7.) Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja dan anak
telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah
melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
8.) Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga
sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga
akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat
menimbulkan depresi dan stress.
9.) Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

2.2 Konsep Manajemen Asuhan Keluarga


1.) Melakukan pengkajian yaitu pengumpulan data subjektif, data objektif, analisa
data, perumusan masalah, prioritas masalah
2.) Melakukan perencanaan dimana didalamnya merupakan sekumpulan tindakan yang
akan dilakukan dalam memecahkan masalah kesehatan
3.) Pelaksanaan yaitu tindakan yang harus mengacu pada perencanaan yang telah
disusun
4.) Evaluasi adalah melakukan penilaian berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan

2.3 Konsep Permasalahan Keluarga


Suatu keluarga kecil tidak mungkin tidak memiliki masalah kesehatan, seperti keluarga
Tn Ruslan yang istrinya sedang hamil tua dan menderita penyakit anemia ringan karena
kekurangan asupan zat besi, dan kebiasaan Tn Ruslan yang sering merokok

7|Asuhan Keluarga
BAB III

MANAJEMEN ASUHAN KELUARGA

3.1 Pengkajian
A. Pengumpulan data subjektif
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian sebagai berikut :

a) Struktur dan sifat keluarga

1. Identitas Kepala keluarga


Nama : Tn. Ruslan
Usia : 21 tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Penghasilan : ± Rp.720.000,_/bulan
Suku Bangsa :Sunda

2. Identitas Ibu
Nama : Ny.Ikke
Usia : 19 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Penghasilan :-
Suku Bangsa :Sunda

b) Susunan Keluarga

No Nama JK Usia Agama Pendidikan Pekerjaan Suku Keterangan


Bangsa
1 Tn. L 21 Islam SMP buruh Sunda Kepala
Ruslan Keluarga
2 Ny. P 19 Islam SD IRT Sunda Istri
Ikke

8|Asuhan Keluarga
c) Genogram keluarga

Kel.Tn Ruslan Kel. Ny.Ikke

45 37 46 35

19
25 21 20 19 16 5

Keterangan :

Perempuan = laki-laki =

46 th : ayah Ny. Ikke hidup dalam keadaan sehat

35 th : ibu Ny.Ikke hidup dalam keadaan sehat

45 th : ayah Tn Ruslan hidup dalam keadaan sehat

37 th : ibu Tn. Ruslan hidup dalam keadaan sehat

21th : Tn. Ruslan hidup dalam keadaan perokok

19 th : Ny. Ikke hidup dalam keadaan hamil dengan anemia ringan

d) Hubungan dalam keluarga


Hubungan dalam keluarga ini sangat rukun dan harmonis, tidak pernah ada cekcok
atau ribut, karena pernikahan yang baru dijalani selama 9 bulan dan Ny. Ikke
langsung hamil, saat ini Ny. Ikke sedang hamil 8 bulan.

e) Sifat Keluarga
1. Pengambil Keputusan
Dalam keluarga ini Tn. Ruslan yang mengambil keputusan karena beliau
merupakan kepala keluarga.

9|Asuhan Keluarga
2. Kebiaasaan sehari-hari
Kebiasaan sehari-hari Tn. Ruslan bekerja sebagai buruh pembuat sendal, Tn Ruslan
biasa bekerja dari pagi sampai sore hari, dan bisa beristirahat cukup pada malam
hari, sedangkan istrinya Ny. Ikke yang sekarang sedang hamil tua kebiasaan sehari-
harinya mengerjakan urusan rumah tangga, biasanya dibantu ibunya untuk
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga seperti bersih-bersih rumah dan memasak.
Tetapi Ny.ikke selalu mengeluh cepat letih dan sangan mudah cape.

3. Kebiasaan keluarga yang merugikan


Kebiasaan Tn Ruslan yang merugikan adalah sering merokok, sedangkan istrinya
Ny.ikke sekarang sedang mengandung/hamil tua tetapi jarang memakan tablet zat
besi (Fe) padahal bidan sudah menganjurkan memakan tablet, ditambah dengan
kondisi Ny. Ikke yang anemia ringan akan memperburuk keadaan kehamilannya.

f) Faktor keluarga Sosial dan Budaya


Tn Ruslan berpenghasilan 720.000/bulan, pengeluaran keluarga 15.000/hari beliau
bekerja tiap hari dari pagi sampai sore hari.
Keluarga Tn.ruslan biasa beribadah/menjalankan sholat 5 waktu dan istrinya kadang
mengikuti pengajian yang rutin diadakan di kampunya.
Lingkungan perumahan Tn Ruslan cukup bersih tetapi didepan rumahnya terdapat
kandang ayam, serta ventilasi yang kurang dirumahnya membuat cahaya matahari
yang masuk kedalam rumah kurang, keadaan rumahnya yang semi permanen dan
sudah mempunyai MCK sendiri dengan sumber mata air menggunakan sumur dan
memakai sanyo, terdapat satu kamar dan ruang bersantai serta dapur yang berukuran
kecil.
Untuk kefasilitas kesehatan jarak dari rumah Tn Ruslan sekitar 2 km,
Riwayat kesehatan keluarga ini diantaranya riwayat kehamilan Ny. Ikke untuk yang
pertama kalinya sekarang sedang hamil 8 bulan dengan kondisinya yang mengalami
anemia ringan, belum pernah menggunakan KB, dan telah melakukan imunisasi TT1
pada usia kehamilan 4 bulan.

10 | A s u h a n K e l u a r g a
g.) Denah Rumah

Dapu
Dapur Ruang Keluarga

Kamar

Ruang Tamu
WC

11 | A s u h a n K e l u a r g a
B. Pengumpulan Data Objektif
Ny. Ikke
A. Keadaaan Umum : agak lemah
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
B. Antropometri
TB : 151 cm
BB sekarang : 54 kg
BB sebelum hamil : 48 kg
Kenaikan BB setelah hamil : 6 kg
LILA : 24 cm
C. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Pernafasan : 19 x/menit
Suhu : 36,7 o C
Nadi : 86 x/menit
D. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Rambut : bersih tidak rontok, kulit : bersih, benjolan : tidak ada
2. Muka
Pucat : sedikit , oedema : tidak ada
3. Mata
Kelopak : tidak ada kantum, konjungtiva : pucat, sklera : putih
4. Telinga
Fungsi : normal, Kebersihan : bersih
5. Hidung
Bentuk : simetris, kebersihan : bersih
6. Mulut, gusi dan gigi
Stomatitis : tidak, kebersihan gigi :, caries : tidak, gigi bolong : ada
7. Leher
Pelebaran vena jugularis ; tidak , pembesaran KGB : tidak
8. Dada
Bentuk : simetris, putting susu : menonjol, retraksi/dimpling : tidak ada
Palpasi payudara : nyeri tekan: tidak, benjolan : tidak, colostrum : tidak ada
9. Abdomen
 Inspeksi:
Bekas luka operasi : tidak ada, pembesaran perut dg usia kehamilan : sesuai
Striae gravidarum ; ada
 Palpasi:
TFU Mc Donald : 28 cm
Leopold 1 : teraba lunak kurang melenting
Leopold 2 : teraba bagian terbesar janin pada bagian kanan, kiri
teraba bagian kecil
Leopold 3 : teraba keras melenting belum masuk PAP
 Auskultasi : DJJ 130 x/menit

12 | A s u h a n K e l u a r g a
10. Ekstremitas
Ekstremitas atas : baik tidak udim
Ekstremitas bawah : baik tidak udim

E. Pemeriksaan Penunjang
 HB : 8,5 gr/dL
 Urine
a. Protein urine : -
b. Glukosa urine: -

Tn. Ruslan
Keadaaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil

Antropometri
TB : 167 cm
BB : 65 kg

Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 37o C
Nadi : 86 x/menit

Ancaman Kesehatan

1. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok pasif/aktif


2. Kurangnya ventilasi dan pencahayaan matahari
3. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya asupan gizi terutama zat besi pada ibu
hamil

Tipologi masalah kesehatan

No DATA Masalah yang timbul


1. Suami Perokok berat
2. Istri Hamil dengan anemia

13 | A s u h a n K e l u a r g a
Prioritas/masalah 1 suami perokok berat

No Kriteria Hitung Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 1/3x2 1/6 Karena merokok dapat merusak

kesehatan dan juga asap rokok

mempengaruhi janin yang sedang

dikandung

2. Kemungkinan 0 0 Dikarenakan sudah kebiasaan jadi


masalah untuk dirubah
sulit untuk dirubah, harus

diberikan penjelasan dan arahan

yang lebih luas tentang bahaya

merokok

3. Potensi 2/3 2/3 Karenan membutuhkan waktu

yang tidak sebentar untuk merubah

kebiasaan

4. Menonjolnya masalah 2/2 1 Karena jika tidak segera

ditanggulangi akan berdampak

lebih besar pada kesehatan

Skor akhir = 1 4/3

14 | A s u h a n K e l u a r g a
Prioritas/masalah 2 ibu hamil dengan anemia

No Kriteria Hitung Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 2/3x2 0,75 Ancaman karena jika tidak
segera ditanggulangi akan
berdampak buruk pada ibu juga
pada janin yang sedang
dikandung
2. Kemungkinan 0 0 Sukar karena si ibu sudah
masalah untuk kebiasaan susah makan dan
dirubah makanan yang dimakan sedikit
kurang mengandung zat besi
3. Potensi 1/3 1/3 Rendah karena kurangnya
pengetahuan mengenai asupan
zaat besi selama kehamilan dan
ibu tidak peduli/jarang meminum
tablet fe meski sudah diberi tahu.
4. Menonjolnya masalah 2/2 1 Segera ditanggulangi karena jika
tidak akan beresiko pada
kehamilan dan persalinannya

Skor akhir = 2 5/3

3.2 Perencanaan

Memberi tahu tentang pentingya menjaga kesehatan, dibiasakan tidak merokok dan
dibiasakan hidup sehat, memberikan pengarahan tentang bagai mana cara merawat dan
memelihara kesehatan, serta upaya pencegahan Anemia dengan mengonsumsi makanan
bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah)
seperti sapi dan bisa juga mengkonsumsi sayuran seperti bayam.

15 | A s u h a n K e l u a r g a
3.3 Pelaksanaan

 Memberikan penkes tentang bahaya merokok


 Memberikan saran untuk mengurangi konsumsi rokok
 Memberikan penkes tentang pentingnya kebutuhan zat besi pada ibu hamil
 Meganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi sayuran berwarna hijau gelap seperti
bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan.
 Menganjurkan kepada ibu untuk mengurangi aktifitas sehari-hari yang dirasa berat.
 Memberikan tablet besi.
 Menganjurkan keluarga untuk hidup lebih sehat
 Menjelaskan dan memberitahu ancaman-ancaman yang akan terjadi jika keluarga
tidak memperhatikan kesehatan keluarga maupun lingkungan dimana mereka
tinggal

3.4 Evaluasi

Setelah diberikan penjelasan tengtang bahaya merokok keluarga mengerti dan setelah
diberikan penyuluhan tentang kebutuhan zat besi pada ibu hamil keluargapun mengerti
dan ingin merubah pola hidup menjadi lebih baik dan menjadi lebih mementingkan
kesehatan.

16 | A s u h a n K e l u a r g a
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil pengkajian yang dilakukan melalui wawancara diperoleh keterangan bahwa
keluarga Tn Ruslan bermasalah dengan kesehatan terutama mengenai kebiasaan merokok
dan mengenai kebutuhan zat besi bagi ibu hamil serta kurangnya pengetahuan mengenai
perawatan dan bahaya ancaman pada ibu hamil yang menderita penyakit anemia, apabila
keluarga ini menerapkan pola hidup sehat dan memperhatikan kebutuhan/asupan zat besi
pada ibu hamil serta memelihara dan merawat anggota keluarganya dengan benar, pasti
akan terwujudnya gaya hidup sehat dan tidak akan memberikan dampak yang buruk
terhadap anggota keluarga yang lain.

1. Kebiasaan merokok

bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti


penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga
mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta
gangguan kehamilan dan cacat pada janin.

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan
paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar
mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan
hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan
paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.

Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada
fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama
terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan
penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan
asma.

Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir
ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan
timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok
sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.

17 | A s u h a n K e l u a r g a
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan
karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan
dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai
10-30 kali lebih sering.

2. Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Winkjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang
disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah.

Yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia
defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh,
sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan
gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan
transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC)
meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat
kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan,
adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya
kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa
penyembuhan dari penyakit.

a. Anemia defisiensi besi pada kehamilan

Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan


yang dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama dinegara berkembang. Badan
kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi
ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin
meningkat seiring dengan pertambah usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian
ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan

18 | A s u h a n K e l u a r g a
kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.

b. Patofisiologis Anemia Pada Kehamilan

Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut


Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.
Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan
haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak
kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36
minggu (Wiknjosastro, 2002). Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk
membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya
kehamilan.

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena


perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan
payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II
kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000
ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus.
Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang
menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

c. Etiologi Anemia Pada Kehamilan

Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu :

1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah


2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
3. Kurangnya zat besi dalam makanan
4. Kebutuhan zat besi meningkat
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi

Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan
prevalensi anemia defisiensi zat besi, antara lain :

19 | A s u h a n K e l u a r g a
1. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil.
Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun
janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu
mengalami anemia. Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia ibu dapat
mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka
semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al (1991) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka
presentasi anemia semakin besar
2. Pendarahan akut
3. Pendidikan rendah
4. Pekerja berat
5. Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir
6. Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.

d. Gejala Anemia Pada Kehamilan

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing,
palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan
mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku,
gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran
kelenjar limpa

e. Dampak Anemia Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya
angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan
rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan
oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat
badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,
perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang
anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat
mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada

20 | A s u h a n K e l u a r g a
kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses
persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni), gangguan pada masa
nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi
ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR,
kematian perinatal, dan lain-lain).

f. Pencegahan Anemia
Pencegahan anemia dapat dilakukan sedini mungkin dengan cara :
mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong,
serta kacang-kacangan. Perlu kita perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada
daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada
makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Bisa juga dengan mengkonsumsi tablet penambah darah seperti Fe atau Asam Folat

21 | A s u h a n K e l u a r g a
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perilaku hidup sehat dalam suatu keluarga sangatlah penting selain untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan, perilaku hidup sehat juga dapat mencegah resiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dan keluarga dari ancaman penyakit. Agar tidak
terjadi dampak-dampak yang buruk terhadap kesehata.

5.2 Saran

 Harus membiasakan menjauhi kebiasaa-kebiasaan yang buruk yang dapat


mengancam kesehatan
 Harus mengetahui dampak dan akibat yang akan ditimbulkan pada kesehatan
jika melakukan sesuatu
 Memelihara dan menjaga lingkungan dimana kita tinggal
 Menerapkan pola hidup bersih dan sehat
 Memperhatikan kondisi/kesehatan keluarga dengan benar

22 | A s u h a n K e l u a r g a
DAFTARPUSTAKA

http://mediatangsel.com/gejala-anemia-pencegahan-anemia-dan-obat-anemia.html.
http://www.scribd.com/doc/24864749/Pengertian-Keluarga
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/12/21/makalah/

http://blog.ilmukeperawatan.com/konsep-keluarga.html

http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-
a&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&channel=s&q=bahaya+merokok&aq=f&aqi=g
10&aql=&oq=

http://doktersehat.com/2010/01/03/kurang-gizi-anak-faktor-seba/#ixzz1KWF0iKpR

23 | A s u h a n K e l u a r g a
LAMPIRAN

24 | A s u h a n K e l u a r g a

You might also like