You are on page 1of 4

2) Tokoh dan Penokohan:

a. Raden Saleh (Ayah) :

Ayah yang material.

Bukti : “…dulu aku dihormati karena mempunyai uang yang melimpah…”

Tidak bertanggung jawab.

Bukti : Gunarto: “Waktu aku berumur 18 tahun tak lain yang terbayang dan terlihat diBOLA mataku
hanya gambaran Ayah yang telah sesat itu yang melarikan diri dengan seorang perempuan asing
yang lalu meyeretnya ke lembah kesengsaraan. Lupa kepada anak dan istrinya juga lupa kepada
kewajibannya karna nafsunya yang telah membuatnya ke pintu neraka.”

Sadar diri.

Bukti : “Aku memang berdosa. Aku mengaku dan itulah sebabnya aku kembali ke sini untuk
memperbaiki kesalahan dan dosaku.”

b. Tina (Ibu) :

Pemaaf

Bukti:1. “Mari duduk dan temuilah mereka.”

2. Maemun: “…tapi bang Ibu sudah memaafkannya.”

Mencintai keluarga

Bukti : “Anak-anak sudah pandai sudah mempunyai penghasilan masing-masing.”

c. Gunarto :

Pendendam.

Bukti : “Jika memang mempunyai seorang Ayah. Maka Ayah itulah musuhku yang sebesar-
besarnya!”

Keras kepala.

Bukti : 1. “Jika kami punya Ayah untuk apa kami membanting tulang selama ini?”

2. “Semua ini adalah karena ulah Ayah! Hingga Mintarsih harus menderita pula! Sejak kecil
Mintarsih sudah merasakan pahit getirnya kehidupan. Tapi kita harus mengatasi kesulitan
ini,Bu! Harus! Ini kewajibanku sebagai abangnya, aku harus lebih keras lagi berusaha!”

Kejam.

Bukti : 1. “Sejak kapan kami memiliki seorang Ayah? Kami tidak punya seorang Ayah!”
2. “Aku telah membunuh Ayahku sendiri! Ayahku pulang!”

Pemarah.

Bukti : “Jangan kau membela dia! Ingat, siapa yang membesarkan kau! Kau lupa! Akulah yang
membiayaimu selama ini dari penghasilanku sebagai kuli dan kacung suruhan! Ayahmu yang
sebenar-benarnya adalah aku!”

d. Maemun :

Penurut.

Bukti : Raden Saleh (Ayah) : “Maemun maukah kau mengambil segelas air minum untuk Ayahmu?”

Maemun : “Iya Ayah.”

Anak yang mencintai keluarganya.

Bukti : 1.“Tapi lihat bang lihat kasihan Ayah yang sudah tua.”

2.“…bang Narto kita adalah darah dagingnya bagaimanapun buruk baiknya dia kita tetap
anaknya bang yang harus merawatnya.”

Pemaaf.

Bukti : .“…bang Narto kita adalah darah dagingnya bagaimanapun buruk baiknya dia kita tetap
anaknya bang yang harus merawatnya.”

e. Mintarsih :

Penurut.

Bukti : Tina (Ibu) : “…Mintarsih dia itu membantuku menjahit.”

Pemaaf.

Bukti : “…dia Ayah kita bang Ayah kita sendiri!”

3) Alur

) Alur: Maju

Tahapan Alur:

a. Eksposisi (Tahap permulaan) : Pada malam takbir Ibu Tina sedang duduk di ruang tamu. Di luar
terdengar suara takbir yang mengiringi malam itu. Ibu Tina terlihat sedih dan sedang memikirkan
Raden Saleh.

b. Konflik (Tahap pertikaian) : Gunarto marah pada Ibunya. Gunarto tidak suka jika Ibunya masih
memikirkan Raden Saleh. Ibu Tina tetap memberi penjelasan kepada Gunarto agar tidak membenci
Ayahnya.
c. Klimaks (Tahap puncak masalah) : Gunarto tetap saja tidak bisa menerima lagi Ayahnya. Tiba-
tiba ada seseorang mengetuk pintu rumahnya. Datanglah Raden Saleh. Ibu Tina terkejut melihat
Raden Saleh sementara itu Maemun dan Mintarsih terlihat gembira saat Ayahnya kembali ke rumah.
Tetapi tak sedikitpun terlihat perasaan bahagia di wajah Gunarto. Gunarto malah kesal dan makin
benci melihat Ayahnya. Maemun berusaha menjaga perasaan Ayahnya dengan cara memberi
penjelasan kepada Gunarto tetapi Gunarto tetap saja keras kepala.

d. Antiklimaks (Tahap Penyelesaian) : Raden Saleh mengalah untuk pergi dari tempat itu.
Terjadilah perdebatan antara Gunarto dan Maemun. Ibunya dan Mintarsih hanya bisa menangisi
keadaan. Maemun mencoba mengejar Ayahnya tetapi selalu terhalang oleh omongan Gunarto.
Maemun pun tak memperdulikan Gunarto. Maemun tetap mencoba mengejar Ayahnya. Tak lama
dari situ Maemun kembali ke rumah dengan menangis. Ibunya dan Mintarsih bertanya-tanya.
Maemun pun menjelaskan bahwa hanya baju inilah yang bisa ia temukan. Ayahnya telah pergi
bunuh diri dengan terjun ke sungai.

e. Cerita selesai (Tahap akhir) : Gunarto sedih mendengar semua penjelasan Maemun. Maemun
dan MIntarsih menyalahkan Gunarto. Akhirnya Gunarto pun menyesal dengan apa yang dia lakukan
kepada Ayahnya.

4) Naskah drama yang berjudul “Ayahku Pulang” tersaji hanya dalam 1 babak.

Babak 1 :

Pada malam hari raya Raden Saleh pergi meninggalkan istri dan ketiga anaknya. Ia
menceraikan istrinya yang dalam keadaan ekonomi yang susah. Kemudian, istrinya harus
membesarkan ketiga anaknya tanpa seorang suami. 20 tahun kemudian, pada malam takbir Raden
Saleh pulang kembali ke rumah menemui keluarganya dengan keadaan tua renta serta miskin.
Raden Saleh kembali ke rumah dengan membawa segala penyesalannya. Istrinya Tina dan kedua
anaknya yaitu Maemun dan Mintarsih menyambut dengan gembira sedangkan anak pertamanya
Gunarto menyambutnya dengan tatapan benci. Gunarto enggan mengakui bahwa Raden Saleh
adalah Ayahnya. Tetapi dengan sabar sang Ibu selalu mengingatkan bahwa Raden Saleh adalah Ayah
kandungnnya.

Terjadi konflik antara Gunarto dengan Maemun. Saat itu, Gunarto masih menyimpan rasa
bencinya pada Raden Saleh sedangkan adiknya Maemun sudah memaafkan dan masih mau
menerima Ayahnya untuk kembali. Melihat ini sang Ibu merasa sedih karena bagaimanapun Raden
Saleh adalah seorang Ayah kandung mereka. Akhirnya sang Ayah memilih untuk pergi dari rumah itu
dan tidak ingin mengganggu keluarganya yang pernah dulu ia tinggalkan. Maemun berusaha
mengejar sang Ayah namun yang ia temukan bukan sang Ayah melainkan hanya kopiah dan baju
saja.
5)

Awal Masalah :

Pada malam takbir Ibu Tina sedang duduk di ruang tamu. Di luar terdengar suara takbir yang
mengiringi malam itu. Ibu Tina terlihat sedih dan sedang memikirkan Raden Saleh. Gunarto marah
pada Ibunya. Gunarto tidak suka jika Ibunya masih memikirkan Raden Saleh. Ibu Tina tetap memberi
penjelasan kepada Gunarto agar tidak membenci Ayahnya.

Puncak Masalah :

Gunarto tetap saja tidak bisa menerima lagi Ayahnya. Tiba-tiba ada seseorang
mengetuk pintu rumahnya. Datanglah Raden Saleh. Ibu Tina terkejut melihat Raden Saleh
sementara itu Maemun dan Mintarsih terlihat gembira saat Ayahnya kembali ke rumah.
Tetapi tak sedikitpun terlihat perasaan bahagia di wajah Gunarto. Gunarto malah kesal dan
makin benci melihat Ayahnya. Maemun berusaha menjaga perasaan Ayahnya dengan cara
memberi penjelasan kepada Gunarto tetapi Gunarto tetap saja keras kepala.

Penyelesaian Masalah :

Raden Saleh mengalah untuk pergi dari tempat itu. Terjadilah perdebatan antara Gunarto
dan Maemun. Ibunya dan Mintarsih hanya bisa menangisi keadaan. Maemun mencoba mengejar
Ayahnya tetapi selalu terhalang oleh omongan Gunarto. Maemun pun tak memperdulikan Gunarto.
Maemun tetap mencoba mengejar Ayahnya. Tak lama dari situ Maemun kembali ke rumah dengan
menangis. Ibunya dan Mintarsih bertanya-tanya. Maemun pun menjelaskan bahwa hanya baju inilah
yang bisa ia temukan. Ayahnya telah pergi bunuh diri dengan terjun ke sungai. Gunarto sedih
mendengar semua penjelasan Maemun. Maemun dan MIntarsih menyalahkan Gunarto. Akhirnya
Gunarto pun menyesal dengan apa yang dia lakukan kepada Ayahnya.

You might also like