You are on page 1of 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Zumba
1. Sejarah dan Pengertian Zumba
Olahraga aerobik yang saat ini mulai digemari adalah zumba. Zumba
dirasa mampu membakar lemak tubuh dan mengencangkan otot dengan
cara yang menyenangkan. Disamping itu musik dan tarian yang
menyenangkan dari gerakan zumba meningkatkan hormon endorfin
dalam tubuh sehingga proses pembakaran kalori dengan olahraga aerobik
terkesan lebih mudah dan menyenangkan.
Menurut Fonda (1988) , bahwa berolahraga dengan musik terasa lebih
mudah dan menyenangkan, rasa sakit dan lelah seolah hilang dan
terlupakan, sebab pada dasarnya setiap manusia memiliki jiwa seni dan
musik.
Zumba sudah diperkenalkan sejak tahun 2001. Program zumba
diciptakan oleh Alberto Beto Perez yang berasal dari Columbia, Amerika
Selatan dan saat ini sudah berkembang dengan sangat pesat keseluruh
belahan dunia. Pada awalnya, Beto yang hendak mengajar senam aerobik
yang ternyata tidak membawa CD (compact disc) irama dari senam aerobik
tersebut, sehingga Beto berinisiatif untuk mengambil semua CD yang ada di
mobilnya yang bergenre music beragam, kemudian Beto mencoba untuk
membuat gerakan-gerakan senam yang akan dipraktekkannya di kelas
senamnya, setelah kelas senam tersebut berakhir, respon positif didapatkan
Beto dari murid-muridnya(Utroq Trieha, 2014).
Dasar gerakan zumba adalah tarian dan senam aerobik sehingga masuk
dalam kategori dance fitness. Menurut Johny Template (2011) dalam
gerakannya yang merupakan kombinasi antara gerakan cepat dan lambat serta
mengharuskan Seluruh anggota badan bergerak secara ritmis membuat zumba
mampu membantu tubuh membakar timbunan lemak. Utroq Trieha (2014)
menjelaskan bahwa, meskiterkesan menyenangkan, tarian zumba
memberikan kemampuan membakar kalori jauh lebih banyak secara cepat,
sekaligus membentuk otot tubuh.
Menurut Alberto Beto Perez (2009) zumba berasal dari bahasa
Columbia, zum-zum, yang artinya gerak cepat. Rangkaian gerak tarian zumba
sangat menyenangkan sehingga tanpa disadari dapat menurunkan berat badan
yang melakukannya. Menurut Perez & Greenwood-Robinson (2009) yang
dikutip Adriana Ljubojevic, et.al, (2014) zumba merupakan jenis latihan tari
baru dengan gabungan antara musik dan tarian Amerika Latin. Zumba
menggabungkan latihan dasar dari salsa, samba, cumbia, reggeaton dan tarian
Amerika Latin, menggunakan dasar langkah aerobik, dan tarian lainnya
seperti hip-hop, tari perut dan lain-lain.
Zumba menggunakan prinsip-prinsip dasar latihan aerobik dengan
tujuan latihan yang mengharuskan konsumsi kalori, meningkatkan sistem
kardiovaskular dan kekuatan seluruh tubuh. Zumba memiliki gerakan tenaga
sehingga menimbulkan kontraksi pada otot, seperti tarian lainnya yang
merupakan latian kardio. Gerakan yang cepat juga menghasilkan tidak hanya
pembakaran kalori dan lemak namun sekaligus menyehatkan jantung.
Nancy Trisari (2014) menyatakan target latihan zumba adalah all core,
dengan sasaran fat and calorie burning, seperti dansa umumnya zumba bisa
membakar 400-800 kalori, namun pada tingkat mahir, tarian ini bisa
membakar lebih dari 1000 kalori per satu jam latihan. Zumba melatih seluruh
tubuh dari kepala hingga kaki. Gerakan tarian meliputi gerakan pundak,
tangan, perut, pinggul, dan kaki yang mampu meningkatkan fleksibilitas
tubuh menjadi lebih baik. Gerakan zumba dalam model interval dengan irama
gerakan lambat dan cepat yang dikombinasikan dalam latihan dapat
membantu meningkatkan proses metabolisme tubuh untuk menghasilkan
energi selama latihan. Berbeda dengan senam aerobik senam zumba lebih
santai, namun tetap Tidak dilakukan secara bebas sehingga dapat
menimbulkan terjadinya cedera. Pada dasarnya gerakan zumba adalah 70%
dansa dan 30% fitness. Hal ini menjadikan gerakan zumba tidak diajarkan
terlebih dahulu melainkan secara langsung mengikuti gerakan instruktur.
Gerakan zumba mampu membakar lemak dan menyehatkan jantung,
serta dapat meningkatkan keseimbangan dan fleksibilitas. Saat seseorang
melakukan zumba, pembakaran kalori terjadi lebih banyak hal ini ditandai
lebih banyaknya keringat yang dikeluarkan. Dalam satu jam gerakan zumba,
sekitar 1.000 kalori akan terbakar. Latihan ini tentu lebih baik jika
dibandingkan olahraga lain seperti jogging yang membakar 650 kalori, senam
aerobik yang membakar 600 kalori dan bersepeda yang membakar 700
kalori. Menurut Perez & Greenwood - Robinson (2009) yang dikutip Adriana
Ljubojevic, et.al, (2014) prinsip-prinsip dasar zumba seperti halnya dengan
senam aerobik yaitu dimulai denga pemanasan, bagian utama dari latihan dan
pendinginan.
2. Latihan Zumba
Dasar latihan zumba sama halnya dengan olahraga lainnya yang memiliki
tujuan tertentu, takaran latihan dan prinsip saat latihan. Menurut Widiyanto
(2005) latihan dalam fisiology adalah aktivitas rutin dengan metode yang
memiliki tujuan. Menurut Tjalik Soegiarto (2002) latihan merupakan proses
yang sistematis dari berlatih, yang dilakukan secara berulang-ulang kian hari
kian meningkat dengan metode yang memiliki tujuan. Menurut Djoko Pekik
Irianto (2004) latihan dapat diartikan sebagai proses sistematis menggunakan
gerakan bertujuan meninggkatkan atau mempertahankan kualitas fungsi tubuh
yang meliputi kualitas daya tahan paru-jantung, kekuatan dan daya tahan otot,
kelentukan dan komposisi tubuh.
Dalam melakukan latihan ada beberapa prinsip-prinsip dasar yang perlu
diperhatikan supaya latihan yang dilakukan mencapai tujuan latihan secara
optimal. Menurut Danardono (2006) prinsip-prinsip dasar latihan meliputi:
a. Latihan yang efektif dan aman. Dalam melakukan latihan, latihan-
latihan yang dipilih haruslah mampu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan secara efektif dan aman artinya latihan yang dipilih dapat
mencapai tujuan lebih cepat dan aman, bukan seperti fakta yang ada,
yakni program yang ditawarkan dapat lebih cepat mencapai tujuan
namun kurang aman atau sebaliknya, aman namun tidak efektif
sehingga dalam menjalani latihan mengalami kejenuhan atau
kebosanan.
b. Kombinasi latihan dan pola hidup untuk mencapai tujuan latihan secara
optimal disarankan tidak hanya dari segi latihan namun pola hidup dan
kebiasaan juga harus diperhatikan yakni dalam hal pola makan dan
istirahat (diet and rest). Kombinasi antara latihan, makan dan istirahat
sangat mempengaruhi keberhasilan ataupun kegagalan suatu program
latihan.
c. Latihan dengan sasaran dan tujuan yang jelas. Ketika melakukan
latihan, tujuan dan sasaran latihan harus jelas, misalnya latihan dengan
tujuan kebugaran, atau pembakaran lemak tubuh (penurunan berat
badan), atau pembesaran massa otot (penambahan berat badan,
hipertropi otot atau untuk menjadi body builder)
d. Pembebanan harus overload(beban lebih) dan progress (meningkat).
Pembebanan dalam latihan harus lebih berat dibandingkan dengan
aktifitas sehari-hari dan ditingkatkan secaara bertahap sehingga mampu
memberikan peningkatan yang berarti pada peningkatan fungsi tubuh.
e. Latihan bersifat specific (khusus) dan individual. Ketika latihan, model
latihan yang di pilih harus di sesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai, bersifat khusus dan tidak boleh disamakan antara satu orang
dengan orang lain. Misalnya, seseorang dengan berat badan berlebih
atau tujuan mengidealkan tubuh harus memilih latihan yang bersifat
aerobik, sedangkan untuk melatih kekuatan dan daya tahan otot pilihan
latihan yang tepat adalah latihan beban.
f. Revesible (kembali ke asal) Tingkat kebugaran yang dicapai seseorang
akan berangsur-angsur turun bahkan dapat hilang sama sekali, jika
latihan tidak dikerjakan secara teratur dan terus menerus sepanjang
tahun dengan takaran atau dosis yang tepat. Tingkat kebugaran
seseorang akan menurun hingga 50% jika latihan berhenti 4-12 minggu
dan akan terus berkurang hingga 100% jika latihan berhenti selama 10-
30 minggu.
g. Continuitas(terus dan berkelanjutan).Latihan sebaiknya dilakukan
secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga minimal mempunyai
fungsi mempertahankan kondisi kebugaran agar tidak menurun atau
malah bisa untuk meningkatkan tingkat kebugaran secara optimal.
h. Menghindari cara yang tidak benar dan merugikan.Melakukan latihan
yang dapat mencederai tubuh atau tidak sesuai aturan dan salah, dapat
berdampak di kelak kemudian hari. Misalnya, seseorang yang berlatih
menggunakan latihan beban harus tahu fungsi akan alat yang di
pergunakan, cara menggunakan atau gerakan latihan dan pengaturan
nafas saat menggunakan alat.
i. Melakukan latihan dengan berurutan atau tahapan yang benar. Tahapan
latihan merupakan rangkaian dari proses berlatih dalam satu sesi latihan
dan harus berurutan dimulai dari warming-up (pemanasan),
conditionong (latihan inti), dancooling-down (penenangan).
Pada Latihan Zumba menggunakan konsep frekuensi, intensitas, waktu
dan tipe latihan atau biasa disingkat FITT (Frekuecy, Intensity, Time, Tipe).
Menurut Suharjana (2013) menjeleskan bahwa takaran latihan dijabarkan
dalam konsep FITT (Frekuecy, Intensity, Time, Tipe).
1) Frekuensi latihan.
Frekuensi menunjuk pada jumlah latihan per minggu. Secara umum,
frekuensi latihan lebih banyak, dengan program latihan lebih lama akan
mempunyai pengaruh lebih baik terhadap kebugaran jasmani. Frekuensi
latihan yang baik untuk endurance training adalah 2-5 kali perminggu, dan
untuk anaerobic training 3 kali perminggu.Frekuensi dalam melakukan
latihan zumba sama halnya dengan frekuensi latihan aerobik lainnya yaitu
2-5 kali per minggu atau dapat juga dilakukan 3-5 kali perminggu.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2004) latihan dapat dilakukan 3-5 kali
per minggu. Sebaiknya dilakukan berselang, misalnya: Senin-Rabu-Jumat,
sedangkan hari yang lain digunakan untuk istirahat agar tubuh memiliki
kesempatan melakukan recovery(pemulihan) tenaga.
Latihan dengan frekuensi tinggi membuat tubuh tidak cukup waktu
untuk pemulihan. Kegagalan menyediakan waktu pemulihan yang
memadai akan dapat menimbulkan cedera. Tubuh 15 membutuhkan waktu
untuk bereaksi terhadap rangsangan latihan pada umumnya membutuhkan
waktu lebih dari 24 jam. Semakin bertambah usia semakin lama waktu
yang dibutuhkan untuk pemulihan.
2) Intensitas latihan (Intensity)
Intensitas latihan merupakan kualitas yang menunjukan berat ringannya
suatu latihan. Besarnya intensitas tergantung pada jenis dan tujuan latihan.
Besarnya intensitas tergantung pada jenis dan tujuan latihan.
Menurut Bompa (1994) Intensitas latihan merupakan komponen latihan
yang sangat penting untuk dikaitkan dengan komponen kualitas latihan
yang dilakukan dalam kurun waktu yang diberikan. Intensitas adalah
fungsi kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan, kuatnya
rangsangan tergantung dari kecepatan gerakan, variasi interval atau
istirahat diantara ulangan.
3) Durasi latihan (Time).
Time atau durasi latihan adalah waktu yang diperlukan setiap kali
latihan. Untuk meningkatkan kebugaran paru-jantung dan penurunan berat
badan diperlukan waktu berlatih 20-60 menit. Durasi dan intensitas latihan
saling berhubungan. Peningkatan pada salah satunya akan menurunkan
yang lain. Jika durasi latihan bertambah maka intensitas latihan akan
menurun begitupula sebaliknya. Durasi dapat berarti waktu, jarak dan
kalori. Durasi menunjukan lama waktu yang digunakan untuk latihan.
Jarak menunjukan pada panjang langkah, atau pedal, atau kayuhan yang
dapat ditempuh. Kalori menunjukan jumlah energi yang digunakan selama
latihan.
4) Tipe latihan
Tipe latihan adalah bentuk atau model olahraga yang digunakan untuk
latihan. Sebuah latihan akan berhasil jika latihan tersebut dipilihkan tipe
tepat. Tipe latihan akan menyangkut isi dan bentuk-bentuk latihan. Tipe
latihan salah satunya adalah latihan aerobik. Menurut McCarthy yang
dikutip Widiyanto (2004) latihan aerobik merupakan bentuk latihan yang
dilakukan berulang-ulang (kontinyu) dan bersifat terus menerus (ritmis),
yang menggunakan kelompok-kelompok otot besar dalam tubuh, dan yang
dapat dipertahankan terus menerus selama 20 hingga 30 menit. Ketika
beban kerja otot meningkat, tubuh akan langsung merespon dengan
mengonsumsi oksigen sebanyak banyaknya untuk dikirim keseluruh otot
dan jantung sehingga mengakibatkan detak jantung dan frekuensi
pernapasan meningkat sampai memenuhi kebutuhan tubuh.
3. Metode latihan aerobik diantaranya:
a) latihan kontinyu; adalah latihan yangdilakukan 30 menit atau lebih.
Bentuk latihannya seperti: jogging, jalan kaki, bersepeda, berenang
senam aerobik, sepeda statis, step up, rope skiping.
b) latihan Interval training; adalah latihan yang diselingi interval istirahat
diantara interval kerja. Interval training mengandung empat komponen,
yaitu: lama latihan, intensitas latihan, masa latihan dan repetsi.
c) circuit training; adalah bentuk latihan aerobik yang terdiri dari pos-pos
latihan, yaitu antara 6 sampai 16 pos latihan. latihan dilakukan dengan
cara berpindah-pindah dari pos satu ke pos dua dan seterusnya hingga
sampai selesai seluruh pos.
Zumba termasuk dalam latihan aerobik dengan metode interval training
karena saat melakukan latihan diselingi dengan istirahat. Menurut Andre
Gunawan(2015) Senam zumba merupakan bentuk penerapan dari metode
HIIT (High Intensity Interval Training),yakni latihan kardio yang dilakukan
dalamwaktu singkat dengan intensitas yang tinggi, sehingga sangat
membantu dalam mengintegrasikan komponen dasar kebugarandaya tahan
kardiorespirasi, kekuatan otot, dan fleksibilitas.Dengan metode HIIT,
zumbamampu membakar kalori lebih banyak.
4. Manfaat Zumba
Utroq Trieha (2014) menyatakan manfaat zumba yaitu :
a. Menurunkan berat badan
b. Memperlancar aliran darah
c. Memperbaiki saluran pernapasan
d. Mengatasi insomnia
e. Menghilangkan stress
f. Mengembalikan good mood
B. Tekanan Darah
1. Definisi
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap
dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di
dalam pembuluh dan compliance atau distensibilitas dinding pembuluh
seberapa mudah pembuluh tersebut diregangkan (Sherwood, 2011).
Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah
disemprotkan kedalam pembuluh tersebut selama sistol disebut tekanan
sistolik, reratanya adalah 120 mmHg.Tekanan minimal di dalam arteri
ketika darah mengalir keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil di
hilir sewaktu diastol disebut tekanan diastolik, reratanya adalah 80
mmHg (Sherwood, 2011).
Tekanan darah berarti tenaga yang digunakan oleh darah terhadap
setiap satuan daerah dari dinding pembuluh tersebut (Guyton dan Hall,
2007). Rumus tekanan darah :
TD = Curah jantung (cardiac output) x Tahanan perifer
Jadi dari tubuh sendiri, faktor-faktor yang menentukan tekanan darah
adalah :
a. Jumlah darah yang dipompa jantung (cardiac output).
b. Resistensi vaskuler perifer.
c. Tonus dan elastisitas arteri.
d. Viskositas darah.
2. Faktor- Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
Menurut American Heart Assosiation (AHA) tahun 2014 faktor-
faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu:
a) Riwayat Keluarga
Tinggi,rambut dan warna mataa diwariskan dalam keluarga.
Tidak hanya itu, tekanan darah yang tinggi saja dapat diwariskan.
Seseorang akan lebih mudah mengalami tekanan darah tinggi,
jika orang tua maupun saudara kandungnya mengalami tekanan
darah tinggi juga.
b) Usia
Ketika usia seseorang semakin lanjut, resiko tekanan darah tinggi
dan penyakit kardiovaskular juga akan menjadi lebih tinggi. Ini
dikarenakan pembuluh darah kehilngan fleksibilitasnya dengan
bertambahnya usia yang mengakibatkan tekanan seluruh sistem
meningkat.
c) Jenis kelamin
Presentasi pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita untuk
mengalami peningkatan tekanan darah hingga usia 45 tahun. Dari
usia 45 sampai 54 tahun dan usia 55 sampai 64 tahun, presentase
pria dan wanita dengan peningkatan tekanan darah adalah sama.
Setelah usia tersebut, presentase mengalami peningkanan tekanan
darah pada wanita lebih tinggi dibanding pria.
d) Aktifitas fisik yang rendah
Aktifitas fisik baik untuk jantung dan sistem sirkulasi. Gaya hidup
yang tidak aktif meningkatkan kemungkinan terjadinya tekanan
darah tinggi, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah dan
stroke. Tubuh yang tidak aktif juga membuat resiko mengalami
kelebihan berat badan atau obesitas menjadi lebih mudah.
e) Pola makan yang buruk, makanan yang tinggi garam
Semua manusia membutuhkan nurisi yang baik dari berbagai
jenis sumber makanan. Makanan yang mengandung tinggi kalori,
lemak, gula dan rendah nutrisi esensial, secara lansung
berkontribusi mengakibatkan kesehatan menjadi buruk, seperti
pada obesitas. Ditambah beberapa masalah yang dapat terjadi
karena mengkonsumsi terlalu banyak garam. Pada beberapa orang
yang mengkonsumsi makanan tinggi garam dapat meningkatkan
tekanan darah.
3. Fisiologi Tekanan Darah

Tekanan Arteri Rata-Rata

Curah jantung Resistensi perifer lokal

Kecepatan Isi sekuncup Jari- jari arteriol Kekentalan


jantung darah

Aliran Efek Kontrol Kontrol


Aktivitas Aktivitas
balik hisap metabolik vasokonstriktor
parasimpatis simpatis
vena jantung lokal ekstrinsik
dan
epinefrin

Aktifitassim
Jumlah
patis dan
sel
epinefrin
Volume Aktivitas Aktivitas darah
darah pernafasan otot rangka merah

Vasopresin dan
Sistem vasopresin
Keseimbangan angiotensin II
renin angioteansin II
garam dan air
Gambar 2.1 Penentu Tekanan Darah Arteri Rerata (Sherwood, 2011)

4. Jenis-jenis Tekanan Darah


Terdapat tiga jenis tekanan darah, yaitu:
a. Tekanan darah normal
Menurut WHO tekanan darah dikatakan normal apabila
tekanan sistoliknya 120-140 mmHg manakala diastoliknya 80-90
mmHg. Menurut National Heart, Lung and Blook Institute
(NHLBI) dari National Institute of health (NIH), mendefinisikan
tekanan darah normal adalah tekanan sistolik kurang dari 120
mmHg dan tekanan diastolik kurang dari 80 mmHg (Amira, 2010).
Nilai tekanan darah normal (Evelyn C. Pearce, 2009 dalam
Amira, 2010)
Tabel 2.1 Nilai Tekanan Darah Normal dalam mmHg
Sistole Diastole
Pada masa bayi 70 sampai 90 50
Pada masa anak-anak 80 sampai 100 60
Pada masa remaja 90 sampai 110 60
Dewasa muda 110 sampai 120 60 sampai 70
Umur lebih tua 130 sampai 150 80 sampai 90
(Evelyn 2009, dalam Amira, 2010)
b. Tekanan darah rendah (Hipotensi)
Hipotensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih
rendah dari normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg.
Antara gelaja klinis yang bisa dilihat akibat hipotensi adalah sering
pusing, cepat lelah, penglihatan kurang jelas apabila merubah
posisi, dan berkeringat dingin. Tekanan darah rendah sering terjadi
pada waktu setelah sakit atau semasa penyembuhan (Amira, 2010).
c. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi bila catatan
tekanan sistole >140 mmHg dan tekanan diastole >90 mmHg.
Beberapa faktor terjadinnya hipertensi diantaranya ialah obesitas,
kurang olah raga, merokok, menkomsumsi garam berlebihan, stres,
umur, jenis kelamin, dan genetik. Hipertensi kini menjadi masalah
global karena prevalensinya yang terus meningkat sejalan dengan
peningkatan pendapatan masyarakat pada kelompok sosial ekonomi
tertentu terutama diperkotaan, menyebabkan adanya perubahan
pola makan dan pola aktifitas yang mendukung terjadinya
peningkatan jumlah penderita obesitas yang merupakan salah satu
faktor dari hipertensi (Almatsier, 2004).
5. Langkah Penentuan Tekanan Darah
Untuk menentukan besarnya tekanan darah biasanya para klinisi
menggunakan cara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan alat
sphygmomanometer manual atau tensimeter air raksa. Jika cara
menggunakan tensimeter air raksa dilakukan secara benar, maka hasil
pengukurannya akan akurat.
Persiapan sebelum pengukuran tekanan darah :
a. Idealnya,beritahukan penderita untuk tidak merokok atau
meminum minuman yang mengandung kafein kurang lebih 30
menit sebelum pengukuran dilakukan.
b. Pastikan kamar periksa tenang dan nyaman.
c. Perhatikan untuk penderita agar duduk (istirahat) selama 5 menit di
kursi, lengan diletakkan sejajar dengan jantung.
d. Pastikan lengan yang akan diperiksa tidak ditutupi oleh pakaian.
Pastikan juga tidak ada vistula arteri vena untuk dialisa, skar (bekas
luka), pemotongan arteri brakial, tanda-tanda limfedema.
e. Palpasi arteri brakial untuk memastikan pulsasinya baik.
f. Posisikan lengan sehingga arteri brakial pada fosa antekubiti berada
sejajar dengan jantung.
g. Jika penderita duduk, letakkan lengan pada meja yang lebih tinggi
sedikit dari pinggang penderita (FK UNIBA, 2016).
Berikut ini cara menggunakan tensimeter yang benar :
a. Pilihlah ukuran manset yang pas dan pasang manset tersebut pada
alat tensimeter. Biasanya manset yang digunakan berukuran standar
kecuali pada anak-anak dan orang gemuk.
b. Atur posisi alat tensimeter sedemikian rupa sehingga letaknya
setinggi dengan jantung pasien.
c. Atur posisi kolom vertikal desemikian rupa sehingga setinggi
dengan mata anda.
d. Atur posisi lengan kanan pasien sehingga terletak horizontal
dengan tinggi mid-sternum.
e. Tentukan lokasi arteri brakialis pada jarak sekitar 2 cm di atas fosa
antekubiti.
f. Pasang manset pada lengan dengan memastikan bahwa daerah
arteri berada pada arteri brakialis.
g. Pompa manset hingga mencapai tekanan 20-30 mmHg lebih tinggi
daripada tekanan darah sistolik yang diperkirakan. Anda dapat
memperkirakan tekanan darah sistolik dengan melakukan palpasi
denyut nadi arteri brakialis atau radialis dan memompa manset
sampai anda tidak lagi dapat mendengar denyut nadi tersebut.
h. Letakkan stetoskop anda pada denyut nadi arteri brakialis dengan
memastikan bahwa sungkup stetoskop tidak menyentuh manset
tensimeter.
i. Kurangi tekanan dalam manset dengan kecepatan 2-3 mmHg :
1.Bunyi korotkov pertama yang konsisten menunjukkan tekanan
darah sistolik.
2.Berkurangnya dan hilangnya bunyi korotkov menunjukkan
tekanan darah diastolik.
j. Catat tekanan darah sebagai hasil sistolik di depan hasil diastolik.
Jangan mencoba membulatkan hasil bacaan anda (Burton, 2013).
C. Kolesterol
1. Defini Kolesterol
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah,
diproduksi oleh hati, dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol ialah
suatu substansi seperti lilin yang bewarna putih, secara alami ditemukan di
dalam tubuh kita. Kolesterol merupan jenis khusus lipid yang disebut
steroid. Steroid adalah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur
ini terdiri atas 4 cincin atom karbon (As’adi Muhammad,2009)
Struktur Kimia Kolesterol
Menurut Mayes et al., (1987) kolesterol adalah produk khas dari
metabolisme hewan dan oleh karenanya terdapat dalam makanan yang
berasal dari hewan seperti daging, hati, otak dan kuning telur.Sebagian
besar kolesterol berasal dari sintesis (kira-kira 1 g/hari sedangkan sekitar
0.3 g/hari dilengkapi dari konsumsi makanan.
Menurut Sitepoe (1993) bila ditinjau dari sudut kimiawi, kolesterol
diklasifikasikan ke dalam golongan lipid (lemak), berkomponen alkohol
steroid, sebagian besar berfungsi sebagai sumber kalori serta memberikan
nilai tambah terhadap cita rasa makanan.
2. Sumber Kolesterol dan Penyimpanannya dalam tubuh
Sebagai produk tipikal metabolisme hewan, kolesterol terdapat dalam
makanan yang berasal dari hewan misalnya kuning telur, daging, hati dan
otak. Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas
atau dalam bentuk simpanan yang berkaitan dengan asam lemak rantai
panjang sebagai ester kolesteril. Lipoprotein berdensitas rendah (LDL)
plasma dan di angkut ke hati, tempat senyawa ini di eliminasi dari tubuh
tanpa diubah atau setelah dirubah menjadi asam empedu dalam proses
yang dikenal sebagai transport kolesterol terbalik.
Sekitar separuh kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis (sekitar 700
mg/hari) dan sisanya diperoleh dari makanan. Hati dan usus masing-
masing menghasilkan sekitar 10% dari sintesis total pada manusia. Hampir
semua jaringan yang mengandung sel berdiri mampu membentuk
kolesterol yang berlansung di reticulum endoplasma dan sitosol.
Linder (1992) menyatakan bahwa orang dewasa rata-rata membutuhkan
1.1 gram kolesterol untuk kebutuhan tubuhnya Dari jumlah itu, 25-40%
atau 200-300 mg secara normal berasal dari makanan dan selebihnya dari
endogen (biosintesis) terutama oleh hati kemudian oleh usus kecil.
3. Fungsi kolesterol
Kolesterol diperlukan oleh tubuh berfungsi untuk :
1. Sintesis asam/garam empedu yang diperlukan untuk proses
pencernaan lemak atau minyak.
2. sintesis vitamin D.
3. sebagai komponen membran sel (Muchtadi, 1996).
Page (1989) menyatakan bahwa kolesterol mempunyai fungsi yang
sangat penting dalam tubuh karena tidak hanya merupakan pembentuk
membran sel, tetapi juga merupakan pelopor biosintesa umum lain,
termasuk hormon steroid dan asam empedu. Sedangkan menurut Muchtadi
et al (1993) menambahkan bahwa kolesterol juga sebagai prekursor dari
pengeluaran asam empedu yang disintesa dalam hati dan berfungsi untuk
menyerap trigliserida (triasilgliserol) dan vitamin larut lemak dari
makanan,serta sebagai prekursor dari hormon steroid, estrogen dan
testosteron.
Menurut Dr. John Gullota, ketua AMA Therapeutics Committee,
kolesterol berfungsi membentuk dinding sel (membran sel) dalam tubuh.
Kolesterol berperan penting dalam produksi hormong seks, vitamin D,
serta berfungsi melindungi jaringan otak dan saraf. Selain itu, kolesterol
juga berfungsi untuk metabolisme zat gizi dan memproduksi asam empedu
yang berfungsi untuk menyerap lemak dalam makanan (As’adi
Muhammad,2009)
4. Jenis-jenis Kolesterol
Menurut Rayya Soraya (2009) ada dua jenis kolesterol yaitu:
1. LDL (Low density lipoprotein) bersifat aterogenik dan sering disebut
dengan kolesterol jahat, karena mudah melekat di pembuluh darah dan
menyebabkan penumpukan lemak yang lama kelamaan akan mengeras.
Akibatnya, terjadi penyumbatan dalam darah dan akan menimbulkan
arterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri).
Arterosklerosis yang terjadi dalam pembuluh darah jantng dapat
memicu terjadinya jantung konorer. Sementara, erterosklerosis yang
terjadi dalam pembuluh darah otak dapat menyebabkan terjadinya
stroke.
2. HDL (high density lipoprotein) disebut juga kolesterol baik karena
bersifat anti aterogenik. Fungsinya mengangkut kolesterol bebas atau
LDL dari pembuluh darah dan jaringan lain menuju hati. Selanjutnya,
mengeluarkannya melalui empedu. Kolesterol bebas adalah kolesterol
yang ada dalam tubuh kita yang berperan menyusun hormon steroid,
hormon seks, dan kortikosteroid. Kolesterol bebas berada dalam
jaringan tubuh, terutama dalam darah yang dibentuk oleh hati dan
terangkum dalam darah yang dibentuk oleh hati dan terangkum dalam
bentuk lipoprotein yang terdiri atas HDL atau kolesterol baik.
5. Kadar Kolesterol Normal
Kadar kolesterol normal dalam plasma pada orang dewasa normal
sebesar 3.1 sampai 5.7 mmol/l (120-220 mg/dl). Menurut Barass (1995),
kadar LDL rata-rata adalah 150-190 mg% dan HDL 35-55 mg%. Jumlah
seluruh kandungan kolesterol dalam darah disebut kolesterol total berkisar
150-250 mg%. Consensus Conference on Cholesterol yang pernah
diadakan oleh Departemen Kesehatan Amerika bahkan menetapkan bahwa
kadar kolesterol sudah dianggap tinggi disebut sebagai hiperkolesterolemia
apabila melebihi 240 mg (As’adi Muhammad, 2009).
Kadar Kolesterol dalam darah ini selalu berubah-ubah, meskipun
perbedaan dalam perubhan itu tidak terlalu besar. Banyak faktor yang
mempengaruhinya, terutama faktor genetis, umur, seks, dan lingkungan.
Kolesterol juga bisa meningkat pada orang-orang gemuk, kurang
berolahraga, stres dan perokok berat.
Kolesterol Kolesterol baik Kategori Kategori
perbatasan bahaya

Kolesterol total <200 200-239 ≥ 240


Kolesterol LDL <130 130-159 ≥160
<100 (bila ada 100-159
DM)
Kolesterol HDL ≥ 60 40-59 <40
Sumber: http://disehat.com/kadar-kolesterol-normal-menurut-who/
Ukuran kadar kolesterol normal menurut WHO
a) Kurang dari 200 mg/dL, ukuran ini merupakan takaran kadar
kolesterol yang normal. Artinya jumlah kadar kolesterol LDL, HDL,
serta Trigliselida masih kurang dari angka 200 mg/dL. Jika hal itu
terjadi maka resiko terkena penyakit jangtung akan semakin tipis
atau sedikit.
b) Berada pada angka 200 – 239 mg/dL, ukuran ini masih tergolong
kolesterol cukup.
c) Lebih dari ukuran 240 mg/dL merupakan ukuran kadar kolesterol
yang tinggi, hal ini dapat memicu penyakit jantung korener.
6. Faktor-Faktor pemicu kolesterol
Banyak hal yang menjadi pemicu kolesterol, antara lain yaitu: 1)
Genetis yang artinya faktor keturunan, meskipun tubuh mengonsumsi
lebih sedikit kolesterol atau lemak jenuh, tetapi tubuh tersebut tetap saja
memproduksi kolesterol lebih banyak. Sebab, faktor genetis ini akan selalu
berproses dan menghasilkan kolesterol tanpa henti. 2) Stres merupakan
rahasia umum yang terjadi pada setiap individu. Kondisi stres itu akan
dapat menyebabkan emosi 13 tinggi yang pada akhirnya mempengaruhi
tingginya tekanan darah seseorang. Menurut Judith Swarth (1993), stres
merupakan bagian dari kehidupan. 3) Diabetes Militus yaitu kelebihan
kadar gula darah yang terus menerus dan bervariasi terutama setelah
makan. Sumber lain menyebabkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes
militus adalah keadaan hiperglisemia kronis disertai berbagai kelainan
metabolis akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai
kompliksai kronis pada mata ginjal dan pembuluh darah (As’adi
Muhammad, 2009).
Jumlah presentase yang paling besar sebagai pemicu kolesterol adalah
stres. Stres bukan saja dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, tetapi
juga menaikkan kadar kolesterol buruk. Sebuah studi yang dilakukan di
San Fransisco, Amerika Serikat, yang melibatkan para akuntan pajak,
menemukan bahwa menjelang tenggat waktu (deadline) perhitungan pajak,
pada saat kesibukan sangat meningkat, ternyata kadar kolesterol para
akuntan pajak itu meningkat drastis. Para peneliti menyatakan bila
kesibukan berlangsung lebih lama, berarti tingkat stres akan lebih tinggi
lagi sehingga dapat diprediksikan akan terjadi sejumlah serangan jantung
abnormal dan tidak menutup kemungkinan terjadinya kematian mendadak
yang akan menimpa sejumlah akuntan pajak tersebut (Yekti Mumpuni,
2011).
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat stres
adalah tertawa selama 5 – 10 menit yang dapat merangsang hormon
serotonin dan endorphin sehingga dapat membuat otak lebih tenang,
berendam di air hangat juga dapat menurunkan ketegangan serta
memperlancar aliran darah, tidur yang cukup, tidak terpaku pada rutinitas,
berfikir positif. 14 Kolesterol juga dipicu oleh beberapa kebiasaan buruk,
seperti merokok dan minum alkohol. Beberapa penyakit seperti
kegemukan (obesitas), gagal hati, diabetes, dan hipertensi atau darah tinggi
juga akan meningkatkan kolesterol tinggi (Yekti Mumpuni, 2011).
7. Pengukuran Metode Lab
a. Metode Lab
Pengukuran kolesterol biasanya dilakukan dengan serum, tetapi
dapat juga menggunakan plasma EDTA atau plasma heparin. Baik
serum maupun plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah
dan jika tidak segera diperiksa, harus disimpan dalam lemari es
supaya distribusi kolesterol tidak berubah dan enzim-enzim tidak
sempat mengubah proporsi lipoprotein (Riswanto,2010).
Menurut Riswanto (2010), pengukuran kolesterol total dapat
menggunakan enzim kolesterol oksidase. Triglisrida diukur melalui
pengeluaran asam lemak secara hidrolisis diikuti oleh kuantifikasi
gliserol yang dibebaskan. Pengukuran kolesterol HDL
menggunakan pengendapan semua lipoprotein selain HDL,
kemudian kolesterol HDL yang tersisa dalam larutan diukur.
Sedangkan kolesterol LDL diukur dari pengukuran trigliserida,
kolesterol total, dan kolesterol HDL dengan pendekatan Friedewald
sebagai berikut:
Kolesterol LDL = kolesterol total-kolesterol HDL-(trigliserida/5)
b. Glukotest
Glukotest berfungsi sebagai alat untuk mengukur kadar gula darah,
kolesterol, dan asam urat. Langkah-langkah kerja yang pertama
adalah terlebih dahulu jari tangan yang akan diambil darahnya
disterilkan dengan alkohol 70%. Lalu jari tangan ditusuk
menggunakan lancet supaya darah yang akan dijadikan sampel bisa
keluar, kemudian darah tersebut dioleskan ke strip kolesterol, strip
dimasukkan ke dalam chip kolesterol dan diamati hasilnya. Chip
dan strip berfungsi untuk menampilkan hasil pemeriksaan kadar
kolesterol yang disesuaikan dengan standarisasi angka normal
kadar dari sampel (Cassoobhoy, A,2014).
D. Hubungan tekanan darah dan kadar kolesterol dengan wanita yang
melakukan olahraga zumba.
Olahraga merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan
lemak sekaligus untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani yang baik serta
dapat meningkatkan kemampuan fungsional. Olahraga dapat berupa
latihan yang bersifat aerobik maupun anaerobik (Rembang, 2015).
Menurut Pantouw (2014) olahraga aerobik yang populer sekarang ini
adalah zumba. Olahraga aerobik mempunyai dampak dalam menurunkan
kadar kolesterol. Olahraga aerobik dengan intensitas sedang sampai tinggi
bila dilakukan 150 menit atau lebih selama seminggu dapat menurunkan
kadar kolesterol hingga 5-20% dan menigkatkan kadar HDL darah 5-10%.
Penelitian-penilitian sebelumnya menunjukan bahwa aktifitas fisik yang
tergolong olahraga aerobik dapat menurunkan tekanan darah, menurunkan
kadar kolesterol total, meningkatkan kadar kolesterol HDL darah.
E. Penelitian Terkait
Penlitian yang dilakukan oleh Nurayani (2010) yang menunjukan
adanya peningkatan kadar HDL darah setelah melakukan latihan aerobik.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Moghadasi dkk (2011),
yang dilakukan terhadap 16 wanita subjek penilitian yang dibagi menjadi 8
orang kelompok kontrol dan 8 orang kelompok latihan. Hasilnya terdapat
peningkatan yang signifikan terhadap kadar kolesterol HDL setelah
melakukan treadmill selama 12 minggu, peningkatan yang terjadi yaitu
rata-rata 34,6 mg/dl menjadi 50,1 mg/dl.
Penlitian yang dilakukan oleh Cengiz (2013) tentang pengaruhh
latihan aerobik terhadap kadar lemak darah pada wanita. Penelitian ini
bertujuan mengukur kadar lemak darah pada wanita berumur 19-23 tahun
yang melakukan latihan aerobik selama 8 minggu (15-20 menit pemanasan
sebelum inti dan 5-10 menit peregangan sesudah inti) tanpa mengentrol
diet dari subjek penelitian. Pada akhirnya penelitian ini menunjukan hasil
yang positif dari latihan aerobik terhadap kadar lemak dalam darah.
Peneltian yang dilakukan Reynaldo Stevanus Pantouw (2014) tentang
pangaruh latihan zumba terhadap kadar kolesterol high density lipoprotein
darah dengan menggunakan metode ekperimental one group pre and post
test design dengan jumlah sampel 20 mahasiswi tersebut memiliki kisaran
umur 16-19 tahun dengan presentase 75%. Pada penelitian ini kadar
kolesterol HDL meningkat secara bermakna yaitu terjadi peningkatan
sebesar 8,8 mg/dl (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
terjadinya peningkatan kadar kolesterol hight density lipoprotein darah
setelah melakukan latihan zumba selama dua minggu.
F. Kerangka Teori

G. Hipotesis Kerja

You might also like