Professional Documents
Culture Documents
Bab II
Bab II
Y=a+b.x
Nilai a dan b diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Dimana: Y = variabel yang diramalkan
X = variabel independen
a = variabel dependen
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑋𝑌
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2
b = variabel dependen
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑋𝑌
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2
2011 1 415
2013 2 520
2013 3 600
𝑌 = 194,667 + 158,5𝑋
2014 5 987,167
Kapasitas sudah terpenuhi
2015 6 1142,667
2016 7 1300,667
2017 8 1458,667
2018 9 1616,667
2019 10 1774,667
2020 11 1932,667
2021 12 2090,667
2022 13 2255,667
2023 14 2413,667
Dimana :
Tabel 2.5.
TAHUN X JUMLAH 𝑋2 XY
PESAWAT
UDARA
2010 1 4 1 4
2011 2 7 4 8
2012 3 10 9 27
2013 4 15 16 60
TOTAL 10 36 30 99
Tabel 2.6
Prakiraan Jam Puncak Pesawat Udara Pada Apron Tahun 2013-2023
Tahun X Jumlah Pesawat Udara
2010 1 4
2011 2 7
2012 3 10
2013 4 15
2014 5 14
2015 6 15
2016 7 17
2017 8 19
2018 9 21
2019 10 23
2020 11 24
2021 12 26
2022 13 28
2023 14 30
Keterangan:
= Sudah Tercapai Kapasitas Maksimum
1.3 Terminal
Suatu terminal bandar udara merupakan sebuah bangunan dibandar udara dimana
penumpang berpindah antara transportasi darat dan fasilitas yang membolehkan
mereka menaiki dan meninggalkan pesawat. Di terminal, penumpang membeli tiket,
menitipkan bagasinya, dan diperiksa pihak keamanan. Bangunan yang menyediakan
akses ke pesawat (melalui gerbang) disebut "concourse".
Tetapi, sebutan "terminal" dan "concourse" kadang-kadang digunakan berganti-ganti,
tergantung konfigurasi bandara.Bandara kecil memiliki sebuah terminal sementara
bandara besar memiliki beberapa terminal dan/atau concourse. Di bandara kecil,
bangunan terminal tunggal melayani semua fungsi sebuah terminal dan
concourse.Beberapa bandara besar memiliki terminal yang terhubung dengan banyak
concourse melalui jalan setapak, jembatan layang, atau terowongan bawah tanah
(seperti Bandar Udara Internasional Denver).
Beberapa bandara besar memiliki lebih dari satu terminal, masing-masing dengan
satu concourse atau lebih (seperti Bandar Udara La Guardia New York). Bandar
udara besar lainnya memiliki terminal ganda dimana masing-masing telah termasuk
fungsi sebuah concourse (sepertiBandar Udara Internasional Dallas/Fort Worth).
A. Pertukaran moda
Biasanya perjalanan udara merupakan perjalanan campuran berbagai
moda, mencakup perjalanan akses darat dan dilanjutkan dengan perjalanan
udara. Tidak banyak perjalananudara yang dilakukan secara langsung dari asal
ke tujuan. Dalam rangka pertukaran moda tersebut, penumpang melakukan
pergerakan di terminal pada kawasan sikulasi penumpang.
B. Pemrosesan
Terminal adalah tempat yang sesuai untuk proses yang menyangkut
perjalanan udara.Termasuk pengurusan tiket, pendaftaran penumpang dan
bagasi, dari penumpang dan mempertemukan kembali. Fungsi ini memerlukan
kawasan pemrosesan penumpang.
C. Operator Bandar Udara
Biasanya akses penumpang ke bandar udara secara terus menerus, datang
dan pergi, dalam grup-grup yang kecil dengan bus, mobil dan taxi. Karena itu
fungsi terminal pada keberangkatan sebagai reservoir yang mengumpulkan
penumpang secara kontinyu. Pada kedatangan polanya terbalik untuk
memenuhi fungsi ini terminal harus memiliki kawasan ruang penampungan
penumpang. Jadi fungsi utama terminal adalah untuk memperoleh ruang
sirkulasi, pemrosesan dan penampungan.Tujuan Penggunaan Terminal
Perancangan terminal yang memenuhi syarat harus dapat memuaskan
keinginan kebutuhan mereka yang akan menggunakannya. Ada 3 (tiga) kelas
pemakai:
Penumpang dan pengantar penjemput
Perusahaan penerbangan
Operator bandar udara
Kebanyakan perancangan terminal mengutamakan penumpang. Volume
penumpang jauh lebih besar dibandingkan jumlah staf perusahaan
penerbangan dan staf bandar udara. Alasan lain, penumpang adalah sumber
pendapatan utama bandar udara, selain perusahaan penerbangan sendiri.
Tujuan perancangan terminal dengan sendirinya meliputi:
Memaksimumkan kebutuhan akomodasi penumpang.
Pelayanan yang baik pada perusahaan penerbangan. Di beberapa
bandar udara perusahaan penerbangan juga merupakan sumber dan
awal dalam investasi kapital.Dalam hal ini perusahaan-perusahaan
tersebut akan sangat berperan dalam menentukan perancangan
terminal.
TERMINAL
Terminal ini memiliki fungsi menampung penumpang , mengumpulkan
penumpang yang melakukan transit atau memuat penumpang yang melakukan transit
pesawat . Terminal ini melayan penerbangan domestik dari maskapai Garuda
Indonesia, Wings Air , Trigana Air dan Aviastar.
1.4 Runway
Fasilitas landas pacu (runway), fasilitas ini adalah faslitas yang berupa suatu
perkerasan yang disiapkan untuk pesawat melakukan kegiatan pendaratan dan tinggal
landas. Elemen dasar runway meliputi perkerasan yang secara struktural cukup untuk
mendukung beban pesawat yang dilayaninya, bahu runway, runway strip, landas pacu
buangan panas mesin (blast pad), runway end safety area (RESA) stopway, clearway.
Sumber : http://lessonslearned.faa.gov/American625/New_Airport_Diagram.jpg
II Medium 2600
Runway merupakan komponen pokok dalam bandar udara yang digunakan untuk
pendaratan / landing dan lepas landas / take off pesawat terbang. Elemen – elemen
dasar landasan pacu antara lain:
A. Perkerasan struktural sebagai tumpuan pesawat udara.
B. Bahu landasan yang berbatasan dengan perkerasan struktural, direncanakan
sebagai penahan erosi akibat air dan semburan mesin jet, serta melayani
perawatan landasan.
C. Area keamanan landasan pacu (runway safety area) yang terdiri dari struktur
perkerasan, bahu landasan, dan area bebas halangan.
D. Blast pad, area yang direncanakan untuk mencegah erosi pada permukaan yang
berbatasan dengan ujung landasan pacu.
4. Openning V Runway
Konfigurasi opennng v runway diterapkan pada bandar udara yang
memiliki arah angin yang lemah menyebabkan perlunya landasan pacu lebih
dari satu arah dengan meletakkan terminal di tengah. Apabila tiupan angin
lemah maka pengendali lalu lintas udara dapat memanfaatkan kedua landasan
lapangan terbang secara substansial. Bila angin bertiup lemah (kurang dari 20
knots atau 13 knots), kedua landasan pacu dapat digunakan secara bersamaan.
Kapasitas dua landasan yang bersilangan tergantung sepenuhnya di bagian
mana landasan itu bersilangan (di tengah, di ujung), serta cara operasi
penerbangan yaitu strategi dari pendaratan dan lepas landas. Kapasitas
landasan ditentukan dari jarak persilangan terhadap titik awal lepas landas.
Semakin dekat jarak persilangan dengan titik awal lepas landas maka semakin
besar kapasitas yang dicapai.
Gambar II-10 Konfigurasi Intersection Runway
Sumber : http://virtualskies.arc.nasa.gov/airport_design/5.html (10 Deember 2015)
1.5 Taxiway
1.6 Apron
Fasilitas pelataran parkir pesawat terbang (apron) adalah fasilitas sisi udara yang
disediakan sebagai tempat bagi pesawat saat melakukan kegiatan menaikkan dan
menurunkan penumpang, muatan pos dan kargo dari pesawat, pengisian bahan bakar,
parkir dan perawatan pesawat.
Apron merupakan penghubung antara bangunan terminal dengan bandar udara.
Apron mencakup daerah parkir pesawat yang disebut ramp dan daerah untuk menuju
ke ramp tersebut. Pada ramp ini pesawat diparkir di tempat yang disebut pintu-
hubung ke pesawat (gate).
Apron merupakan bagian dari bangunan terminal pada sisi udara (airside). Antara
bangunan fisik terminal dan apron terjadi suatu pertemuan dengan pesawat yang
disebut interface. Penempatan suatu apron tergantung pada penempatan terminal yang
akan dirancang. Luas apron didasarkan pada tiga faktor yaitu jumlah pintu-hubung ke
pesawat, ukuran pintu-hubung dan denah parkir pesawat di setiap pintu-hubung.
Apron merupakan bagian bandar udara yang melayani terminal sehingga harus
dirancang sesuai dengan kebutuhan dan karakteritik terminal tersebut. Beberapa
pertimbangannya :
a) Menyediakan jarak paling pendek antara landas pacu dan tempat pesawat
berhenti.
b) Memberikan keleluasaan pergerakan pesawat untuk melakukan manuver
sehingga mengurangi tundaan.
c) Memberikan cukup cadangan daerah pengembangan yang dibutuhkan jika
nantinya terjadi peningkatan permintaan penerbangan atau perkembangan
teknologi pesawat terbang.
d) Memberikan efisiensi, keamanan, dan kenyamanan pengguna secara
maksimum.
e) Meminimalkan dampak lingkungan
Perancangan apron juga terkait dengan sistem terminal yang digunakan oleh
bandar udara bersangkutan yang terdiri dari terminal konsep tunggal, konsep linier,
konsep dermaga, konsep satelit, konsep transporter dan konsep campuran.
Aspek yang diperhatikan dalam kelayakan operasional di dalam apron meliputi
dimensi (panjang dan lebar), kemiringan memanjang (longitudinal slope), kemiringan
melintang (transverse slope), jenis perkerasan (surface type), dan kekuatan (strength)
dan apron marking yang antara lain apron edge marking, apron guidance marking,
parking stand position marking.
GSE (Ground Support Equipment) fasilitas ini adalah suatu area yang disediakan
sebagai tempat lalu lintas peralatan penunjang pendaratan dan penerbangan yang
terletak diantara apron dan teminal penumpang. Luasannya dipengaruhi oleh jenis
pesawat yang dilayani dan jumlah serta jenis peralatan pendaratan dan penerbangan
yang dipersyaratkan untuk menunjang kinerja operasional bandar udara tersebut.
1.7 Perkerasan Runway
Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan dengan kekerasan
dan daya dukung yang berlainan. Perkerasan yang dibuat dari campuran aspal dengan
agregat, digelar di atas suatu permukaan material granular mutu tinggi disebut
perkerasan lentur, sedangkan perkerasan yang dibuat dari slab-slab beton ( Portland
Cement Concrete ) disebut perkerasan “Rigid” ( FAA, 2009 ).
Pada struktur perkerasan bekerja muatan roda pesawat terjadi sampai beberapa
juta kali selama periode rencana. Setiap kali muatan ini lewat, terjadi defleksi lapisan
permukaan dan lapisan dibawahnya. Pengulangan beban (repetisi) menyebabkan
terjadinya retakan yang pada akhirnya mengakibatkan kerusakan /kegagalan total.
Perkerasan dibuat dengan tujuan untuk memberikan permukaan yang halus dan aman
pada segala kondisi cuaca, serta ketebalan dari setiap lapisan harus cukup aman untuk
menjamin bahwa beban pesawat yang bekerja tidak merusak perkerasan lapisan di
bawahnya ( Basuki, 1986 ).
Perkerasan lentur terdiri dari satu lapisan bahan atau lebih yang digolongkan
sebagai lapisan permukaan, lapisan pondasi, dan lapisan pondasi bawah yang terletak
di atas lapisan tanah dasar yang telah dipersiapkan. Lapisan tanah dasar dapat berupa
galian atau timbunan. Lapisan permukaan terdiri dari bahan berbitumen yang
berfungsi untuk memberikan permukaan yang halus yang dapat memikul beban-
beban yang bekerja dan berpengaruh pada lingkungan untuk jangka waktu
operasional tertentu untuk menyebarkan beban yang bekerja kelapisan dibawahnya.
Lapisan pondasi atas adalah bahan yang terdiri dari material berbutir dengan bahan
pengikat atau tanpa pengikat yang berfungsi memikul beban yang bekerja dan
menyebarkan ke lapisan-lapisan dibawahnya ( Yoder dan Witczak, 1975 ).
Fungsi perkerasan adalah untuk menyebarkan beban ke tanah dasar dan semakin
besar kemampuan tanah dasar untuk memikul beban, maka tebal lapisan perkerasan
yang dibutuhkan semakin kecil. Karena keseluruhan struktur perkerasan didukung
sepenuhnya oleh tanah dasar, maka identifikasi dan evaluasi terhadap struktur tanah
dasar adalah sangat penting bagi perencanaan tebal perkerasan.
Pada perencanaan perkerasan pada runway, memiliki konsep dasar yang sama
dengan perencanaan perkerasan pada jalan raya, dimana perencanaan berdasarkan
beban yang bekerja dan kekuatan bahan yang digunakan untuk mendukung beban
yang bekerja. Namun, pada aplikasi sesungguhnya, tentu terdapat perbedaan pada
perencanaan perkerasan runway dan jalan raya, yaitu :
Jalan raya dirancang untuk kendaraan yang berbobot sekitar 9000 lbs,
sedangkan runway dirancang untuk memikul beban pesawat yang rata-rata
berbobot jauh lebih besar yaitu sekitar 100.000 lbs.
Jalan raya direncanakan mampu melayani perulangan beban (repetisi) 1000-
2000 truk per harinya. Sedangkan ruway direncanakan untuk melayani repetisi
beban 20.000 sampai 40.000 kali selama umur rencana.
Tekanan ban pada kendaran yang bekerja kira-kira 80-90 psi. Sedangkan pada
runway tekanan ban yang bekerja diatasnya adalah mencapai 400 psi.
Perkerasan jalan raya mengalami distress yang lebih besar karena beban
bekerja lebih dekat ke tepi lapisan, berbeda pada runway dimana beban
bekerja pada bagian tengah perkerasan.
Ada beberapa metode perencanaan perkerasan bandar udara walaupun tidak
terdapat satu metode yang banyak digunakan dan diterima oleh banyak pihak, namun
terdapat beberapa metode yang dapat diajukan. Metode-metode tersebut adalah :
Metode ICAO ( LCN ), metode FAA dan metode CBR.
Safety factor yang digunakan metoda PCA dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini (Yoder, 1975).
Tabel. Faktor keamanan metoda PCA
9 – 12 20 20 - -
≥ 12 25 25 - -
PCA ≤ 12 12,5 max 15-20 12,5 max 30-40
12 – 15
Channelized 12,5 max 25-30 12,5 max 50
traffic
> 15 dan 12-15
Nonchannelize Varies 25-30 Varies 50
d traffic
Sumber : Yoder E.J. dan Witczak M.W. (1975)
Perbedaan Metoda ICAO dengan FAA dan PCA diberikan di Tabel di bawah
ini.
Tabel. Perbedaan Metoda ICAO, PCA dan FAA
Fokker 100
MODEL Fokker
KARAKTERISTIK SATUAN 100
Maximum Take Landing Pounds 99500
Kilograms 44680
Maximum Take Off Pounds 101000
Weight Kilograms 45810
Maximum Landing Pounds 88000
Weight Kilograms 39915
Maximum Zero Fuel Pounds 81000
Weight Kilograms 36740
Operating Empty Pounds 54103
Weight Kilograms 24541
feet 116,52
Length
meters 35,54
feet 92,03
Wingspan
meters 28,08
feet 27,87
Height
meters 8,50
feet 45,93
Wheelbase
meters 14,01
Range n miles 2100
Kilometers 3889
Maximum Cruising
Speed km/h 845
crews 2
Maximum Seat Capacity
pax 100-107
Engines Two RollsRoyce Tay Mk 65015
Pounds 26973
Maximum Paylod
Kilograms 12235
Pounds 23300
Maximum Fuel Capacity
Kilograms 10568
Maximum Pax Range Km 2898
nm 1610
Take-off field length at feet 7500
MTOW, ISA, S/L (Flaps 15 0 ) meters 2286
Take-off field length MTOW, feet 4700
ISA, S/L (Flaps 35 C 0 ) meters 1433
Fokker-50
Cassa 212
1 1
𝑇 = (8,71. log 𝑅 + 5,43)√𝑃. ( − )
1,8. 𝐶𝐵𝑅 450. 𝑆
Dimana ;
P = ESWL (kg)
Perhitungan:
Dik: R = 3012
S = 1,4065 Mpa
P = 136.080 kg / 2 = 68.040 kg
1 1
𝑇 = (8,71 log 3012 + 5,43)√68,040 ( − )
8,1 × 7,5 450 × 1,4065
1 1
𝑇 = (8,71 log 3012 + 5,43)√68,040 ( − )
8,1 × 20 450 × 1,4065
Maka tebal lapisan Sub Base Coarse = 43,3 inchi – 24 inchi = 19,3 inchi
Surface Coarse : 8 cm
Base Coarse : 49 cm
Subbase Coarse : 53 cm (61cm – 8 cm)
Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix" dengan
identifikasi angka derajat dan arah yang dituliskan dengan huruf, serta
garis garis yang mirip dengan "zebra cross" pada ujung ujungnya yang
semakin berkurang jumlah garisnya bila menuju ke tengah landasan yang
menunjukkan saat saat pesawat harus touch down (roda roda menyentuh
landasan saat mendarat) serta take off (melandas).
Aspal yang digunakan yang terbaik adalah aspal alam, dan yang
terbaik diguanakan adalah aspal yang dihasilkan dari negara Trinidad dan
Tobago, jadi tidak menggunakan aspal hasil olahan minyak bumi, yang
mudah mencair/melunak akibat panas matahari, tekanan dan panas yang
ditimbulkan dari semburan gas buang mesin pesawat. Pada bagian bawah
lapisan aspal digunakan lapisan batu kali bukan batu koral seperti halnya
penggunaan pengaspalan jalan raya. Landasan pacu dibuat dengan
perhitungan teknis tertentu sehinga permukaannya tetap kering sekalipun
pada musim hujan dan mencegah tergenangnya landasan yang
mengakibatkan pesawat mengalami aqua planning terutama saat mendarat
yang sangat membahayakan. Pada tepi kanan dan kiri serta ujung ujung
landas pacu diberi lampu lampu dan tiang-tiang navigasi yang digunakan.
K
e
Tebal Surface Coarse = 4 inchi = 10 cm
s
i Tebal Base Coarse = 16,8 inchi = 43 cm
Gambar Potongan.
Potongan I
Potongan II