You are on page 1of 5

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki sejarah panjang selama

proses pembentukannya. Proses ini berawal dari masa penjajahan Belanda, penjajahan
Jepang, dan pada akhirnya Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agutus
1945.
Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia dipaksa untuk kerja rodi. Hanya
masyarakat bangsawan atau kalangan atas saja yang boleh mengenyam pendidikan
sementara rakyat kecil tidak bisa mengenyam pendidikan dan dipaksa untuk bekerja.
Berawal dari dua orang yakni dr. Wahidin Soedirohusodo dan dr. Sutomo mendirikan
sebuah organisasi yang disebut sebagai Studie Fond pada tahun 1906. Dengan
berdirinya organisasi tersebut, orang-orang jawa mampu untuk mengenyam
pendidikan. Buah hasil dari berdinya Studi Fond, banyak masyarakat Jawa yang
mampu masuk STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen} dan NIAS
(Nederlands Indische Artsen School). Walaupun begitu, penderitaan masyarakat
masih terjadi. Namun rasa nasionalisme masyarakat semakin tinggi dan semakin
menguat. Maka mereka memutuskan untuk membuat sebuah organisasi yang lebih
besar lagi yang saat itu diberi nama Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908.
Selang beberapa tahun, Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Celebes, Jong
Batak Bond, Jong Minahasa, Jong Borneo, dan Jong Ambon mengadakan pertemuan
dan mulai bersatu mendirikan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) pada
tahun 1922. Pada tahun 1928, PPPI beserta para pemuda pemudi Indonesia
mengadakan Kongres Pemuda II (kedua). Pada kongres tersbut, dilakukan sebuah
peristiwa yang sampai saat ini masih dikenang yakni Sumpah Pemuda yang berisi:
1. Kami Poetra dan Poetri Indonesia, mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe,
Tanah Indonesia.
2. Kami Poetra dan Poetri Indonesia, mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia.
3. Kami Poetra dan Poetri Indonesia, menjoenjoeng Bahasa Persatuan, Bahasa
Indonesia.
Dengan adanya peristiwa Sumpah Pemuda, rasa nasionalisme para pemuda dan
pemudi Indonesia meningkat pesat. Mereka mulai menekan dan mendesak golongan
tua untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1945,
dikeluarkan tiga gagasan untuk dasar negara Indonesia dari Moh. Yamin, Dr. Sutomo,
dan Ir. Soekarno. Setelah melalui beberapa sidang, akhirnya lahirlah Pancasila yang
menjadi dasar negara Indonesia. Pada hari itu, ditetapkan sebagai Hari Lahir
Pancasila. Para pemuda pun lebih gencar lagi untuk menekan golongan tua agar
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Puncaknya ketika para pemuda
mendengar bahwa Jeapng kalah melwan sekutu, para pemuda pun menculik Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta Ke Rengasdengklok. Esok harinya, tepatnya pada tanggal
17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Pada hari
bersejarah tersebut, Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk.

Menurut saya, berita Hoax benar benar harus di tuntaskan, jika bisa dimusnahkan
karena menimbulkan perpecahan. Tapi itu pasti tidak mudah, karena kebanyakan
berita hoax terlahir dari pikiran-pikiran masyarakat yang memiliki paham yang
berbeda serta pasti memiliki kepentingan pribadi. Dengan adanya media massa saat
ini justru untuk menyebarkan berita hoax, hanya mencantumkan sebuah artikel di
media akan berdampak luar biasa bagi masyarakat. Apalagi isu-isu yang berbau
SARA, pasti akan menimbulkan dampak yang besar bagi kesatuan Indonesia. Banyak
masyarakat yang bisa percaya dengan berita hoax ini. Hal ini disebabkan karena
masih kurang kritisnya masyarakat Indonesia untuk berpikir. Kenapa? Karena
misalnya terdapat sebuah artikel berisi berita hoax, masyarakat Indonesia saat ini
justru gampang untuk mempercayai berita tersebut tanpa memverifikasi kebenarannya
terlebih dahulu. Mereka cenderung gampang dipengaruhi oleh berita hoax tersebut.
Hal inilah yang membuat hoax di tanah air susah untuk diberantas karena masyarakat
sudah banyak yang ‘teracuni’ oleh berita hoax ini. Masyarakat juga seperti malas
untuk mencari kebenaran dari sebuah berita sehingga lebih memilih untuk langsung
mempercayainya. Jadi bisa dibilang pihak yang bermasalah adalah pada
masyarakatnya sendiri. Tetapi, bukan hanya masyarakat sendiri lah yang bermasalah,
justru sumber dari permasalahan ini adalah si penyebar hoax itu sendiri. Hal yang
paling memungkinkan kenapa si pelaku ini menyebarkan hoax adalah demi
kepentingan pribadinya maupun kelompoknya sendiri. Hoax berbau SARA adalah
sesuatu yang sangat berbahaya bagi kesatuan Indonesia. Mereka menyebarkan berita
hoax karena mereka memiliki paham berbeda dan tetap pada pendiriannya, tidak mau
menerima pandangan orang lain. Mereka adalah seorang fanatik yang selalu
menggangap bahwa diri mereka atau kelompok mereka selalu benar. Tetapi dikarenak
banyaknya paham berbeda diluar sana membuat paham dari mereka sendiri tidak
terlalu dipedulikan maka dari itu mereka pun membuat sebuah berita berisi hoax entah
untuk mengangkat mereka lebih tinggi atau menjatuhkan orang lain, diluar itu semua,
mereka melakukan ini untuk kepentingan pribadi mereka sendiri. Disinilah
masalahnya, ketika mereka menyebarkan hoax, masyarakat pun gampang
terpengaruhi dan akhirnya ikut percaya dengan berita tersebut.
Maka dari itu, menurut saya sendiri, untuk mengatasi hal tersebut, mungkin
pemerintah biisa membuat sistem denda atau sanksi bagi media yang menyebarkan
berita hoax. Dengan begitu, media massa akan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan
berita. Dengan memberikan denda ini, dapat menekan tersebarnya berita hoax. Seperti
hal yang pernah saya baca bahwa Jerman sudah memakai sistem denda ini bagi
siapapun yang menyebarkan berita hoax, mereka akan dikenai denda sebesar 500.000
Euro, dan dapat dilihat hasilnya bahwa di Jerman sudah berkurang berita-berita hoax
yang ada secara signifikan. Dari pihak masyarakat pun juga harus ikut membantu
dalam memberantas hoax, bagaimana caranya? Mudah saja, kita jangan mudah
percaya dengan sebuah berita, kita perlu untuk mencari kebenarannya terlebih dahulu.
Jangan hanya percaya pada satu sumber saja, melainkan cobalah cari dari berbagai
macam sumber. Bila membaca sebuah cerita, jangan hanya membca judulnya saja
tetapi coba untuk membaca secara keseluruhan, dan jangan membaca sepotong-
sepotong saja. Intinya, kita harus bersikap lebih kritis dalam membaca atau
mendengarkan sebuah berita, jangan langsung percaya dengan berita tersebut
melainkan memverifikasinya terlebih dahulu. So, mulai dari sekarang, sebagai
generasi muda, kita harus memberantas hoax.

Hoax, apa sih hoax itu? Kenapa menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini?
Kenapa Hoax harus diberantas? Apakah hoax berbahaya? Kenapa hoax bisa terjadi?
Apakah hoax sudah ada sejak dahulu? Kalo iya, mengapa sampai sekarang belom bisa
dihilangkan? Apa sih penyebabnya sampai hoax sulit dihilangkan? Apa hubungan
Hoax dengan Pancasila? Semua pertanyaan tersebut dapat kita bahas pada penjelasan
ini dengan tema “Perang Berita Hoax di Media Sosial dan Kaitannya dengan HAM
dan Pancasila”.
Sebelumnya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hoax adalah ‘berita
bohong’. Dalam Oxford English dictionary, hoax didefinisikan sebagai ‘malicious
deception’ atau ‘Kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat’. Berdasarkan
pengertian singkat diatas kita dapat mengetahui bahwa hoax merupakan sebuah berita
bohong atau tidak sesuai dengan fakta yang dikeluarkan oleh sebuah kelompok atau
individu demi kepentingan egoisnya sendiri, dan memang kebnayakan hoax
dikeluarkan demi kepentingan jahat, yah walaupun ada beberapa diluar sana
mengeluarkan berita hoax hanya untuk senang-senang. Contoh hoax yang berbahaya
adalah seperti berita akhir-akhir ini, isu tentang Presiden Jokowi dikatakan antek PKI.
Wah bisa kita lihat dengan jelas bahwa ini adalah suatu berita yang sangat berbahaya
yang dikeluarkan demi menggulingkan atau menurunkan Presiden kita saat ini dengan
membuat masyarakat kita percaya dengan berita tersebut sehingga kepercayaan
masyarakat terhadap presiden akan menghilang. Tetapi untungnya, pemerintah
mampu sigap menangani kasus tersebut sehingga tidak menyebar terlalu luas. Nah,
sampai sini kalian paham kan, bahwa berita hoax bisa menjadi sesuatu yang snagat
berbahaya, apalagi bila berita yang dikeluarkan ada hubungannya dengan SARA,
karena masyarakat Indonesia sensitif dengan hal-hal berbau SARA.
Memang saat ini, bangsa kita sedang disulitkan dengan berbagai macam berita
hoax yang beredar di masyarakat Hal ini membuat kita bingung untuk mempercayai
pihak mana yang benar, walaupun sebenarnya jika kita mau mencari kebenarannya,
kita dapat mengetahui pihak mana yang benar. Berbicara tentang hoax, bisa diartika
bahwa hoax berasal dari pendapat individu atau kelompok, ya memang kita
mempunyai Hak Asasi Manusia yang berupa hak untuk berpendapat. Ya kita bebas
untuk memiliki pendapat, tanggapan, kritik, ataupun hal lainnya. Kalian boleh
berpendapat, kalian boleh memberi tanggapan, kalian boleh memberikan kritik
ataupun saran, kalian boleh tidak menyukai individu ataupun sebuah kelompok, tetapi
bukan dengan menyebarkan berita hoax demi kepentingan pribadi. Justru hoax itu
melanggar HAM tepatnya Hak Informasi Publik. Hak Informasi Publik dimiliki oleh
semua lapisan masyarakat di dunia, mereka berhak untuk mendapatkan informasi
yang benar dan akurat, sedangkan hoax justru memberikan informasi palsu. Dengan
kata lain, setiap kali kita menyebarkan berita hoax, maka kita juga melanggar HAM.
Maka dari itu hoax memang harus segera diberantas.
Diluar itu semua, hoax juga mengancam kedudukan Pancasila. Mengapa begitu?
Karena hoax membuat masyrakat semakin terpecah belah menjadi beberapa golongan.
Tidak sesuai dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” dan sila ke-3 dari pancasila.
Ya benar, persatuan dan kesatuan. Itu isi dari sila ke-3 dan semboyan negara kita.
Hoax justru memecah bangsa kita menjadi kubu netral, kubu percaya, dan kubu tidak
percaya. Dengan adanya berita hoax, akan membuat ketiga semakin berseteru.
Apalagi bila hoax yang beredar menyangkut SARA, wah ini sesuatu yang sangat
berbahaya karena masyarakat Indonesia sensitif dengan hal ini. Mengapa begitu?
Karena sebagian besar masyarakat Indonesia terlalu fanatik dengan kepercayaan
mereka sehingga ‘disentil’ sedikit saja dengan berita hoax, mereka pasti akan heboh
dan malah balik menyerang. Kalau seperti ini, kapan selesainya? Bisa dilihat kan,
hoax membuat kita terpecah belah dan membuat kedudukan pancasila terancam.
Dengan penjeasan-penjelasan diatas, kita dapat mengetahui bahwa hoax
merupakan sesuatu yang berbahya bagi bangsa kita maka dari itu kita perlu untuk
memberantas hoax. Saat ini pemerintah sudah cukup baik dalam menangani hoax,
tetapi masih banyak media sosial yang tetap mengedarkan berita hoax tersebut. Dalam
hal ini saya beranggapan bahwa, sebaiknya pemerintah menerapkan sistem denda
kepada media massa atau sosial yang masih mengedarkan berita hoax. Sebagai
contoh, negara Jerman sudah menerapkan sistem denda sejak lama dengan
memberikan denda bagi siapapun yang menyebarkan berita hoax sebesar 500.000
Euro atau sekitar 7 Milliar Rupiah, dan terbukti jumlah berita hoax disana berkurang
secara signifikan. Mungkin di Indonesia bisa diterapkan hal seperti itu untuk menekan
laju beradarnya berita hoax. Dilain sisi yakni masyarakatnya sendiri, ini adalah usaha
yang paling sulit dilakukan, mengapa? Karena hoax berasal dari pemikiran
masyarakatnya itu sendiri. Selain itu, kita terbiasa untuk membaca berita hanya
judulnya saja atau membaca sepotong sepotong tidak lengkap, atau bisa juga kita
langsung mempercayai berita di media tanpa membuktikan kebenrannya terlebih
dahulu. Jadi cobalah untuk berhenti bersikap seperti itu dan cobalah untuk selalu
memastikan kebenarannya terlebih dahulu sebelum berkoar-koar. So, Think Smart
gaes.

You might also like