Professional Documents
Culture Documents
IMUNISASI
IMUNISASI
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan
yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke
dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, den
melalui mulut seperti vaksin polio (Hidayat, A, 2005). Kekebalan terhadap
suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu kekebalan
pasif dan kekebalan aktif.
1. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan
dibuat oleh individu itu sendiri, contohnya adalah kekebalan pada janin
yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian
suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena
akan dimetabolisme oleh tubuh.
2. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat
terpajan pada antigen seperti pada imunisasi atau terpajan secara alamiah.
Kekebalan aktif berlangsung lebih lama dari pada kekebalan pasif karena
adanya memori imunologik (Ranuh, et al. 2008).
B. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti
pada imunisasi cacar variola.
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini,
penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis),
campak (measles), polio dan tuberkulosis. (Notoatmodjo, 2003)
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi
agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan
oleh penyakit yang sering berjangkit.
Secara umun tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010, p5)
1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan mortalitas
(angka kematian) pada balita.
C. Manfaat Imunisasi
a. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila
anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin
bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang
kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
D. Jenis-jenis Imunisasi
Pada dasarnya imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan
imunisasi pasif
1. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahakan
(vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan
memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar
lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh imunisasi aktif
adalah imunisasi polio dan campak.
Dalam imunisasi aktif, terdapat beberapa unsur-unsur vaksin, yaitu:
a. Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan,
eksotoksin yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin yang terikat pada
protein pembawa seperti polisakarida, dan vaksin dapat juga berasal
dari ekstrak komponen-komponen organisme dari suatu antigen.
Dasarnya adalah antigen harus merupakan bagian dari organisme yang
dijadikan vaksin.
b. Pengawet, stabilisator atau antibiotik. Merupakan zat yang digunakan
agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan
mencegah tumbuhnya mikroba. Bahan- bahan yang digunakan seperti
air raksa dan antibiotik yang biasa digunakan.
c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur
jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya
antigen telur, protein serum, dan bahan kultur sel.
d. Adjuvan, terdiri dari garam alumunium yang berfungsi meningkatkan
sistem imun dari antigen. Ketika antigen terpapar dengan antibodi
tubuh, antigen dapat melakukan perlawanan juga, dalam hal ini semakin
tinggi perlawanan maka semakin tinggi peningkatan antibodi tubuh.
2. Imunisasi Pasif
Merupakan suatu proses meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara
pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu
proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang
didapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang
digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus
Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah
yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima
berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa
kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.
3. Imunisasi Campak
a. Fungsi
Imunisai campak ditujukan untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak. Campak, measles atau rubelal adalah
penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini
sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih
kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkan lewat udara
(airborne).
b. Cara pemberian
Pemberian vaksin campak hanya diberikan satu kali, dapat
dilakukan pada umur 9-11 bulan, dengan dosis 0,5 CC. Sebelum
disuntikan, vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut
steril yang telah tersedia yang derisi 5 ml cairan pelarut. Kemudian
suntikan diberikan pada lengan kiri atas secara subkutan. Cara
pemberian:
a) Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan seluruh
lengan telanjang.
b) Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi, dan gunakan jari-jari
tangan untuk menekan ke atas lengan bayi.
c) Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol ke atas dengan
sudut 45 derajat.
d) Usahakan kestabilan posisi jarum.
c. Efek samping
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.
d. Kontraindikasi
Pemberian imunisasi tidak boleh dilakukan pada orang yang
mengalami immunodefisiensi atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukimia, dan limfoma.
c. Efek samping
Pada umunya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa
paralisis yang disebabkan oleh vaksin jarang terjadi.
d. Kontra indikasi
Pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada orang yang
menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang berbahaya yang
timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun,
jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulang
dapat diberikan setelah sembuh.
6. Vaksin Hepatitis B
Merupakan vaksin virus Recombinan yang telah diinaktivasikan dan
bersifat non-infectious, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi
(Hansenula polymorphl) menggunakan teknologi DNA
rekombinan.Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis.
a. Cara Pemberian :
Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspensi menjadai homogen - Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml
atau 1 buah HB PID, pemberian suntikkan secara intra muskuler,
sebaiknya pada anterolateral paha - Pemberian sebanyak 3 kali. Dosis
pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval
minimum 4 minggu (1 bulan) (Depkes RI, 2005).
b. Efek Samping
Umumnya berupa reaksi lokal yang ringan dan bersifat sementara.
Kadang- kadang menimbulkan demam ringan untuk 1-2 hari.
F. Jadwal Pemberian Imunisasi
Umur (bulan)
Jenis Imunisasi Lahir 1 2 3 4 5 6 9 10 11 12
Program Pengembangan Imunisasi (PPI), diwajibkan
BCG BCG
Hepatitis B Hepatitis B1
Hepatitis B2 Hepatitis B3
DPT DPT1
DPT2
DPT3
Polio Polio 1 Polio 2
Polio 3
Polio 4
Campak Campak
Sumber : Depkes RI, Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
Keterangan : BCG : (Bacillus Calmette guerin)
DPT : (Dypteria, Pertusis, Tetanus)