You are on page 1of 8

Materi

Kesehatan Reproduksi Remaja


A. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja

Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan antara masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan fisik dan
pematangan fungsi organ hormonal serta pengaruh lingkungan. Factor-faktor ini
berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja yang didefinisikan sebagai seuatu
keadaan kesehatan yang sempurna secara fisik, mental dan social dan bukan semata-mata
terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan
system reproduksi.

Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan


keturunan demi kelestarian hidup (ICPD, 1994). Kesehatan reproduksi adalah keadaan
sehat jasmani, rohani dan bukan hanya terlepas dari ketidakhadiran penyakit atau
kecacatan semata, yang berhubungan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.

Kesehatan reproduksi menurut Depkes (2004) adalah keadaan kesejahteraan fisik,


mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan)
dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya.
Iskandar (1995), menambahkan bahwa kesehatan reproduksi yaitu mencakup kondisi
dimana wanita dan pria dapat melakukan hubungan seks secara aman, dengan atau tanpa
tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan diinginkan, wanita dimungkinkan
menjalankan kehamilan dengan aman, melahirkan anak yang sehat serta didalam kondisi
siap merawat anak yang dilahirkan. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi
sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultur (BKKBN, 2001 ).
B. Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja

Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu


pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi perubahan
badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan keturunan (reproduksi).
Ada uang menyebut pubertas sebagai saat pematangan seksual. Perubahan ini disertai
perubahanmental dan akan mempengaruhi perilakumu.

Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, karena setiap orang
memiliki perbedaan saat kematangan sekseual. Biasanya perempan mengalami pubertas
lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-15 tahun.

Di Indonesia, batasan remaja mendekati batasan PBB tentang pemuda kurun usia
14-24 tahun yang dikemukakan dalam Sensus Penduduk 2010. Menurut sensus ini,
jumlah remaja Indonesia adalah 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari seluruh penduduk
Indonesia. Pedoman umum masyarakat Indonesia untuk menentukan batasan usia remaja
yaitu 11 – 24 tahun dan belum menikah.

Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut


perkembangan perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:

1. Umur 0-4 atau 5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).


2. Umur 5 –12 tahun: masa bandel (savage stage).
3. Umur 12 –15 tahun: bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran diri (self
consciousness).
4. Umur 15-20 tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan merupakan
puncak perkembangan emosi.

C. Perkembangan Fisik pada Remaja

Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ini nampak pada organ seksualnya, dimana
biologik sampai pada kesiapan untuk melanjutkan keturunan. Ciri sekunder individu
dewasa adalah pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot dan rembut sekitar alat kelamin
dan ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih kasar. Suara menjadi lebih besar, dada
melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit relatif lebih kasar. Dan pada wanita tampak
rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan panggul mulai
membesar, dan kulit relatif lebih halus. Sedangkan organ kelamin juga mengalami
perubahan ke arah pematangan yaitu:

1. Pada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam
skrotum. Kelenjar prostat menghasilkan cairan semen, dan penis dapat digunakan
untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang pria dapat menghasilkan puluhan
sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan mengalami mimpi basah, dimana sperma
keluar dengan sendirinya secara alamiah.
2. Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum).
Hormon kelamin wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk menerima hasil
konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma, juga mempersiapkan vagina sebagai
penerima penis saat senggama. Sejak saat ini wanita akan mengalami ovulasi dan
menstruasi. Pada masa menjelang menstruasi pertama (menarch) remaja putri
sangatlah sensitif. Mereka juga seringkali mengalami masa prementruasi syndrome
(PMS) yang sangat berat.

Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi, maka ovum
akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa alamiah keluarnya darah
dari vagina yang berasal dari uterus akibat lepasnya endometrium sebagai akibat dari
ovum yang tidak dibuahi.

D. Perkembangan Psikosial pada Remaja


Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-akan menjadikan remaja sadar
meninggalkan tingkah laku anakanaknya dan mengikuti norma serta aturan yang berlaku.
Menurut Havigrust aspek psikologis yang menyertainya yaitu:

1. Menerima kenyataan (realitas) jasmani


2. Mencapai hubungan sosial yanglebih matang dengan teman sebaya.
3. Menjalankan peran-peran sosial menurut jenis kelamin sesuaikan dengan norma.
4. Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang tua atau orang dewasa
lain.
5. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk bermasyarakat.
6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan.
7. Mencapai kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah sendiri.
E. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

a) Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)

Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan salah satu akibat
dari kurangnya pengetahuan remajamengenai perilaku seksual remaja. Faktor lain
penyebab semakin banyaknya terjadi kasus kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted
pregnancy) yaitu anggapan-anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak akan
terjadi apabila melakukan hubungan seks baru pertama kali, atau pada hubungan seks yang
jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh perempuan masih muda usianya,
atau bila hubungan seks dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks
dilakukan dengan menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus)
(Notoadmodjo, 2007).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat responden yang
mengatakan untuk menghindari kehamilan maka hubungan seks dilakukan di antara dua
waktu menstruasi. Informasi itu melakukan hubungan seks diantara dua menstruasi ini
tentu saja bertentangan dengan kenyataan bahwa sebenarnya masa anatara dua siklus
menstruasi merupakan masa subur bagi seorang wanita (Notoatmodjo, 2007).

Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa remaja pada dua
pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan dalam usia remaja (early
childbearing) atau menggugurkan kandungan merupakan pilihan yang harus remaja itu
jalani. Banyak remaja putri yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted
pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya.

Menurut Affandi (1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari keputusan untuk
melanjutkan kehamilan adalah melahirkan anak yang dikandungnya dalam usia yang
relatif muda. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor resiko
kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Kematian ibu yang hamil dan
melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali dari kematian ibu yang
hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada
usia remaja dapat mengakibatkan resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara lain yaitu
terjadi perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia,
abortus, partus prematurus, kematian perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan
tindakan operatif obstetri (Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).

b) Aborsi

Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau pengguguran


kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus
provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai
macam cara sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan keguguran adalah kehamilan
berhenti karena faktor-faktor alamiah (abortus spontaneus) (Hawari, 2006). Data yang
tersedia dari 1.000.000 aborsi sekitar 60,0% dilakukan oleh wanita yang tidak menikah,
termasuk para remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan aborsi yang tidak aman (unsafe
abortion). Aborsi tidak aman (unsafe abortion) merupakan salah satu faktor menyebabkan
kematian ibu.

Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada dua macam
yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan (terminasi)
yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat dipertimbangkan, dapat
dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum. Kedua, abortus provocatus
criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi) atau pengguguran yang melanggar
kode etik kedokteran, melanggar hukum agama, haram menurut syariat Islam dan
melanggar Undang-Undang (kriminal).

c) Penyakit Menular Seksual (PMS)

Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu penyakit


yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku seksual yang
tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit anak muda atau
remaja, karena remaja atau anak muda adalah kelompok terbanyak yang menderita
penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan kelompok umur yang lain. PMS adalah
golongan penyakit yang terbesar jumlahnya (Duarsa, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004)
Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-
ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk
tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara
melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-genital saja
bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah
genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan penyakit menular


seksual (PMS) pada remaja adalah faktor biologi, faktor psikologis dan perkembangan
kognitif, perilaku seksual, faktor legal dan etika dan pelayanan kesehatan khusus remaja.

d) HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immunodeficiency


Syndrome)

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom atau kumpulan


gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan
manifestasi stadium akhir infeksi virus “HIV” (Tuti Parwati, 1996) cit (Notoatmodjo,
2007). HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus RNA tunggal yang
menyebabkan AIDS (Limantara, dkk, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004). Menurut Limantara
(2004) cit Soetjiningsih (2004) faktor yang beresiko menyebabkan HIV pada remaja
adalah perubahan fisiologis, aktifitas sosial, infeksi menular seksual, prilaku penggunaan
obat terlarang dan anak jalanan dan remaja yang lari dari rumah. Perubahan fisiologis
yang dapat menjadi resiko penyebab infeksi dan perjalanan alamiah HIV meliputi
perbedaan perkembangan sistem imun yang berhubungan dengan jumlah limfosit dan
makrofag pada stadium pubertas yang berbeda dan perubahan pada sistem reproduksi.

Aktifitas seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang paling banyak pada
remaja. Hubungan seksual dengan banyak pasangan juga meningkatkan resiko kontak
dengan virus HIV. Ada tiga tipe hubungan seksual yang berhubungan dengan transmisi
HIV yaitu vaginal, oral, dan anal.

F. Jenis-jenis penyakit yang menyerang Reproduksi Remaja

1. Gonorrhea (GO) : Penyakit yang disebabkan bakteri Neisseeria gonnorreheae, masa


inkubasi atau masa tunasnya 2-10 hari sesudah kuman masuk ke tuuh melalui
hubungan seks.
2. Sifilis (Raja Singa) : Penyakit yang disebabkan kuman treponema Pallidum. Masa
inkubasinya atau masa tunasnya 2-6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah
kuman masuk kedalam tubuh melalui hubungan seks. Setelah itu beberapa tahun
dapat berlalu tanpa gejala.

3. Herpes Genitalis : Penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan masa
inkubasi atau masa tunasnya 4-7 hari sesudah masuk ke tubuh melalui hubungan seks.

4. Trikomoniasis Vaginalis : Disebabkan oleh sejenis protozoa Trikomonas Vaginalis.


Pada umumnya dikeluarkan melalui hubungan seks.

5. Charcroid : Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus ducrey, dan dikeluarkan


melalui hubungan seksual.

6. Klamida : Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh Klamida trachomatis.

7. Kondiloma akuminata Genital Warts (HPV) : Penyebabnya adalah virus Human


Paipilloma.

G. Penyebab timbulnya penyakit PMS/HIV yang menyerang kesehatan reproduksi


remaja

1. Hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, naik melalui vagina, dubur,
maupun mulut.
2. Jarum suntik dan alat-alat penusuk (tindik, tattoo, cukur kumis jenggot) yang tercemar
HIV.
3. Transfursi darah atau produk darah yang mengandung HIV.
4. Ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi dalam kandungan.

H. Cara menanggulangi penyakit PMS/HIV yang penyerang system reproduksi

1. Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupanmu kelak.


2. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menika.
3. Berani menolak ajakan yang beresiko tertular PMS atau HIV/AIDS.
4. Pilih teman yang berakhlak baik.
5. Bagi remaja yang sudah menikah harus saling setia. Artinya tidak
melakukanhubungan seksual dengan orang lain.
6. Gunakannlah masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat.

I. Pentingnya kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja

Kebersihan merupakan hal yang penting dalam pencegahan berbagai pengakit


infeksi, menjaga kesegaran dan keindahan tubuh. Menjaga kebersihan tubuh sangat
penting bagi semua orang terlebih pada remaja dengan banyak aktivitas gerak dan
olahraga.tubuh cepat berkeringat dan debu menempel pada tubuh sehingga perlu
dibersihkan dengan segera. Kemungkinan penyakit infeksi yang timbul antara lain

1. Infeksi pencernaan
2. Kulit
3. Tangan
4. Kaki
5. Kuku
6. Alat kelamin

J. Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan Reproduksi


Remaja

Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi remaja


adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga, kelompok sebaya (peer group),
institusi sekolah dan tempat kerja. Institusi keluarga disini diharapkan orang tua harus
mampu menyampaikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus memberikan
bimbingan sikap dan prilaku kepada remaja.

You might also like