2.1.1 Hal-Hal yang Menyebabkan Pesan-Pesan tak Terorganisasi dengan Baik Tidak terorganisasinya komunikasi dengan baik dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: 1. Bertele-tele Sering kali pesan pembuka awal sebuah surat terlalu panjang, mencapai beberapa paragraf, baru kemudian masuk ke topik bahasan sehingga pembaca memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami maksud pesan yang disampaikan. 2. Memasukkan Bahan-Bahan yang Tidak Relevan Informasi yang tidak relevan disamping membuang-buang waktu, juga dapat membuat pesan yang disampaikan menjadi kabur, tidak jelas, dan sulit dipahami. 3. Menyajikan Ide-Ide Secara Tidak Logis Hal ini menyebabkan ketidaklancaran komunikasi karena audiens akan sulit memahami poin-poin penting yang disampaikan. 4. Informasi Penting Kadang Kala Tidak Tercakup di dalam Pembahasan Apabila pesan-pesan yang tidak relevan, pesan-pesan yang tidak penting, dan pesan- pesan yang bersifat bombastis lebih dominan, ada kecenderungan poin-poin yang penting justru terlupakan dari topik pembahasan. Hal tersebut perlu memperoleh perhatian yang seksama bagi para komunikator.
2.1.2 Pentingnya Pengorganisasian yang Baik
Untuk dapat mengorganisasi pesan-pesan dengan baik, ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Subyek dan tujuan haruslah jelas. 2. Semua informasi harus berhubungan dengan subyek dan tujuan. 3. Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis. 4. Semua informasi yang penting harus sudah tercakup. Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu audiens memahami pesan yang disampaikan, membantu audiens menerima pesan, menghemat waktu audiens, dan mempermudah pekerjaan komunikator. a. Membantu audiens memahami suatu pesan Dengan mengemukakan poin-poin penting secara jelas, menyususn ide-ide secara logis dna runtut, dan memasukkan semua informasi yang relevan dalam pesan, audiens dengan mudah akan memahami maksud/tujuan pesan. b. Membantu audiens menerima suatu pesan Misalnya seorang konsumen yang mengadu masalah pembelian produk kepada manajer toko mempeoleh jawaban yang tidak menyenangkan. Mungkin saja surat jawaban telah disusun secara logis sehingga dapat dipahami maksudnya tetapi tidak dapat diterima konsumen karena gaya bahasa yang terlalu menusuk sasaran. c. Menghemat waktu Dengan hanya menyampaikan informasi yang relevan, waktu audiens dapat dihemat. Audiens juga dapat dengan mudah mengikuti alur pemikiran pesan yang disampaikan, tanpa harus memeras otak dan mengerutkan dahi. d. Mempermudah pekerjaan komunikator Dengan mengetahui apa yang ingin disampikan dan mengetahui cara menyampaikannya, rasa percaya diri komunikator akan meningkat dan semakin cepat dan efisien ia menyelesaikan pekerjaan.
2.1.3 Pengorganisasian Pesan-Pesan Melalui Outline
Dapat dilakukan melalui dua tahapan, yaitu: 1. Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide-Ide Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi setiap komunikator. Apabila pesan yang disusun panjang dan kompleks, outline sangat diperlukan dan menjadi penting artinya, karena outline akan membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Outline juga akan menuntun untuk mengkomunikasikan ide-ide dengan cara yang sistematik, efisien, dan efektif. Outline akan membantu mengekspresikan transisi antara ide-ide sehingga audiens akan mengerti dan memahami pola pemikiran komunikator. Susunan outline secara garis besar dapat digolongkan ke dalam tiga golongan: a. Mulailah dengan ide pokok Ide pokok dapat membantu menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok dirangkum dalam dua hal, yaitu: - Apa yang diinginkan terhadap audiens untuk melakukannya atau memikirkannya - Alasan mendasar mengapa mereka harus melakukan atau memikirkannya. b. Nyatakan poin-poin pendukung yang penting Setelah menetapkan ide pokok pesan yang akan disampaikan, tahap selanjutnya adalah menyususn poin-poin pendukung yang penting sebagai pendukung ide-ide pokok tersebut. c. Ilustrasi dengan bukti-bukti Tahap ketiga adalah memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti-bukti yang dapat disajikan, outline akan menjadi semakin baik. 2. Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional Untuk dapat menentukan urutan ide-ide, ada dua pendekatan penting, yaitu a. Pendekatan langsung (pendekatan deduktif) Ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti bukti-bukti pendukungnya. Digunakan bila reaksi audiens cenderung positif atau menyenangkan. b. Pendekatan tidak langsung (pendekatan induktif) Bukti-bukti mncul terlebih dahulu, kemudian diikuti ide pokoknya. Digunakan bila reaksi audiens cenderung negatif atau tidak menyenangkan. Kedua pendekatan tersebut dapat diterapkan baik untuk pesan-pesan singkat maupun formal. Untuk memilih di antara kedua alternatif, harus menganalisis bagaimana audiens terhadap maksud/tujuan dan pesan-pesan yang disampaikan. Setelah memilih suatu pendekatan umum, selanjutnya memilih rencana organisasional yang paling cocok sebagai berikut: a. Direct request Jenis/tipe pesan bisnis yang paling umum digunakan adalah penyampaian yang langsung pada poin yang dituju. Direct request dapat berbentuk surat meupun memo. Permintaan langsung menggunakan pendekatan langsung, karena langsung pada poin yang dituju. b. Pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill Memberikan informasi rutin sebagai bagian dari bisnis tetap, audiens kemungkinan akan menjadi netral. Pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill lebih cocok dengan menggunakan pendekatan langsung. c. Pesan-pesan bad news Jika mempunyai berika yang kurang menyenangkan, cobalah menempatkannya pada bagian pertengahan surat dengan menggunakan bahasa yang halus. d. Pesan-pesan persuasive Bila audiens sangat tidak tertarik terhadap pesan-pesan yang disampaikan, pesan-pesan persuasif dapat digunakan dan pendekatannya adalah dengan cara tak langsung. Perlu membuka pikiran audiens dengan melakukan persuasi sehingga mereka dapat memahami fakta yang ada. Pesan-pesan singkat dapat menggunakan salah satu dari keempat dasar rencana organisasional. Untuk pesan yang lebih panjang, seperti pembuatan laporan dan presentasi, perlu pola yang lebih kompleks. Pola tersebut dibedakan menjadi dua kategori, yaitu informasional dan analitikal. Umumnya laporan dan presentasi yang paling mudah adalah informasional yang hanya sekedar menyajikan fakta-fakta yang berhasil ditemukan. Kategori informasional antara lain instruksi operasi, laporan status, deskripsi teknis, dan deskripsi prosedur dalam suatu perusahaan. Secara umum, mengorganisasi laporan dan presentasi analitikal yang didesain ke arah suatu kesimpulan tertantu, lebih sulit. Manakala tujuannya untuk melakukan kolaborasi dengan audiens di dalam memecahkan masalah atau melakukan persuasi, harus memilih rencana organisasional yang memberikan argumen secara logis.
Empat rencana organisasional untuk pesan-pesan singkat:
Reaksi Audiens Rencana Pembuka Isi Penutup Organisasional Tertarik Direct Request Mulai dengan Rinci/detail Rasa hormat dan rinci/ detail adanya tindakan permintaan atau khusus ide pokok Senang Pesan rutin, good Mulai dengan ide Rinci/detail Rasa hormat, news, goodwill pokok atau good refrensi ke good news news Tidak senang Bad news, Mulai dengan Beri alasan yang Rasa hormat pernyataan pernyataan rasional dan logis netral, sebagai netral, nyatakan transisi ke bad bad news, dan news beri saran positif Tidak tertarik Pesan persuasive Mulai dengan Tumbuhkan Perlu tindakan pernyataan yang hasrat audiens mengundang perhatian