Professional Documents
Culture Documents
PEMERINTAH TERKINI
DALAM MENINGKATKAN
EKONOMI
SRI MULYANI INDRAWATI
-KADIN
1
a. moneter
4 pilar
2 b. fiskal
c. kegiatan
ekonomi
ekonomi d. neraca
pembayaran
Perkembangan Ekonomi Indonesia
Terkini
e m be r
Sept
2 01 8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Memasuki Tahun 2018
4
8 Perbandingan Tingkat Suku Bunga Acuan Perbandingan Pertumbuhan PDB dan Tingkat Inflasi AS
5
6 7 Day RR
Bank Indonesia 4
Agustus 2018 : 5.25 % Inflasi AS
4
3
• Seiring perbaikan perekonomian global dimana AS menjadi salah satu • Selama tahun 2018 Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan
motor utama, normalisasi kebijakan moneter telah mendorong 7DRR selama 3 kali, sebanyak 25 bps ke 4.5% dan 4.75% di bulan Mei
kenaikan suku bunga acuan global. The Fed diperkirakan akan 2018. Kemudian di bulan Juni 2018 BI kembali menaikkan suku bunga
meneruskan penyesuaian suku bunga acuannya. Hal ini akan acuan ke 5.25%.
mendorong adanya penyesuaian (kenaikan) pada suku bunga acuan • Jika melihat kondisi yang telah terjadi selama 2018, kenaikan 2
pada negara lain. tahapan dari FFR pada September dan Desember akan mendorong
• The Fed diproyeksikan masih akan melakukan 2 kali lagi kenaikan penyesuaian kembali dari 7DRR Bank Indonesia. Hal ini dapat
pada FFR (September dan Desember). Hal ini masih mungkin berdampak kepada pengetatan likuiditas domestik dan penurunan
berubah dengan perkembangan kebijakan perdagangan AS serta pertumbuhan kredit. Perbankan akan membutuhkan waktu sekitar
posisi Presiden Trump yang menyatakan tidak berpihak pada dua hingga tiga bulan untuk penyesuaian bunga kredit perbankan.
peningkatan FFR.
PER 7 SEPTEMBER 2018, RUPIAH PADA TINGKAT RP14.884/US$ 7
Rata-rata tahunan Rupiah sampai 7 September 2018 mencapai Rp13.977/US$
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah • Ketidakpastian arah kebijakan perdagangan global (trade war), perhitungan baru dalam kebijakan nilai
tukar Yuan oleh otoritas Tiongkok dan pernyataan Presiden AS Donald Trump yang kurang mendukung
15,000 kebijakan Federal Reserve untuk menaikan suku bunga acuan memberikan tekanan tambahan terhadap
JISDOR BI pasar keuangan global yang masih volatile ditengah normalisasi kebijakan moneter The Fed.
7 September 2018 : • Depresiasi mata uang terhadap US$ terjadi di banyak negara, khususnya negara berkembang, dengan
14,250 Rp14.884/US$ Argentina (109,1%) dan Turki (74,1%) mengalami depresiasi paling dalam. Kondisi ini dikhawatirkan
berimbas kepada pemburukan persepsi investor kepada negara berkembang.
13,500
• Pengaruh terbesar pergerakan nilai tukar Rupiah masih akan berasal dari kondisi global antara lain tren
Average YTD penguatan US$ terhadap mata uang global. Dalam 4 Bulan terakhir, Index US$ (DXY Index) serta nilai
12,750
7 September 2018 : tukar US$ terhadap EUR menunjukan peningkatan.
Sumber : Bank Indonesia, diolah Rp13.977/US$ • Dengan masih tingginya tekanan sisi eksternal, tekanan terhadap Rupiah diperkirakan masih akan
12,000 berlanjut. Kebijakan penguatan neraca pembayaran oleh pemerintah, antara lain melalui pengendalian
2015-J M M J S N 2016-J M M J S N 2017-J M M J S N 2018-J M M J
impor beberapa barang diharapkan akan menciptakan pergerakan Rupiah yang lebih stabil.
Min Max Kurs tengah BI (eop) Average Ytd
Apresiasi/Depresiasi Mata Uang Dunia
REER Vs SPOT thdp Dolar Pergerakan Nilai Tukar US$
SPOT Market
27.1% 110
15,000
31 Agustus 2018 100 Brazil 1.3
Januari 2017 : 96,6
Rp14.710/US$ South Africa 23.8% US$/EUR
14,400 96.6 Russia 18.6%
India 12.7%
13,800 93.2 100 1.2
Indonesia 10.5% Depresiasi terbesar :
Philippines 7.8% Argentina 109.1%
13,200 89.8
China 5.2% Turki 74.1%
Kondisi Rupiah saat ini (tren depresiasi) dapat dikatakan tidak -1% 7% 15% 22% 30%
mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia yang masih kuat dan stabil Sumber : Bloomberg Sumber : Bloomberg
empat pilar ekonomi 8
CAR tingkat kecukupan BELANJA sd Juli 2018 mencapai 5,17% di sem. I TRANSAKSI BERJALAN, 2016
modal perbankan (CAR) mencapai 51,5%. TKDD 2018 (tertinggi sejak 2014) US$ 17 miliar (-1,8% PDB), 2017:
22% di Q2 2018 mencapai 58,6% USD 17,3 miliar (-1,7% PDB)
e m be r
Sept
2 01 8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Kesehatan Fundamental Ekonomi Juga Ditandai Oleh Inflasi yang Terkendali 10
Deflasi Agustus 2018 sebesar -0,05% (MTM) atau 3,20% (YOY) dan 2,13% (YTD)
9.0% 91.5%
2.975 22.5
• Dengan didukung konsumsi dan permintaan masyarakat Indonesia yang terus meningkat, pertumbuhan kredit masih cukup tinggi,
total kredit tumbuh 10,7% di Bulan Juni 2018.
• Pertumbuhan Kredit disertai perlambatan pertumbuhan DPK menyebabkan peningkatan LDR. Hal ini perlu diwaspadai sebab bila
tren tersebut berlanjut, maka pertumbuhan kredit dapat terhambat ketersediaan sumber pendanaan. Lebih jauh, pertumbuhan
kredit ke depannya akan mendapat tantangan apabila suku bunga kredit perbankan telah merespon peningkatan suku bunga acuan.
Hal ini dapat berimplikasi pada tekanan pada pertumbuhan perekonomian.
• Namun demikian, tingkat kesehatan perbankan dapat dikatakan masih relatif baik. Hal ini terlihat dari NPL dalam tren menurun
sejak 2016 dan CAR yang cenderung menurun ditambah dengan kualitas kredit yang membaik (penurunan NPL).
Pertumbuhan Kredit Ditopang oleh Kredit Konsumsi, Investasi, dan Modal Kerja
Ketiga jenis kredit ini secara umum menunjukkan tren pertumbuhan 12
Ags-'16
Sept-'16
Okt-'16
Nov-'16
Des-'16
Jan-'17
Feb-'17
Mar-'17
Apr-'17
Mei-'17
Jun-'17
Jul-'17
Ags-'17
Sept-'17
Okt-'17
Nov-'17
Des-'17
Jan-'18
Feb-'18
Mar-'18
Apr-'18
Mei-'18
Jun-'18
• Sejalan dengan kredit konsumsi, baik kredit investasi dan
modal kerja juga menunjukkan tren pertumbuhan yang baik.
Sumber : Bank Indonesia, diolah KK triliun KK yoy
Hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi dan usaha di
Indonesia sedang dalam posisi yang bagus. Di samping itu,
Kredit Investasi dan Modal Kerja (Triliun Rp dan kredit investasi dan modal kerja merupakan kredit yang
Pertumbuhan yoy) bersifat produktif, sehingga dapat menjadi salah satu
12% 2,400 penggerak bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia
9% 1,800
• Selama semester I 2018, pertumbuhan kredit perbankan
tertinggi terutama untuk kredit sektor utilitas (listrik, air, gas,
6% 1,200
pengolahan sampah), diikuti kredit sektor transportasi dan
3% 600 telekomunikasi, dan sektor konstruksi dan Jasa Lainnya. Kredit
pada sektor-sektor ini umumnya mengindikasikan tingginya
0% 0 aktivitas pembangunan infrastruktur serta memberikan
Jul-'16
Ags-'16
Sept-'16
Okt-'16
Nov-'16
Des-'16
Jan-'17
Feb-'17
Mar-'17
Apr-'17
Mei-'17
Jun-'17
Jul-'17
Ags-'17
Sept-'17
Okt-'17
Nov-'17
Des-'17
Jan-'18
Feb-'18
Mar-'18
Apr-'18
Mei-'18
Jun-'18
e m be r
Sept
2 01 8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
14
Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2017-2018
2017 2018
Indikator Realisasi Realisasi s.d.
APBN-P APBN
s.d. 31 Juli 31 Juli
Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,2 5,01* 5,4 5,17*
Lifting minyak (ribu barel per hari) 815 793 800 771**
Lifting gas (ribu barel setara minyak per hari) 1.150 1.235 1.200 1.146**
A. PENDAPATAN NEGARA 1.786,2 873,5 48,9 0,7 1.736,1 973,4 56,1 11,4 1.894,7 1.152,7 60,8 18,4
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.784,2 872,3 48,9 0,6 1.733,0 972,0 56,1 11,4 1.893,5 1.147,8 60,6 18,1
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.539,2 711,4 46,2 1,8 1.472,7 778,7 52,9 9,5 1.618,1 907,5 56,1 16,5
a. PENDAPATAN DJP (include PPh migas) 1.355,2 622,8 46,0 4,1 1.283,6 686,1 53,5 10,2 1.424,0 799,5 56,1 16,5
b. PENDAPATAN DJBC 184,0 88,6 48,2 (11,9) 189,1 92,6 49,0 4,5 194,1 108,1 55,7 16,7
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 245,1 160,9 65,6 (4,3) 260,2 193,3 74,3 20,2 275,4 240,2 87,2 24,3
II. PENERIMAAN HIBAH 2,0 1,2 61,6 92,2 3,1 1,3 42,9 9,5 1,2 5,0 416,6 274,3
B. BELANJA NEGARA 2.082,9 1.135,0 54,5 7,7 2.133,3 1.198,3 56,2 5,6 2.220,7 1.303,5 58,7 8,8
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.306,7 644,7 49,3 3,8 1.367,0 695,7 50,9 7,9 1.454,5 802,2 55,2 15,3
1. Belanja K/L 767,8 364,5 47,5 13,7 798,6 392,2 49,1 7,6 847,4 441,8 52,1 12,7
2. Belanja Non K/L 538,9 280,2 52,0 (6,8) 568,4 303,5 53,4 8,3 607,1 360,3 59,4 18,7
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 776,3 490,3 63,2 13,2 766,3 502,6 65,6 2,5 766,2 501,3 65,4 (0,3)
1. Transfer ke Daerah 729,3 459,9 63,1 10,4 706,3 466,1 66,0 1,3 706,2 465,1 65,9 (0,2)
2. Dana Desa 47,0 30,4 64,7 0,0 60,0 36,5 60,9 0,0 60,0 36,2 60,4 0,0
C. KESEIMBANGAN PRIMER (105,5) (145,5) 137,9 63,0 (178,0) (84,0) 47,2 (42,3) (87,3) 11,5 (13,2) (113,7)
D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (296,7) (261,5) 88,1 40,1 (397,2) (224,9) 56,6 (14,0) (325,9) (150,7) 46,2 (33,0)
% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,35) (2,06) (2,92) (1,65) (2,19) (1,02)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN 296,7 340,8 114,8 34,4 397,2 338,9 85,3 (0,6) 325,9 265,5 81,5 (21,7)
a.l. PEMBIAYAAN UTANG 371,6 345,5 93,0 31,3 461,3 336,6 73,0 (2,6) 399,2 274,1 68,7 (18,6)
a.l - Surat Berharga Negara (neto) 364,9 357,0 97,8 26,3 467,3 347,6 74,4 (2,6) 414,5 270,5 65,2 (22,2)
KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN 0,0 79,3 0,0 114,0 0,0 114,7
Indikator Ekonomi
makro yang menjadi Realisasi Outlook RAPBN
2017 2018 2019
basis perhitungan
RAPBN 2019 5,1 5,2 5,3
Mempertimbangkan perkembangan
terkini kondisi ekonomi, outlook serta
prospek ke depan 3,6 3,5 3,5
18
APBN Sehat: Defisit APBN semakin turun, 19
Outlook RAPBN
Triliun Rp
Outlook RAPBN 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
- - - -
(21,7)
(50,0) (20,0) (0,20)
(52,8) (0,13)
(0,50) (64,8)
(40,0)
(100,0)
(226,7) (98,6) (93,3) (0,40)
(153,3)
(211,7) (1,00) (60,0) (125,6) (124,4)
(150,0) (298,5) (297,2) (0,60)
(308,3) (314,2) (142,5) (0,44)
(341,0)
(80,0)
(200,0) (1,50)
(1,86) (0,80)
(100,0) (0,64)
(250,0)
(2,00) (0,92) (1,00)
(120,0)
(2,33)
(300,0)
(1,84) (0,92)
(2,25) (140,0) (1,09) (1,20)
(2,12) (2,50) (1,01)
(350,0) (2,49) (2,51) (1,23)
(2,59) (160,0) (1,40)
(400,0) (3,00)
Keseimbangan primer (RHS)
Defisit Anggaran Defisit terhadap PDB (%) - RHS
Defisit Keseimbangan Primer terhadap PDB (%)
APBN Adil: Keseimbangan antara Pembangunan Fisik dan SDM, 20
Pembangunan Pusat dan Daerah, serta Pajak yang progresif
Pajak Menjadi Insentif Untuk Menjaga Daya Penguatan dan Keseimbangan Pembangunan
Beli Masyarakat & Ekonomi Fisik dan SDM
anggaran Infrastruktur
• Kenaikan PTKP 2015 : Rp256,1 T 2019 : Rp420,5 T
• Penurunan tarif
PPh UMKM menjadi anggaran Pendidikan
2013: Rp24,3 juta 0,5% 2015 : Rp390,1 T 2019 : Rp487,9 T
2016: Rp54,0 juta anggaran Kesehatan
2015 : Rp65,9 T 2019 : Rp122,0 T
anggaran perlindungan sosial
2015 : Rp249,4 T 2019 : Rp381,0 T
Terdapat beberapa program yang beririsan
500,0 80,0
429,1
403,0
380,9 387,4
0.4
400,0 58,5 359,3 60,0
12.0 49,0
361.1
6,5 (9,7)
0,0 -20,0
2014 2015 2016 2017 outlook 2018RAPBN 2019
2012 2013 2014 2015 2016 2017outlook RAPBN
2018 2019
Penerimaan perpajakan PNBP Hibah Pembiayaan Utang Growth (RHS)
21
Belanja Pemerintah dalam Tahun 2019
difokuskan untuk mendukung peningkatan daya saing, ekspor dan investasi, diikuti dengan
penguatan value for money
Pelaksanaan Birokrasi yang
Pembangunan Penyelesaian Perlindungan Antisipasi
Agenda efektif dan
SDM Infrastruktur Sosial ketidakpastian
Demokrasi efisien
Anggaran Pendidikan Anggaran Infrastruktur Anggaran Perlindungan Anggaran Hankam Anggaran Rp368,6 T Anggaran Rp38,6 T
Rp487,9 T Rp420,5 T , a.l. Sosial Rp381,0 T, a.l. Rp220,5 T
Anggaran Kesehatan PKH à 10 juta Anggaran Pemilu Rp
Pembangunan
Rp 122 T Keluarga dengan 24,8 T
/rekonstruksi/
Bidang Pendidikan, peningkatan Mitigasi risiko bencana,
pelebaran Jalan Peningkatan
a.l. untuk: Manfaat (Rp34,4 T) Agenda Demokrasi pelestarian lingkungan,
2.007 km reformasi birokrasi
▪ 20,1 juta siswa ▪ Penyelenggaran stabilitas ekonomi,
Bantuan Pangan non untuk
penerima KIP pemilu Presiden keamanan
Pembangunan dan Tunai (BPNT) meningkatkan
(Rp11,2T) dan Anggota
rehabilitasi jaringan (Rp20,8 T)à untuk kualitas
▪ 471,8 ribu Legislatif 2019
Irigasi 162 ribu Ha 15,6 juta keluarga pelayanan publik
mahasiswa ▪ Pengamanan
dengan perbaikan
penerima beasiswa Rasio Elektrifikasi Pemilu 2019 Kesejahteraan
Bidik misi (Rp4,9T) penyaluran
99,9 % aparatur dan
▪ Penguatan Pertahanan pensiunan
pendidikan Vokasi Rumah susun Subsidi Bunga
(Rp16,7 T): Pencapaian MEF
▪ Percepatan dan khusus tahap 2 dan
pembangunan ▪ Kredit usaha kecil
10.742 unit pengembangan
sarpras dan mikro industri pertahanan
▪ Perumahan
Bendungan
48 unit
Bidang Kesehatan, Keamanan
a.l. untuk: Pembangunan Jalur penanggulangan
▪ Jaminan kereta api terorisme dan
Kesehatan bagi (tahap awal, penye- konflik sosial politik
96,8 juta jiwa (PBI lesaian, peningkatan)
JKN) (Rp26,7 T) 415,2 km’sp
22
Kegiatan Ekonomi
e m be r
Sept
2 01 8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Di tengah fluktuasi global, fundamental ekonomi domestik masih baik ditandai oleh
pertumbuhan ekonomi yang sehat
5.3 PDB (%,yoy) Tahunan (%) Kontribusi Pertumbuhan PDB Pengeluaran 100.0
5.167 5.167
5.27
5.21 7.0
5.033 5.033 5.033 5.067 5.067 5.067 5.19
2.65
3.5
4.7 49.0
1.86
2.54 0.39
1.8 1.68
0.18
0.09 0.16 31.15
4.3 1.37
0.55 0.68
0.09 0.10 23.5
0.0
-0.15 -1.13 8.50
-1.21
4.23
4.0
2016 2017 2018 -1.8 -2.0
Q2 2017 Q1 2018 Q2 2018 Distribusi Nominal Q2 2018
• Konsumsi Rumah Tangga tumbuh tinggi didukung oleh perayaan hari besar Bulan Ramadhan • Laju pertumbuhan ekspor masih lebih rendah dari impor karena masih
dan Idul Fitri beserta libur panjang yang diiringi oleh tingkat inflasi yang terjaga. Selain itu tingginya peningkatan permintaan domestik baik untuk barang modal,
pelaksanaan bantuan sosial tunai dari pemerintah yang tepat waktu turut meningkatkan bahan baku, dan bahan penolong maupun barang konsumsi.
penghasilan dan daya beli masyarakat. • Pada Q2 2018, terdapat pola yang tidak biasa dimana pertumbuhan impor
• Kinerja LNPRT yang tumbuh tinggi seiring dengan pelaksanaan Pilkada pada Juni 2018. tinggi namun pada saat yang sama pertumbuhan PMTB tidak tinggi.
• Konsumsi Pemerintah tumbuh positif didorong oleh tingginya realisasi belanja individu • Faktor yang mempengaruhi adalah pertumbuhan inventori yang tinggi
terkait dengan peningkatan dan perluasan pemberian THR, serta kenaikan belanja bantuan 44,0%.
sosial. • Hal ini menunjukkan terdapat barang yang belum termanfaatkan dan
• PMTB tumbuh lebih rendah dari Q1 2018, namum lebih tinggi dari Q2 2017 didorong oleh memberikan sinyal terhadap persepsi positif terhadap kinerja
pertumbuhan mesin dan perlengkapan. Komponen bangunan dan kendaraan masih tumbuh perekonomian pada kuartal ke depan melalui peningkatan PMTB dan
positif meskipun lebih rendah dari Q2 2017 karena faktor Ramadhan dan libur panjang. atau konsumsi. 21
PERTUMBUHAN PDB MENURUT SISI PRODUKSI
Faktor libur lebaran mendorong permintaan pada sektor industri pengolahan, perdagangan, & transportasi
➢ Kinerja Sektor Pertanian tumbuh lebih baik terutama dukung kondisi cuaca yang lebih Kinerja Sektor Tersier/Jasa tetap menunjukkan tren pertumbuhan yg relatif
kondusif, berdampak pada peningkatan hasil panen tanaman pangan dan sayur-sayuran. tinggi meskipun sebagian mengalami perlambatan:
Sementara, perkebunan dan perikanan relatif tumbuh stabil. ➢ Transportasi & Pergudangan tumbuh tinggi sejalan tingginya permintaan
➢ Sektor Pertambangan tumbuh positif ditopang peningkatan aktivitas produksi mineral layanan transportasi terkait dengan aktivitas mudik saat lebaran.
logam dan pertambangan migas yang kembali tumbuh positif, sedangkan tambang ➢ Perdagangan menunjukkan peningkatan pertumbuhan sejalan dengan
batubara mengalami penurunan produksi. penjualan ritel & kendaraan bermotor serta aktivitas ekspor dan impor.
➢ Jasa Keuangan mengalami perlambatan terkait dengan turunnya
➢ Sektor Industri Pengolahan tumbuh lebih baik namun terbatas, terdapat dorongan
pendapatan operasional industri perbankan.
peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan lebaran terutama pada industri
makanan minuman, tekstil, alas kaki, karet, dan alat angkutan; namun di sisi lain industri
lainnya seperti industri barang elektronik & kimia-farmasi relatif stagnan.
Sumber: BPS, Diolah 26
22
PERTUMBUHAN EKONOMI SPASIAL 27
Kalimantan: 2018:
Share PDB 8,05% 2017: 3,31% Sulawesi:
4,42% Share PDB 6,20%
2017:
5,31%
2018: Maluku & Papua:
Share PDB 2,54%
18,18%
Sumatera:
Share PDB 21,54%
2018: 2018:
2017:
4,17%
4,65%
2017: 6,75%
6,55%
Jawa: 2017:
5,47%
2018:
5,69% 2018:
3,75%
Share PDB 58,61%
2017:
Bali & Nusa Tenggara: 3,38%
Share PDB 3,06%
Sumber: BPS
23
Dengan Perkembangan Ekonomi yang Terjaga Sehat, Kesejahteraan Masyarakat 28
Secara Umum Terus Membaik
Rasio Gini Tingkat Kemiskinan (%) Tingkat Pengangguran (%)
0.42 17 10
0.413
0.4100.410 16.58 9.75
0.4060.408 15.42
14.15 7.5 8.468.14
0.403 0.397 13
13.33
0.393 12.49 7.41
0.389 11.96
11.37
11.25
11.22 6.96
10.86
10.649.82 6.37
0.385 9 5 5.885.705.815.50
0.376 0.378 5.335.13
0.368
0.367
0.368 4 2.5
0.35 0 0
2007 2009 2011 2013 2015 2017 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2007 2009 2011 2013 2015 2017
Target Gini ratio 2019 Target Kemiskinan 2019 Target pengangguran 2019
e m be r
Sept
2 01 8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
30
28
Secara Kumulatif Terjadi Arus Modal Positif Pada Pasar Keuangan Indonesia 31
Kondisi arus keluar (capital outflow) pasar saham telah terjadi konsisten sejak Februari 2018
• Pergerakan arus modal investor ke instrumen negara maju (save haven) menjadi pendorong keluarnya dana asing pada pasar saham
Indonesia. Namun demikian, peran dari investor domestik pada pasar saham Indonesia juga telah membantu menjaga tingkat Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk masih relatif tinggi dibandingkan 2016 maupun 2017.
• Kinerja pasar SUN selama tahun 2018 menunjukan pergerakan yang cukup baik dalam menarik dana investor asing. Hal ini antara lain
karena pencapaian peringkat kredit Indonesia yang baik membuat penerbitan surat utang pemerintah berdenominasi valas masih
diminati oleh investor asing.
Kinerja ekspor Indonesia di tahun 2018 cukup baik 32
Walau perannya relatif kecil, perlu diwaspadai kontraksi pada ekspor sektor pertanian yang terjadi di tahun 2018
Pertumbuhan Ekspor Sektoral (ytd) ▪ Laju pertumbuhan ekspor Indonesia relatif stabil, terutama didorong
60%
50%
kinerja sektor pertambangan dan migas
37.4%
40% ✓ Harga komoditas pertambangan dan migas global yang naik, sejak
30%
akhir tahun 2017 dan adanya kebijakan relaksasi minerba sehingga
20% 14.3%
10%
mendorong peningkatan nilai dan volume ekspor
6.8%
0%
-10% -7.5% ▪ Ekspor Indonesia tetap didominasi produk produk manufaktur, didikuti
-20%
-30%
produk pertambangan.
-40% ✓ Ekspor produk manufaktur masih bertumpu pada industri berbasis
A
S
O
N
D
2017-J
F
M
A
M
J
J
A
S
O
N
D
2018-J
F
M
A
M
J
J
sumber daya alam, seperti kelapa sawit dan karet
Pertanian (ytd) Manufaktur (ytd) pertambangan dll (ytd) Migas (ytd)
50% Impor per Penggunaan ▪ Selama Januari hingga Juli 2018, tercatat pertumbuhan impor
40%
barang modal yang paling tinggi (30.1%, ytd) diikuti impor barang
konsumsi (27.0%, ytd). Sementara pertumbuhan impor bahan baku
30%
relatif stabil (23%,ytd) dengan tren sedikit meningkat dibanding
20% tahun pergerakan 2017.
Pertumbuhan
2018-J
J
J
J
J
F
F
A
S
A
S
A
O
N
D
O
N
D
M
M
-10% kecepatan yang lebih moderat
Br Kons (ytd) 27.0%
▪ Peningkatan pertumbuhan impor barang-barang tersebut
-20%
2017 15.5% 84.5% 9.0% 75.1% 15.9% ▪ Share terbesar terhadap total impor antara lain:
✓ Mesin pesawat mekanik -HS 84 (14,2%), mesin pesawat listrik- HS85
Jan-Jul 2018 15.5% 84.5% 9.2% 74.8% 16.0% (11,4%), Plastik & Barang dari Plasitik-HS39 (4,8%)
Defisit transaksi berjalan masih terjadi didorong defisit primary income dan services 34
Faktor strukur ekonomi menjadi pemicu utama defisit transaksi berjalan sejak berakhirnya commodity boom dan gencarnya
penarikan dividen atas kegiatan investasi langsung.
Transaksi Berjalan (USD Miliar) Neraca Jasa (USD Miliar)
• Defisit Transaksi Berjalan tercatat USD8,0 miliar (3,0% PDB)
Current account Goods Services Primary income pada triwulan II 2018, lebih tinggi dari defisit pada triwulan
Neraca Jasa Transportasi Perjalanan Jasa Lainnya
Secondary Income II tahun sebelumnya yang mencapai USD4,7 miliar (1,9%
9 PDB). Tercatat sebagai defisit terbesar dalam empat tahun
4
5 terakhir.
2
Thousands
0 0
-2 • Posisi Neraca Perdagangan masih mencatat surplus US$0,3
-5
-4 miliar di Q3 2017, turun jika dibandingkan triwulan
-9 -5 sebelumnya (qtq) dan periode yang sama tahun
-14 -7 sebelumnya (yoy) Sejalan dengan peningkatan aktivitas
2014 2015 2016 2017* 2018
perdagangan dan harga minyak yang tinggi.
-18
2015 2016 2017 2018
• Defisit pada neraca Jasa melebar seiring dengan
peningkatan pada aktivitas perdagangan internasional
Komponen Pendapatan Investasi (USD Miliar) Ekspor Js. Perjalanan dan Jumlah Wisatawan Asing (penggunaan jasa transportasi barang/freight) serta
peningkatan impor jasa perjalanan (outbond).
0
-7
• Surplus neraca jasa perjalanan (Pariwisata) di kuartal
2-2018 menurun
• Perlambatan jumlah kunjungan wisatawan asing
-9
2014 2015
Pendapatan investasi langsung 2016 2017* 2018
Pendapatan investasi portofolio • Pola musiman peningkatan Jemaah Umroh
Pendapatan investasi lainnya (impor jasa perjalanan)
18
Kinerja TMF tercatat surplus USD 4 miliar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global
...membaiknya persepsi investor asing terhadap kinerja ekonomi domestik menjadi penopang utama…
35
Investasi Langsung Investasi Portofolio Investasi Lainnya
Aset Kewajiban Investasi Langsung Aset Kewajiban Investasi Portofolio Aset Kewajiban Investasi Lainnya
18 18 16
14 12
14
8
9
9 4
5
5 0
0
-4
0
-5 -8
-9 -5 -12
-14 -9 -16
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018
‣ Kinerja TMF Tw II-2018 masih mampu mencatatkan surplus sebesar USD4,0 ‣ Kinerja Investasi Portofolio surplus USD 0,1 miliar, utamanya didorong
miliar, meskipun turun jika dibandingkan Tw I-2017 (USD6,8 miliar). penerbitan global bond pemerintah dan penerbitan obligasi swasta.
๏ Turunnya surplus terutama disebabkan oleh turunnya performa Investasi ๏ Terjadi arus keluar non residen di pasar SBN serta penurunan kinerja saham akibat
Portofolio adanya capital ouflow di pasar saham serta penurunan tingginya ketidakpastian perekonomian global, searah dengan pergerakan bursa
regional.
kepemilikan asing di pasar saham maupun SBN sebagai akibat dari tingginya
ketidakpastian perekonomian global. ๏ Penerbitan Global Bond Pemerintah sebesar USD 2,9 miliar (Dual currency Bond USD
2,0 miliar dan Samurai Bond USD 0,9 miliar) dan penerbitan obligasi swasta masih
‣ Kinerja Investasi langsung surplus USD 2,5 miliar sejalan dengan tetap tingginya
menarik bagi investor asing.
kegiatan investasi di dalam negeri. Arus masuk terutama berasal dari modal
ekuitas yang meningkat. Sektor pertanian dan perdagangan menjadi pendorong ‣ Kinerja Investasi lainnya surplus USD 1,5 miliar, terutama dipengaruhi oleh
penarikan simpanan di luar negeri guna pembiayaan di dalam negeri.
utama khususnya melalui kegiatan akuisisi oleh perusahaan asing.
Sementara itu, terjadi neto pembayaran pinjaman Luar Negeri Pemerintah yang
cukup besar, di tengah adanya penarikan pinjaman program dari IBRD dan
pinjaman proyek dari IBRD, ADB, Jepang dan Jerman.
REALISASI PENANAMAN MODAL KUARTAL II MELAMBAT
36
Faktor iklim poliik dan dinamika nilai tukar diduga membuat investor mengambil sikap wait and see
Realisasi Penanaman Modal
• Realisasi modal pada kuartal II 2018 mencapai
Q1 2018 Q2 2018 S1 2018
Realisasi Rp176,3 triliun atau tumbuh melambat menjadi
Rp Triliun %, yoy Rp Triliun %, yoy Rp Triliun %, yoy hanya 3,2% (yoy).
• PMDN masih tumbuh cukup baik, yaitu sebesar
PMDN 76,4 11,0 80,6 32,1 157,0 21,0 32,1% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya.
PMA 108,9 12,4 95,7 -12,9 204,6 -1,1 • Pertumbuhan realisasi PMA terkontraksi sebesar
12,9%. Dinamika pergerakan nilai tukar rupiah serta
Total 185,3 11,8 176,3 3,2 361,6 7,4 dan iklim politik dalam negeri menjelang pemilihan
umum diduga mendorong banyak investor
mengambil sikap wait and see.
Sektor yang Diminati Investor Pada Q2 2018 Realisasi PMA Berdasarkan Negara Asal Q2 2018 • Selain itu, ketidakpastian perekonomian global
Singapura seperti adanya perang dagang antara Amerika dan
33.5%
Tiongkok juga turut membuat investor global
15% 12%
Jepang 14.4% cenderung bersikap lebih hati-hati.
10%
16% • Investasi di Sektor Pertambangan meningkat,
9% Tiongkok 9.4%
utamanya pada proyek-proyek pembangunan
Hong Kong 9.4% smelter.
39%
• Negara-negara Asia masih menjadi penyumbang
Pertambangan Malaysia 5.3%
investasi asing terbesar ke Indonesia.
Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi
Listrik, Gas, dan Air Lainnya 29.2% • Sepertiga realisasi investasi asing berasal dari
Industri Makanan Singapura.
7,2%
Real Estat, Kawasan Industri, dan Perkantoran
Sumber: NSWi BKPM, diolah
• Terjadi peningkatan investasi yang berasal dari
Lainnya Tiongkok dan Malaysia.
Kebijakan Pemerintah untuk
mendorong perekonomian
e m be r
Sept
2 01 8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
APA YANG SUDAH
38
DILAKUKAN PEMERINTAH
MENINGKATKAN EKSPOR DAN
MENINGKATKAN DAYA KOMPETISI MENINGKATKAN ARUS
INDUSTRI INDONESIA MODAL DAN KEUANGAN
2017
Keringanan PPh
Revaluasi Aset • Penurunan tarif pajak • Implementasi AEoI
2016 UMKM 0,5% • Insentif yg tepat
• Percepatan Restitusi sasaran
• Konfirmasi Status • Peningkatan Kepatuhan • Compliance Risk
WP Pasca TA Management (full)
2015 • Compliance Risk • Peningkatan IT
Management (roll-out)
eformasi Perpajakan
Peraturan
Teknologi Informasi Perundang-
Organisasi SDM Proses Bisnis
dan Basis Data undangan
Insentif Pajak untuk Peningkatan Ekspor dan Investasi 41
Fasilitas Kawasan
Ekspor Khusus
Penajaman Fasilitas Tax Holiday (Revisi Peraturan) 42
Skema fasilitas pemberian pengurangan PPh Badan diperbaiki untuk mempermudah prosedur
administrasi dan meningkatkan efektifitas daya tarik investasi
Ketentuan PMK 105/2015 PMK 35/2018
Subjek Wajib Pajak Baru Penanaman Modal Baru
Persentase 100%
10-100%
pengurangan (single rate)
5-15 tahun 1
2
5
7
Rp500 miliar s.d. kurang dari Rp1 triliun
Rp1 triliun s.d. kurang dari Rp5 triliun
Jangka Waktu diperpanjang s.d. 20 tahun 3 10 Rp5 triliun s.d. kurang dari Rp15 triliun
dgn diskresi Menkeu 4 15 Rp15 triliun s.d. kurang dari Rp30 triliun
5 20 Minimal Rp30 triliun
PERTIMBANGAN
Menjaga pertumbuhan industry DN yg butuh pasokan bahan baku ➢ Perbaikan Neraca
Trf 2,5% impor
Kenapa PPh impor Perdagangan
Disesuaikan???? Trf 7,5% Mendorong penggunaan barang produksi DN ➢ Kemandirian Ekonomi
Trf 10% Urgensi perbaikan neraca perdagangan
4332
Rincian Penyesuaian Tarif PPh 22 44
• 210 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 7,5% menjadi 10%.
Termasuk dalam kategori ini adalah barang mewah
Contoh mobil CBU dan motor besar.
• 218 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 2,5% menjadi 10%.
Seluruh barang konsumsi yang sebagian besar telah dapat diproduksi di dalam negeri
Contoh barang elektronik (dispenser air, pendingin ruangan, lampu), keperluan sehari hari seperti sabun,
shampoo, dan kosmetik, serta peralatan masak/dapur.
• 719 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 2,5% menjadi 7,5%.
Seluruh barang yang digunakan dalam proses konsumsi dan keperluan lainnya.
Contohnya bahan bangunan seperti keramik, peralatan elektronik audio-visual seperti kabel, box speaker,
produk tekstil seperti overcoat, polo shirt, swim wear.