Professional Documents
Culture Documents
Letak Sungsang
Letak Sungsang
LETAK SUNGSANG
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.2 Hubungan antara
ekstremitas bawah dan bokong yang bervariasi pada presentasi booking dan
terbagi menjadi presentasi bokong jenis frank (sejati), komplet, dan
inkomplet. Pada presentasi bokong frank, ekstremitas bawah janin fleksi pada
panggul dan lutut ekstensi, sehingga kaki berada di atas dekat dengan kepala.
Pada presentasi bokong komplet terjadi fleksi pada salah satu atau kedua lutut.
Pada presentasi bokong inkomplet, salah satu atau kedua panggul tidak fleksi,
dan salah satu atau kedua kaki atau lutut terletak di bawah bokong sehingga
kaki atau lutut terletak di bawah bokong sehingga kaki atau lutut merupakan
bagian terendah di dalam jalan lahir. Footling breech (presentasi kaki) adalah
presentasi bokong inkomplet dengan salah satu atau kedua kaki janin berada
di bawah bokong.1
B. Epidemiologi
Presentasi bokong dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan
tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (>- 37 minggu), presentasi bokong
merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur
kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30% dan
sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur
kehamilan 34 minggu.2
C. Etiologi
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat
beberapa faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural
uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan
multipel, anomaly janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi
bokong sebelumnya.2
D. Klasifikasi
F. Diagnosis
a) Anamnesis
- Pasien merasakan gerakan anak di perut bagian bawah dan mengeluh rasa
nyeri oleh karena janin menyepak-nyepak rectum.
- Keluarnya mekonium pada presentasi bokong tidak berarti adanya gawat
janin seperti pada presentasi kepala. Mekonium keluar dari usus oleh
karena kontraksi uterus menekan bagian bawah tubuh janin terhadap
panggul ibu.4
b) Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Abdominal
Letaknya adalah memanjang.
Di atas panggul teraba massa lunak, irregular dan tidak terasa
seperti kepala. Dicurigai bokong. Pada presentasi bokong
murni otot-otot paha teregang di atas tulang-tulang di
bawahnya. Memberikan gambaran keras menyerupai kepala
dan menyebabkan kesalahan diasgnostik.
Punggung ada di sebalah kanan dekat dengan garis tengah.
Bagian-bagian kecil ada di sebelah kiri, jauh dari garis tengah
dan di belakang.
Kepala teraba di fundus uteri, mungkin kepala sukar diraba bila
kepala ada di bawah hepar atau iga-iga. Kepala lebih keras dan
lebih bulat daripada bokong, dan kadang-kadang dapat
dipantulkan (ballotable). Kalau di fundus uteri teraba massa
yang dapat dipantulkan. Harus dicurigai presentasi bokong.
Tonjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat
dipantulkan.4
Pemeriksaan vaginal
Bagian terendah teraba tinggi.
Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-
garis sutura dan frontanella. Hasil pemeriksaan negatif ini
menunjukkan adanya malpresentasi.
Bagian terendahnya teraba lunak dan irregular. Anus dan tuber
ischiadicum terletak pada satu garis.
Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik
ke bawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa.
Sacrum ada di kuadran kanan depan panggul, dan diameter
bitrochanterica ada pada diameter oblique kanan.
Kadang-kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan
tangan.4
c) Pemeriksaan penunjang
Konfirmasi terbaik pada dugaan adanya presentasi bokong adalah
pemeriksaan sonografi.1 Peranan ultrasonografi penting dalam diagnosis dan
penilaian risiko pada presentasi bokong. Taksiran berat janin, penilaian volume
air ketuban, konfirmasi letak plasenta, jenis presentasi bokong, keadaan
hiperekstensi kepala, kelainan kongenital, dan kesejahteraan janin dapat
diperiksa menggunakan ultrasonografi.2
d) Penatalaksanaan
a) Tatalaksana umum
o Persalinan lama pada presentasi sungsang adalah indikasi seksio sesarea.
o Seksio sesarea lebih aman dan direkomendasikan pada:
Presentasi bokong pada primigravida
Double footing breech
Pelvis yang kecil atau malformasi
Janin yang sangat besar
Bekas seksio sesarea dengan indikasi CPD (Cephalopelvic
Disporpotion)
Kepala yang hiperekstensi atau defleksi 5
o Persalinan pada presentasi kaki sebaiknya dilahirkan seksio sesarea.
Persalinan pervaginam hanya bila :
Persalinan sudah sedemikian maju dan pembukaan sudah lengkap
Bayi preterm yang kemungkinan hidupnya kecil
Bayi kedua pada kehamilan kembar 5
Setiap persalinan sungsang sebaiknya ditolong pada fasilitas kesehatan
yang dapat melalukan seksio sesarea5
b) Tatalaksana khusus
Pada upaya persalinan pervaginam, dapat dilakukan langkah berikut :
Menentukan apakah persalinan pervaginam mungkin dilakukan.
Persalinan pervaginam oleh tenaga penolong yang terlatih akan
cenderung aman apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
Perlvis adekuat
Presentasi bokong lengkap/murni
Kepala fleksi
Tidak ada riwayat seksio sesarea karena CPD
Janin tidak terlalu besar 5
Sebelum in partu, usahakan melakukan versi luar apabila syarat
dipenuhi, yaitu :
Pembukaan serviks masih kurang dari 3 cm
Usia kehamilan > 37 minggu
Ketuban intak dan air ketuban cukup
Tidak ada komplikasi/kontraindikasi (IUGR, perdarahan, bekas seksio,
kelainan janin, kehamilan kembar, hipertensi)
Persalinan pervaginam masih mungkin dilakukan 5
Apabila versi luar berhasil, selanjutnya melakukan asuhan persalinan
normal.
Apabila versi luar tidak berhasil, maka melakukan persalinan
sungsang pervaginam atau seksio sesarea.
Memantau kemajuan persalinan dengan seksama menggunakan
partograf.
Tidak memecahkan ketuban. Apabila pecah, memeriksa apakah ada
prolapse tali pusat.
Memberi tahu ibu untuk tidak mengedan sebelum pembukaan lengkap.
Kepala janin harus lahir dalam waktu maksimal 8 menit sejak lahir
sebatas pusat.
Apabila terjadi prolapse tali pusat dan kelahiran pervaginam tidak
memungkinkan, maka dilakukan seksio sesarea.
Apabila denyut jantung <100x/menit atau >180x/menit, maka
dilakukan seksio sesarea. (catatan : mekonium biasa terdapat pada
persalinan sungsang dan tidak berbahaya selama denyut jantung janin
normal).
Menyediakan cunam piper sebagai antisipasi bila terdapat kesulitan
melahirkan kepala (after coming head).5
2. Fase Cepat
Tahapan persalinan dari umbilikus sampai mulut. Disebut fase cepat oleh karena
dalam waktu < 8 menit ( 1 – 2 kali kontraksi uterus ) fase ini harus sudah
berakhir. Pada fase ini, tali pusat berada diantara kepala janin dengan PAP
sehingga dapat menyebabkan terjadinya asfiksia janin.
Bokong dan pangkal paha janin yang telah lahir dipegang dengan 2 tangan,
kemudian dilakukan hiperlordosis tubuh janin ke arah perut ibu, sehingga lambat laun
badan bagian atas, bahu, lengan dan kepala janin dapat dilahirkan. Kemudian bayi
diletakkan diperut ibu dan dilakukan asuhan pada bayi baru lahir.6
Pada manuver ini penolong sama sekali tidak melakukan tarikan, dan hanya
membantu melakukan proses persalinan sesuai dengan mekanisme persalinan letak
sungsang. Tetapi tidak selalu bahu dan kepala berhasil dilahirkan, sehingga untuk
mempercepat kelahiran bahu dan kepala dilakukan manual aid atau manual hilfe.6
Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang
sekitar 5 cm. Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his
berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan
terselesaikan. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah,
bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada
pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong
janin.6
1. Pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong berdampingan
pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka anterior superior:
ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal paha
(gambar 3) .
2. Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan) jalan
lahir.
3. Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari cara-
cara berikut:
a. Lovset.
b. Klasik.
c. Müller.
1. Persalinan Bahu Dengan Cara LOVSET.
Prinsip :
Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah
jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula
dibelakang akan lahir didepan (dibawah simfsis).6,7
1. Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu
panggul)
2. Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang
dibanding lengkungan dinding sacrum disebelah belakang
Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada posisi lebih rendah
dibandingkan posisi bahu anterior
Tehnik :
1. Tehnik sederhana.
2. Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
3. Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
Prinsip :
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah
belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan
kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis 6,7
Tehnik :
2) Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan
telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan
kemudian dengan gerakan “mengusap muka janin ”, lengan posterior bawah
bagian anak dilahirkan.
Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan,
maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:
Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan
penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak
dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari
lain didepan dada.
Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga
lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang
sudah dijelaskan pada no 2
Keuntungan :
Kerugian :
Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui
ekstraksi ; disusul melahirkan lengan belakang di belakang (depan sacrum)
Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul
Gambar 9. Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila perlu
dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan depan
Gambar 10. Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas dengan telunjuk
jari tangan kiri penolong)
2. Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh janin
sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis dan selanjutnya lengan
depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian bawah.
3. Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan tangan
kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),, traksi dan elevasi sesuai
arah tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat
lahir dengan sendirinya, dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak.
Oleh karena tangan penolong tidak masuk terlalu jauh kedalam jalan lahir maka
resiko infeksi berkurang.
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang,
salah satu lengan anak berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu.
Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak dapat terjadi sebelum lengan
yang bersangkutan dirubah menjadi didepan dada.
Gambar 11. Lengan menunjuk (“ nuchal arm”)
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan posterior : (dekat dengan sakrum)
Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada
dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan
dada.
Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang dibelakang
leher sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada (menjadi
lengan depan).
Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara
KLASIK.
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan anterior (dekat dengan sinfisis) maka :
Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan terletak pada cara
memegang tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong berada
didepan dada sementara jari-jari lain dipunggung janin.
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada
persalinan sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping kepala. Keadaan ini
menyulitkan terjadinya persalinan spontan pervaginam. Cara terbaik untuk mengatasi
keadaan ini adalah melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET.7
Gambar 15. Melahirkan lengan menjungkit
Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan pertolongan persalinan
sungsang secara spontan (Bracht), lakukan pemeriksaan lanjut untuk memastikan
bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan oleh lengan yang menjungkit.7
PERSALINAN KEPALA
1 Cara MOURICEAU
2 Cara PRAGUE TERBALIK
b. Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
c. Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang
lain.
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin
menghadap simfisis.7
Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak diletakkan
diatas telapak tangan tersebut.
Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di elevasi
keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian rupa sehingga perut
anak mendekati perut ibu. Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak
dilahirkan.
7
Gambar 17 Persalinan kepala dengan tehnik Prague terbalik
e) Prognosis
Morbiditas maternal
Frekuensi pelahiran operatif semakin besar, terdapat
peningkatan angka morbiditas maternal untuk kehamilan dengan
presentasi bokong persisten. Hal yang paling menguatirkan adalah
laserasi jalan lahir. Maneuver intrauterine, terutama pada segmen
bawah Rahim yang tipis, atau pelahiran aftercoming head melalui
serviks yang belum dilatasi lengkap, dapat menyebabkan ruptur uterus,
laserasi serviks dan dinding vagina, atau keduanya.1
Manipulasi tersebut juga dapat menyebabkan perluasan
epistotomi dan robekan perineum yang dalam. Pemberian obat
anestesi cukup untuk menginduksi relaksasi uterus yang dapat
mengakibatkan atonia uterus dan selanjutnya terjadi perdarahan
pascapartum. Pada akhirnya, manipulasi manual di dalam jalan lahir
dapat meningkatkan resiko infeksi.1
RINGKASAN