You are on page 1of 6

Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton sebagai

bahan utama perkerasn tersebut, merupakan salah satu jenis perkerasan jalan yang digunakn selain dari
perkerasan lentur (asphalt).

Perkerasan kaku karena mempunyai kekakuan dan stiffnes, akan mendistribusikan beban pada daerah
yangg relatif luas pada subgrade, beton sendiri bagian utama yangg menanggung beban struktural.
Sedangkan pada perkerasan lentur karena dibuat dari material yang kurang kaku, maka persebaran beban
yang dilakukan tidak sebaik pada beton. Sehingga memerlukan ketebalan yang lebih besar.

Joint (Sambungan)

Joint atau sambungan adalah alat yang digunakan pada perkerasan kaku untuk menghubungkan tiap
segmen pada perkersan. Berfungsi untuk mendistribusikan atau menyalurakan beban yang diterima plat
atau segment yang satu ke saegment yang lain, sehingga tidak terjadi pergeseran pada segmen akibat
beban dari kendaraan

1.Contraction Joint

Contraction joint diperlukan untuk mengendalikan retak alamiah akibat beton mengkerut, kontraksi
termal dan kadar air dalam beton. Contraction joint umumnya melintang tegak lurus as jalan, tetapi ada
juga yg menggunakan menyudut terhadap as jalan untuk mengurangi beban dinamis melintas tidak satu
garis.

2.Construction Joint

Construction joint adalah bila perkerasan beton dilakukan dalam waktu yang berbeda, transfer
construction joint diperlukan pada akhir segmen pengecoran, atau pada saat pengecoran terganggu, atau
melintas jalan dan jembatan. Longitudinal construction joint adalah pelaksanaan pengecoran yang
dilakukan pada waktu yang berbeda atau joint pada curb, gutter atau lajur berdekatan.
3.Isolation Joint

Isolation joint berfungsi memisahkan perkerasan dari objek atau struktur dan menjadikannya bergerak
secara independen. Isolation joint digunakan bila perkerasan berbatasan dengan manholes, drainase,
trotoar bangunan intersection perkerasan lain atau jembatan. Isolation joint yang dipakai untuk jembatan
harus memakai dowel sebagai load transfer, harus dilengkapi dengan close-end expansion cap supaya
joint bisa mengembang dan menyusut, panjang cap 50 mm, dengan kebebasan ujung 6 mm. Setengah
dari dowel dengan cap harus diminyaki untuk mencegah ikatan supaya bisa bergerak secara horizontal.
Isolasi joint pada intersection atau ramp tidak perlu diberi dowel sehingga pergerakan horizontal dapat
terjadi tanpa merusak perkerasan. Untuk mengurangi tekanan yang terjadi pada dasar plat, kedua ujung
perkerasan ditebalkan 20 %^ sepanjang 150 mm dari joint. Isolation joint pada inlet drainase, manholes
dan struktur penerangan tidak perlu ditebalkan dan diberi dowel.
Berdasarkan sistem joint yang digunakan, perkerasan kaku dibagi menjadi 3, yaitu:

1.Jointed Plain Concrete Pavement (JPCP)

Perkeraan JPCP mempunyai cukup joint untuk mengendalikan lokasi semua retak secara alamiah yg
diperkirakan, retak diarahkan pada joint sehingga tidak terjadi di sembarang tempat pada perkerasan.

JPCP tidak mempunyai tulangan, tetapi mempunyai tulangan polos pada sambungan melintangnya yang
berfungsi sebagai load transfer dan tulangan berulir pada sambungan memanjang.
2.Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP)

Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP) mempunyai penulangan anyaman baja yang biasa disebut
distributed steel, jarak joint bartambah panjang dan dengan adanya penulangan, retak diikat bersama
didalam plat. Jarak antara joint biasanya 10 m (30 feet) atau lebih bahkan bisa 100 feet.
3.Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP)

Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP), tidak memerlukan transferse contraction joint, retak
diharapkan terjadi pada plat biasanya dengn interval 3-5 ft. CRCP didisain dengan penulangan 0,6-0,7 %
dari penampang plat, sehingga retak dipegang bersama. CRCP lebih mahal dari perkerasan yang lainnya,
namun dapat tahan lama dan biasanya dipakai untuk heavy urban traffic.

You might also like