You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak
dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak
ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan,
kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan
pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan eksplisit atau bersifat tertutup
dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen.
Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya
untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk
merubah orang lain
dan memecahkan masalah.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner,
cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan
(ketrampilan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku, media
massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu
akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian
besar dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif
mempunyai enam tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan,
menyimpulkan dan evaluasi.
Dalam promosi kesehatan perubahan perilaku merupakan hal yang penting karena
untuk mengetahui sejauh mana promosi kesehatan yang di berikan berjalan efektif.
Keberhasilan suatu promosi kesehatan dapat di nilai dari perubahan perilaku dari penerima
promosi kesehatan.Olehnya, makalah ini membahas perubahan perilaku secara spesifik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang dimuka, maka saya menulis rumusan masalah
dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa sajakah yang menjadi tinjauan dari perubahan?
2. Apa sajakah yang menjadi tinjauan dari perilaku?
1
3. Apa sajakah yang menjadi tinjauan dari perubahan perilaku?
4. Bagaimanakah Perubahan Perilaku sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan?

1.3 TUJUAN
Dari rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perubahan
2. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perilaku
3. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perubahan perilaku
4. Untuk mengetahui Perubahan Perilaku sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TINJAUAN MENGENAI PERUBAHAN


2.1.1 Pengertian
Banyak definisi pakar tentang berubah , dua diantaranya yaitu :
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)
Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau
institusi (Brooten,1978).

2.2. TINJAUAN MENGENAI PERILAKU


2.2.1 Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner,
cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan
(ketrampilan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku, media
massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu
akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian
besar dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif
mempunyai enam tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan,
menyimpulkan dan evaluasi.
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian
terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.
Azwar (1995) menyatakan bahwa sekalipun diasumsikan bahwa sikap merupakan
predisposisi evaluasi yang banyak menentukan cara individu bertindak, akan tetapi sikap dan
tindakan seringkali jauh berbeda. Hal ini karena tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh
sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap tidaklah sama dengan
perilaku, dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi
bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap

3
seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut,
melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993).
2.2.3 Aspek Perilaku
Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yakni :

 Aspek fisik
 Aspek psikis
 Aspek sosial
Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti
pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan sebagainya.
2.2.4 Faktor Pembentuk Perilaku
Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

 Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan,


sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
 Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
 Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan
oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat
yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas
kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

2.3 TEORI PERUBAHAN PERILAKU


2.3.1 Teori kurt lewin (1951)
Lewin (1951) mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3 tahapan,
yang meliputi: 1) unfreezing 2) moving dan 3) refreezing (Kurt Lewin, 1951 dari Lancaster,
J., Lancaster, W. 1982). Perubahan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Pencairan (unfreezing)

4
motivasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan berubahnya keseimbangan
yang ada, merasa perlu untuk berubah dan berupaya untuk berubah, menyiapkan diri,dan siap
untuk berubah atau melakukan perubahan.
2) Bergerak (moving)
bergerak menuju keadaan yang baru atautingkat/tahap perkembangan baru karena
memiliki cukup informasiserta sikap dan kemam-puan untuk berubah,memahami
masalahyang dihadapi, dan mengetahui langkah -langkah penyelesaianyang harus dilakukan,
kemudian melakukan langkah nyata untuk berubah dalam mencapai tingkat atau tahap baru.
3) Pembekuan (refreezing),
motivasi telah mencapai tingkat atautahap baru, atau mencapai keseimbangan baru.
Tingkat baru yangtelah dicapai harus dijaga agar tidak mengalami kemunduran atau
bergerak mundur pada tingkat atau tahap perkembangan semula.Oleh karena itu, perlu selalu
ada upaya untuk mendapatkan umpan balik, kritik yang konstruktif dalam upaya
pembinaan(reinforcement) yang terus-menerus, dan berkelanjutan.
Adanya tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat,menyebabkan perawat harus
berubah secara terencana danterkendali. Salah satu teori perubahan yang dikenal dengan
teorilapangan (field theory) dengan analisis kekuatan medan (force field
analysis) dari Kurt Lewin (1951) dalam Ma’rifin, (1997), ada
kekuatan pendorong untuk berubah (driving forces) dan adakekuatan penghambat terjadinya
perubahan (restraining force).Perubahan terjadi apabila salah satu kekuatan lebih besar dari
yang lain.

Teori “Driving forces”: Kurt Lewin


Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces) dan
kekuatan penahan (restraining forces).
Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan
tersebut. Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku:
a. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.
b. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

2.3.2 Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku

5
a) Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam
(lingkungan) secara alamiah

b) Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang


direncanakan oleh yang bersangkutan

c) Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses


internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda
pada setiap individu.

2.4 PERUBAHAN PERILAKU SEBAGAI DAMPAK ADANYA PROMOSI


KESEHATAN

a. Tenaga Kesehatan Masyarakat Dalam Mengubah Perilaku Masyarakat Menuju


Hidup Bersih dan Sehat

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.


Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah
san hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena
itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil
pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih
tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam
pembangunan kesehatan.

Reformasi di bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengaruh
terhadap pembangunan kesehatan, yakni :

a) Perubahan pada dinamika kependudukan.

b) Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran.

c) Tantangan global sebagai akibat dari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi,
telekomunikasi dan transportasi.

d) Perubahan lingkungan .

6
e) Demokratisasi.

Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK
dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma
pembangunan kesehatan yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat
kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat
merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif.
Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang
diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui
kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif.

Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih,
sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong
menolong. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat.

Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan

Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka paling sedikit yang harus tercakup dalam
pelayanan kesehatan dasar adalah :

a) Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan dan pemberantasannya

b) Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi

c) Penyediaan air minum dan sanitasi dasar

d) Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

e) Imunisasi

f) Pengobatan dan pengadaan obat

7
Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat kesehatan
yang layak bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian dan penyelenggaraan yang
efisien mutlak diperlukan disamping harus berdasarkan :

a) Perikemanusiaan

b) Kesehatan sebagai hak asasi

c) Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat

d) Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventif

e) Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan

f) Dukungan sumber daya kesehatan

Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus lebih komprehensif
dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial-
budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang berwawasan kesehatan dan perubahan
perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan fisik seperti sanitasi dan hygiene perorangan,
keluarga dan masyarakat, tersedianya air bersih, lingkungan perumahan, fasilitas mandi, cuci
dan kakus (MCK) dan pembuangan sampah serta limbah. Lingkungan biologi adalah flora
dan fauna. Lingkungan sosial-budaya seperti pengetahuan, sikap perilaku dan budaya
setempat yang berhubungan dengan PHBS.

Perubahan terhadap lingkungan memerlukan intervensi dari tenaga kesehatan terutama


Tenaga Kesehatan Masyarakat yang mempunyai kompetensi.

b. Proses Promosi Kesehatan yang Menjadi Penyebab Perubahan Perilaku

Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut
faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. Tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh sikap,
akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap tidaklah sama dengan perilaku, dan
perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa
seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang
dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui

8
persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993). Disimpulkan bahwa perilaku
seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan.
Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap
kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Informasi merupakan hal yang utama dalam promosi kesehatan, karna semua promosi
kesehatan berupa informasi. Informasi merupakan salah satu sumber utama dari knowledge
(pengetahuan) yang menjadi salah satu strategi dalam perubahan perilaku pada point
fasilitasi (penyediaan sarana dan prasarana). Dalam strategi merubah perilaku melalui point
persuasi, informasi dapat di peroleh melalui diskusi yang menjadi salah satu media promosi
kesehatan.dalam stategi point paksaan juga berhubungan dengan promosi kesehatan lewat
informasi, karna melalui promosi kesehatan tersebut masyarakat/sesorang dapat mngetahui
ancaman berupa penyakit yang ditimbulkan jika tidak melaksanakan perilaku hidup sehat.
Strategi perubahan perilaku pada point edukasi, informasi merupakan satu hal pada edukasi.
Jadi promosi kesehatan memberikan informasi tentang perilaku hidup sehat ang mampu
menjadi strategi dalam merubah perilaku.

c. Contoh Perubahan Perilaku sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan

a) Perubahan perilaku masyarakat dalam pencegahan HIV-AIDS

Para pengidap HIV-AIDS didampingi dan diarahkan untuk memelihara kesehatan


dengan mengonsumsi obat dan vaksin, meninggalkan perilaku yang bisa menghantarkan pada
penularan penyakit tersebut kepada orang lain serta memberdayakan kemampuan yang
mereka miliki untuk menghilangkan stigma di tengah masyarakat.

b) Perubahan perilaku masyarakat dalam penanganan lingkungan bersih dan sehat

Perilaku cuci tangan pakai sabun telah terbukti secara ilmiah dapat mengurangi angka
kematian balita yang disebabkan oleh diare. Namun faktanya, masyarakat belum menyadari
pentingnya penerapan praktek cuci tangan pakai sabun dalam kehidupannya sehari-hari.
Pesan tentang cuci tangan pakai sabun pun mulai semarak digalakkan sebagai aalt untuk
mengubah perilaku masyarakat. .

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk
hidup termasuk perilaku manusia.
Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
· Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces)
dan kekuatan penahan (restraining forces).
· Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan
tersebut.
· Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku:
a. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.
b. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

3.2 Saran
Berbagai sumber telah dikumpul sebanyak-banyaknya demi terselesaikannya makalah
ini. Namun, sebagai manusia biasa yang membutuhkan bantuan orang lain, penulis
mengaharapkan dukungan baik dalam bentuk kritik dan saran, semoga dengan itu semua
dapat membuat makalah ini semakin baik dan berguna bagi semua orang.

10
DAFTAR RUJUKAN

Kesmas. 2012. Teori Perubahan Perilaku. (http://kesmas-ode.blogspot.co.id/2012/11/teori-


perubahan-perilaku.html), diakses 9 Agustus 2017.

Hasanah, Z. 2010. Perubahan Perilaku Sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan.


(https://zumrohhasanah.wordpress.com/2010/07/06/makalah-perubahan-perilaku-sebagai-
dampak-adanya-promosi-kesehatan/), diakses 9 Agustus 2017.

(http://kesmas-ode.blogspot.co.id/2012/10/makalah-perubahan-perilaku.html), diakses 9
Agustus 2017.

11

You might also like