You are on page 1of 21

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. METODE OPERATIF WANITA (MOW)

1. Pengertian

Sterilisasi wanita adalah pemutusan saluran telur wanita yang

dilakukan dengan operasi. Sterilisasi ini merupakan tindakan bedah

yang aman dan hanya berlangsung selama 30 menit.

Pembedahan dilakukan dengan melakukan sayatan kecil di kulit perut

ibu. Kemudian, memotong atau mengikat (Desiyani, 2018).

a. gumpalan darah karena tidak sempat terjadi pembekuan.

1) Pembalut yang dipakai lebih dari 3 buah setiap harinya.

2) Karena disertai gumpalan darah, terdaapat kemungkinan

dismenorea.

3) Bau darah menstruasi khas.

b. Darah menstruasi berwarna merah hitam (Manuaba, 2007).

2. Daur haid

Haid mulai terjadi pada umur 12-14 tahun. Haid yang pertama

disebutkan menarche. Haid terjadi setiap 28 hari sekali selama masa

subur mulai dari menarche sampai masa menopause. Menopause tidak

terjadi serentak, tetapi melalui masa peralihan yang disebut

klimakterium. Daur haid melibatkan 3 organ yang penting yang saling

bekerjasama satu sama lain, yaitu hipofisis anterior, ovarium dan

uterus. Hipofisis anterior akan menghasilkan gonadotropin yang

berfungsi mempengaruhi kelenjar kelamin (gonad). Pada perempuan,


6

dikenal 2 macam gonadotropin, yaitu follicle stimulatinghormone (FSH)

dan luteinizing hormone (LH). FSH akan mempengaruhi perkembangan

folikel didalam ovarium membentuk folikel de graaf, dan merangsang

folikel de graaf untuk menghasilkan estrogen. Estrogen akan menekan

produksi FSH oleh hipofisis anterior, sehingga akan dikeluarkan

gonadotropin yang lain, yaitu LH. LH akan mempengaruhi pertumbuhan

folikel, serta perkembangan struktur dan fungsi korpus luteum didalam

ovarium, kemudian merangsang korpus luteum untuk menghasilkan

progesterone (Sudoyo, 2009).

Peranan ovarium. Didalam ovarium banyak ditemukan ovum yang

memang sudah ada sejak lahir dan disebut ovum primordial yang belum

berkembang sampai masa pubertas. Pada waktu pubertas, setiap

bulan (28 hari sekali) terjadi perkembangan beberapa ovum atas

pengaruh gonadotropin. Dari beberapa ovum yang berkembang, hanya

1 ovum yang akan mencapai kematangan sempurna sedangkan

lainnya berdegenerasi membentuk korpus atretikum. Peranan uterus.

Endometrium (mukosa uterus) terdiri dari 2 lapis, yaitu stratum basale,

yang selalu ada dan merupakan 10%dari tebal endometrium; dan

stratum fungsionale, yang tidak selalu ada, merupakan 90% dari tebal

endometrium (Sudoyo, 2009)

Haid dipengaruhi berbagai hormon GnRH (Gonadotropin releasing

hormon) yang dikeluarkan oleh hipotalamus dan memicu hipofisis

anterior mengeluarkan hormon FSH. FSH (folikel stimulating hormon)

memicu pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis etrogen


7

dalam jumlah besar estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel

endometrium (penebalan dari endometrium) (Marimbi, 2011).

3. Gangguan menstruasi

Beberapa gangguan menstruasi yang paling sering muncul, yaitu

sebagai berikut:

a. Hipermenorea

Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama

dari normal, yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali perhari. Haid

normal (eumenorea) biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal),

jumlah darah rata-rata 35 cc (10-80 cc masih dianggap normal),

kira-kira 2-3 kali ganti pembalut perhari.

Penyebab hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa mioma uteri

(tumor jinak dari otot rahim, infeksi pada rahim atau hiperflasia

endometrium (penebalan lapisan dalam rahim). Dapat juga

disebabkan oleh kelainan di luar rahim (anemia, gangguan

pembekuan darah), juga bisa disebabkan kelainan hormon

(gangguan endokrin).

b. Hipomenorea

Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau

lebih kurang dari biasa, sebab kelainan ini terletak pada kronstitusi

penderita, pada uterus (misal: sesudah operasi mioma).

Hipomenorea tidak menggangu fertilitas. Hipomenorea adalah

pendarahan dengan jumlah darah sedikit, melakukan pergantian

pembalut sebanyak 1-2 kali perhari, selama 1-2 hari saja.

Perdarahan haid yang jumlahnya sedikit (<40ml>) siklus regular.


8

c. Polimenorea

Ketika seorang wanita mengalami siklus menstruasi yang lebih

sering, dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan

polimenorea akan mengalami menstruasi hingga dua kali atau lebih

dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan

yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya. Polimenorea

harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suau

perdarahan iregular yang terjadi diantara dua waktu menstruasi.

Pada metroragia menstruasi terjadi dalam waktu yang lebih singkat

dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.

d. Oligomenorea

Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi

memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap

sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalam

menstruasi yang lebih jarang dari pada biasanya. Namun, jika

berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3

bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.

e. Amenorea

Amenorea adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada

seorangwanita. Hal tersebut normal terjadi masa sebelum pubertas,

kehamilan dan menyusui, dan setelah menepouse. Siklus

menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-


9

hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yangs sehat

(Purwoastuti, 2015)

4. Dysmenorea

B. Remaja

1. Pengertian

Remaja didefenisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-

kanak de dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah

menikah, maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja.

Sebaliknya jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung

sama orang tua (tidak mandiri) maka tetap dimasukkan ke dalam

kelompok remaja (Efendi, 2009).

Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada

diantara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik,

perilaku, kognitif, biologis dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja

dari waktu ke waktu memang berubah sesuai perkembangan zaman.


10

Ditinjau dari segi pubertas 100 tahun terakhir usia remaja putri

mendapatkan haid pertama semakin berkurang dari 17 tahun menjadi

12 tahun, demikian pula remaja laki-laki. Kebanyakan orang

menggolongkan remaja dari usia 12 sampai 24 tahun dan beberapa ahli

menyebutkan 15 sampai 24 tahun. Hal yang terpenting adalah

seseorang mengalami perubahan pesat dalam hidupnya di berbagai

aspek (Efendi, 2009).

2. Tahapan remaja

Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan

psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:

a. Masa remaja awal atau dini

Umur 11-13 tahun dengan ciri khas: ingin bebas, lebih dekat dengan

teman sebaya, mulai berpikir abstrak dan lebih memperhatikan

keadaan tubuhnya.

b. Masa remaja pertengahan

Umur 14- 16 tahun, dengan ciri khas: mencari identitas diri, timbul

keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai

rasa cinta yang mendalam.

c. Masa remaja lanjut

Umur 17-20 tahun, dengan ciri khas: mampu berpikir abstrak, lebih

selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani

dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan

diri. Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-

masing individu. Walaupun setiap tahap memiliki ciri sendiri tetapi


11

tidak mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang

berajalan secara berkesinambungan (Marmi, 2015).

3. Perkembangan Psikis Remaja

Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai

sistem kepribadian yang merupakan pembentukan dari perkembangan

selama ini. Di luar sistem kepribadian anak seperti perkembangan ilmu

pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa, keluarga,

sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat

tidak dapat diabaikan dalam proses pembentukan kepribadian tersebut.

Pada masa remaja, seringkali berbagai faktor penunjang ini dapat

saling mendukung dan dapat saling berbenturan pula (Efendi, 2009).

4. Tugas-tugas perkembangan remaja

Menurut Kusmiran (2011), adapun tugas perkembangan pada

remaja adalah sebagai berikut:

a. Menerima keadaan dan penampilan diri, serta menggunakan

tubuhnya secara efektif

b. Belajar berperan sesuai dengan jenis kelamin

c. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya,

baik sejenis maupun lawan jenis

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung

jawab

e. Mencapai kemandirian secara emosional terhadap orang tua dan

orang dewasa lainnya

f. Mempersiapkan karier dan kemandirian secara ekonomi


12

g. Menyiapkan diri dalam menghadapi perkawinan dan kehidupan

keluarga

h. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual untuk

hidup bermasyarakat dan untuk masa depan

i. Mencapai nilai-nilai kedewasaan.

C. Perilaku kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku adalah bentuk responden

atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme

(orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada

karakteristik dari orang yang bersangkutan. Teori ini untuk pengukuran

hasil pendidikan kesehatan, yakni: pengetahuan, sikap, praktik atau

tindakan. Menurut L.W.Green, faktor penyebab masalah kesehatan adalah

faktor perilaku dan faktor non perilaku. Faktor perilaku khususnya perilaku

kesehatan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu:

1. Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Adalah faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya

perilaku seseorang, seperti : status ekonomi, umur, jenis kelamin dan

susunan keluarga. Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri individu

tersebut seperti:

a. Pengetahuan

1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca


13

indra manusa yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga (Wawan, 2011).

Pengetahuan merupakan berbagai kombinasi dari teori,

konsep, informasi, pengalaman, interprestasi, dan

pertimbangan yang dapat dimanfaatkan diri, tim atau kelompok

dan pengembangan organisasi (Notoatmodjo, 2010).

2. Tingkat pengetahuan

Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan

yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat

menurut Maulana (2013), yaitu:

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagi mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang

spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja ini

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari


14

yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami (comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui

dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang

dipelajari.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen

tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih

ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru.


15

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada.

3. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Wawan (2011), Dari berbagai macam cara yang

telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

a) Cara tradisional atau non-ilmiah

Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode

ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis,

cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara

lain meliputi:

(1) Cara coba-salah

Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan oleh

manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah

melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih

dikenal “trial and erorr”. Cara ini telah dipakai orang

sebelum adanya kebudayaan, bahwa mungkin sebelum

adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila


16

menghadapi persoalan atau permasalahan, upaya

pemecahannya dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah.

(2) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang,

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut

baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya

diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi

berikutnya. Hal ini disebakan karena orang yang

menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa

yang dikemukakannya sudah benar.

(3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian

bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa

pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memproleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman

pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

(4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat

manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang.


17

Dari sini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memeperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

b) Cara modern atau cara ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan imiah. Cara ini

disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut

metodologi penelitian. Mula-mula ia mengadakan pengamatan

langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan

kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan

diklasifikasikan dan akhirnya diambil kesimpulan umum.

4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Wawan (2011), faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut:

a) Faktor internal

(1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-

cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat

dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan

dan kebahagiaan. Pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang juga perilaku seseorang akan pola hidup

terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta


18

dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi

makin mudah menerima informasi.

(2) Pekerjaan

Menurut Thomas, pekerjaan adalah keburukan yang

harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan kelaurga. Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.

Bekerja bagi ibu-ibu akan menyita waktu. Bekerja bagi

ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan

keluarga.

(3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut

Huclok semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir

dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang

belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari

pengalaman dan kematangan jiwa.


19

(4) Faktor eksternal

(a) Faktor lingkungan

Menurut An. Mariner, lingkungan merupakan seluruh

kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya

yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok

(b) Faktor sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima

informasi.

5. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan pengetahuan.

Menurut Wawan (2011), pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat

kualitatif, yaitu:

a. Baik : hasil persentase 76%-100%

b. Cukup : hasil persentase 56%-75%

c. Kurang : hasil persentase > 56 %

b. Sikap

1. Pengertian
20

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek

tertentu.Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas

tetapi merupakan “pre-disposisi” tindakan atau perilaku.Sikap itu

masih merupakan perilaku tertutup bukan merupakan reaksi

terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi

bahwa sikap merupakan reaksi terhadap obyek dilingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek

(Notoatmodjo, 2007).

2. Komponen sikap

Menurut Notoatmodjo (2012), sikap mempunyai tiga

komponen pokok yaitu:

a) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu

objek

b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c) Kecenderungan untuk bertindak

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk

sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang

peranan penting.

3. Fungsi sikap

Menurut Maulana (2013), sikap mempunyai lima fungsi,

yakni sebagai berikut:

a) Fungsi instrumental
21

Sikap yang dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat dan

menggambarkan keadaana keinginannya atau tujuan.

b) Fungsi pertahanan ego

Sikap yang diambil untuk melindungi diri dari kecemasan atau

ancaman harga dirinya.

c) Fungsi nilai ekspresi

Sikap yang menunjukkan nilai yang ada pada dirinya. Sistem

nilai individu dapat dilihat dari sikap yang diambil individu

bersangkutan.

d) Fungsi pengetahuan

Setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, ingin mengerti,

ingin banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan, yang

diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

e) Fungsi penyesuaian sosial

Sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi dengan

lingkungannya.

4. Tingkatan sikap

Menurut Notoatmodjo (2012), sikap juga mempunyai

tingkatan berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:

a) Menerima

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau

menerima stimulus yang diberikan (objek).

b) Menanggapi

Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapkan.


22

c) Menghargai

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan

nilai yang positif terhadap objek atau stimulus.

d) Bertanggung jawab

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung

jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang

telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya

dia harus berani mengambil risiko.

5. Pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan

tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana

pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.

(Notoatmodjo, 2012).

Pengukuran sikap berbeda dengan pengukuran

pengetahuan. Skala likert merupakan skala yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

tentang suatu gejala atau fenomena tertentu (Riyanto, 2011).

6. Faktor yang mempengaruhi sikap

Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan

dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang

perkembangan individu. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak

lepas dari pengaruh interaksi dengan orang lain, selain makhluk


23

individual. Kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap sikap

(Maulana, 2013).

c. Kepercayaan

d. Keyakinan

e. Nilai

2. Faktor-faktor Pemungkin (Enambling Factors)

Adalah faktor yang memfasilitasi perilaku atau tindakan, misal : dana,

transportasi, fasilitas, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.

a. Tersedianyanya fasilitas kesehatan

b. Akses sarana kesehatan

c. Masyarakat atau pemerintah

3. Faktor-faktor Pendorong (Reinforcing Factors)

Adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

faktor-faktor ini meliputi : faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas

kesehatan, undang-undang peraturan-peraturan baik dari pusat

maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan meliputi:

a. Keluarga

b. Petugas kesehatan

c. Tokoh masyarakat.
24

D. Kerangka Teori

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan yaitu, faktor

predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendukung. Untuk lebih jelas

dapat digambar sebagai berikut ini:

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor-faktor Perilaku Kesehatan


Faktor Predisposisi

a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Kepercayaan
d. Keyakinan 1
e. Nilai

6 5
Perilaku
Faktor Pemungkin
2 kesehatan
a. Tersedianya fasilitas atau sarana
kesehatan
b. Akses sarana kesehatan
c. Masyarakat atau pemerintah

Faktor Pendorong 4

a. Keluarga 3
b. Petugas kesehatan
c. Tokoh masyarakat
25

Sumber : Green (2001) dalam Notoatmodjo 2010

Keterangan
Garis Utuh : Menunjukkan pengaruh langsung.
Garis Putus-Putus : Menunjukkan pengaruh tidak langsung.
Huruf Bold : Variabel yang diteliti.
Angka 1,2,3,4,5,6 : Menunjukkan kira-kira urutan terjadinya
tindakan.

You might also like