Professional Documents
Culture Documents
Studi Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus Altilis) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Psettdomonas Aeruginosa
Rani Karina Puspasari, F.M. Titin Supriyanti, Hayat Sholihin
Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia,
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia - Bandung 40154
e-mail: fmtitin@upi.edu
ABSTRAK
Judul penelitian ini adalah studi aktivitas antibakteri dari ekstrak daun sukun (Artocarpus
altilis) terhadap pertumbuhan bakteri Psettdomonas aeruginosa. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui potensi ekstrak daun sukun sebagai antibakteri. Penelitian diawali ekstraksi
dengan metode mascrasi mcnggunakan tiga jenis pelarut yaitu metanol, etanol dan air,
dilanjutkan uji fitokimia. Bakteri yang digunakan diisolasi dari jus melon yang selanjutnya
diidentiflkasi, diuji aktivitas antibakteri ekstrak daun sukun menggunakan metode difusi
cakram dengan konsentrasi ekstrak 1000 ppm, 1500 ppm dan 2000 ppm; kontrol positif
kloramfenikol dan kontrol negatif yaitu pelarut metanol dan etanol. Hasil ekstraksi ekstrak
metanol berupa pasta berwarna hijau kehitaman sebanyak 3,5 gram (6,93%); ekstrak etanol
berupa pasta berwarna hijau kehitaman sebanyak 3,42 gram (6,78%) dan ekstrak air berupa
serbuk kecoklatan sebanyak 3,43 gram (6,77%). Hasil uji fitokimia ekstrak metanol dan
etanol daun sukun mengandung golongan scnyawa tanin, flavonoid, steroid dan saponin;
ekstrak air daun sukun mengandung golongan senyawa saponin. Uji identifikasi bakteri pada
jus melon diketahui bahwa bakteri termasuk spesies Pseudomonas aeruginosa. Hasil uji
aktivitas antibakteri pada konsentrasi ekstrak daun sukun 1000 ppm, 1500 ppm dan 2000 ppm
tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa
Kata kunci: Aktivitas antibakteri, Daun sukun, Pseudomonas aeruginosa
ABSTRACT
The title of this research is the study of the antibacterial activity of the leaf extract of
breadfruit (Artocarpus altilis) on the growth of Pseudomonas aeruginosa. This research aims
to determine the potential of breadfruit leaf extract as an antibacterial . Research begins
extraction by maceration method using three types of solvents are methanol, ethanol and
water , followed by a phytochemical test. The bacteria used were isolated from melon juice
were subsequently identified, tested the antibacterial activity of breadfruit leaf extracts using
disc diffusion method with extract concentration 1000 ppm , 1500 ppm and 2000 ppm ;
chloramphenicol positive control and a negative control methanol and ethanol . The
extraction of the methanol extract in the form of green -black paste of 3.5 g ( 6.93% ) ;
ethanol extract a blackish green pasta 3.42 gram ( 6.78% ) and extract water in the form of a
brownish powder 3.43 grams ( 6.77%) . TJie result of phytochemical methanol and ethanol
extracts of leaves of breadfruit have compounds group of tannins, flavonoids , steroids and
saponins ; breadfruit leaf aqueous extract containing compounds group of saponin . Test
identification of bacteria on melon juice is known that bacterial species including
Pseudomonas aeruginosa . Antibacterial activity test for each breadfruit leaves extracts
showed that the methanol extract, ethanol extract, and water extract with concentration of
96
Junta! Sains dun Teknohgi Kimia - JiUd 5 No. 2 Oktober 2014 ISSN 2087-7412
1000 ppm, 1500 ppm and 2000 ppm are not effective to inhibit the growth of bacteria
Psettdomonas aeruginosa.
Keywords : Antibacterial activity, Breadfruit leaves, Pseudomonas aeruginosa
PENDAHULUAN daun-daun tersebut bersifat antibakteri.
Menurut Hermawan (2007), sifat
Minuman merupakan kebutuhan antibakteri dari bahan alami dikarenakan
setiap makhluk hidup. Produk minuman adanya senyawa metabolit sekunder pada
scgar tnenyediakan banyak pilihan jenis golongan senyawa alkaloid, flavonoid,
dan rasa, mulai dari yang cair, saponin dan tanin.
bcrkarbonasi hingga yang instan. Produk Tanaman sukun termasuk ke dalam
minuman yang ada sckarang ini belum genus Artocarpus dan spesiesnya adalah
tentu aman dikonsumsi dan berpotensi Artocarpus altilis. Tanaman sukun
membcrikan efek samping bagi kesehatan merupakan tanaman yang keberadaannya
apabila adanya zat aditif yang sangat banyak di Indonesia naun
ditambahkan. Produk minuman yang baik pemanfaatannya kurang optimal. Daun
untuk dikonsumsi adalah jus buah yang sukun banyak dimanfaatkan untuk
diolah langsung dari buah-buahan segar mengobati penyakit liver, hepatitis, sakit
yang mengandung banyak vitamin yang gigi, pembesaran limpa, jantung, ginjal dan
bermanfaat bagi tubuh. Namun, jus buah penyakit kulit seperti gatal dan infeksi
sangat rentan mengalami kerusakan, salah kulit. Selain itu juga daun sukun dapat
satu diantaranya adalah kerusakan yang mcnetralkan racun dalam makanan (Wei,
disebabkan oleh bakteri. Kerusakan yang 2005). Menurut Dwi (2011), daun sukun
ditimbulkan dapat menurunkan daya mengandung golongan senyawa flavonoid,
simpan, nilai organoleptik dan kualitas jus steroid, saponin dan tanin. Serta pada
buah tersebut. Untuk itu diperiukan bahan skrining fitokimia menunjukan adanya
yang dapat menccgah pertumbuhan bakteri golongan senyawa flavonoid, tanin,
dalam produksi jus tersebut. saponin, steroid dan polifenol. Senyawa
Antibakteri adalah agen kimia yang metabolit sekunder tersebut dapat
mampu menginaktivasi bakteri. Inaktivasi dipisahkan dari komponen lain dalam daun
bakteri dapat berupa penghambatan sukun dengan metode ekstraksi maserasi.
pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) Maserasi merupakan proses ekstraksi suatu
bahkan bersifat membunuh bakteri bahan menggunakan pelarut. Untuk itu,
(bakterisida) (Brock,e/.a/. 1994). diperiukan pelarut yang sesuai untuk
Antibakteri yang umum digunakan oleh mengekstrak senyawa-scnyawa metabolit
produsen untuk menghindari kerusakan sekunder pada daun sukun.
tersebut adalah pcngawet sintetik seperti Berdasarkan penelitian
natrium benzoat yang memiliki resiko bagi Rustianingsih (2007), menunjukan bahwa
kesehatan karena apabila dikonsumsi terus Artocarpus heteropyllus (nangka),
mencrus dan melcbihi dosis dapat Artocarpus altilis (sukun) dan Artocarpus
menyebabkan infeksi lambung, kerusakan communis (kluwih) dapat tcrekstrak
ginjal, bahkan yang paling bcrbahaya lagi dengan baik dalam pelarut metanol.
dapat menyebabkan kanker. Menurut (Kusumadewi, 2004), golongan
Penelitian tcrdahulu terhadap daun senyawa metabolit sekunder dari daun
mayana (Syamsuhidayat,1991); daun sirih melati laut dapat terekstrak dengan baik
(Irmasari,2002); daun tanjung menggunakan pelarut kloroform dan etil
(Noor,2006); daun sukun (Dianita, 2010); asetat. Pelarut-pelarut yang telah
daun belimbing wuluh (Khairul,2010) dan digunakan pada penelitian sebelumnya
rumput laut (Melki,201l) diketahui bahwa seperti metanol, kloroform dan etil asetat
97
Ji/r»al Stuns dan Teknohgi Kimia -Jilid 5 No. 2 Oktober 2014 ISSN 2087-74/2
98
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia - Jilid 5 No. 2 Oktober 20! 4 ISSN 2087-7412
99
Jurna! Saint dan Teknologi Kimia - Jilid 5 Mo. 2 Oktober 2014 ISSN2087-7412
100
Jurna} Sains dan Teknologi Kimia - Jilid 5 No. 2 Oktober 2014 ISSN2087-74 i2
101
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia - Jilid 5 No. 2 Oktober 2014 ISSN2087-7412
terganggunya dinding sel, scl tidak dapat Hasil uji steroid untuk ekstrak
menahan tekanan osmotik internal yang etanol, air dan ekstrak metanol daun sukun
dapat mencapai 5 sampai 20 atm. Tekanan terbentuk warna hijau yang berarti positif
ini cukup untuk memecah sel apabila mengandung senyawa steroid.
dinding sel dirusak (Brooks et.al, 2005).
Flavonoid bersifat polar sehingga lebih Hasil Isolasi Bakteri pada Jus Melon
mudah mcnembus lapisan peptidoglikan
yang juga bersifat polar pada bakteri. Karaktcrisasi bakteri dilakukan
Hasil uji tanin masing-masing dengan mengamati bakteri secara
ekstrak daun sukun menghasilkan makroskopis dan mikroskopis melalui
gumpalan gel yang cukup stabil, maka identifikasi di laboratorium mikrobiologi
masing-masing ekstrak daun sukun SITH ITB. Dari hasil identifikasi,
mengandung senyawa tanin. Golongan diketahui bahwa bakteri tersebut memiliki
senyawa tanin bekerja membentuk ciri makroskopis koloni irregullar,
kompleks dengan polisakarida dinding sel pigmented, berwarna hijau kebiruan
bakteri sehingga dapat menghambat translucent dan dari segi mikroskopis
pertumbuhan bakteri tersebut. Tanin juga sclnya berbentuk batang, tergolong gram
mempunyai sifat sebagai pengelat yang negatif, tidak menghasilkan endospora dan
diduga dapat mengerutkan dinding sel motil. Sehingga disimpulkan bahwa bakteri
sehingga mengganggu permeabilitas sel itu yang diisolasi merupakan spesies
sendiri. Akibat terganggunya Pseudomonas aeruginosa.
permeabilitas, sel tidak dapat melakukan
aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya Hasil Uji Pertumbuhan Bakteri
terhambat bahkan mati (Ajizah,2004). Optimum
Selain itu sifat tanin dapat membentuk Pengukuran waktu optimum dari
kompleks dengan ion logam menyebabkan bakteri yang diujikan bertujuan agar dapat
tanin bersifat toksik bagi membran mengetahui pertumbuhan optimum dari
mikroba serta menghambat enzim reverse bakteri tersebut sehingga dalam proses
transkriptase dan DNA topoisomerase pengujian aktivitas antibakteri, bakteri
sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk. tersebut masih berada dalam fasc
Uji saponin dilakukan dengan pertumbuhan. Bakteri yang telah
ekstrak dikocok kuat dan diperhatikan diinokulasi selanjutnya dilakukan
apakah terbentuk busa tahan lama pada screening panjang gelombang pada setiap
permukaan cairan. Saponin mempunyai jam selama empat jam dan didapatkan
gugus hidroftlik dan hidrofob, saat dikocok panjang gelombang pada 282-288 nm.
gugus hidrofil akan berikatan dengan air, Bakteri diinokulasi satu ose kedalam media
sedangkan gugus hidrofob akan berikatan cair sebanyak 50 mL lalu diukur
dengan udara sehingga membentuk buih absorbansinya setiap satu jam sekali
(Kumalasari, 2011). Hasil uji saponin selama empat jam. Setelah diukur
masing-masing ekstrak daun sukun absorbansinya, bakteri memberikan waktu
membcrikan hasil p o s i t i f , yatru dengan o p t i m u m yang pada j a m ke-2. Data dari
103
Jumal Sains dan Teknologi Kimia -Jilid5 No. 2Oktober20I4 ISSN2087-74I2
Keterangan :
Em = Ekstrak Metanol, Ee = Ekstrak Etanol, Ea
= Ekstrak Air,K(+) = kloramfenikol, K(-) = pelarut
Waktu (jam]
Dari gambar 10, pada ekstrak
Gambar 6. Kurva Pertumbuhan Bakteri
Pseudomonas aeruginosa Konsen trasi Daya Hambat
larutan (ppm) Em Ee Ea K(+) K(-
Kurva tersebut menunjukkan )
bahwa pada jam ke-0 hingga jam ke-1 pada 1000 +
bakteri Pseudomonas aeruginosa
menunjukan pertumbuhan bakteri 1500 +
memasuki fase adaptasi (lag phase). Lama 2000 — — +
fase adaptasi tergantung pada komposisi metanol, etanol dan air daun sukun pada
medium, pH, suhu, aerasi, jumlah sel pada konsentrasi 1000 ppm, 1500 ppm dan 2000
mokulum awal dan sifat fisiologis ppm tidak dapat menghambat pertumbuhan
mikroorgani sm e pada medium bakteri Pseudomonas aeruginosa. Pada
sebelumnya. Fase logaritmik diketahui konsentrasi 2000 ppm pertumbuhan bakteri
pada jam ke-2. Fase stasioner bakteri yang terdapat pada ekstrak metanol, etanol
Pseudomonas aeruginosa terjadi pada dan air daun sukun lebih sedikit dari
perjalanan jam ke-2 menuju jam ke-3 konsentrasi sebelumnya namun tetap tidak
sedangkan fase kematian Pseudomonas dapat menghambat karena masih banyak
aeruginosa terjadi pada jam ke-3 hingga bakteri yang tumbuh scrta tidak terdapat
jam kc-4 yang ditunjukan dengan zona bening. Pada kontrol positif yaitu
penurunan nilai absorbansi. Untuk itu
pcnambahan bakteri Pseudomonas
Moromfcni Kol menghambat pertumbuhan
bakteri yang baik dengan dihasilkannya
aeruginosa ke dalam media biakan zona bening dan permukaan media yang
dilakukan pada jam ke-2 dari pembuatan bersih terbebas dari bakteri. Sedangkan
starter. untuk kontrol negatif yaitu pelarut etanol
dan metanol masih ada pertumbuhan
Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak bakteri dan tidak terdapat zona hambat.
Daun Sukun Semakin tinggi konsentrasi ekstrak
Metode yang digunakan dalam maka kandungan senyawa antibakterinya
pengujian aktivitas antibakteri adalah juga akan semakin banyak sehingga
metode difusi. Pada metode ini senyawa semakin luas pula zona bening yang
antibakteri akan berdifusi dari cakram dihasilkan. Akan tetapi, tidak satupun
kertas menuju media yang telah ekstrak daun sukun yang dapat
diinokulasi Pseudomonas aeruginosa, dan menghambat pertumbuhan bakteri
menghasilkan daya hambat berupa zona Pseudomonas aeruginosa.
bening di sekitar cakram kertas. Hasil Banyak faktor yang menyebabkan
pengujian aktivitas antibakteri terhadap ketidakmampuan penghambatan
ketiga ekstrak daun sukun dengan pertumbuhan bakteri diantaranya karena
104
Jumal Sains dan Teknologi Kimia - Jilid 5 No. 2 Oktober 2014 ISSN2087-74J 2
105
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia - Jilid 5 No. 2 Oktober 20 M ISSN2Q87-74I2
106